BAB III METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Alat-Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, lumpang dan alu, aluminium foil, neraca kasar Ohaus, penangas
air, neraca listrik, spektrofotometer UV-Vis mini 1240 Shimadzu, pH meter Hanna Instrument, viskosimeter bola jatuh Haake 597.
2.2. Bahan-Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya oksibenson Bronson and Jacobs, oktilmetoksisinamat Bronson and Jacobs, asam laktat E-
Merk, asam stearat E-Merk, stearil alkohol E-Merk, tween 80 E-Merk, metil paraben E-Merk, propil paraben E-Merk, larutan sorbitol 70 E-Merk,
isopropanol p.a E-Merk, aquadest.
2.3. Pembuatan Formula Sediaan 2.3.1. Pembuatan Dasar Krim
Formula Dasar Krim : Asam stearat
14 Setil alkohol
2 Tween 80
4,5 Span 80
0,5
Universitas Sumatera Utara
Laruran sorbitol 70 3
Metil paraben 0,1
Profil paraben 0,05
Air ad
100
Cara pembuatan : asam stearat dan setil alkohol dimasukkan ke dalam cawan penguap dan dilebur di atas penangas air campuran I. Metil paraben dan propil
paraben dilarutkan dengan aquadest yang telah dipanaskan di dalam gelas beaker dan setelah larut, ditambahkan tween 80 dan span 80 campuran II. Kedalam
lumpang hangat, dimasukkan campuran I, gerus, setelah itu ditambahkan campuran II dan digerus kembali. Kemudian ditambahkan larutan sorbitol 70 ,
digerus sampai terbentuk dasar krim.
2.3.2. Pembuatan Formula I
Formula I : Oksibenzon
4 Oktilmetoksisinamat
8 Dasar krim
ad 100
Cara pembuatan : ke dalam lumpang dimasukkan oksibenson dan digerus hingga halus, tambahkan sedikit dasar krim, digerus homogen, lalu ditambahkan sisa
dasar krim dan digerus kembali. Kemudian ditambahkan oktilmetoksisinamat, digerus hingga homogen dan dimasukkan ke dalam wadah.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Pembuatan Formula II
Formula II : Oksibenzon
4 Oktilmetoksisinamat
8 Asam Laktat
4 Dasar krim
ad 100
Cara pembuatan : ke dalam lumpang dimasukkan oksibenson dan digerus hingga halus lalu ditambahkan sedikit dasar krim, digerus kembali. Setelah itu
ditambahkan sisa dasar krim dan digerus homogen. Kemudian ditambahkan oktilmetoksisinamat dan asam laktat. Digerus hingga homogen dan dimasukkan
ke dalam wadah.
2.3.4. Pembuatan Formula III
Formula III : Oksibenzon
4 Oktilmetoksisinamat
8 Asam Laktat
6 Dasar krim
ad 100
Cara pembuatan : Sama seperti pada point 2.3.3.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5. Pembuatan Formula IV
Formula IV : Oksibenzon
4 Oktilmetoksisinamat
8 Asam Laktat
8 Dasar krim
ad 100
Cara pembuatan : Sama seperti pada point 2.3.3.
2.4. Penentuan Mutu Fisik Sediaan
Penentuan fisik sediaan meliputi :
2.4.1. Penentuan secara Organoleptis
Penentuan fisik sediaan secara organoleptis antara lain : bentuk, warna, bau, dan tekstur sediaan.
2.4.2. Penentuan pH Sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Caranya : alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar pH 7,
hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan aquadest, lalu dikeringkan dengan kertas tissue. Sediaan dibuat dalam konsentrasi
1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml aquadest. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat
menunjukkan harga pH larutan sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH
Universitas Sumatera Utara
meter merupakan harga pH sediaan Rawlins, 2002. Dilakukan perlakuan yang sama sebanyak 3 kali untuk masing-masing formula.
Data dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 34
2.4.3. Penentuan Viskositas Sediaan
Penentuan viskositas sediaan menggunakan viskosimeter bolah jatuh yaitu Sediaan dan bola ditaruh dalam tabung gelas dalam. Tabung dan jacket kemudian
dibalik, yang dengan demikian posisi bola berada di puncak tabung gelas dalam. Waktu yang dibutuhkan bola untuk jatuh diantara dua tanda diukur dengan teliti.
Dihitung nilai viskositasnya Moechtar, 1989. Dilakukan perlakukan yang sama sebanyak 3 kali untuk masing-masing formula.
Data dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 35
2.5. Pengamatan Stabilitas Sediaan
Cara pengamatan : masing-masing formula sediaan dimasukkan ke dalam gelas ukur 25 ml, ditutup bagian atasnya dengan plastik, selanjutnya pengamatan
dilakukan pada sediaan setelah selesai dibuat, 4 minggu, 8 minggu, 12 minggu, dan dilakukan pada temperatur kamar. Bagian yang diamati berupa pecah
tidaknya emulsi dan pemisahan fase, perubahan warna dan bau dari sediaan. Data dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 38
Universitas Sumatera Utara
2.6. Penentuan Tipe Emulsi
Penentuan tipe emulsi dengan metode warna yaitu ke dalam objek gelas diletakkan sedikit sediaan, kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan bahan
pewarna dalam air metilen biru. Jika seluruh emulsi berwarna seragam dan larut sewaktu diaduk maka emulsi yang diuji berjenis ma, oleh karena air adalah fase
luar Voigt, 1994, Depkes RI., 1985.
2.7. Penentuan Homogenitas Sediaan
Sampel dioleskan pada ojek gelas secara merata, kemudian ditutup dengan kaca penutup. Diamati secara visual homogenitas sediaan.
2.8. Penentuan Efektivitas Sediaan
Penentuan efektivitas sediaan dilakukan dengan cara melarutkan sampel dalam isopropanol dengan konsentrasi 40 ppm. Diukur serapannya dengan
spektrofotometer UV pada rentang panjang gelombang 290 nm sampai pada panjang gelombang yang memberikan serapan minimal 0,05. Luas area dibawah
kurva dihitung dari penjumlahan serapan pada λ
n
dan serapan pada λ
n+1
dibagi 2 kemudian dikalikan dengan pengurangan pada
λ
n+1
dan pada λ
n
. Setelah itu dihitung nilai log SPF dengan cara membagi jumlah seluruh luas area dibawah
kurva dengan selisih λ
max
dan λ
min
lalu dikalikan dua. Selanjutnya nilai log SPF diubah menjadi nilai SPF Petro, 1981. Dilakukan perlakuan yang sama sebanyak
6 kali untuk masing-masing formula. Data dapat dilihat dari lampiran 4 halaman 39
Universitas Sumatera Utara
2.9. Analisa Data