16
Di dalam peranannya sebagaimana dikatakan oleh David Berry terdapat dua macam harapan yaitu: harapan-harapan dari masyarakat terhadap pemegang peranan
dan harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang peranan terhadap masyarakat.
5
B. Pekerja Sosial dan Peranan Pekerja Sosial dalam Konteks Wanita Tuna Susila WTS.
Pekerja Sosial merupakan profesi yang relatif baru di Indonesia, sehingga banyak kalangan masyarakt yang belum paham mengenai tujuan dan manfaat profesi
ini. Oleh karenanya ada sebagian pihak yang menyatakan bahwa setiap profesi orang dapat menjadi Pekerja Sosial. Pandangan tersebut berlandaskan pada anggapan
bahwa pekerjaan yang dilakukan para Pekerja sosial adalah pekerjaan memberi sesuatu kepada orang lain. Jadi asal ada kemauan dan kesediaan untuk membantu
orang, maka akan dapat menjadi Pekerja Sosial. Bagi orang awam, hal ini sah-sah saja. Namun sesungguhnya seseorang dapat disebut Pekerja Sosial apabila memenuhi
kriteria tertentu seperti: memiliki kerangka pengetahuan, nilai dan ketrampilan tentang pekerjaan sosial.
6
Tercatat ada beberapa ahli terkemuka dibidang pekerjaan sosial seperti: Siporin, Pincus dan Minahan, Friedlander dan Apte, Zastrow, de Gusman, serta
5
Ibid, h. 99
6
Dwi Heru Sukoco, Profesi Pekerjaan Sosial dan Pertolongannya, Bandung: Kopma STKS, 1998, h. 75
17
Skidmore dan Thackeray telah memberikan definisi tentang pekerjaan sosial menurut sudut pandang masing-masing.
7
1. Siporin, mendefinisikan pekerjaan sosial sebagai berikut:
“Social work is defined as social institutional method of helping people to prevent and resolve their social problems, to restore an
enchance their social functioning”.
Pekerjaan sosial, adalah suatu metode institusi sosial untuk membantu orang mencegah dan memecahkan masalah mereka serta untuk
memperbaiki dan meningkatkan keberfungsian sosial mereka.
2. Pincus dan Minahan :
“Social work is a concerned with the interactions between people and their social environment which affect the ability of people to
accompolish their life task, allevioate distress, and realize their aspirations and values”.
Pekerjaan sosial adalah berkepentingan dengan permasalahan interaksi antara orang dengan lingkungan sosialnya, sehingga mereka mampu
melaksanakan tugas-tugas
kehidupan, mengurangi ketegangan, mewujudkan aspirasi dan nilai-nilai mereka.
3. Friedlander dan Apte :
“Social work is a professional service, based and scientific knowledge and skill in human relations, which help individuals, groups, or
7
Ibid, h. 4-9
18
communities abtain
social or
personal satisfaction
and independence”.
Pekerjaan sosial merupakan suatu pelayanan profesional, yang prakteknya didasarkan kepada pengetahuan dan ketrampilan ilmiah
tentang relasi manusia, sehingga dapat membantu individu, kelompok dan masyarakat mencapai kepuasan pribadi dan sosial serta kebebasan.
4. Zastrow : “Social work is the professional of helping individuas, group, or
communities to enhance or restore their capacity for social functioningand to create society conditions favorable to their goals”.
Pekerjaan sosial merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu-individu,
kelompok-kelompok atau
masyarakat guna
meningkatkan atau memperbaiki kemampuan mereka dalam fungsi serta menciptakan kondisi masyarakat yang menungkinkan mereka
mencapai tujuan.
5. Gusman : “Social work is the profession which is primaly concerned with
organized social service activity animed to facilitate and strengthen basic relationship in the mutual adjusment between individual, and
their social environment for the good of the individual and society, by the use of social work menthods”.
Pekerjaan sosial adalah merupakan profesi yang bidang utamanya berkecimpung dalam kegiatan pelayanan sosial yang terorganisasi, di
19
mana kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan fasilitas dan memperkuat relationship, khususnya dalam penyesuaian diri secara
timbal balik dan saling menguntungkan antara individu dengan lingkungan sosialnya, sehingga individu maupun masyarakat dapat
menjadi baik.
