9
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu Negara tidak mungkin terlepas dari kegiatan ekonominya. Salah satu lembaga keuangan yang sangat berperan penting dalam kegiatan ekonomi suatu
Negara adalah bank. Hal ini disebabkan karena bank merupakan instrument yang turut berperan dalam perputaran uang pada kegiatan perekonomian. Dalam hal
menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan kepentingan nasional dalam kegiatan ekonomi maka perlu didukung dengan peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dalam bidang perbankan, sehigga kini hukum mempunyai kajian bidang perbankan sendiri yaitu hukum perbankan.
Hukum perbankan adalah kumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek, dilihat dari segi
esensi, dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan lainnya.
1
Dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan disebutkan bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, kesinambungan dan peningkatan pembangunan nasional yang berasaskan kekeluargaan, perlu
senantiasa dipelihara dengan baik. Guna mencapai tujuan tersebut, maka pelaksanaan pembangunan ekonomi harus lebih memperhatikan keserasian,
1
Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti,2000, hal.1-2
Universitas Sumatera Utara
10 keselarasan, dan keseimbangan unsur-unsur pemerataan pembangunan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional.
2
Kegiatan yang dilakukan oleh bank sebagai lembaga keuangan antara lain:
3
1. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat atau penerima
kredit. Dalam pengertian ini bank menerima dana-dana yang berupa simpanan dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan rekening giro. Dengan ini
dapat dikatakan bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara pasif dengan menghimpun dana dari pihak ketiga.
2. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk
kredit atau sebagai lembaga pemberian kredit. Dengan ini dapat dikatakan bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara aktif.
3. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan
pembayaran uang dalam valuta asing. Selain kegiatan diatas, bank juga menyediakan fasilitas berupa tempat
penyimpanan barang dan surat berharga yang disebut dengan Save Deposit Box SDB serta mentransfer dana untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah lainnya. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh suatu bank perlu diperkenalkan
kepada masyarakat umum dengan cara memberikan pelayanan yang baik dan tepat serta informasi yang jelas, sehingga menarik perhatian masyarakat untuk
mengenal lebih jauh dunia perbankan serta produk-produk yang ditawarkan oleh
2
Indonesia, Penjelasan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, alinea pertama.
3
Johannes Ibrahim, bank sebagai lembaga intermediasi dalam hukum positif, Bandung: CV.Utomo, 2004, hal.27.
Universitas Sumatera Utara
11 bank tersebut dan meningkatkan kepercayaan nasabah atau konsumen bahwa bank
dapat memberikan pelayanan yang cepat, bersifat pribadi, dan berkualitas. Pada awalnya, kegiatan pelayanan bank dilakukan dengan sistem teller
klasik, yang bertugas menerima dan membayarkan uang pada nasabah secara prosedural. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan pelayanan
yang praktis dan cepat, pelayanan perbankan melebarkan sayapnya ke sistem teller modern yang mengarahkan pada layanan elektronik. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi tuntutan dunia usaha yang terus-menerus melakukan inovasi dan kreasi menyangkut sarana atau fasilitas transaksi bisnis.
Ada beberapa ciri dari transfer elektronik yang membedakannya dengan sistem konvensional yang memakai warkat Paper Based. Ciri-ciri dari transfer
elektronik tersebut adalah sebagai berikut:
4
1. Pemakaian Sistem Elektronik Yang Canggih
Tahap transfer yang dahulu digunakan dengan warkat dan dikirim dengan surat, sekarang ini diganti dengan sistem elektronik teknologi yang merupakan
telegraph, teleks, telepon, computer to computer, mesin ATM bahkan internet merupakan teknologi yang semakin memainkan peranan penting dalam suatu
proses transfer uang antarbank. 2.
Batch transmission Trasmisi rame-rame Batch transmission merupakan ciri lain dari transfer
elektronik ini. Dengan berbagai pertimbangan, seperti kepraktisan, penghematan biaya, maka Batch transmission digunakan, yakni beberapa
transfer yang diakumulasikan menjadi satu dan dilakukan sekali transfer untuk
4
Munir Fuadi,Pengantar Hukum Bisnis, Bandung: Citra Aditya Bakti,2008, hal.366
Universitas Sumatera Utara
12 kesuluruhan transfer tersebut. Dalam hal ini setelah dilakukan Batch
transmission diikuti pula oleh penyerahan fisik dari peralatan computer. Batch ini sering diberikan atau dipertukarkan antara satu bank ke bank lain
interbank. Akan tetapi, tidak tertutup pula kemungkinan dibuat dan diberikan oleh nasabah pengirim dana. Bahkan, bank tertentu membenarkan
pihak nasabah untuk menyerahkan sendiri peralatan memori komputer kepada Automated Clearing House.
