Lokasi dan Waktu Penelitian Peralatan Penelitian Metode Penelitian Cara Kerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Hutan Kota Bumi Perkemahan dan Graha Wisata BUPPERTA Cibubur Jakarta Timur, penelitian dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan Desember 2007 sampai Maret 2008. Gambar 3. Peta BUPERTA Cibubur Sumber : Pengelola BUPERTA, 2007

3.2. Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Peta BUPPERTA Cibubur Jakarta. 2. Alat tulis dan buku catatan lapangan 3. Buku pengamatan burung “Panduan Lapangan Buurng-Burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan dan juga buku Flora, buku Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. 4. Alat penunjuk waktu atau jam tangan 5. Klinometer Suunto 6. Teropong Binokuler 7. Kamera Digital 8. “Counter” hitung 9. Alat Perekam 10. Meteran 11. Tali Plastik 12. Milimeter Block

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian burung kali ini adalah metode survey yang dikombinasikan dengan metode IPA Indices Puctue d’Abondance atau Indek titik kelimpahan Bibby, 1992 Dalam Ernawati, 2002.

3.4. Cara Kerja

Cara kerja pada penelitian burung di Hutan Kota BUPERTA Cibubur di bagi dalam dua tahapan sebagai berikut:

3.4.1 Penelitian Pendahuluan

Pada penelitian pendahuluan dilakukan kegiatan yang lebih menekankan pada pengenalan lokasi dengan maksud mendapatkan informasi secara pasti lokasi yang biasa di kunjungi oleh burung di hutan kota BUPERTA Cibubur, jenis vegetasi yang terdapat di hutan kota BUPERTA Cibubur, waktu penampakan jenis burung di hutan kota BUPERTA Cibubur dan Metode Penelitian burung yang akan dilakukan di hutan kota BUPERTA Cibubur. 3.4.2 Penelitian Inti 3.4.2.1. Sensus Burung Sensus burung di hutan kota BUPERTA Cibubur menggunakan metode IPA Indices Puctue d’Abondance atau Indek titik kelimpahan Bibby, 1992 Dalam Ernawati, 2002, alokasi waktu pengamatan dimulai pada pukul 06.00 WIB sampai 08.00 WIB untuk pagi hari karena pada jam-jam tersebut burung mengawali aktifitasnya dipagi hari sedangkan menjelang malam hari burung mengakhiri aktifitasnya pada jam 15.00 WIB sampai 17.00 WIB. Data yang dicatat pada pengamatan burung di masing-masing stasiun meliputi lokasi yang banyak digunakan oleh burung sebagai berikut: 1. Mencatat waktu dan tanggal penelitian 2. Mencatat jenis burung yang teramati 3. Mencatat jumlah burung yang teramati 4. Mencatat jenis vegetasi yang digunakan oleh burung 5. Mencatat waktu burung menggunakan vegetasi. Sensus burung dilakukan dengan metode indek titik kelimpahan pada masing-masing stasiun dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pengamat berdiri atau duduk dalam suatu plot di masing-masing stasiun penelitian 2. Pengamat melakukan pencatatan jenis dan jumlah burung di plot penelitian yang telah ditentukan. 3. Durasi waktu yang digunakan oleh pengamat pada saat pengamatan antara 10 –30 menit. 4. Pengamatan dilakukan 5 kali pengulangan untuk memastikan keakuratan data. 5. Pengamat mencatat jenis burung yang teramati dalam lembar kerja.

3.4.2.2. Profil Habitat

Profil habitat merupakan suatu sketsa dari penampakan vegetasi di sepanjang garis transek dimana komposisi dari suatu habitat sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan tentang hubungan antara derajat kelimpahan satwa liar dengan tipe habitatnya Alikodra,1990. Pembuatan profil habitat ini lebih ditekankan pada daerah yang lebih banyak digunakan oleh burung dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pada pembuatan profil habitat vegetasi dibagi menjadi 3 kelas utama yaitu pohon, pancang dan semai 2. Karakteristik vegetasi dicatat seperti jenisnya, tinggi dan penutupan tajuk 3. Hasil pengamatan akan berbentuk sketsa profil habitat dengan kriteria tingkat vegetasi di bawah ini: Tabel 1. Ukuran Ketinggian Pohon Kriteraia Tingkat Vegetasi Kisaran Ketinggian Pohon Pancang Semai 8 meter 0.5 meter – 8 meter 0.5 meter Strahler 1978 dalam Ruslan 2004 Sedangkan kiasaran ketinggian vegetasi dengan ukuran sebagai berikut: Tabel 2. Tingkat Stratifikasi Tingkat Stratifikasi Kisaran Ketinggian 7 6 5 4 3 2 1 25 m 10 m – 25 m 8 m – 10 m 2 m – 8 m 0.5 m – 2 m 10 cm – 0.5 m 0 cm – 10 cm Strahler 1976 dalam Ruslan 2004 Analisis vegetasi dilakukan dengan menggunakan metode jalur berpetak dengan teknik sampling kuadrat: 1. Petak contoh yang digunakan dalam penelitian merupakan petak ganda Kusman, 1997 dengan ukuran petak berdasarkan kurva spesies area. 2. Dibuat kurva sepesies area untuk medapatkan luas minimum area dari satuan petak contoh yang mewakili satu tipe komunitas. 3. Penentuan area tipe vegetasi ditekankan pada daerah sebaran vegetasi dan daerah yang banyak dimanfaatkan burung yaitu daerah bermain, mencari makan dan tidur. Kriteria tingkat vegetasi berdasarkan Warsito 1988 dalam Yusri 2003 yaitu: 1. Pohon: Tumbuhan yang memiliki diameter batang 1.30 cm setinggi dada 10 cm keliling batang 31.40 cm. 2. Pancang:Tumbuhan yang memiliki diameter 2 – 10 cm keliling batang antara 6.3 cm – 31.40 cm yang diukur 0.5 dari permukaan tanah. 3. Semai: Tumbuhan yang memiliki batang lebih kecil dari 2 cm atau kelilig batang kurang dari 6.3 cm. Ukuran petak contoh adalah: Petak contoh untuk ukuran semai 5 m x 5 m, petak contoh untuk ukuran pancang 10 m x 10 m dan petak contoh untuk ukuran pohon 20 m x 20 m. 10 10 20 cm 20 cm Gambar 4. Petak Contoh Vegetasi Sumber : Kusmana 1997 dalam Ruslan 2004 Keterangan gambar: Ukuran 5 m x 5 m untuk petak tingkat vegetasi semai Ukuran 10 m x 10 m untuk petak tingkat vegetasi pancang Ukuran 20 m x 20 m untuk petak tingkat vegetasi pohon 5 cm 10 cm 5 cm 10 cm Dalam petak contoh dicatat setiap individu jenis yang terdapat dalam petak contoh 1. Pada kegiatan pengukuran dan pengenalan jenis diperlukan kriteria untuk dihitung atau tidak dihitungnya jenis individu. Apabila individu tersebut berada di dalam petak contoh kurang dari setengahnya maka individu tersebut tidak perlu dihitung atau dikeluarkan dari petak contoh. Namun jika individu tersebut sama dengan atau lebih besar dari setengahnya berada di dalam batas petak contoh maka individu tersebut harus dihitung. 2. Di dalam ringkasan data akan diperoleh nilai Kerapatan, Dominansi dan Frekuensi untuk setiap jenis, Indek Nilai Penting dan Keragaman jenis. 3.5. Analisis Data 3.5.1. Analisis Data Burung