Rugi-rugi dan Efisiensi Transformator Saat Berbeban penuh

52

4.4 Nilai Tahanan dari Transformator saat Berbeban Penuh

Pengujian transformator tes tanpa beban seperti terlihat dalam tabel dilakukan dalam keadaan temperatur yang mengacu terhadap temperatur ruangan saat pengujiaan tersebut, yaitu T a = T = 26,8 o C. Dari analisis resistansi pada sub bab diatas, didapatkan nilai resistansinya yaitu: Resistansi kumparan primer : R 1 26,8 o = 2,616 ohm Resistansi kumparan sekunder : R 2 26,8 o = 0,046 ohm Resistansi besi : R c 26,8 o = 20325 ohm Resistansi berubah sesuai dengan perubahan temperatur yang terjadi. Hal ini telah dijelaskan dalam bab III. Maka, resistansi dapat dihitung dengan memakai persamaan 3.5: ∆� ∆� = �� ���� � = � [1 + � � − � ] Untuk tembaga, berdasarkan tabel 3.4 diketahui koefisien mutlaknya adalah � = 0,00382, dan besi � = 0,005. Sehingga, dalam keadaan beban penuh, diketahui kenaikan resistansi transformatornya adalah: R 1 75 o = 2,616 x [ 1 + 0,00382 x 75 o – 26,8 o ] = 3,0976ohm R 2 75 o = 0,046 x [ 1 + 0,00382 x 75 o – 26,8 o ] = 0,0544 ohm R c 75 o = 20325 x [ 1 + 0,00382 x 75 o – 26,8 o ] = 25223,325 ohm