6. Skidmore dan Thackeray : “Social work seeks to enhance the social functioning of individuals,
singly and groups, by activitiesfocused upon their social relationship which constitute the interaction between man and his environment”.
Pekerjaan sosial bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu, baik secara individual maupun kelompok, di mana
kegiatannya difokuskan kepada relasi mereka, khususnya interaksi antara manusia dengan lingkungannya.
Di samping definisi yang dikemukakan para ahli terkemuka di atas, wacana mengenai pekerjaan sosial juga mendapat perhatian luas dari para ilmuwan Indonesia,
termasuk di dalamnya para akademisi. Misalnya mendefinisikan tentang pekerjaan sosial sebagai berikut :
“Pekerjaan sosial adalah suatu bidang keahlian yang mempunyai tanggung jawab untuk memperbaiki dan mengembangkan interaksi
antara orang dengan lingkungan sosial sehingga tugas-tugas kehidupan
20
mereka mengatasi kesulitan-kesulitan, serta mewujudkan aspirasi- aspirasi dan nilai-nilai mereka”.
8
Pengertian pekerjaan sosial di Indonesia, selengkapnya terdapat di dalam
Buku Panduan Pekerja Sosial yang mengacu pada pasal 2, ayat 3 UU No. 6 1974
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, Yaitu :
“Pekerjaan sosial, adalah semua ketrampilan tekhnis yang di jadikan wahana bagi usaha kesejahteraan sosial, serta merupakan suatu
kegiatan profesional dalam menolong orang, kelompok maupun masyarakat yang menderita atau terancam akan menderita masalah
sosial, sedemikian rupa sehingga mereka mampu menolong dirinya sendiri”.
9
Ketentuan itulah yang hingga kini dijadikan pedoman bagi para Pekerja Sosial khususnya di lingkungan Depsos sekarang BKSN agar para Pekerja Sosial dapat
melaksanakan tugasnya secara sistematis, efektif dan efisien. Seperti telah diketahui seseorang yang menjalankan profesi di bidang
pekerajaan sosial adalah Pekerja Sosial atau dikenal dengan istilah asingnya sebagai Social Worker
. Meskipun profesi ini belum sepopuler dinegara-negara maju, namun keberadaannya secara yuridis telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah
Indonesia antara lain melaui penerbitan Surat Keputusan Menteri Sosial RI Nomor :
8
Soetarso, Praktek Pekerjaan Sosial, Bandung: Kopma STKS, 1993, h. 5
9
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang, Ketentauan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, Jakarta : Biro Hukum Departemen Sosial RI
21
11HUK1989, tanggal 2 maret 1989 tentang Pendelegasian Wewenang pengangkatan, Pembebasan Sementara, Pemberhentian dan Pengenkatan Jabatan
Pekerja Sosial di lingkungan Departemen Sosial. Sementara itu, definisi Pekerja Sosial menurut Buku Panduan Pekerja Sosial
adalah sebagai berikut: “Pekeraja Sosial adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas
melaksanakan kegaiatan usaha kesejahteraan sosial secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada lingkup Depertemen Sosial dan Unit
Pelayanan Kesejahteraan Sosial pada instansi lainnya berdasarkan kompetensi profesional pekerjaan sosial”.
10
Di lingkungan Departemen Sosial sekarang BKSN, para Pekerja Sosial ini di dalam struktur keorganisasian kedudukannya berada di dalam kelompok Pejabat
Fungsional, atau lebih akrab dengan sebutan Jabatan Fungsional Pekerja Sosial, yaitu:
“Kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak sseorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi
untuk melaksanakan usaha kesejahteraan sosial secara penuh dan
10
Dep Sos RI, Panduan Pekerja Sosial Di Ligkungan Departemen Sosial RI, Jakarta: Sekretariat Jenderal, 1998, h. 4
22
mandiri, serta didasarkan pada keahlian dan ketrampilan aprofesional pekerjaan sosial”.
