Antioksidan Spektrometer UV- TINJAUAN PUSTAKA

16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Radikal bebas dapat timbul melalui dua mekanisme utama yaitu, penimbunan energi ionisasi air oleh radiasi, elektron terepas, dan terjadi radikal bebas , dan interaksi antara oksigen substansi lain, dan elektron bebas dengan reaksi oksidasi-reduksi Dalam hal ini akan terbentuk radikal superoksid Underwood., 1994. Para ahli biokimia menyebutkan bahwa radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif. Senyawa ini terbentuk di dalam tubuh, dipicu oleh bermacam-macam faktor. Radikal bebas bisa terbentuk misalnya ketika komponen makanan diubah menjadi bentuk energi melalui proses metabolisme. Pada proses metabolisme ini, seringkali terjadi kebocoran elektron dan mudah terbentuknya radikal bebas. Misalnya hidrogen peroksida Winarsi, 2007. Radikal bebas merupakan Reaktive Oxygen species ROS yang akan menyerang molekul lain disekitarnya sehingga menyebabkan reaksi berantai terjadi dan menghasilkan radikal bebas yang beragam, seperti anion peroksida O 2 - , dan hidrogen peroksida H 2 O 2 yang sudah dijelaskan sebelumnya, hidrogen bebas OH, asam hipoklorous HOCl, dan peroksinitrat ONOO - Vimala, et al., 2003.

2.7 Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan, menahan pembentukkan ataupun memasdukan efek spesies oksigen reaktif. Antioksidan merupakan senyawa pemberi donor electron donor atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Penggunaan senyawa antioksidan juga anti radikal saat ini semakin meluas seiring dengan semakin besarnya pemahaman masyarakat tentang peranannya dalam menghambat penyakit generatif seperti penyakit jantung, arteriosclerosis, kanker, serta gejala penuaan. Masalah-masalah ini berkaitan dengan kemampuan antioksidan untuk bekerja sebagai inhibitor penghambat reaksi oksidasi oleh radikal bebas reaktif yang menjadi salah satu pencetus penyakit-penyakit diatas. 17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Antioksidan terbagi menjadi dua yakni antioksidan enzim superoksida dismutase SOD, katalase dan glutation peroksidase GSH.Prx dan antioksidan vitamin alfa tokoferol vitamin E, beta karoten dan asam askorbatvitamin C yang banyak didapatkan dari tanaman dan hewan . Tubuh mengasilkan senyawa antioksidan, tetapi jmlahnya sering kali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk kedalam tubuh. Sebagai contoh tubuh dapat menghasilkan glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 100 mg untuk memicu tubuh mengasilkan glutathione ini. Kekurangan antioksidan dalam tubuh yakni memerlukan asupan dari luar Kuncahyo Sunardi., 2007; Winarsi 2007.

2.8 Uji Aktivitas Antioksidan

2.8.1 Metode DPPH

Pengukuran aktivitas antioksida dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan metode lipid peroksida, tiobarbiturat, malonaldehid,8-karoten bleaching, DPPH, dan tiosianat. Metode DPPH adalah salah satu yang paling populer karena praktis dan sensitif Molyneux, 2004. DPPH merupakan senyawa radikal bebas yang stabil dan apabila digunakan sebagai pereaksi cukup dilarutkan,. Senyawa ini jika disimpan dalam keadaan dan kondisi penyimpanan yang baik akan tetap stabil selama bertahun-tahun Winarsi, 2007. Prinsip pengujian antioksidan menggunakan DPPH adalah senyawa antioksidan akan bereaksi dengan radikal DPPH melalui mekanisme donasi atom hidrogen dan menyebabkan terjadinya peluruhan warna DPPH dari ungu ke kuning yang diukur pada panjang gelombang 515,5 nm Hanani et al.,2005. Rumus penghambatan aktivitas radikal bebas Keterangan: inhibisi = persentase hambat antioksidan A = absorbansi blanko A 1 = absorbansi larutan uji inhibisi = Ao-A 1 X 100 Ao 18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nilai IC 50 Inhibition Concentration adalah konsentrasi antioksidan g mL yang mampu menghambat 50 aktivitas radikal bebas. Suatu sampel dikatakan memiliki aktivitas antioksidan bila memiliki nilai IC 50 200 gmL. Nilai IC 50 diperoleh dari perpotongan garis antara daya hambatan dan sumbu konsentrasi, kemudian dimasukkan ke dalam persamaan y = a + bx, dimana y = 50 dan nilai x menunjukkan IC 50 Hanani et al, 2005. Gambar 5 .Mekanisme penangkapan radikal DPPH oleh antioksian berupa donasi proton Sumber: Prakash, Rigelhof, Miller,2001

