41
BAB III Penggunaan Automated Teller Machine ATM Dalam Transaksi Elektronik
A. Sistem Automated Teller Machine ATM sebagai bagian dari Electronic Funds Transfer System EFTs
Sistem ATM merupakan sistim transfer yang banyak digunakan oleh masyarakat, nasabah pada khususnya. Sistim ini merupakan bagian atau salah satu
dari produk Elektronik Funds Transfer System EFTs yang secara sederhana adalah sistim transfer dana yang dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik dan juga komputer. 1. Pengertian Electronic Funds Transfer System EFTs
Dalam dunia elektronik perbankan Indonesia, penggunaan teknologi bukanlah hal yang asing lagi, sebaliknya sekarang ini merupakan suatu
keharusan yang dituntut oleh tingginya mobilitas masayarakat dan pesatnya perkembangan teknologi yang ada. Dalam hal transfer dana atau uang,
perbankan di Indonesia telah memanfaatkan teknologi yang menggunakan komputer, yaitu melalui Electronic Funds Transfer System EFTs.
Electronic Funds Transfer System EFTs di Indonesia merupakan bagian dari teknologi sistim informasi yang dikembangkan dalam rangka
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas dan pelayanan bank kepada pihak masyarakat luas.
EFTs adalah suatu sistim yang pada umumnya di terapkan di bank, dimana dengan bantuan peralatan komputer maka telah memungkinkan
Universitas Sumatera Utara
42 seseorang dapat melakukan pemindahantransfer uang dari suatu bank kepada
bank lain secara otomatis tanpa bantuan tenaga manusia.
34
2. Sistem Elektronik Dalam Lalu Lintas Transfer Perbankan
Menurut UU no.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik bahwa transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, danatau media elektronik lainnya.
Pada dasarnya EFTs adalah transfer dana, yaitu pemindahan uang dari satu lokasi ke lokasi yang lain, yang dilakukan dengan suatu sistem
komputerisasi tanpa menggunakan dokumen kertas. Melalui sistim komputerisasi tersebut, hanya dengan memberi perintah
atau petunjuk melaui peralatan elektronik yang telah tersedia, maka nasabah dapat melakukan transfer pada saat itu juga, tanpa harus datang ke bank.
Transfer melalui EFTs ini jauh lebih efisien dan sangat membantu nasabah yang mempunyai mobilitas tinggi.
Transfer adalah salah satu jenis pelayanan perbankan yang banyak digunakan oleh masyarakat pengguna jasa perbankan. Berbagai macam
transaksi dapat dilaksanakan melalui transfer perbankan. Cara ini lebih aman dan efesien bagi nasabah karena nasabah tidak perlu membawa uang tunai
dalam jumlah yang besar pada saat bepergian. Pengertian transfer atau mentransfe adalah :
35
1. Memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain
2. Menyerahkan atau mengalihkan hak milik kepada orang lain
34
Dedi Rusmadi, Kamus Komputer,Bandung:M2S, 1989,hal. 104
35
Tim penyusun kamus pusat bahasa dan pengeembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1995, hal. 574
Universitas Sumatera Utara
43 3.
Mengirim 4.
Mengalihkan Dana adalah uang yang disediakan untuk suatu keperluan. Transfer
dana adalah pengiriman uang lewat bank, yang dalam bahasa inggris disebut remittance atau bank transfer. Transfer dapat terjadi karena pembayaran
dimana pembayaran dan penerima pembayaran tidak saling bertemu misalnya karena keduanya berada di lain kota atau lain Negara.
