Gambaran Pola Tidur Anak yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan

(1)

GAMBARAN POLA TIDUR ANAK YANG DIRAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT SARI MUTIARA MEDAN

SKRIPSI

Oleh:

BOBI C. SIBARANI

101101138

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan kesetiaanNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Gambaran Pola Tidur Anak yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keperawatan USU, dr. Dedi Ardinata, M.Kes.

Pembantu dekan I Erniyati S.Kp., MNS, Pembantu dekan II Evi Karota Bukit, S.Kp., MNS., dan Pembantu dekan III Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp., MNS. 2. Farida L.S. Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep. sebagai pembimbing skripsi, Nunung

Febriany Sitepu S.Kep., Ns., MNS., dan Ismayadi S.Kep., Ns., M.Kes., CWCCA yang telah banyak membimbing dan mengarahkan serta memberi masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini

3. Rosina Tarigan, S.Kp., M.Kep., Sp. KMB., WOC(ET)N selaku pembimbing akademik dan seluruh dosen Fakultas Keperawatan USU yang telah mendidikku menjadi seorang perawat yang professional

4. Pimpinan dan seluruh Staf Rumah Sakit Sari Mutiara Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. Juga kepada responden dan keluarga responden yang mendukung dalam pengerjaan skripsi ini.


(4)

5. Orang tua (Hotlan Sibarani dan Tiodinar Tambunan) dan juga kakak, abang dan adik (Roita, Lenny, Devi, Niko, Apriani, dan Sentiana) dan semua keluarga atas kasih sayang, doa, motivasi selama pengerjaan studi saya.

6. Sahabat doa dan teman-teman KTB BEMS’S OKULI ( Kak Sukma, Kak Corry, Eunike, Monica, dan Sri Hartati), juga adik-adik rohaniku (Arlin, Delima dan Petra) dan juga komponen pelayanan UKM KMK USU UP KEPERAWATAN yang selalu mendorong saya dalam pengerjaan skripsi ini.

And all of you. Thank you.. God bless you

Akhir kata semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.


(5)

Judul Penelitian : Gambaran Pola Tidur Anak yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan

Nama : Bobi C. Sibarani

NIM : 101101138

Jurusan : Sarjana Keperawatan Tahun Akademik : 2013/2014

Abstrak

Tidur adalah irama fisiologis normal dan kompleks yang melibatkan keadaan kesadaran individu yang berfungsi untuk memulihkan energi dan kesejahteraan. Pola tidur dikatakan normal ketika tidur dimulai dari NREM 1 hingga tahap REM. Artinya tidak mengalami gangguan ketika tidur dan juga waktu tidur yang dibutuhkan untuk memulai tidur sama seperti waktu tidur sebelumnya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan pola tidur anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan. Sampel yang diteliti sebanyak 50 orang dengan metode pengumpulan data yaitu Purposive Sampling

dengan kriteria penelitian. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai Mei 2014 menggunakan kuesioner data demografi dan kuesioner pola tidur. Hasil penelitian didapatkan bahwa 58,0% responden memiliki pola tidur buruk, 38,0% dengan pola tidur cukup dan 4,0% dengan pola tidur baik dimana 84.0% anak mengalami masalah waktu tidur, 64.0% mengalami masalah tidur siang, 78,0% anak terbangun dimalam hari dan 46.0% anak mengalami masalah ketidakteraturan dan durasi tidur. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola tidur anak yang dirawat di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan adalah buruk. Saran untuk pelayanan kesehatan supaya memperhatikan kebutuhan tidur anak yang dirawat inap sehingga pola tidur anak dapat meningkat.


