Penentuan Batas Bawah pada Metode Branch and Bound

Bab 3 PEMBAHASAN

3.1 Penentuan Batas Bawah pada Metode Branch and Bound

Batas bawah akan ditentukan setelah menyelesaikan bentuk umum program linear. Bentuk umum program linear diberikan sebagai berikut: Maks atau Min : ∑ , untuk Kendala: ∑ atau atau , untuk Setelah menyelesaikan bentuk umum di atas maka akan didapatkan nilai dari variabel dan jika nilai tersebut dimasukkan ke dalam fungsi tujuan maka akan didapatkan fungsi tujuan awal. Pada kasus minimasi fungsi tujuan awal tersebut akan menjadi batas bawah awal. Pada kasus maksimasi nilai variabel tersebut harus di bulatkan ke bawah menggunakan metode pembulatan biasa dan kemudian dimasukkan ke dalam fungsi tujuan maka akan menghasilkan fungsi tujuan baru yang akan menjadi batas bawah awal. Selanjutnya penentuan batas bawah akan dilakukan pada percabangan. Cara menentukan batas bawah pada setiap sub problem adalah dengan melihat nilai fungsi tujuan yang lebih besar dari batas awal yang telah ditentukan. Tetapi, jika nilai fungsi tujuan pada subproblem sudah bulat maka batas bawah akan sama dengan batas atas.untuk lebih jelasnya akan diberikan contoh persoalan sebagai berikut : Contoh persoalan kasus maksimasi: Maks s.t dan integer Penyelesaian: Selesaikan persoalan di atas menggunakan metode simpleks sehingga diperoleh tabel simpleks sebagai berikut: Tabel 3.1 : Tabel simpleks awal Basis variabel 5 8 Nilai 5 1 2,25 0,25 2,25 8 1 -1,25 -0,25 3,75 1,25 -0,75 41,25 Dari tabel simpleks di atas didapatkan nilai , dan Gambar 3.1 : Percabangan untuk iterasi awal Dapat dilihat solusi menghasilkan nilai yang merupakan batas atas. Nilai batas bawah diperoleh dengan melakukan pembulatan ke bawah pada kedua variable keputusan sehingga didapatkan nilai . Karena solusi belum bulat optimal, maka perlu dilakukan percabangan untuk menemukan solusi optimum bulat. Untuk melakukan percabangan perhatikan nilai variable keputusan yang terbesar, dalam hal ini akan menjadi suatu kendala baru yakni dan . Iterasi 1 Bagian 1 Maks s.t Bagian 2 Maks s.t Bagian 1 : Selesaikan bagian 1 dengan menggunakan metode simpleks sehingga diperoleh tabel simpleks sebagai berikut: Tabel 3.2 : Tabel simpleks untuk bagian 1 Basis variabel 5 8 Nilai 5 1 1 -1 3 -5 1 -4 3 8 1 1 3 5 3 39 Dari tabel di atas diperoleh dan dan Bagian 2: Selesaikan bagian 2 dengan menggunakan metode simpleks sehingga diperoleh tabel simpleks sebagai beikut : Tabel 3.3 : Tabel simpleks untuk bagian 2 Basis variabel 5 8 Nilai 1 -0,2 0,8 -0,8 0,2 5 1 0,2 -1,8 1,8 1,8 8 1 1 -1 4 1 1 -1 41 Dari tabel di atas diperoleh dan dan Gambar 3.2 : Percabangan untuk iterasi 1 Karena pada bagian 1 sudah memiliki solusi bulat dan nilai dijadikan batas bawah baru dan juga dijadikan nilai calon. Selanjutnya perhatikan bagian 2, pada bagian ini masih terdapat variable keputusan yang tidak bulat dan nilai dijadikan batas atas baru. Oleh karena itu, dilakukan percabangan lagi dengan nilai dan . Iterasi 2 Bagian 3 Maks s.t Bagian 4 Maks s.t Bagian 3: Selesaikan bagian 3 dengan menggunakan metode simpleks sehingga diperoleh tabel simpleks sebagai berikut : Tabel 3.4 : Tabel simpleks untuk bagian 3 Basis variabel 5 8 Nilai 1 -0,11 0.56 0,11 -1 1 1 0,44 8 1 0,11 4,44 5 1 1 0,88 40,56 Dari tabel di atas diperoleh dan dan Bagian 4: Pada bagian ini tidak mempunyai solusi layak. Gambar 3.3 : Percabangan untuk iterasi 2 Perhatikan pada bagian 3 masih terdapat variable keputusan yang tidak bulat dan nilai masih memenuhi batas yang telah ditentukan yang kemudian dijadikan batas atas. Oleh karena itu, dilakukan percabangan lagi dengan nilai dan . Pada bagian 4 solusi tidak layak dikarenakan terdapat kendala yang tidak dipenuhi. Iterasi 3 Bagian 5 Maks s.t Bagian 6 Maks s.t Bagian 5: Selesaikan