2.8.2 Metode Reducing Power

Pada metode reducing power, antioksidan yang terdapat pada sampel akan mereduksi senyawa Fe 3+ menjadi senyawa Fe 2+ dengan cara memberikan satu elektron yang dimilikinya. Banyaknya jumlah Fe 2+ selanjutnya dapat diamati pada spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 588-598 nm. Peningkatan absorbansi atau penyerapan yang terjadi menunjukkan peningkatan reduksi yang bagus. Peningkatan reduksi yang bagus pada metode reducing power berbanding lurus dengan konsentrasinya. Artinya semakin besar konsentrasi sampel maka semakin besar pula tingkat reduksinya. Fe 3+ yang berwarna hijau akan mengalami reduksi menjadi Fe 2+ yang berwarna kuning Aiyegoro, 2009. Metode ini menggunakan kompleks FeCN 6 3- sebagai pereaksi. Kompleks anion FeCN 6 3- yang berwarna hijau akan berfungsi sebagai zat pengoksidasi dan akan mengalami reduksi menjadi FeCN 6 4- yang berwarna kuning dengan reaksi sebagai berikut : 19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Benzie dan Strain 1996, menggunakan FeTPTZ 2 3+ kompleks besi-ligan 2,4,6-tripiridil-triazin sebagai pereaksi. Kompleks biru FeTPTZ 2 3+ akan berfungsi sebagai zat pengoksidasi dan akan mengalami reduksi menjadi FeTPTZ 2 2+ yang berwarna kuning dengan reaksi berikut:

2.8.3 Metode Aktivitas Radikal Bebas Nitrogen Monoksida

Metode Garrat telah diadopsi untuk menentukan aktivitas radikal bebas dari ekstrak air H. pedunculatum.Sodium Nitroprusside di dalam pelarut air pada pH psikologis secara spontan menghasilkan nitrogen monoksida yang berinteraksi dengan oksigen untuk membentuk ion nitrit yang ditentukan dengan pereaksi Grisses. Selanjutnya dianalisis nilai absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak pada panjang gelombang 540 nm. Jumlah radikal bebas nitrogen monoksida yang dihitung berdasarkan nilai absorbansinya yaitu : inhibisi = Ao-A1 X 100 Ao Dimana inhibisi merupakan persentase hambat antioksidan,Ao merupakan absorbansi sebelum reaksi dan A 1 merupakan absorbansi sesudah reaksi Aiyegoro, 2009.

2.8.4 Metode Aktivitas Radikal Bebas Ion Ferro Pembentukan Logam

Kelat Aktivitas pembentukan khelat pada ion ferro diukur menurut Zao . Campuran pereaksi yang mengandung ekstrak, air destilasi, FeCl 2 dan ferrozine yang kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 40 o C dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 562 nm. Setelah itu aktivitas pembentukan khelat dihitung menggunakan rumus : FeTPTZ 2 3+ + A R OH → FeTPTZ 2 2+ + H + + A R =O FeCN 6 3- + A- OH → FeCN 6 4- + H + + A=O 20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rata-rata Khelat = [1- A1-A2 ] X 100 Ao dimana Ao merupakan nilai absorbansi kontrol positif tanpa tambahan eksrak, A 1 merupakan nilai absorbansi campuran reaksi, A 2 merupakan nilai absorbansi tanpa penambahan FeCl 2 Arora, 2011.