(6)

Title : Description of child sleep pattern were hospitalized in Sari Mutiara Medan Hospital

Name : Bobi C Sibarani NIM : 101101138

Major : Bachelor of Nursing Year : 2014

Abstract

Sleep is a normal physiological rythms and complex situations involving individual awareness that serves to restore energy and well-being. Sleep pattern are said to be normal when sleep starts from stage 1 of NREM to stage of REM meaning it is not disrupted when sleep and the sleep time is also needed to start sleeping as usual. This research is a descriptive research that aims to describe the child’s sleep pattern were hospitalized in Sari Mutiara Hospital Medan. The sample is examined as many as 50 people in methods of data collection that is Purposive Sampling. Data collection was conducted in Aptil to May 2014 using questionnaires of demographic data and sleep patterns. The research results was that 58.0% of the respondents have a poor sleep pattern, 38.0% with enough sleep pattern and 4.0% with a good sleep pattern where 84.0% childrens are having trouble sleeping time, 64.0% experience moderate sleep problem, 78.0% the childs woke up at night and 46.0% experience problem irregularity and duration of sleep. From the result it can be concluded that children’s sleep patterns were hospitalized in Sari Mutiara Hospital Medan is bad.it is advised to health service is in order to pay attention to the needs of sleep of the children treated so that the sleep patterns of the children can be increase.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR

ABSTRAK

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR SKEMA ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tidur ... 5

2.1.1. Definisi Tidur ... 5

2.1.2. Jenis-Jenis Tidur ... 5

2.1.3. Fungsi dan Tujuan Tidur ... 7

2.1.4. Kebutuhan dan Pola Tidur Normal Anak ... 9

2.1.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur ... 11

2.1.6. Jenis Gangguan Tidur ... 13

2.2. Rawat Inap ... 14

2.2.1. Definisi Rawat Inap ... 14

2.2.2. Reaksi Anak Terhadap Rawat Inap ... 15

2.3. Anak Usia Sekolah ... 17

2.3.1. Definisi Anak Usia Sekolah ... 17

BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual ... 19

3.2. Definisi Operasional ... 19 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


(8)

4.2.1. Populasi ... 20

4.2.2. Sampel ... 20

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian ... 21

4.5. Instrumen Penelitian ... 22

4.6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen ... 23

4.6.1. Uji Validitas ... 23

4.6.2. Uji Reliabilitas ... 24

4.7. Pengumpulan Data ... 24

4.8. Analisa Data ... 25

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 26

5.1.1. Deskriptif Karakteristik Responden ... 26

5.1.2. Pola Tidur Anak yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan ... 27

5.1.2.1. Gambaran Pola Tidur Anak dengan Masalah Waktu Tidur .... 28

5.1.2.2. Gambaran Pola Tidur Anak dengan Masalah Tidur Siang ... 28

5.1.2.3. Gambaran Pola Tidur Anak dengan Masalah Terbangun dimalam Hari ... 29

5.1.2.4.Gambaran Pola Tidur Anak dengan Masalah Ketidakteraturan dan Durasi Tidur ... 29

5.2. Pembahasan ... 30

5.2.1. Data Demografi Responden ... 30

5.2.2. Pola Tidur Anak yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan ... 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 35

6.2. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 37 Lampiran


(9)

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian 2. Kuesioner Data Demografi

3. Kuesioner Gambaran Pola Tidur Anak yang Dirawat Inap

4. Distribusi frekuensi dan persentase setiap pernyataan dari responden tentang pola tidur anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan 5. Surat etik penelitian

6. Surat permohonan izin survey awal 7. Surat izin memperoleh data dasar

8. Surat permohonan uji realibilitas kuesioner dan pengambilan data 9. Surat izin realibilitas kuesioner dan pengambilan data

10. Surat selesai penelitian

11. Surat pernyataan keaslian terjemahan kuesioner 12. Surat pernyataan keaslian terjemahan abstrak 13. Lembar persetujuan validitas instrumen 14. Jadwal Tentatif penelitian

15. Taksasi Dana


(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1. Tahapan Tidur ... 7 Skema 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Pola Tidur Anak yang


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2. Definisi operasional ... 19 Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan data

demografi anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan ... 27 Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan presentase pola tidur anak yang di rawat

inap di Rumah Sakit Sari Mutiara ... 28 Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan presentase pola tidur anak yang dirawat di

Rumah Sakit Sari Mutiara Medan dengan masalah waktu tidur ... 28 Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan presentase pola tidur anak yang dirawat di

Rumah Sakit Sari Mutiara Medan dengan masalah tidur siang ... 29 Tabel 5.5. Distribusi frekuensi dan presentase pola tidur anak yang dirawat di

Rumah Sakit Sari Mutiara Medan dengan masalah terbangun dimalam hari ... 29 Tabel 5.6. Distribusi frekuensi dan presentase pola tidur anak yang dirawat di