36
Electronic transfer merupakan transfer dana dimana satu atau lebih bagian dalam transfer dana yang dahulu digunakan dengan memakai warkat
atau transfer secara fisik diganti dengan teknik elektronik. Bagian-bagian yang dalam transfer dana sebelumnya memakai paper based, diganti dengan
sistem elektronik, antara lain sebagai berikut : Transfer dana yang menggunakan peralatan elektronik dan teknologi
komputer sebenarnya bukan merupakan barang baru lagi bagi perbankan Indonesia. Perkembangannnya mulai tahun 1980-an yang kemudian menjadi
lebih pesat dengan dikeluarkannya kebijakan yang menyebabkan menjamurnya bank-bank di Indonesia. Walaupun penggunaan EFTs di
Indonesia masih sangat jauh dibandingkan dengan EFTs yang berkembang di luar negeri, namun perkembangan di Indonesia menunjukan arah yang positif,
karena ternyata kini EFTs menjadi salah satu kebutuhan dan keharusan.
37
1. Pengirim pesan elektronik antara bank pengirim dengan bank penerima.
Misalnya model lama telegraphic transfer diganti dengan instruksi pembayaran via teleks atau hubungan komputer to komputer ;
36
Thomas Suyatno, Lalu Lintas Pembayaran Dalam Dan Luar Negeri, Jakarta :PT.Gramedia, 1990, Hal.33
37
Op. cit., hal 18
Universitas Sumatera Utara
44 2.
Data penting yang dahulunya dibuat dengan paper based diganti dengan sistem data yang terekam dengan mesin seperti magnetic ink character
recognition MICR atau optical character recognition OCR ; 3.
Penggunaan data, terminology dan dokumentasi pengiriman yang standar ; 4.
Pembuatan instruksi transfer dengan komputer ; 5.
Menciptakan sistem elektronik yang baru dimana tidak hanya sekedar menggantikan sistem lama yang berdasarkan paper based.
Ciri transfer elektronik adalah :
38
a. Pemakaian sistem elektronik yang canggih
Teknologi yang berupa telegraph, teleks, telepon, komputer to komputer, mesin ATM, bahkan internet merupakan teknologi yang semakin
memainkan peranan penting dalam proses transfer uang antar bank. b.
Batch Transmission Batch Transmission adalah beberapa transfer yang diakumulasi menjadi
satu dan dilakukan sekali transfer untuk keseluruhan transfer tersebut. Dalam hal ini biasanya setelah dilakukan Batch Transmission diikuti oleh
penyerahan fisik dari peralatan memori komputer. c.
Transfer yang lebih mengaktifkan nasabah Nasabah pengirim uang lebih aktif dalam memasukkan data kedalam
sistem perbankan dan diproses langsung oleh sistem komputer perbankan tanpa sama sekali ada campur tangan pegawai bank yang bersangkutan.
38
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Bandung : PT.Citra Aditya Bakti, 2008, hal.366.
Universitas Sumatera Utara
45 d.
Penggantian terhadap beberapa langakah dalam sistem warkat Dalam hal ini apa yang dahulunya digunakan warkat, sekarang ini
digunakan sistem elektronik, diantaranya adalah pergantian instruksi warkat dengan magnetic tape, peralatan memori komputer, dan pengiriman
instruksi kredit dengan peralatan telekomunikasi. 3.
ATM sebagai salah satu jenis EFTs Kemajuan teknologi inforamsi telah mengubah masyarakat kita
melalui berbagai kemudahan, dan fasilitas yang dapat menciptakan transaksi bisnis semakin banyak dilakukan secara elektronik, mengingat efesiensi dan
keamanan yang ditawarkan. Tidak terkecuali transaksi yang dilakukan oleh nasabah perbankan, termasuk pelayanan transfer.
Ada dua macam EFTs yaitu :
39
1. Sistem EFTs yang tidak mengaktifkan nasabah
Sistem ini digunakan oleh bank dan lembaga keuangan lainnya untuk transfer dana antar bank. Nasabah bank tidak mempunyai akses langsung
dengan sistem ini. Dalam hal ini pegawai bank lah yang lebih aktif. 2.