bagian 5 dengan menggunakan metode simpleks sehingga diperoleh tabel simpleks sebagai berikut: Tabel 3.5 : Tabel simpleks untuk bagian 5 Basis variabel 5 8 Nilai 1 -1 -1 1 1 -5 -9 4 8 1 1 4 5 1 1 1 -1 1 1 -5 8 37 Dari tabel di atas diperoleh dan dan Bagian 6: Selesaikan bagian 6 dengan menggunakan metode simpleks sehingga diperoleh tabel simpleks sebagai berikut : Tabel 3.6 : Tabel simpleks untuk bagian 6 Basis variabel 5 8 Nilai 1 -0,2 0,8 -0,8 1 -1 1 1 -1 1 8 1 1 -1 5 -0,2 1 1,8 -1,8 1 5 0,2 -1,8 1,8 1 -1 1 40 Dari tabel di atas diperoleh dan dan Gambar 3.4 : Percabangan untuk iterasi 3 Perhatikan pada bagian 5 nilai sudah merupakan solusi bulat. Karena nilai lebih kecil dari nilai calon maka solusi pada bagian ini bukan merupakan solusi bulat optimum. Perhatikan bagian 6 nilai juga sudah merupakan solusi bulat dan karena lebih besar dari nilai calon maka merupakan solusi bulat optimum. Contoh persoalan minimasi: Min Z : s.t dan integer Penyelesaian: Selesaikan persoalan di atas menggunakan metode simpleks sehingga diperoleh tabel simpleks sebagai berikut : Tabel 3.7 : Tabel simpleks awal Basis variabel 4 5 Nilai 5 1 0,3 -0,1 -0,3 0,1 0,8 4 1 -0,2 0,4 0,2 0,4 1,8 0,7 1,1 -0,7 -1,1 11,2 Dari tabel simpleks di atas diperoleh nilai , , dan Gambar 3.5 : Percabangan awal Dapat dilihat solusi menghasilkan nilai yang merupakan batas bawah. Nilai batas atas diperoleh dengan melakukan pembulatan ke atas pada kedua variable keputusan sehingga didapatkan nilai . Karena solusi belum bulat optimal, maka perlu dilakukan percabangan untuk menemukan solusi optimum bulat. Untuk melakukan percabangan perhatikan nilai variable keputusan yang terbesar, dalam hal ini akan menjadi suatu kendala baru yakni dan Iterasi 1 Bagian 1 Min Z : s.t Bagian 2 Min Z : s.t Bagian 1: Selesaikan bagian 1 dengan menggunakan metode simpleks sehingga diperoleh tabel simpleks sebagai berikut : Tabel 3.8 : Tabel simpleks untuk bagian 1 Basis variabel 4 5 Nilai 5 1 0,5 -1,5 -0,5 2 -1 2 -5 1 -2 4 4 1 1 1 2,5 -3,5 -2,5 14 Dari tabel di atas diperoleh dan dan Bagian 2: Selesaikan bagian 2 ini dengan menggunakan metode simpleks sehingga diperoleh tabel simpleks sebagai berikut : Tabel 3.9 : Tabel simpleks untuk bagian 2 Basis variabel 4 5 Nilai 5 1 0,25 -0,25 -0,25 0,25 0,75 4 1 1 -1 2 0,5 -1 -2,5 1 -0,5 2,5 0,5 1,25 2,75 -1,25 -2,75 11,75 Dari tabel di atas diperoleh dan dan Gambar 3.6 : Percabangan untuk iterasi 1 Karena pada bagian 1 memiliki nilai yang lebih besar dari batas yang telah ditentukan maka dikatakan inferior. Selanjutnya perhatikan bagian 2, pada bagian ini masih terdapat variable keputusan dan nilai fungsi tujuan yang tidak bulat. Nilai ini akan dijadikan batas bawah baru. Oleh karena itu, dilakukan percabangan lagi dengan nilai dan . Iterasi 2 Bagian 3 Min Z : s.t Bagian 4 Min Z : s.t Bagian 3: Selesaikan bagian 3 ini dengan menggunakan metode simpleks sehingga diperoleh tabel simpleks sebagai berikut : Tabel 3.10 : Tabel simpleks untuk bagian 3 Basis variabel 4 5 Nilai 3 -1 -10 -3 1 8 1 -1 -4 -1 1 3 4 1 1 -4 -1 5 5 1 1 4 -11 -4 20 Dari tabel di atas diperoleh dan dan Bagian 4: Selesaikan bagian 4 ini dengan menggunakan metode simpleks sehingga diperoleh tabel simpleks sebagai berikut : Tabel 3.11 : Tabel simpleks untuk bagian 4 Basis variabel 4 5 Nilai 4 1 1 -4 -1 4 1 -3 1 10 3 -1 -10 2 -1 1 4 1 -1 -4 1 5 1 1 -1 1 -5 13 5 -13 13 Dari tabel di atas diperoleh nilai , dan , dan Gambar 3.7 : Percabangan untuk iterasi 2 Perhatikan pada bagian 3 nilai melebihi batas yang telah ditentukan maka dikatakan inferior. Pada bagian 4 nilai batas atas sudah sama dengan batas bawah maka nilai sudah optimum dan karena tidak ada percabangan lagi maka nilai sudah merupakan nilai optimum.

3.1 Penentuan Batas Bawah pada Metode Branch and Price