Rumah Sakit Sari Mutiara Medan dengan masalah ketidakteraturan dan durasi tidur ... 30


(12)

Judul Penelitian : Gambaran Pola Tidur Anak yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan

Nama : Bobi C. Sibarani

NIM : 101101138

Jurusan : Sarjana Keperawatan Tahun Akademik : 2013/2014

Abstrak

Tidur adalah irama fisiologis normal dan kompleks yang melibatkan keadaan kesadaran individu yang berfungsi untuk memulihkan energi dan kesejahteraan. Pola tidur dikatakan normal ketika tidur dimulai dari NREM 1 hingga tahap REM. Artinya tidak mengalami gangguan ketika tidur dan juga waktu tidur yang dibutuhkan untuk memulai tidur sama seperti waktu tidur sebelumnya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan pola tidur anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan. Sampel yang diteliti sebanyak 50 orang dengan metode pengumpulan data yaitu Purposive Sampling

dengan kriteria penelitian. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April sampai Mei 2014 menggunakan kuesioner data demografi dan kuesioner pola tidur. Hasil penelitian didapatkan bahwa 58,0% responden memiliki pola tidur buruk, 38,0% dengan pola tidur cukup dan 4,0% dengan pola tidur baik dimana 84.0% anak mengalami masalah waktu tidur, 64.0% mengalami masalah tidur siang, 78,0% anak terbangun dimalam hari dan 46.0% anak mengalami masalah ketidakteraturan dan durasi tidur. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pola tidur anak yang dirawat di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan adalah buruk. Saran untuk pelayanan kesehatan supaya memperhatikan kebutuhan tidur anak yang dirawat inap sehingga pola tidur anak dapat meningkat.


(13)

Title : Description of child sleep pattern were hospitalized in Sari Mutiara Medan Hospital

Name : Bobi C Sibarani NIM : 101101138

Major : Bachelor of Nursing Year : 2014

Abstract

Sleep is a normal physiological rythms and complex situations involving individual awareness that serves to restore energy and well-being. Sleep pattern are said to be normal when sleep starts from stage 1 of NREM to stage of REM meaning it is not disrupted when sleep and the sleep time is also needed to start sleeping as usual. This research is a descriptive research that aims to describe the child’s sleep pattern were hospitalized in Sari Mutiara Hospital Medan. The sample is examined as many as 50 people in methods of data collection that is Purposive Sampling. Data collection was conducted in Aptil to May 2014 using questionnaires of demographic data and sleep patterns. The research results was that 58.0% of the respondents have a poor sleep pattern, 38.0% with enough sleep pattern and 4.0% with a good sleep pattern where 84.0% childrens are having trouble sleeping time, 64.0% experience moderate sleep problem, 78.0% the childs woke up at night and 46.0% experience problem irregularity and duration of sleep. From the result it can be concluded that children’s sleep patterns were hospitalized in Sari Mutiara Hospital Medan is bad.it is advised to health service is in order to pay attention to the needs of sleep of the children treated so that the sleep patterns of the children can be increase.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Kesehatan fisik dan emosional bergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Salah satu kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan tidur. Kebutuhan untuk tidur dan beristirahat penting dalam kualitas hidup setiap manusia (Potter & Perry, 2003).

Tidur merupakan proses yang diperlukan manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel yang rusak (natural healing mechanism), memberi waktu organ tubuh untuk beristirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimia tubuh (Maas, 2002). Energi tubuh juga dipertahankan ketika tidur serta tulang dan otot menjadi tenang (Kozier & Erb 1987).

Istirahat dan tidur yang adekuat merupakan hal yang penting dalam pertumbuhan anak dan kesembuhan dari sakit (Smith, 1982). Potter & Perry (2005) juga menyatakan bahwa dalam penyembuhan penyakit sangat dibutuhkan istirahat dan tidur yang cukup.

Berkurangnya kebutuhan tidur seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa kondisi antara lain hospitalisasi atau rawat inap yang mengakibatkan kemampuan untuk berkonsentrasi, mengambil keputusan, berpartisipasi dalam beraktivitas sehari-hari akan menurun (Potter & Perry, 2003).