Sistem EFTs yang diaktifkan oleh nasabah bank Sistem ini dikembangkan didunia perbankan untuk memberikan
kemudahan dan akses langsung bagi nasabah bank kerekening dana mereka. Contoh produk EFTs adalah ATM, electronic pre-payment cards,
teleshopping, dan home banking. Sejak dikeluarkannya produk kartu oleh Barclaycard pada tahun 1960-
an, penggunaan kartu kredit dan bentuk-bentuk kartu plastic lainnya
39
Richard Hooley and John Taylor, Op. cit., hal. 66-67
Universitas Sumatera Utara
46 berkembang dengan sangat pesat. Pada dasarnya ada empat bentuk kartu
yaitu: kartu cheque, kartu debit, kartu kredit, dan ATM.
40
Perkembangan uang plastic ini akan terus berlanjut dan harus diantisipasi sejak dini. Hal ini dikarenakan tingkat keamanannya yang tinggi
dan tingkat pengawasan bank yang tinggi, yang dilakukan secara komputerisasi dengan sistem online, sehingga pemilik kartu dapat mengetahui
beberapa jumlah dana dalam rekeningnya pada saat dilakukan transaksi. ATM bukanlah cara pembayaran tapi dapat memberikan nasabah uang
tunai dan pelayanan pembayaran. Nasabah memasukkan kartu kedalam mesin dan memberikan nomor PIN sebagai identitasnya. Kartu ATM hanya dapat
digunakan di mesin-mesin ATM dari bank yang mengeluarkan kartu dan bank-bank lain yang telah mengadakan perjanjian dengan bank tersebut.
41
Fungsi ATM mula-mula dimaksudkan untuk meningkatkan rekening cek sebagai alternatif yang memberikan kenyamanan bagi fungsi-fungsi kasir
Automated Teller Machine ATM pada dasarnya merupakan terminal EFTs yang mampu melakukan beberapa jenis pelayanan rutin perbankan
kepada nasabah. Sistem ATM dapat menangani tranksaksi transfer, informasi saldo nasabah, penarikan tunai ataupun angsuran kredit kecil. Sistem ini
biasanya dioperasikan selam 24 jam sehari dan berlokasi tidak hanya dilingkungan bank sendiri, tetapi juga di pusat-pusat perbelanjaan ataupun
sarana umum lainnya. Sistem ATM dapat dioperasikan sendiri oleh masing- masing bank ataupun melalui kerjasama beberapa bank dengan membentuk
suatu jaringan ATM bersama Shared ATM network.
40
Marcus Smith and Patricia Robertson, Plastic Money Law Of Bank Payment, London, sweet Maxwell, 1999, hal.161
41
Op. cit., hal 192
Universitas Sumatera Utara
47 dalam menguangkan uang. Dalam istilah sederhana, ATM adalah mesin
elektro mekanis yang dipakai oleh nasabah bank untuk mendapatkan jasa perbankan. Sebuah ATM biasanya memuat tiga tempat untuk masukan input
informasi ke dalam sistem dan tiga tempat untuk keluaran output. Tempat masukan itu adalah :
42
1. Masukan bacaan kartu card inputreade
2. Numeric Keyboard
3. Function keyboard
Sedangkan tempat keluaran Output adalah :
43
1. Penayangan pesan message display panel
2. Cash dispenser untuk mengeluarkan uang
3. Recipt printer untuk mengeluarkan balance statement.
Kartu ATM digunakan nasabah dengan nomor PIN yang merupakan nomor identitas pribadi dari pemegangpemilik kartu ATM. PIN ini adalah
terdiri dari suatu jajaran digit unik yang dapat mengidentifikasi penggunaan komputer yang dimaksud guna memberikan pengamanan terhadap nasabah
pemilik kartu ATM tersebut. Nomor-nomor ini tentunya berbeda untuk masing-masing pemegang kartu, yang biasanya dapat disusun sendiri oleh
pemegang kartu. Sistem pengamanan terhadap komunikasi elektronik harus dapat
memberikan perlindungan terhadap hal-hal sebagai berikut :
44
42
Allen H Lipis, dkk, Perbankan Elektronik diterjemahkan oleh A. Hasyim Ali, Jakarta:Rineka Cipta,1992, hal. 20
43
Ibid,
44
Sutan Remy Sjahdeini, Op.cit, hal.40
Universitas Sumatera Utara
48 a.
