Kondisi Trafo Ideal Trafo Ideal Tidak Berbeban Trafo Ideal Berbeban

20

2.6 Trafo Ideal

Pada awalnya, suatu trafo dianggap ideal, yakni suatu trafo yang sangat sempurna, yang tidak mempunyai rugi-rugi didalamnya. [3]

2.6.1 Kondisi Trafo Ideal

Trafo dianggap sebagai trafo ideal bila memenuhi syarat sebagai berikut : • Kurva magnetisasi untuk inti adalah linear • Rugi besi rugi hysterisis dan eddy current diabaikan • Tahanan kumparan diabaikan • Tidak ada fluksi bocor

2.6.2 Trafo Ideal Tidak Berbeban

Misal kontak S Gambar 2.6 dalam keadaan terbuka. Bila tegangan sinusoidal V p dihubungkan pada sisi primer maka arus magnetisasi i m , yang juga sinosoidal mengalir dalam kumparan primer. Arus ini akan menimbulkan mmf pada kumparan primer, yang juga sinusoidal yang dinyatakan oleh : � � = � � � � ………………………………..………………….2.2 dimana : � � = mmf pada sisi primer N p = jumlah belitan pada kumparan primer i m = arus magnetisasi Universitas Sumatera Utara 21 Gambar 2.6 Trafo ideal dalam keadaan tidak berbeban [3] mmf ini akan menghasilkan ø, yang juga sinusoidal, yang dinyatakan oleh : ø = ø maks sin wt…..……………………………..……2.3 dimana : ø = fluksi yang dihasilkan kumparan primer ø maks = fluksi maksimum w = frekuensi sudut dalam radsek yang dinyatakan oleh: w = 2πf Fluksi ini dicakup oleh kumparan primer dan sekunder, sehingga dibangkitkan tegangan induksi pada kedua kumparan tersebut. Tegangan induksi pada kumparan primer dan sekunder tersebut adalah : � � = −� � �∅ �� = −� � � ∅ maks cos ωt………………………………2.4 � � = −� � �∅ �� = −� � � ∅ maks cos ωt………………..………………2.5 dimana : e p = tegangan induksi pada kumparan primer e s = tegangan induksi pada kumparan sekunder N s = jumlah belitan dari kumparan sekunder Universitas Sumatera Utara 22 Perbandingan transformasi antara tegangan induksi di primer dan sekunder adalah: � � � � = � � � � = �………………………………………………………2.6 dimana: � = rasio transformasi E p = harga efektif dari tegangan induksi primer E s = harga efektif dari tegangan induksi sekunder Tegangan induksi rms pada kumparan primer dan sekunder adalah: � � = � �−���� √2 = √2 � � � � ∅ ���� …………………………………2.7 � � = � �−���� √2 = √2 � � � � ∅ ���� …………………………………2.8

2.6.3 Trafo Ideal Berbeban

Bila kontak S ditutup, seperti terlihat dalam Gambar 2.7, maka trafo terhubung dengan beban. Karena tahanan kumparan adalah 0, maka : Gambar 2.7 Trafo ideal dalam keadaan berbeban [3] V s = E s …………………………….………………………2.9 dimana : V s = tegangan jepitan rms dari kumparan sekunder. Untuk trafo ideal, I m = 0 : � � � � = � � � � = � � � � = � � � � = �…………………………………2.10 Universitas Sumatera Utara 23

2.6.4 Karakteristik Trafo Ideal Trafo ideal mempunyai karakteristik sebagai berikut :