2.8.5 Metode Tiosianat

Pengujian aktivitas antioksidan dengan metode ini didasarkan pada kemampuan senyawa antioksidan dalam menghambat terbentuknya radikal yang reaktif.Pembentukan radikal bebas disebabkan oleh oksidasi asam linoleat.Oksidasi lipid sering disebut autooksidasi karena reaksi tetap berlangsung walaupun tidak ada zat pengoksidasi. Hasil oksidasi asam linoleat adalah malonaldehida dan radikal peroksida yang reaktif. Radikal bebas yang terbentuk akan berubah menjadi senyawa karbonil, yaitu aldehida dan keton. Oksidasi asam linoleat membentuk malonaldehid merupakan indikasi adanya oksidasi lemak Fardiaz, 1996. Selain itu, asam linoleat yang mengalami kerusakan akan menghasilkan senyawa peroksida yang sangat reaktif dan bersifat radikal bebas. Penambahan antioksidan menyebabkan oksidasi asam linoleat terhenti Schulz, 1985. Aktivitas antioksidan yang ditentukan dengan metode tiosianat membutuhkan suatu kontrol positif, pembanding ini biasanya merupakan senyawa yang telah diketahui sifat antioksidannya seperti vitamin C, butil hidroksi toluen BHT atau tokoferol vitamin E. Oksidasi asam linoleat dalam kondisi buffer yang diinkubasi pada suhu 37 o C menggunakan FeCl 2 dan amonium tiosianat sebagai pereaksi oksodator dapat mengoksidasi Fe 2+ menjadi Fe 3+ sehingga menghasilkan warna merah darah yang menyerap sinar tampak pada panjang gelombang 500 nm. Intensitas warna dinyatakan sebagai nilai absorbansi dengan pengukuran menggunakan spektrofotometer UVVis. Peroksida lemak meningkatkan bilangan oksidasi Fe 2+ menjadi Fe 3+ yang kemudian bereaksi dengan ligan CNS - membentuk kompleks berwarna merah darah [FeCSN 6 3- . 21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.6 Metode Deoksiribosa

Reaksi degradasi gula deoksiribosa akan menghasilkan suatu produk karbonil dan dikarbonil di antaranya malonaldehid MDA. Adanya MDA dapat dideteksi dengan asam tiobarbiturat TBA dalam suasana asam membentuk suatu kromogen yang berwarna merah muda.Jumlah kromogen MDA-TBA yang terbentuk sangat bergantung dari jumlah deoksiribosa yang didegradasi. Semakin tinggi konsentrasi deoksiribosa yang ditambahkan akan menyebabkan peningkatan absorbansi kromogen MDA-TBA Halliwell, 1999. Uji kemampuan antioksidan suatu sampel untuk menghalangi jalan katalitik dari biosintesis pigmen melanin, pigmen yang membuat kulit putih. Tirosin mengatur tiga tahap di dalam jalan biosintesis melanin, dengan perubahan tirosin menjadi dopa, dopa menjadi dopaquinone dan DHI menjadi indole-5,6- quinone Vimala, et al., 2003.

2.9 Spektrometer UV-

Vis Spektrofotometer UV-Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur serapan yang dihasilkan dari interaksi kimia antara radiasi elektromagnetik dengan molekul atau atom dari suatu zat kimia pada daerah ultraviolet 200-400 nm dan sinar tampak 400-800 nm. Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuraan di daerah spektrum ultraviolet dan cahaya tampak terdiri dari suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan cahaya monokromatik dalam jangkauan 200 nm hingga 800 nm dan suatu alat yang sesuai untuk menetapkan serapan. Kedua sel yang digunakan untuk larutan yang diperiksa dan larutan pembanding harus mempunyai karakteristik spektrum yang sama. Bila digunakan instrumen bekas ganda dengan perekan, sel yang berisi pelarut ditempatkan pada jalur berkas pembanding. Jika tidak dinyatakan lain, serapan diukur pada panjang gelombang yang ditetapkan degan menggunkan kuvet yang panjangnya 1 cm pada suhu 19 o C hingga 20 o C. Jika hal tersebut tidak sesuai untuk instrumen tertentu, panjang gelombang kuvet dapat diubah atau sebagai gantinya kadar dapat diubah, asalkan telah ditunjukkan bahwa Hukum Beer dipenuhi untuk jangkauan kadar tersebut. Kecuali dinyatakan lain, pengukuran dilakukan terhadap pelarut yang digunakan 22 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk membuat larutan uji sebagai pembanding. Dalam hal tertentu, pengukuran dilakukan terhadap suatu campuran pereaksi sebagai pembanding. Suatu pernyataan dalam suatu penetapan kadar atau pengujian mengenai panjang gelombang serapan maksimum mengandung implikasi bahwa maksimum tersebut tepat pada atau dalam batas 2 nm dari panjang gelombang yang ditetapkan Soemitro, et al., 1995. Suatu spektrofotometri UV-Vis tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absobsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding Khopkar, 2003.

2.10 Krim

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Efek Ekstrak Kulit Manggis(Garcinia mangostana L.) Sebagai Anti-Aging Dalam Sediaan Krim

5 65 162

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Formulasi dan Uji Antioksidan Gel Masker Peel-Off Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

8 134 96

Formulai dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Anti-Aging Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Metode DPPH (1,1 Dipenil-2 PicrilHidrazil).

1 17 93

FORMULASI LIPSTIK EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana L ) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH SKRIPSI

0 0 16