Pengubahan, penambahan atau perusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap data-data dan informasi baik selama dalam penyimpanan
maupun selama proses transmisi oleh pengirim kepada sipenerima sedang berlangsung;
b. Perbuatan pihak yang tidak bertanggung jawab yang berusaha untuk dapat
memperoleh informasi-informasi yang dirahasiakan, baik diperoleh langsung dari penyimpannya maupun ketika ditransmisi oleh pengirim
kepada penerimanya penyadap. 4.
Risiko-risiko penggunaan Automated Teller Machine ATM Penggunaan pelayanan ATM ini seperti yang diketahui masyarakat
pada umumnya relatif aman, karena pengguna layanan ini selain harus memiliki kartu ATM-nya sendiri, pengamanan juga ditambah dengan
penggunaan angka PIN yang hanya diketahui oleh nasabah tersebut, tetapi dalam kenyataannya penggunaaan ATM banyak dijumpai masalah-masalah
yang mengakibatkan risiko – risiko seputar penggunaan ATM. Risiko – risiko tersebut antara lain :
1. Besifat Finansial Ada beberapa risiko yang bersifat financial dalam hal penggunaan ATM:
45
a. Pencurian Uang
Salah satu bentuk paling sederhana dalam melakukan kecurangan di ATM adalah mencuri uang hasil pengambilan yang dilakukan oleh
nasabah. Tentunya pencurian disini bukan dengan menodong nasabah setelah melakukan transaksi melainkan menggunakan alat
45
Roni Sambiangga, Makalah sistem keamanan ATM Bandung : ITB, tehnik informatika, hal.6.
Universitas Sumatera Utara
49 “penyimpan” uang yang ditempelkan pada mesin ATM. Alat yang
digunakan adalah sebuah “duplikat” tempat keluarnya uang pada mesin ATM. Dengan demikian nasabah yang melakukan transaksi
tidak mencurigai perangkap tersebut. Saat nasabah melakukan transaksi tentunya diharapkan uang akan keluar dari mesin ATM.
Namun, dikarenakan uang tersebut disimpan diperangkap tersebut, seolah-olah proses yang terjadi adalah mesin ATM kehabisan uang,
sudah tidak ada lagi lembar uang yang tersisa di mesin ATM tersebut. b.
Pencurian Kartu Proses pencurian kartu yaitu dengan alat yang ditanamkan ke
dalam mesin ATM yaitu pada lubang slot untuk memasukkan kartu ATM. Fungsi alat tersebut adalah seolah-olah mengakibatkan situasi
dimana kartu “tertelan” oleh mesin ATM sehingga nasabah tidak sadar bahwa sebenarnya kartu ATM miliknya telah dicuri. Pada saat nasabah
kebingungan denga situasi tersebut, sang pelaku kejahatan seolah-olah datang untuk membantu dan meminta nasabah untuk memasukkan
nomor PIN kembali dengan dalih untuk memastikan proses ATM tersebut. Secara diam-diam pelaku kejahatan mengintip nomor PIN
nasabah. Dikarenakan kartu ATM tidak dapat terselamatkan, nasabah dianjurkan untuk melapor kepada pihak yang terkait. Setelah nasabah
pergi, sang pelaku kejahatan dapat melakukan transaksi dengan kartu yang disimpan di mesin ATM dan ia juga mengetahui nomor PIN
kartu tersebut.
Universitas Sumatera Utara
50 Dengan menggunakan metode pencurian kartu tersebut, tentunya
hal yang menjadi perhatian utama bagi pelaku kejahatan adalah mengenai nomor PIN dari kartu ATM tersebut agar dapat digunakan.