(15)

Rawat inap merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya (Wong, 2003). Rawat inap pada anak adalah suatu proses yang menyebabkan anak harus tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004).

Reaksi anak terhadap rawat inap bersifat individual, bergantung pada usia perkembangan, pengalaman terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia dan koping yang dimilikinya (Supartini, 2004). Anak yang dirawat di rumah sakit sering merasa kelelahan dan menjadi tidak nyaman yang berakibat sulit untuk tidur (Mott & Fazekas, 1973).

Gangguan pola tidur normal tidak dapat dihindarkan dari perawatan lingkungan yang kritis. Faktor yang biasanya mengakibatkan gangguan pola tidur antara lain siklus tidur yang terganggu, lingkungan tidur yang tidak biasa, perubahan dalam tidur normal/ siklus aktivitas, kekurangan waktu tidur sebelumnya dan pengobatan (Holloway, 1984). Faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk memperoleh tidur yang cukup adalah penyakit fisik, obat-obatan, gaya hidup, stress emosional, lingkungan, masukan kalori (Potter & Perry, 2003).

Populasi anak yang dirawat di rumah sakit mengalami peningkatan dan prevalensi gangguan tidur setiap tahun juga cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya (Japardi, 2002). Reaksi anak akibat


(16)

Pada penelitian Mohammadi (2007) dengan 114 anak usia sekolah didapatkan 52.6% tidurnya terganggu. Zhang (2013) di Xinhua Hospital didapatkan 71.4 % dari 19.299 anak usia sekolah mengalami gangguan tidur. Pada penelitian Sukoati, (2012) di Rumah Sakit Baptis Kediri didapatkan 62% anak mengalami gangguan pola tidur pada usia sekolah. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, jumlah anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara semakin meningkat. Data yang didapat sejak April 2013 hingga Desember 2013 terdapat peningkatan mulai dari 404 sampai 721 orang anak yang dirawat inap.

Jumlah populasi anak yang dirawat inap semakin meningkat dan terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan pola tidur anak yang rawat inap terganggu sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul gambaran pola tidur anak yang di rawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Bagaimana gambaran pola tidur anak yang rawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pola tidur anak yang rawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Sebagai masukan untuk mengembangkan bentuk pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan tidur anak yang dirawat inap.


(17)

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terkhusus dalam mengembangkan konsep asuhan keperawatan dalam meningkatkan pola tidur anak yang dirawat inap.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai salah satu sumber untuk penelitian selanjutnya terkait dengan pola tidur anak yang dirawat inap.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tidur

2.1.1. Definisi Tidur

Tidur adalah suatu irama fisiologis normal dan kompleks yang melibatkan keadaan kesadaran yang berubah darimana individu dapat terangsang oleh rangsangan yang tepat (Berger & Williams, 1992). Tidur adalah proses yang berfungsi untuk memulihkan energi dan kesejahteraan (Potter & Perry, 2005).

Tidur adalah proses yang diperlukan manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak (natural healing mechanism),

memberi waktu organ tubuh untuk istirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimia tubuh (Mass, 2002).

2.1.2. Jenis- Jenis Tidur

Tidur dibagi ke dalam dua jenis, yaitu: 1. Tidur NREM (non rapid eye movement)

Tidur NREM merupakan jenis tidur yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan dalam sistem pengaktivasi retikularis, disebut dengan tidur gelombang lambat (slow wape sleep) karena gelombang otak bergerak sangat lambat (Hidayat, 2006). Tidur NREM juga diartikan sebagai periode tidur dimana tidak ada gerakan mata yang dapat diamati (Berger & Williams, 1992).


(19)

2. Tidur REM ( rapid eye movement)

Tidur REM merupakan jenis tidur yang disebabkan oleh penyaluran abnormal dari isyarat-isyarat dalam otak meskipun otak mungkin tidak tertekan secara berarti (Hidayat, 2006). Tidur REM juga diartikan sebagai periode dimana ada gerakan mata dapat diamati dan kelopak mata ada kedutan (Berger & Williams, 1992).

