Gambaran Singkat Perayaan Zhong Qiun Jie di Cina

8. Saat Bi Si : Antara pukul 13.00 – 15.00 9. Saat Shien Si : Antara pukul 15.00 – 17.00 10. Saat Yu Si : Antara pukul 17.00 – 19.00 11. Saat Sut Si : Antara pukul 19.00 – 21.00 12. Saat Hai Si : Antara pukul 21.00 – 23.00 50 Perayaan ini juga dilaksanakan secara religius sebagai pernyataan syukur kepada malaikat bumi Hok Tek Ceng Sin. Dilaksanakan dihadapan altar leluhur, Hok Tek Ceng Sin maupun di Lithang.

C. Gambaran Singkat Perayaan Zhong Qiun Jie di Cina

Setiap tanggal 15 bulan 8 kalender lunar, orang Cina di seluruh dunia memperingati Festival Pertengahan Musim Gugur Zhong Qiu Jie. Pada hari istimewa ini, orang-orang Cina bersembahyang di rumah-rumah ibadah dan melakukan acara keluarga di rumah. Setelah malam tiba, seluruh keluarga menikmati piknik di taman-taman umum. 51 Zaman dulu perayaan Zhong Qiu Jie dirayakan secara nasional untuk mempersembahkan kurban kepada bulan agar diberi panen yang melimpah selama setahun. Masyarakat mengadakan doa ritual dengan diiringi musik. Suku-suku yang ada merayakannya dengan menari di bawah sinar rembulan, sambil tak lupa menyalakan petasan. Kemudian sehubungan dengan perkembangan zaman perayaan Zhong Qiu Jie diadakan dengan lebih meriah lagi. Dimasa Dinasti Song Utara, perayaan ini diselenggarakan secara besar-besaran. Menurut Berita Ibukota Timur Dong Jing Menghua Lu, 50 MATAKIN, Tata Agama dan Tata Laksana Upacara Agama Konghucu, h.61 51 Pestival Pertengahan Musim Gugur, www.ppsatop.comlain2zhongqiujie.html pada malam Zhong Qiu Jie, ibukota menjadi demikian semaraknya dengan berbagai aktivitas. Toko-toko penjual arak dicat dengan lampion serta diberi tambahan penerangan, sehingga malam hari terlihat gemerlapan. Arak dijualpun adalah arak yang sudah tua, sehingga mutunya amat tinggi. Toko-toko buah melimpah dengan buah-buahan segar, dan toko- toko yang buka di malam hari ramai sekali dengan para pembeli. Demikian pula halnya dengan tempat hiburan malam yang telah penuh dipesan beberapa hari sebelumnya oleh orang-orang yang ingin menikmati malam Zhong Qiu Jie itu sambil minum-minum. Tepat tengah malam, rembulan bersinar penuh, udara dingin disertai dengan harum bunga akasia. Saat itu semua orang menikmati pengalaman yang indah. Dihalaman-halaman rumah, orang-orang menikmati saat itu dengan duduk-duduk bersama keluarga, mengelilingi sebuah meja. Di atas meja ada tempat pembakaran dupa untuk sembahyang. Di dalam pembakaran dupa, selain dupa yang dibakar ditancapkan pula sebatang ranting kedelai yang dianggap sebagai sebatang pohon akasia di bulan 52 . Di samping itu, di atas meja juga diletakkan persembahan yang berupa aneka buah segar, kacang kedelai rebus, kacang tanah yang telah dibumbui dan umbi talas. 52 Di istana Bulan, Chang E, istri Ho Tjek bertemu Wu Gang. Wu Gang ada di bulan untuk menjalani hukuman dikarenakan kesalahan yang dibuatnya ketika ia meditasi untuk mencapai kehidupan kekal. Ia dihukum untuk menebang sebuah pohon akasia. Telah beberapa puluh kali Wu Gang menebang pohon tersebut, tetapi pohon itu tak kunjung tumbang. Ketika batang pohon dikampaknya, bagian yang sudah terkampak itu tertutup lagi. Akhirnya Wu Gang terus-menerus mangampaki batang pohon akasia tersebut. Yoest MSH, Tradisi dan Kultur Tionghoa, Jakarta: Gerak Insani Mandiri, 2004, h.109 Ditengah meja diletakkan sebuah kue bulan besar yang telah dipotong-potong; cukup untuk dimakan oleh seluruh keluarga. Kue bulan atau Tiong Chiu Phia ini merupakan hidangan khusus untuk peringatan Zhong Qiu Jie. Dalam upacara sembahyang biasanya dipimpin oleh seorang perempuan, karena saat itu mereka sedang bersembahyang untuk Chang E. selain itu masyarakat etnis Cina percaya, bahwa bulan itu juga merupakan unsur perempuan. Biasanya perempuan yang telah menikah, juga pulang ke rumah orang tuanya untuk ikut merayakan upacara Zhong Qiu Jie bersama-sama dengan keluarganya. Setiap orang secara bergiliran menundukkan kepalanya. Setelah selesai sembahyang, seluruh keluarga memakan makanan yang telah dipersembahkan tadi; kemudian mengobrol sampai larut malam. Para orang tua biasanya bercerita mengenai legenda Chang E, dan yang lainnya mendengarkan dengan asyiknya. 53 Orang Cina zaman dahulu jarang sekali bepergian terlebih kaum hawa, pada perayaan malam purnama ini dimanfaatkan oleh para muda- mudi untuk menikmati hiburan rakyat dan sekaligus memungkinkan saling tatap mukabekenalan yang dimanfaatkan saling mencari persahabatan. 54 Sampai saat ini, perayaan Zhong Qiu Jie di negeri China dijadikan tradisi untuk reuni keluarga. 55 53 Yoest MSH, Ibid, h. 109 - 111 54 Anly Cenggana, Sejarah dan Makna Thiong Chiu 55 Yoest M S H., h.111

Bab IV Perayaan Zhong Qiu Jie