Bila menggunakan cara yang telah disebutkan sebelumnya tentunya dapat menimbulkan kecurigaan bagi sang korban. Oleh karena itu,
terdapat beberapa teknik lain yang digunakan untuk mendapatkan nomor PIN dari nasabah yang menjadi korban kejahatan tersebut,
yaitu: a.
Penggunaan kamera tersembunyi Teknik ini merupakan teknik yang sederhana. Dengan
menempatkan kamera posisi kamera ditempat yang strategis dan tersembunyi dengan baik, pelaku kejahatan dapat dengan mudah
melihat nomor PIN yang dimasukan oleh nasabah. b.
Penggunaan Tombol Pada teknik ini digunakan kunci tombol keypad palsu yang
berfungsi untuk mengirimkan nomor PIN yang ditekan oleh nasabah kepada pelaku kejahatan. Nasabah tidak menyadari bahwa
tombol kunci yang ditekan tersebut merupakan media untuk mengirimkan nomor PIN kartu ATM tersebut karena penampilan
dari tombol kunci seolah-olah merupakan bagian dari mesin ATM. c.
Penyadapan nomor PIN Penyadapan PIN menyerupai dengan metode yang digunakan
dengan tombol-kuci palsu. Hanya saja bedanya pada penyadapan nomo PIN dilakukan dengan mengakses data yang disimpan
Universitas Sumatera Utara
51 didalam mesin ATM. Pada saat nasabah memasukkan nomor PIN-
nya dimesin ATM saat itu juga data tersebut tersimpan secara elektronik digital pada alat pencatatan data elektronik di mesin
ATM tersebut. Dengan melakukan penyadapan terhadap akses data tersebut maka dapat diambil data-data penting yang disimpan
di dalam mesin ATM tersebut salah satunya adalah nomor PIN nasabah.
d. Skimming Metode skimming dapat dipahami sebagai metode penyaringan
data pada kartu ATM nasabah. Untuk kasus kejahatan dengan metode skimming digunakan alat yang disebut skimer. Fungsi alat
ini adalah untuk menyaring data-data yang terdapat didalam kartu ATM nasabah. Penempatan skimer diletakkan disekitar mesin
ATM. Sehingga, seolah-olah alat tersebut merupakan bagian dari mesin ATM. Cara kerja alat ini adalah dengan menyalin data-data
yang ada didalam pita magnetik kartu ATM pada saat digesekan di alat tersebut. Setelah data didalam kartu ATM disalin maka pelaku
kejahatan dapat melakukan duplikasi kartu ATM dan melakukan transaksi pengambilan uang di ATM layaknya seorang nasabah.
e. Phising
Phising merupakan bentuk kejahatan dengan menggunakan teknik rekayasa sosial. Pada penggunaan teknik ini sang pelaku
kejahatan mencoba untuk mencari tahu dan mengambil data-data pribadi nasabah dengan memposisikan dirinya sebagai seseorang
Universitas Sumatera Utara
52 ataupun lembaga yang dapat dipercaya dalam melakukan transaksi
atapun komunikasi secara elektronik. Umumnya penggunaan teknik penipuan ini dilakukan dengan menggunakan media
internet, email, ataupun telepon. Penelepon akan mengaku sebagai orang yang dapat dipercaya melaksanakan susatu kegiatan atau
transaksi tertentu. Pada bentuk penyerangan menggunakan ATM umumnya saat ini adalah dengan menggunakan fasilitas transfer
yang sudah dapat dilakukan melalui mesin ATM. Dengan menggunakan nomor rekening tujuan tertentu maka proses transfer
dilakukan pada saat itu juga data-data nasabah dapat diketahui oleh pelaku kejahatan.