3. Transfer Yang Lebih Mengaktifkan Nasabah
Pada sistem konvensional hampir seluruh proses dan administrasi pengiriman uang dilakukan oleh pegawai bank. Melalui transfer elektronik ini pihak
nasabah pengirim uang lebih berperan dan mengambil beberapa porsi dari kegiatan yang sebelumnya dilakukan oleh pegawai bank tersebut. Bahkan,
dapat dilakukan transfer uang dimana hanya nasabah pengirim uang yang melakukannya dengan memasukkan data ke dalam sistem perbankan dan
diproses langsung oleh sistem komputer perbankan tanpa sama sekali ikut campur tangan pihak pegawai bank yang bersangkutan. Dalam hal ini
penggunaan kode-kode rahasia seperti nomor Personal Identification Number PIN sangat memainkan peranan penting, sehingga transaksi tersebut aman
dari campur tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 4.
Pergantian Terhadap Beberapa Langkah Dalam Sistem Warkat Intervensi sistem elektronik terhadap beberapa langkah yang dahulu dilakukan
dengan warkat sudah merupakan karateristik yang penting dalam sistem transfer elektronik ini. Seperti telah dijelaskan bahwa bagi pihak yang
mengirim maupun yang menerima kiriman, asalkan proses pengiriman
Universitas Sumatera Utara
13 praktis,cepat, efesiensi, dan aman tentu tidak menjadi soal dengan apa uang
tersebut dikirim. Dalam hal pemakaian alat-alat elektronik yang canggih harus memenuhi unsur-unsur tersebut, asalkan dilakukan dengan cukup hati-hati,
disertai dengan aturan main dan alat pengamanan yang jelas. Karena itu, bukan menjadi alasan bagi bank untuk tidak menggunakan sistem elektronik
ini. Tugas utama dari bank adalah melakukan konversi sebanyak mungkin apa yang dahulunya dilakukan dengan warkat ke dalam system elektronik. Dalam
hal ini apa yang dahulunya digunakan warkat, sekarang ini digunakan system elektronik. Diantaranya adalah pergantian instruksi dengan warkat dengan
magnetic tape, peralatan memori computer, pengiriman instruksi credit transfer dengan peralatan komunikasi.
Selain itu Adapun jenis dari transfer elektronik meliputi : 1. Point Of Sale Terminals POS
Pos ini memungkinkan pelaksanaan transfer dana rekening seseorang kepada rekening orang lain dengan memakai terminal pos yang didirikan
di tempat-tempat bisnis. 2. Automated Teller Machine ATM
ATM merupakan suatu alat atau mesin yang bisa dipergunakan untuk pengiriman uang, menarik uang tunai, dan berbagai fasilitas lainnya yang
disediakan bank dengan mempergunakan ATM ini. ATM dihubungkan ke dalam suatu jaringan mesin yang digunakan secara bersama melalui
hubungan masing-masing mesin sehingga memungkinkan nasabahnya untuk mengakses rekening mereka di kota-kota lain. Untuk mengakses
ATM ini nasabahnya mempergunakan kartu plastik yang disediakan bank
Universitas Sumatera Utara
14 dengan menggunakan kode rahasia yang dinamakan PIN Personnal
Identification Number yang hanya diketahui oleh pemegang kartu sendiri. 3. Phone Banking
Yaitu jenis pengiriman uang dengan mempergunakan handphone. Yang mana handphone ini berfungsi sama sebagai mesin ATM. Tetapi dimiliki
secara pribadi. Adanya sistem transaksi elektronik ini sangat mendukung pergerakan
ekonomi dalam hal mempercepat transaksi-transaksi bisnis baik yang sifatnya sektoral maupun lintas sektoral. Sehingga mendorong kepercayaan masyarakat
terhadap ekonomi yang secara nyata mengutamakan kecepatan dan efisiensi yang memberikan kemudahan-kemudahan, kenyamanan, biaya yang lebih murah,
proses yang lebih cepat dan efesien, lebih aman bagi nasabah serta dapat mendukung kinerja dan aktivitas masyarakat secara luas.
