pengembangan teknis dari peralatan tersebut. Pengurangan kemungkinan kerusakan mesin peralatan merupakan tujuan yang paling penting dalam dari
sistem Preventive Maintenance. Bila pemeliharaan rutin dilakukan dengan baik, maka beberapa mesin
cadangan yang ada akan tidak terpakai, sehingga umur mesin akan bertambah panjang hingga perbaikan hanya perlu dilakukan pada saat dilakukannya
pembongkaran mesin-mesin berskala besar di pabrik tersebut, maka mesin cadangan boleh dikurangi yang artinya hal tersebut akan dapat mengurangi biaya
pemeliharaan. Data-data dan informasi sehubungan dengan kerusakan dan perbaikan mesin peralatan akan tersimpan dengan sistematis dan ini merupakan
data dasar untuk merumuskan rencana-rencana pemeliharaan selanjutnya dan peningkatan fasilitas yang dilakukan oleh bagian pemeliharaan dan bagian
inspeksi. Data ini merupakan masukan yang sangat akurat untuk bagian pergudangan yang mengurusi suku cadang dan bahan untuk pemeliharaan rutin.
b. Sistem Pemeliharaan Setelah Rusak
Breakdown Maintenance
Pada awalnya semua industri menggunakan sistem ini. Prinsip kerjanya yaitu jika ada mesin peralatan yang sudah rusak, baru pemeliharaan akan
dilakukan sesegera mungkin. Jika industri memakai sistem ini maka kerusakan mesin akan berulang berkali-kali dan frekuensi kerusakannya sama setiap
tahunnya. Industri yang menggunakan sistem ini dianjurkan untuk menyediakan
cadangan mesin stand by machine bagi mesin-mesin yang vital. Sifat lain dari sistem ini adalah data dan file informasi, dimana data dan file informasi perbaikan
mesin peralatan harus tetap dijaga. Pada sistem ini untuk pembongkaran tahunan tidak ada karena pada saat dilakukan penyetelan atau perbaikan, unit-unit
cadanganlah yang dipakai. Dan hal ini memerlukan tenaga kerja tetap yang sangat banyak dibandingkan dengan sistem lain. Sistem Breakdown Maintenance ini
sudah banyak ditinggalkan oleh industri-industri karena sudah ketinggalan zaman karena tidak sistematik secara keseluruhannya dan banyak mengeluarkan biaya
maupun waktu yang terbuang.
c. Sistem Pemeliharaan Ulang
Corrective Maintenance
Dengan meningkatnya sistem perkembangan bahan sehingga tidak sejalan dengan perkembangan pemeliharaan sistem preventive. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dianjurkan untuk melakukan sistem pemeliharaan ulang Corrective Maintenance. Setelah beberapa tahun pemeliharaan rutin dilaksanakan di pabrik
dan dari data-data inspeksi yang dilakukan maka dapat diperoleh umur dan biaya pemeliharaan dari masing-masing mesin peralatan. Dari informasi ini kita dapat
menentukan prioritas unit mana yang harus segera di perbaiki. Bagian inspeksi dan perencanaan bekerja sama dengan bagian produksi dan pekerja lapangan akan
menginformasikan kondisi masing-masing mesin dengan cara sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan aslinya dan apakah kinerja berubah setelah masa
pemeliharaan yang lama, suku cadang mana yang mudah rusak. 2. Adakah cara lain untuk mencegah kerusakan tersebut.
3. Mencari dimana letak permasalahan dari sistem tersebut. 4. Menetapkan umur dari masing-masing mesin dan peralatan untuk menangkal
munculnya masalah yang lebih besar lagi.
Selanjutnya data-data perbaikan dan pemeriksaan rutin akan memungkinkan kita mendeteksi kemungkinan terjadinya kerusakan dan
mempersiapan kerja untuk jenis pekerjaan tersebut. Ini akan menghasilkan prosedur perbaikan yang tepat dan dapat meminimalkan waktu yang di pakai
untuk pekerjaan tersebut. Sifat-sifat yang menonjol dari sistem pemeliharaan ulang adalah efisien dan erat hubungan diantara bagian perencana, bagian inspeksi
dan pekerja seperti ahli bahan, insinyur mesin, kimia dan lain-lain. Disinilah masalah yang muncul di lapangan dapat diatasi berkat adanya kerjasama dari
seluruh bagian-bagian yang ada di pabrik. Meminimalkan frekuensi kerusakan pabrik setiap bulan dapat dilakukan
dengan cara menjaga kualitas bahan, memodifikasi rancangan mesin, proses, dan lain-lain. Informasi dari penyediaan barang Supplier mengenai barang-barang
bahan yang terbaru akan sangat membantu perencanaan selanjutnya, tetapi pemakaian bahan-bahan ini harus kita mengerti benar dan disesuaikan dengan
keperluan pabrik. Tugas dari seorang insinyur bagian pemeliharaan tidak hanya sebatas memelihara mesin dan peralatan yang ada saja, tetapi juga bertugas untuk
memaksimumkan keuntungan pabrik dengan mengurangi jumlah kerusakan mesin peralatan dan juga mengurangi biaya pemeliharaan. Hal ini dilakukan dengan
mempelajari mengembangkan teknologi yang terbaru. Konsep pembiayaan pada pengembangan bahan untuk suku cadang mesin peralatan tertentu sangatlah
penting dan orang yang ahli bahan harus bekerja sama dengan bagian pemeliharaan.
Awalnya pada pemeliharaan ulang, tenaga kerja tambahan dan penanaman modal diperlukan, tetapi modal tersebut akan kembali dalam waktu yang singkat
dengan dinaikkannya pelayanan, berkurangnya kerusakan, penurunan biaya perbaikan, dan bertambah panjangnya umur fasilitas-fasilitas tersebut. Dengan
demikian kondisi masing-masing mesin peralatan sudah sangat terjamin.
d. Sistem Pemeliharaan Produktif