Dalam proses komunikasi dengan menggunakan jaringan komputer tentunya dibutuhkan informasi mengenai pengirim dan
penerima. Dengan menempatkan diri sebagai penerima, sang pelaku kejahatan tentunya dapat mengetahui data-data mengenai
sang pengirim, dalam hal ini nasabah. Dengan metode ini, pelaku kejahatan akan mengetahui data-data dari nasabah terutama terkait
dengan rekening, alamat ataupun data-data lain yang terkait. f. PIN block attack
Serangan terhadap keamanan ATM saat ini salah satunya adalah “personal identification number PIN block”. Serangan ini
mengakibatkan para nasabah tidak bisa menggunakan kartu ATM untuk melakukan transaksi melalui mesin ATM. Bentuk
penyerangan PIN block dilakukan terhadap data PIN yang
Universitas Sumatera Utara
53 terenkripsi. Tentunya penyerangan ini dilakukan terhadap jaringan
yang terhubung antara mesin ATM dengan jaringan perbankan. Para hacker menyerang server yang terhubung dalam jaringan dan
mengambil blok-blok PIN yang terisi dengan data-data yang telah terenkripsi. Data mengenai nomor kartu, nomor rekening, nomor
PIN dan jumlah dana yang transaksi. Selain itu, para pencuri juga mencuri kunci yang digunakan untuk melakukan enkripsi data-data
tersebut. Dengan demikian juga memungkinkan bagi para pencuri tersebut untuk membuka data-data tersebut sehingga mengetahui
nomor penting, salah satunya adalah nomor PIN nasabah. Dengan mengetahui data-data tersebut maka para pencuri tersebut bisa saja
membuat duplikat kartu-kartu ATM dan melakukan penarikan dari mesin-mesin ATM yang tersedia.
2. Bersifa Non-Finansial
a. Penerbitan Kartu ATM Tidak Sesuai Dengan Janji
Janji yang diberikan tidak sesuai dengan kebenarannya misalnya kebenaran iklan layanan 24 jam padahal mesin ATM hanya sanggup
beroperasi makasimal 23 jam 30 menit menurut beberapa produsen pemasok ATM.
b. Lupa nomor PIN Personal Identification Number
Nasabah tidak dapat melakukan transaksi karena lupa nomor PIN dan harus melakukan pengajuan ulang untuk dapat menggunakan kartu
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
54 c.
Kartu ATM Tertelan Apabila nasabah memasukkan data PIN yang salah sampai tiga kali
maka kartu bisa tertelan mesin ATM. d.
Mati Lampu Dalam hal ini jika terjadi mati lampu maka mesin akan mati, dan
tentunya ini menyebabkan nasabah kesulitan untuk melakukan penarikan uang ataupun menggunakan fitur ATM lainnya. Hal ini
tentu menggeser arti kartu ATM yang mengunggulkan ke efesienan dan keefektifan waktu.
e. Uang dalam Mesin ATM habis
Uang dalam mesin ATM habis menyebabkan nasabah tidak dapat menggunakan fitur penarikan tunai. Hal ini akan menurunkan pamor
penyelenggara transaksi elektronik yaitu bank dalam rangka meningkatkan kenyamanan.
f. Mesin Rusak
Mesin rusak menyebabkan terjadinya kerugian non financial bagi nasabah. Disini nasabah tidak dapat melakukan aktivitas didalam kartu
ATM. Sehingga ATM tidak berfungsi sebagai mestinya yaitu dalam transaksi elektronik.
Risiko-risiko yang mungkin muncul seputar penggunaan ATM ada yang bersifat finansial dan ada yang bersifat non finansial. Keluhan yang bersifat non
finansial bersifat kasuistik sementara keluhan financial umumnya bersifat sistematik. Ada pendapat yang mengatakan bahwa semakin tinggi efektifitas dan
efesiensi biasanya semakin tinggi risikonya. Penggunaan mesin ATM dengan
Universitas Sumatera Utara
55 peralatan teknologi yang canggih tentunya juga diperhitungkan pencegahan
penyalahgunaan dari penggunaan teknologi itu sendiri. Seperti halnya penggunaan PIN berupa nomor atau kata yang disandikan. Sepanjang pemakai dapat menjaga
kerahasiaan, pemakaian system tersebut dianggap aman. Kartu atm magnetic dapat dipalsukan. Sedangkan nomor PIN, tidak mungkin dipalsukan, menurut
pihak bank. Oleh karena itu sebaiknya nasabah berhati-hati dalam penggunaan kartu
ATM tersebut. Untuk menjaga keamanan dana yang tersimpan dalam kartu ATM, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah :
46
1. Bila orang lain tahu nomor PIN, segera ganti nomor PIN;
2. Jangan menyuruh orang lain melakukan transaksi;
3. Jangan membuang slip bukti transaksi terakhir;
4. Jangan menliskan nomor PIN pada kartu ATM, dompet, buku telepon, KTP
dan lain-lain; 5.
