Hubungan Bank Dengan Nasabah

24 BAB II TINJAUAN HUKUM HUBUNGAN BANK DENGAN NASABAH

A. Hubungan Bank Dengan Nasabah

Hubungan bank dengan nasabah pada prinsipnya didasarkan oleh dua unsur, yaitu hukum dengan kepercayaan. Kepercayaan ini berupa masyarakat menyimpan sejumlah dana miliknya kepada bank melalui jasa produk perbankan. Kemudian pihak bank menggunakan dana yang disetorkan tersebut untuk melakukan suatu kegiatan perbankan dan pengembangan usaha bank. Dengan dasar kepercayaan masyarakat tersebut, bank dapat memobilitas dana dari masyarakat untuk diaplikasikan pada banknya, kemudian bank akan memberikan jasa-jasa perbankan. Hampir sebagian besar dana yang digunakan oleh bank bukan berasal dari modal pemilik atau pengelola bank, melainkan dana masyarakat atau lembaga lain. 8 Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Lebih lanjut diuraikan oleh pasal 3 Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Udang No.10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa : 9 Ada dua hubungan hukum antara bank dengan nasabah yaitu: 10 1. Hubungan hukum antara bank dengan nasabah nyimpan dana 8 Ronny Sautama Hotma Bako, Hubungan Bank Dengan Nasabah Terhadap Produk Tabungan Dan Deposito, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995, hal.32 9 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Mengenai Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, LN No.182, Tahun 1999, tentang Perbankan Pasal 3 10 Ronny Sautama Hotma Bako, Op. Cit., Hal.33 Universitas Sumatera Utara 25 Artinya bank menempatkan dirinya sebagai peminjam dana milik masyarakat. Bentuk hubungan hukum yang muncul dari produk-produk perbankan, seperti deposito, tabungan, giro dan sebagainya. Bentuk hubungan itu dapat tertuang dalam bentuk peraturan bank yang bersangkutan dan syarat-syarat umum yang harus didapati oleh setiap nasabah penyimpan dana. Syarat-syarat tersebut harus disesuaikan dengan produk perbankan yang ada, karena syarat dari suatu produk perbankan yang tidak akan sama dengan syarat dari produk perbankan yang lain. Dalam produk perbankan seperti tabungan dan deposito, maka ketentuan- ketentuan dan syarat-syarat umum hubungan rekening tabungan. 11 Berdasarkan Pasal 1765 KUHPerdata tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara bank dan nasabah penyimpan dana adalah perjanjian peminjaman uang dengan bunga. Sehingga dana yang diserahkan oleh nasabah adalah milik bank selama dalam jangka waktu penyimpanan bank. Maka dari itu, sebelum diambil oleh nasabah atau telah dijatuh tempo, bank dapat menggunakannya untuk keperluan praktek pelayanan perbankan. Pasal 1765 KUHPerdata menyebutkan bahwa : Untuk peminjaman uang atau barang yang habis dalam pemakaian, diperbolehkan membuat syarat bahwa atas pinjaman itu akan dibayar bunga. 12 11 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1765 12 Ronny Sautama Hotma Bako, Op. Cit., hal.35 Universitas Sumatera Utara 26 2. Hubungan Hukum Antara Bank Dan Nasabah Debitur Artinya bank menempatkan dirinya sebagai lembaga penyedia dana bagi para debiturnya bentuknya dapat berupa kredit, seperti kredit, modal kerja, kredit investasi, atau kredit usaha kecil. 13 Basis hubungan hukum antara bank dan para nasabahnya adalah hubungan kontraktual. Hubungan kontraktual ini baru terjadi pada saat nasabah melakukan hubungan dengan pihak bank, seperti nasabah membuka rekening tabungan, deposito dan produk perbankan hak dan kewajiban. Dalam Undang-Undang perbankan tidak ditemukan ketentuan yang mengatur tentang hubungan hukum antara bank dan nasabah. Namun jika dilihat dari beberapa ketentuan yang dapat disimpulkan bahwa hubungan antara bank dan nasabah diatur dalam perjanjian, yaitu Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Ketentuan dapat berupa simpanan yaitu dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, danatau bentuk lainna yang dipersamakan dengan itu. 14 Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal dan perjanjian tersebut menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. 15 13 Ibid. 14 Ibid. 15 Suberkti, Hukum Perjanjian, Cet.14, Jakarta: Intermedia, 1992, hal.1. Akibatnya adalah perjanjian tersebut mengikat para pihak. Asas ini disebut dengan asas kebebasan berkontrak, tersimpul Universitas Sumatera Utara 27 dari Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah yang berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya. Selain itu, dalam perjanjian juga memuat asas konsesualisme kesepakatan yang lazimnya disimpulkan dari pasal Pasal 1320 KUHPerdata mengenai syarat-syarat perjanjian. Asas konsesualisme pada dasarnya ialah perjanjian dan perikatan yang timbul karenanya sudah dilahirkan sejak detik tercapainya kesepakatan. 16 Asas kebebasan berkontrak dan asas konsesualisme dapat diterapkan dalam hubungan antara bank dan nasabah, apabila posisi tawar- menawar Bargaining Position para pihak adalah setara. Artinya para pihak dapat saling mengemukakan kehendak masing-masing. Dalam praktek, pada umumnya bank telah membuat formulir tersendiri. Dalam formulir telah tertera segala persyaratan-persyaratan yang harus ditentukan oleh bank. Inilah yang oleh para ahli hukum tersebut perjanjian baku artinya perjanjian yang telah dibukukan dan dituangkan dalam bentuk formulir. 17 Dalam praktek perbankan, bank berhak memakai dana yang disimpan di kas bank sekehendaknya. Sementara itu, nasabah penyimpan dana tidak mempunyai hak apapun untuk memakai dana tersebut. Hak nasabah penyimpan dana hanya untuk menagih dan mendapatkan kembali dana tersebut. Dengan kata lain, bahwa dana yang disimpan oleh nasabah merupakan kekayaan bank selama dalam penyimpanan bank. 18 16 Ibid., hal.15 17 Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Cet.2, Bandung: Alumni,1983, hal.48 18 Ibid. Universitas Sumatera Utara 28 Maka berlakulah ketentuan bahwa nasabah yang menyimpan atau menyetorkan uangnya kepada bank dilakukan bukan dengan cuma-Cuma artinya, pihak bank harus memberikan bunga kepada nasabahnya.

B. Asas-Asas Dalam Hubungan Hukum Antara Bank Dengan Nasabah

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Penyimpan Ditinjau Dari Prinsip Kerahasiaan Bank Dalam Undang-Undang Perbankan (Studi Di Bank Sumut Cab. Krakatau Medan)

3 96 92

Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Hukum Nasabah Pengguna Internet Banking Berdasarkan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik

2 44 150

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH YANG MELAKUKAN TRANSAKSI PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH YANG MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) BANKING.

0 3 15

PENDAHULUAN PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH YANG MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) BANKING.

0 4 15

PENUTUP PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH YANG MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) BANKING.

0 2 9

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM) DI PT. BANK Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Automated Teller Machine (Atm) Di Pt. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk.

0 2 19

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM) DI BANK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM) DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KANTOR CABANG SOLO KARTASURA.

0 0 12

PENDAHULUAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM) DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KANTOR CABANG SOLO KARTASURA.

0 0 14

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK MELALUI INTERNET BANKING.

0 1 14

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI MELALUI SMS BANKING BRI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1