Hutan Kota Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Pramuka Cibubur BUPERTA

tersebut dijadikan sebagai hutan kota ditandai dengan penanaman 1000 pohon yang berasal dari sumbangan Bank Indonesia. 2. 2. Hutan Kota Hutan kota adalah daerah seluas kira-kira seperempat hektar yang ditanami pohon-pohon yang berdekatan, untuk mengatasi lingkungan yang keras demi memenuhi syarat dalam rancangan pembangunan kota. Hutan kota adalah lapangan yang ditumbuhi vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberi manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya kepada penduduk kota dalam kegunaan khusus lainnya Fakultas Kehutanan IPB, 1987. Hutan kota akan dirasakan belum lengkap jika suatu hutan kota belum dapat menghadirkan satwa liar terutama burung karena kehadirannya memberikan suasana riang dengan bunyi kicauannya. Kehadiran burung dapat menambah nilai estetika dan ekologis suatu hutan kota. Keberadaan burung di daerah perkotaan pada saat ini sudah semakin terdesak oleh pesatnya pembangunan. Adanya pembukaan areal untuk dijadikan pemukiman atau lainnya secara tidak langsung dapat merubah atau mengurangi komposisi tumbuhan sehingga menjadi tidak cocok untuk dijadikan habitat burung. Kondisi yang demikian itu dapat menyebabkan populasi burung di perkotaan berkurang dan akhirnya menghilang. Padahal menurut penelitian-penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kota sesungguhnya masih mampu dihuni oleh berbagai jenis burung Janala, 1995. Menurut Dahlan 1972 hutan kota memiliki peranan sebagai identitas kota, pelestarian plasma nutfah, penahan dan penyaring partikel padat dari udara, penyerap dan penjerap partikel timbal, penyerap dan penjerap debu semen, peredam kebisingan, mengurangi bahaya hujan asam, penyerap karbondioksida, penghasil oksigen, penahan angin, penyerap dan penepis bau, mengatasi penggenangan, mengatasi intrusi air laut, ameriolasi iklim, pengelolaan sampah, pelestarian air tanah, penapis cahaya silau, meningkatkan keindahan, sebagai habitat burung, mengurangi stress, mengamankan pantai dari abrasi, meningkatkan industri pariwisata sebagai hobi dan pengisi waktu. Menurut Rachman 1996 penggunaan tanaman yang menghasilkan bunga dalam kawasan hutan kota akan memberikan daya tarik tersendiri seperti Flamboyan. Warna bunga akan menjadi daya tarik bagi satwa burung dan kupu- kupu serta dapat memberikan suasana yang ceria. Kehadiran satwa tersebut akan menambah suasana tampak alami yang dikelilingi oleh bangunan bertingkat serta hiruk pikuk kegiatan transportasi. Kehadiran burung akan menambah keasrian yang tampak sehingga akan memperindah kawasan tersebut. Penggunaan vegetasi yang memiliki bunga atau buah akan menjadi daya tarik bagi burung tersebut untuk datang dan tinggal di kawasan tersebut. Menurut penelitian Handayani 1995 tipe vegetasi daun lebar memiliki nilai keanekaragaman jenis tertinggi tetapi memiliki kelimpahan yang rendah, hal yang mempengaruhi pemilihan vegetasi yang disukai burung adalah makanan yang dihasilkan oleh tumbuhan dan struktur vegetasi, yang meliputi tinggi tajuk, tipe percabangan dan organisasi kanopi. Sebagai sumber makanan, vegetasi yang dalam hutan kota terdiri dari jenis vegetasi berbunga, berbuah, evergreen, dan menggugurkan daun, yang menyediakan biji-bijian rumputpenutup tanah, buah- buahan pohonsemak berbuah, beberapa contoh tumbuhan yang menjadi sumber makanan burung adalah tanaman rumput, tanaman yang menghasilkan buah, tanaman yang menghasilkan bunga, dan tanaman yang mengundang serangga. Berbagai spesies burung mempunyai berbagai jenis makanan seperti buah, biji, madu dari bunga dan serangga. Komposisi vegetasi dicapai melalui penanaman beranekaragam pohon, perdu, semak, tanaman merambat, tanaman penutup tanah atau rumput yang menghasilkan makanan bagi burung tersebut Hails et al., 1990. Selain menghasilkan makanan, tumbuhan yang dihadirkan dalam hutan kota harus menghasilkan material dan memberi tempat bersarang. Beberapa spesies burung menggunakan jerami, jaring laba-laba, lumut, bulu dan material lain untuk bersarang pada pohon dan cabang-cabang pohon Hails et al., 1990. Beberapa jenis burung memang benar-benar membutuhkan jenis pohon tertentu sebagai sumber pakan atau tempat hidupnya dan jenis tersebut akan hilang jika pohon tersebut tidak ada. Oleh karena itu jumlah jenis burung tergantung pada profil lapisan vegetasi Grubb, 1979. Keanekaragaman struktur vegetasi dan penutupan vegetasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi keanekaragaman dan populasi burung di daerah perkotaan Hails et al., 1990. Jenis tumbuhan yang disukai burung sebagai tempat tinggal atau mencari makan berkaitan dengan tinggi tumbuhan, struktur kelebatan dedaunan, diameter tajuk, struktur dedaunan, kelebatan dedaunan, kelebatan tajuk, tinggi bebas cabang dan arsitektur pohon Pakpahan, 1993 a. 2.3. Bio-ekologi Burung 2.3.1. Klasifikasi Burung