11
Mengacu pada definisi tersebut, maka kita dapat mengenali ‘jati diri’ seorang Pekerja Sosial. Pekerja Sosial adalah tenaga profesional yang memiliki dua atribut :
1. Kekuasaan power :
Yaitu kemampuan untuk mengendalikan orang lain berdasarkan keahlian dan ketrampilan profesional pekerjaan sosial. Keahlian
ketrampilan ini diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman profesional.
2. Kewenangan Authority:
Yaitu menunjukkan pada suatu kewenangan, di mana seorang Pekerja Sosial berhak untuk melaksanakan kekuasaannya.
Berbicara tentang Peranan Pekerja Sosial di Indonesia, terutama dalam kehidupan individu, keluarga maupun masyarakat akan membawa kita kedalam
diskusi yang panjang. Sosok seorang pekerja Sosial diharapkan oleh masyarakat mampu memainkan peranannya yang lebih besar lagi dari peranan yang selama ini
dilakukan, meskipun para ahli pekerjaan sosial telah merumuskan peranan Pekerja Sosial secara ideal.
Zastrow, mengemukakan bahwa dalam rangka membantu atau bekerja dengan
individu, kelompok, keluarga, organisasi-organisasai serta masyarakat, seorang
11
Ibid, h. 5
23
Pekerja Sosial diharapkan memiliki tingkat pengetahuan dan ketrampilan yang cukup memadai didalam berbagai peranan yang dilakukan.
Adapun peranan Pekerja Sosial dimaksud mencakup 12 macam yang pelaksanaanya dapat dipilih dan disesuaikan, yaitu :
1. Sebagai Enabler pemungkin.
Peran untuk membantu individu atau kelompok untuk mengartikulasi menyatakan kebutuhan-kebutuhan mereka, untuk menjelaskan dan
mengidentifikasikan masalah
mereka, untuk
mencari strategi
pemecahan masalah, serta memilih dan menerapkan strategi guna mengambangkan kapasitas mereka dalam menangani masalah secara
lebih efektif. 2.
Sebagai Broker penghubung Peran yang menghubungkan individu-individu dan kelompok yang
perlu bantuan dan yang tidak tahu di mana bantuan tersebut bisa di dapat dari pelayanan masyarakat.
3. Sebagai Mediator penengah
Melakukan intervensi jika terjadi perselisihan antara lain kedua pihak untuk membantu mereka dalam mencapai kompromi, merekonsiliasi
perbedaan atau mencapai kesepakatan bersama yang memuaskan. Para Peksos ini menggunakan orientasi nilai dan ketrampilan unik mereka
dalam berbagai bentuk.
24
4. Sebagai Advocate pembela.
Peran ini diambil dari profesi hukum. Dalam peran ini pembela memberiklan kepemimpinan dalam mengumpulkan informasi, dalam
mengargumentasikan kebenaran kebutuhan dan permintaan klien. Hal ini dilakukan apabila seprang klien atau kelompok masyarakat sedang
membutuhkan bantuan dan institusi yang ada enggan atau secara terbuka bersikap negatif dan bermusuhan.
5. Sebagai Activist aktivis.
Seorang aktivis selalu mencari perubahan institusional; seringkali tujuanya melibatkan perubahan dalam kekuasaan dan sumber daya bagai
kelompok yang kurang beruntung. Para aktivis ini peduli dengan ketidak adilan, ketidak merataan, dan kemiskinan sosial dan taktik yang
menggunakan biasanya berupa konflik, konfrontasi dan negosiasi. 6.
Sebagai initiator inisiator pemulai Seorang
Peksos harus
mengetahui potensi
masalah dan
menunjukkannya terlebih dahulu. 7.
Sebagai coordinator koordinator Menyatukan beberapa komponen secara bersama dengan cara yang
terorganisir.
12
12
Charles Zastrow, Introduction to Social Work and Social Welfare, California : Brooks Cole Publishing Company, 1996, h. 584 - 585
25
C. Kesejahteraan Sosial 1. Kesejahteraan Sosial