Pengolahan Air TINJAUAN PUSTAKA

Persyaratan air minum tidak saja harus jernih, tetapi juga harus bebas dari bakteri pathogen yang menyebabkan penyakit. Dengan cara disinveksi, bakteri pathogen dapat dihilangkan, dan jumlah mikroorganisme dapat dikurangi, yang dapat digunakan dalam pengurangan jumlah mikroorganisme adalah klorinasi, yaitu dengan menambahkan klorin Cl 2 dalam air.

2.2. Pengolahan Air

Zat-zat pencemar didalam air dapat dihilangkan dengan melakukan metode pengolahan secara fisik maupun kimiawi. 1. Metode pengolahan fisik Metode pengolahan fisik yang sering digunakan adalah: a. Flokulasi Flokulasi dilakukan dengan baik yang diberi pengaduk horizontal atau partikel. Penngadukan ini berputar pelan yang tujuannya memperbesar ukuran flok, tetapi juga mencegah jangan sampai endapan yang terbentuk mengendap ke bawah, untuk memperbesar ukuran flok ini ditambahkan bahan-bahan pengental kedalam air yang mengandung kekeruhan. Untuk membentuk kumpulan partikel yang mengendap ini dilakukan pengadukan cepat selama 20-30 menit yang akan menyebabkan tumpukan partikel yang akan membentuk ukuran partikel yang lebih besar. Universitas Sumatera Utara b. Sedimentasi Sedimentasi adalah suatu cara penjernihan air, dimana air dilewatkan pada suatu bak, untuk jangka waktu tertentu, Dimana air mengalir pelan-pelan kecepatan rendah sehingga partikel yang berat jenisnya lebih besar akan segera mengendap. c. Filtrasi Filtrasi adalah suatu cara penjernihan air dengan cara penyaringan. Filter biasanya terdiri dari berbagai lapisan pasir dan batu-batuan dengan diameter yang bervariasi dari yang sangat halus hingga terkasar. Air akan mengalir melalui filter sedangkan partikel-partikel yang tersuspensi didalamnya akan melekat pada butiran pasir. Hal ini akan memperkecil ukuran celah-celah yang dapat dilalui air dan akan mengurangi daya penyaringan. Maka untuk mengaktifkan kembali, filter dicuci kembali dengan membuang bahan-bahan yang akan melekat ini diperlukan pembilas dengan arah aliran pembilas berlawanan dengan arah aliran air yang akan disaring, pembilas ini dinamakan backwash. 2. Metode pengolahan kimiawi Metode pengolahan kimiawi yang sering digunakan adalah : a. Koagolasi Koagulasi adalah mekanisme dimana partikel-partikel koloid yang bermuatan negatif akan dinetralkan, sehingga muatan yang netral tersebut saling mendekat dan menempel satu sama lain, dan membentuk flok. Untuk Universitas Sumatera Utara menambah besarnya ukuran koloid dapat dilakukan dengan jalan reaksi kimia diikuti dengan pengumpulan atau dengan cara penyerapan. Partikel koloid memiliki ukuran yang lebih kecil dari suatu mikro, akan menimbulkan sifat-sifat yang berbeda, karena kecilnya ukuran partikel maka luas permukaan tiap satuan massa akan semakin besar. Untuk menjamin agar pengendapan berlangsung dengan sempurna, maka alkalinitas dan pH dari air yang akan dibersihkan perlu diatur dengan cara menambahkan basa atau asam, apabila hal ini tidak dilakukan, maka pengendapan oleh koagulan tidak sempurna, disamping itu kemungkinan adanya tertinggal sisa aluminium dan besi tersebut dalam air yang tidak dijernihkan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi untuk menghasilkan koagolasi yang baik : 1. Pengontrolan pH Setiap koagulan mempunyai range pH yang spesifik dimana presipitasi yang maksimum akan terbentuk sekaligus titik kelarutan maksimum, pH yang optimum tergantung pada penggunaan koagulan tersebut dan karakteristik kimiawi dari air baku. 2. Temperatur Pada temperatur yang rendah, kecepatan reaksi lebih lambat dan viskositas air lebih besar sehingga flok lebih sukar mengendap. 3. Dosis koagulan Air dengan turbiditi tinggi memelukan dosis koagulan yang lebih banyak. Dosis koagulan persatuan unit turbiditi tinggi, akan lebih kecil dibandingkan dengan dosis persatuan untuk air dangan turbiditi rendah. Hal Universitas Sumatera Utara ini disebabkan karena dalam air yang mempunyai turbiditi tinggi. Kemungkinan terjadinnya tumpukan antara partikel akan lebih besar. 4. Pengadukan Sebaiknya proses koagulan juga ditentukan oleh pengadukan, pengadukan ini diperlukan agar tumpukan antara partikel untuk netralisasi menjadi sempurna. b. Disinfeksi Bermacam-macam zat kimia yang sering dipergunakan seperti ozon O 3 , Chlor Cl 2 , Klorodioksida ClO 2 , dan proses fisik seperti penyaringan ultraviolet, pemanasan dalam proses disinfeksi air dan zat kimia diatas yang sering dipergunakan oleh chlor, karena harganya murah dan masih mempunyai daya disinfeksi dalam beberapa jam. Selain dapat membasmi bakteri dalam mikroorganisme, ganggang dan lain-lain, Chlor juga dapat mengoksidasi ion logam seperti Fe 2+ , Mn 2+ menjadi Fe 3+ dan memecah molekul organik seperti warna selama dalam proses chlor sendiri direduksi menjadi chloride Cl - yang tidak mempunyai daya disinfeksi ion chloride tidak aktif sedangkan gas Cl 2 dan HOCl dan Cl - dianggap sebagai bahan yang aktif. HOCl yang tidak terurai adalah zat pembasmi yang paling efektif pada suasana netral atau bersifat asam lemah. Universitas Sumatera Utara

2.3 Jenis-jenis bahan koagulan