Lakukan blocking apabila kartu hilang; 6.
Segera hubungi bank bila ada kesalahan transaksi. Selain itu ada beberapa masalah lain yang berhubungan dengan perjanjian
standar dalam aplikasi permohonan ATM yang berat sebelah. Tentang tidak berfungsinya ATM dikarenakan :
1. Terputusnya aliran listrik dari PT. Perusahaan Listrik Negara PLN;
2. Terputusnya saluran telepon dari PT.Telkom;
3. Unit ATM yang rusak;
4. Komputer pusat penerbit ATM mengalami kerusakan;
46
Sudaryatno. Hukum dan advokasi konsumen bandung : 1999. Hal.24.
Universitas Sumatera Utara
56 5.
Persediaan uang dalam boks ATM habis. Bank tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kegagalan ATM, akibat
hal-hal diluar kekuasaan pihak bank. Hal ini dirasakan posisi yang berat sebelah, seharusnya pihak bank bertanggung jawab atau ikut bertanggung jawab terhadap
risiko-risiko yang terjadi di luar kesalahan nasabah untuk masalah 3,4, dan 5 karena masih dibawah control dan pengawasan pihak bank selaku penerbit ATM.
Pada dasarnya risiko-risiko penggunaan ATM yang dapat merugikan nasabah, juga berdampak pada pihak bank, antara lain :
1. Dengan adanya ATM bank berharap nasabah tidak perlu melakukan transaksi
di loket-loket operasional bank secara konvensional. Tetapi dapat melakukan melalui transaksi elektronik ATM yang tersedia ditempat-tempat yang
strategis. Namun dalam kenyataannya, belum semua masyarakat percaya sepenuhnya terhadap penggunaan mesin ATM untuk transaksi perbankan yang
mereka lakukan, karena pengalaman dan pengetahuan teknologi yang cendrung masih rendah dan krisis kepercayaan masyarakat terhadap
penggunaan ATM karena inforamsi masalah-masalah yang terjadi seputar penggunaan ATM. Oleh sebab itu, tujuan utama bank untuk mengurangi loket
antrian di bank secara konvensional belum mencapai sasaran yang maksimal karena nasabah lebih suka dan merasa aman melakukan transaksi
perbankannnya di kasir bank. 2.
Tidak meratanya penggunaan mesin ATM yang tersedia yang dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga manfaat mesin-mesin tersebut yang seharusnya
dapat mengurangi biaya operasional belum mencapai sasaran yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
57 3.
tingkat kepercayaan masyarakat semakin merosot dalam penggunaan ATM dengan merebaknya isu risiko dari penggunaan mesin ATM tersebut, sehingga
tingkat perkembangan penggunaan ATM tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk investasi mesin-mesin ATM tersebut.
Pertimbangan dalam hal pelayanan dan kepercayaan pada masyarakatkonsumen bagi bisnis perbankan memegang peran utama dalam
membentuk citra perusahaan, karena sebagus apapun produk perbankan tanpa didukung pelayanan yang prima kepada nasabahnya, tidak aka nada artinya. Oleh
karena itu masalah ATM masih perlu diperhatikan secara khusus karena trend perbankan ke depan akan semakin banyak transaksi menggunakan ATM dan
ketergantungan bisnis perbankan pada kehadiran teknologi komunikasi san informasi yang terus berkembang.
B. Perjanjian Penggunaan ATM