4.5 Pengoperasian Sebelum Memakai Media Pendinginan

4.5.1 Rugi-rugi dan Efisiensi Transformator Saat Berbeban penuh

Besarnya arus yang mengalir ditinjau dari tiap fasa, sesuai dengan parameter-parameter dari rangkaian ekivalen transformator, dihitung dengan memakai persamaan : Universitas Sumatera Utara 53 � = � √3 � � Maka, besar arus yang mengalir pada rangkaian transformator adalah : � 1 = � √3 � � 1 = 150 ��� √3 � 150 �� = 577,36 � � � = � √3 � � = 0,984 � � 2 = � √3 � � 2 = 150 ��� √3 � 20 �� = 4330,25 � Besarnya rugi-rugi daya tiga fasa yang terjadi pada transformator saat kondisi beban penuh adalah : � ���� ���� = 3 � ��� 1 2 � � 1 � + �� � 2 � � � � + �� 2 2 � � 2 �� � ���� ���� = 3 � {[ 577,36 2 � 3,0976] + [0,984 2 � 25223,325 ] + [ 4330,25 2 � 0,0544 ]} � ���� ���� = 3 � 1158996,568 � ���� ���� = 3476,989704 �� Dari standard PT.PLN Persero, diketahui bahwa cos � = 0,85 lagging. Sehingga, besarnya rugi daya tersebut adalah : 3476,989704 0,85 = 4090,576122 ��� Dengan memperhatikan rugi-rugi daya transformator dan stray losses pada temperatur 75 o C dari data tes trafo di tabel , maka dapat diketahui efisiensi transformator saat kondisi beban penuh yaitu : � = 150 � 10 6 �150 � 10 6 + 4090,576122 ��� + 84 �10 3 0,85 � � � 100 Universitas Sumatera Utara 54 = 150 � 10 6 154189399,6 � 100 = 97,30 4.5.2 Perubahan Temperatur terhadap Beban Variabel Analisis pada sub bab diatas hanya ditinjau pada kondisi beban penuh. Pada kenyataannya kondisi beban selalu berubah-ubah. Hal ini tentunya dapat menyebabkan perubahan temperatur yang bervariasi. Besarnya perubahan temperatur tersebut dapat dianalisis dengan memakai persamaan-persamaan yang telah diberikan. Pada kondisi ini, besarnya rugi-rugi daya tidak dapat diketahui karena berdasarkan persamaan perhitungan resistansi, dibutuhkan data perubahan temperatur akhir terhadap temperatur acuan. Sehingga, untuk mendapatkan rugi daya dapat secara langsung dihitung dengan persamaan 3.9: � � = �� � ��� �� � 2 � � �� + �� �� �� Dimisalkan, untuk pembebanan = 0,1 x beban penuh. Besarnya rugi tembaga saat beban penuh dan rugi tanpa beban rugi besi didapatkna dari data tes transformator pada tabel. Jadi besarnya rugi daya ditinjau untuk tiap fasa, � � = [0,1 2 � 420000 + 28880] = 33080 Dari besarnya rugi daya yang dihasilkan saat terjadi pembebanan = 0,1 x beban penuh, maka kenaikan temperatur minyak transformator tersebut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.7: � � = � ��� � � � ����� ���� ���� ����� ����ℎ� � Transformator merupakan tipe ONAF m = 0,9 . Temperatur T fl = 75 o C, merupakan temperatur minyak akhir transformator dengan adanya pengaruh dari Universitas Sumatera Utara 55 temperatur lingkungan. Saat pengujian, temperatur lingkungan T a = 26,8 o C. Untuk besarnya � ��� ,maka : � ��� = � �� − � � = 75 ℃ − 26,8℃ = 48,2℃ Sehingga, � �0,1�� = 48,2 � � 33080 420000 + 28880 � 0,9 � �0,1�� = 48,2 � 0,6767 0,9 = 4,61 ℃ Nilai � �0,1�� = 4,61 ℃ merupakan nilai kenaikan temperatur transformator terhadap pembebanan yang terjadi sebesar 10 dari beban penuh. Untuk berbagai kondisi pembebanan, maka dengan metode yang sama dapat diketahui besarnya kenaikan temperatur yang terjadi. Sekarang, akan dimisalkan temperatur lingkungan rata-rata pada saat siang hari di Indonesia, yaitu T n = 37 o C. Kenaikan temperatur yang terjadi, terdapat dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5 Kenaikan Temperatur Trafo Terhadap Beban Variabel Beban Rugi-Rugi Trafo Fasa Watt T f o C T 4 o C T n o C 10 33080 4,61 37 41,61 20 41744 5,68 37 42,68 30 66680 8,66 37 45,66 40 96080 12,03 37 49,03 50 133880 16,22 37 53,22 60 180080 21,18 37 59,33 70 234680 26,88 37 63,88 80 297680 33,30 37 70,30 90 369080 40,41 37 77,41 Sambungan Tabel Kenaikan Temperatur Trafo Terhadap Beban Variabel Beban Rugi-Rugi Trafo Fasa Watt T f o C T 4 o C T n o C 100 448880 48,20 37 85,20 Universitas Sumatera Utara 56 110 537080 56,64 37 93,64 120 633680 65,73 37 102,73 130 738680 75,46 37 112,46 140 852080 85,81 37 122,81 150 973880 96,78 37 133,78 Dari analisis yang telah diperoleh seperti dalam tabel 4.5, maka dapat diketahui perbandingan grafik dari Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 berikut. Gambar 4.5 Grafik rugi-rugi satu fasa dari transformator terhadap beban variabel 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 20 40 60 80 100 120 140 160 Ru gi -R u gi W at t Beban Universitas Sumatera Utara 57 Gambar 4.6 Grafik kenaikan temperatur transformator terhadap beban variabel Temperatur minyak akhir trafo dalam kasus ini diperoleh dengan menganggap temperatur lingkungan konstan. Pada kenyataannya, temperatur lingkungan dapat berubah-ubah dalam berbagai periode waktu. Sehingga, dengan adanya perubahan temperatur lingkungan ini, temperatur minyak akhir trafo juga berubah. Pada kondisi tertentu, dapat terjadi pembebanan yang melebihi batas nominal trafo. Hal ini dapat disebabkan karena adanya motor starting sebagai beban yang terhubung pada trafo, terjadinya gangguan, dan lain sebagainya. Walaupun terjadinya hanya dalam kurun waktu tertentu, akan tetapi kondisi ini juga harus diwaspadai, yang mana sebagai acuan untuk mengetahui seberapa besar kenaikan temperatur yang terjadi.

4.5.3 Rugi-rugi dan Efisiensi pada Beban tertentu saat Operasi Normal