Diantara jenis EFT diatas, fasilitas yang paling terkenal dan sering digunakan adalah ATM. Hal ini disebabkan karena semua kalangan dapat
mempergunakannnya asal saja mereka merupakan nasabah dari suatu bank. Pada saat ini ATM sudah banyak dipasang di berbagai tempat, terutama tempat-tempat
ramai seperti pusat-pusat perbelanjaan. Hal ini menyebabkan semakin banyaknya masyarakat menggunakan ATM yang penggunaannya dapat menghemat tenaga
dan waktu. ATM merupakan bentuk pelayanan yang menggunakan kemajuan
teknologi yang telah banyak merubah cara berbanking di Indonesia karena banyak hal yang sebelumnya tidak bisa dilakukan bank, kini dapat dilakukan dengan
mudah. Bank tidak saja sebagai tempat menabung atau tempat mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
15 kredit modal kerja tetapi lebih dari itu yakni sebagai tempat pembayaran berbagai
kebutuhan masyarakat dan sangat signifikan bagi bank pada masa kini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan jasa pelayanan bank.
Selain keuntungan dan kemudahan yang dimiliki oleh transaksi secara elektronik, khususnya ATM, fasilitas tersebut tentunya juga memiliki kekurangan
atau dampak negatif yang perlu diperhatikan. Dampak-dampak negatif tersebut antara lain adalah:
1. Terjadinya perdebetan yang tidak dikehendaki oleh pemilik rekening
2. Kerusakan mesin sehingga nasabah tidak bisa mengambil uangnya
3. Terjadinya kesalahan transfer yang dilakukan melalui ATM
4. Terjadinya kejahatan yang dilakukan oleh pihak ketiga, salah satu contohnya
pembobolan ATM. Dampak negatif tersebut dapat mengurangi keunggulan jasa elektronik
dalam perbankan serta menimbulkan kerugian bagi pihak nasabah bank pengguna ATM. Dilihat dari kedudukan nasabah bank dalam perjanjian ATM, tentunya
pihak nasabah bank memerlukan perlindungan-perlindungan khusus agar tidak menderita kerugian, dimana kiranya agar kerugian yang mungkin diderita nasabah
dapat ditutupi oleh pihak yang berkewajiban untuk itu. Namun, umumnya perjanjian ATM hanya dibuat dalam bentuk perjanjian pembukaan rekening
tabungan biasa, yang bentuknya sudah dibuat oleh salah satu pihak saja, yaitu pihak bank dengan tambahan fasilitas ATM.
Kepentingan nasabah penggunaan layanan jasa elektronik harus memperhatikan dalam hal perlindungan hukum. Perlindungan ini sangat
diperlukan, karena meskipun pihak bank telah memberikan jaminan keamanan
Universitas Sumatera Utara
16 berlapis untuk transaksi elektronik ini. Namun, tetap saja masih ada celah-celah.
Sehingga, masih ada pengguna jasa yang dirugikan seperti halnya dampak negative yang telah dipaparkan diatas.
Munculnya dampak negatif adalah semakin tinggi efektifitas dan efesiensi maka semakin tinggi resikonya. Seyogyanya pemakaian peralatan elektronik
dapat dimulai setelah perlatan pencegahan penyalahgunaan diprogramkan. Oleh karena itu perlu diperhatikan secara serius dari segi hukum berkenaan dengan
perkembangan perbankan yang menggunakan kemajuan teknologi serta dampaknya antara laon kejahatan yang mungkin terjadi dalam system perbankan
elektronik dengan menggunakan mesin ATM untuk mendapatkan dana secara melawan hukum atau, transfer dana tidak sah, penggunaan kartu kredit atau kartu
ATM yang tidak sah, mengubah data pada pusat data bank untuk kepentingan pelaku dan lain-ain yang semuanya jika tidak dijalankan secara hati-hati masih
menggambarkan rawannya perbankan elektronik.
B. Perumusan Masalah