Latar Belakang Timbulnya Wanita Tuna Susila WTS

37 terdapat beberapa pelaku, seperti germo, mucikari, pelacur dan orang yang hubungan seksual dengan pelacur.

2. Latar Belakang Timbulnya Wanita Tuna Susila WTS

Berbagai Penyebab timbulnya wanita tuna susila dapat dibagi kepada dua faktor penyebab yaitu: Faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah dorongan-dorongan biologis yang timbul dari dalam diri seseorang yang tidak dapat dikendalikan sehingga ia terjun ke dunia pelacuran, sedangkan faktor eksternal adalah dorongan-dorongan biologis yang dari luar diri seseorang itu sendiri, seperti dari lingkungan keluarga yang miskin atau tertipu oleh bujuk rayu para germo atau yang menjanjikan pekerjaan terhormat, tetapi kenyataannya berfungsi sebagai pelacur. Faktor internal tersebut manurut Dra. Kartini Kartono dapat berupa: a. Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menyalurkan kebutuhan seks b. Dekadensi moral dan agama c. Adanya kecendrungan untuk melacurkan diri untuk menghindari kesulitasn hidup dan mendapatkan kesenangan dengan jalan pendek. d. Adanya nafsu-nafsu seks yang abnormal, seperti tidak puasnya melakukan hubungan seks dengan satu pasangan saja. e. Aspirasi material dan kesenangan yang tinggi pada diri wanita namun malas bekerja f. Ada rasa keingintahuan gadis-gadis pada masa puber dalam masalah seks lalu mencoba-coba yang akhirnya hanyut dalam pelacuran. 38 g. Adanya ambisi-ambisi yang tinggi pada diri wanita untuk mandapatkan status sosial yang tinggi dengan mudah tanpa bekerja berat atau skill khusus. 35 Menurut Marzuki Umar Sa’bah ada beberapa penyebab wanita menjadi pelacur, yaitu karena : a. Hubungan keluarga yang berantakan, terlalu menekan, dan mengalami penyiksaan seksual dalam keluarga. b. Kegagalan keluarga dalam memfungsikan perannya sebagai pembina nilai- nilai keagamaan atau nilai-nilai agama yang dianut tidak memberikan dasar untuk menolak pelacuran. c. Jauhnya seseorang dari kehidupan normal akibat rendahnya pendidikan yang dimiliki, kemiskinan, dan gambaran jaminan pekerjaan dan masa depan yang tidak jelas. d. Hasrat berpetualang dan kemudahan meraih uang. e. Hubungan seks terlalu dini, keterlibatan pada satu pergaulan yang selalu merongrongnya dan mungkin juga dikombinasikan oleh pengaruh obat dan alcohol. f. Perasaan benci terhadap ayah yang diletupkan dengan cara melacur dari satu pria ke pria lain. g. Paduan antara kemiskinan, kebodohan, kekerasan dan tekanan penguasa. 36 35 Ibid, h. 231-237 36 Marzuki Umar Sa’abah, Seks dan Kita, Jakarta Gema Insani Press, 1998, Cet. I, h. 87 39 Masalah kebutuhan seks atau kebutuhan biologis yang menyebabkan seseorang terjerumus kedalam pelacuran yaitu karena norma-norma agama dan nilai- nilai budaya tidak lagi berperan dalam diri yang bersangkutan, sebagaimana dikemukakan oleh Syani, yaitu : Seseorang merasakan mana tahan, jika kebutuhan biologis satu ini tidak terpenuhi atau paling tidak terhambat, sehingga manusia akan segera mencari jalan untuk mengatasinya. Dalam mencari jalan ini, jika norma-norma aturan-aturan dan nilai-nilai budaya tidak kuat peranannya maka tidak mustahil akan membawa seseorang ke arah penyimpangan-penyimpangan. 37 Faktor Eksternal yang menyebabkan timbulnya pekerja seks komersial menurut Dra. Kartini Kartono adalah: a. Tidak adanya undang-undang yang melarang pelacuran, serta tidak ada undang-undang yang melarang orang-orang melakukan relasi seks sebelum menikah. b. Komersialisasi seks, baik di pihak wanita atau oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan seks. c. Tekanan ekonomi, faktor kemiskinan yang menyebabkan orang lupa segala- galanya. 37 Abdul Syani, Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial, Jakarta: Fajar Agung, 1987, Cet. I, h. 124-125. 40 d. Tertipu rayuan dan bujukan kaum laki-laki atau para calo terutama yang menjanjikan pekerjaan-pekerjaan terhormat dengan gaji tinggi. e. Banyaknya stimulasi dalam bentuk: Flm porno, gambar-gambar porno, bacaan-bacaan cabul. f. Pengalaman-pengalaman traumatis luka jiwa dan shock mental; misalnya gagal dalam bercinta, perkawinan di madu, ditipu, suami menyeleweng. g. Ajakan-ajakan teman yang sudah kecanduan obat-obat terlarang ganja, minuman keras, morfin, heroin, candu dan lain-lain banyak yang menjadi pelacur untuk mendapatkan uang membeli obat-obat tersebut. 38 Menurut Soejono Soekanto sebab-sebab terjadinya pelacuran haruslah dilihat pada faktor-faktor endogen. Diantara faktor-faktor endogen seperti nafsu kelamin yang besar, sifat malas dan keinginan yang besar untuk hidup mewah. Diantara faktor eksogen yang utama adalah faktor ekonomis, urbanisasi yang teratur, keadaan yang tak memenuhi syarat dan seterusnya. 39 Sedangkan Drs. Ma’ruf Asrori menyebutkan banyk faktor yang menyebabkan timbulnya pelacuran, baik yang berasal dasri dalam endogen maupun dari luar eksogen diri pelakunya, seperti ketidak mampuan mengendalikan nafsu, lemahnya iman dan intelegensia, serta situasi hidup yang tidak menguntungkan merupakan beberapa faktor endogen yang bisa mendorong seseorang melakukan pelacuran. Sedangkan faktor eksogen bisa datang dari hampir setiap aspek kehidupan modern 38 Kartini Kartono, Patologi Sosial,Loc. cit 39 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, loc. Cit. 41 yang tumbuh berkembang tidak atas dasar konsep agama. Diantaranya: trend mode dan make up, pergaulan bebas, film, gambar dan bacaan porno, panti pijat, bar, klub malam dan lain-lain. 40

3. Bentuk-bentuk dan dampak terhadap Wanita tuna susila serta permasalahannya.