Menurut Hidayat (2006), tidur NREM mempunyai 4 tahapan yang maasing-masing tahap ditandai dengan pola gelombang otak:

1. Tahap I

Tahap I merupakan tahapan transisi, berlangsung selama 5 menit yang mana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang menjadi kabur dan rileks, mata bergerak ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas. Gelombang alpa sewaktu seseorang masih sadar dibantu dengan gelombang beta yang lambat. Seseorang yang tidur pada tahap pertama dapat dibangunkan dengan mudah.

2. Tahap II

Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Mata masih bergerak-gerak kecepatan jantung dan pernapasan turun dengan jelas, suhu tubuh dan metabolisme menurun. Tahap kedua berlangsung pendek dan berakhir dalam waktu 10-15 menit.

3. Tahap III


(20)

sulit dibangunkan. Gelombang otak menjadi teratur dan terdapat penambahan gelombang delta yang lambat.

4. Tahap IV

Tahap IV merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan redominasi gelombang delta yang melambat. Kecepatan jantung dan pernapasan turun. Selama tidur seseorang mengalami 4 sampai 6 kali siklus tidur dalam waktu 7 sampai 8 jam. Siklus tidur sebagian besar merupakan tidur NREM dan berakhir dengan tidur REM.

Skema 2-1. Tahapan tidur 2.1.3. Fungsi dan Tujuan Tidur

Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa tidur dapat menyumbang dalam pemulihan fisiologis dan psikologis (Potter & Perry, 2005). Menurut Hidayat (2006), tidur berfungsi untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi stress pada paru, kardiovaskular, endokrin, dan lain-lain.

Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur: pertama, efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan

NREM III NREM II

NREM I

REM NREM IV

NREM III


(21)

keseimbangan diantara berbagai susunan saraf; dan kedua, efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan, (Hidayat, 2006).

Menurut Hidayat (2006), Ada beberapa hal yang berhubungan dengan kebutuhan tidur yaitu:

1. Kebiasaan tidur

Yang perlu diperhatikan kebiasaan banyaknya tidur pasien, kebiasaan menjelang tidur, pukul berapa tidur, waktu yang diperlukan untuk dapat tidur, jumlah terjaga selama tidur, obat-obatan yang diminum dan pengaruhnya terhadap tidur, lingkungan tidur sehari-hari, persepsi pasien terhadap kebutuhan tidur dan posisi tidur. Menurut Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa gaya hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap pola tidur terutama pada siang hari yang dikarenakan adanya perubahan rutinitas dan gaya hidup anak selama dirawat inap.

2. Tanda-tanda klinis kekurangan tidur

Ada beberapa tanda klinis yang perlu diketahui terhadap pasien yang kurang tidur, pasien mengungkapkan rasa capek, mudah tersinggung, dan kurang santai, apatis, warna kehitam-hitaman disekitar mata, konjungtiva merah, pusing dan mual. 3. Tahap Perkembangan

Lama tidur yang dibutuhkan oleh seseorang tergantung pada usia. Semakin tua usia seseorang semakin sedikit pula lama tidur yang diperlukan.


(22)

2.1.4. Kebutuhan dan Pola Tidur Normal Anak

Pola tidur merupakan pola dan kecukupan tidur yang dialami seseorang tiap hari. Durasi tidur dan kualitas tidur berbeda setiap orang. Satu orang mungkin butuh 4 jam untuk tidur, tetapi yang lain membutuhkan 10 jam (Potter & Perry, 1992). Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang relatif menetap dan meliputi (1) masalah waktu tidur, (2) tidur siang yang berlebihan, (3) frekuensi terbangun di malam hari, (4) ketidakteraturan dan durasi tidur (Mohammadi, 2007). Suherman (2000) menyatakan bahwa semakin bertambah umur, maka yang dibutuhkan untuk tidur semakin berkurang karena kegiatan fisiknya meningkat.

Menurut Berger & William (1992), masalah dalam memulai dan mempertahankan tidur umumnya banyak berkurang pada usia 3-12 tahun dan semakin bertambah usia anak maka respon anak jika sulit tidur pada malam hari dan anak akan melanjutkan untuk bermain atau membaca. Gangguan pola tidur juga diartikan dengan adanya keluhan verbal dari kesulitan tidur, terbangun lebih cepat atau lebih lama darikeinginan, menunda tidur, keluhan verbal karena tidak merasakan tidur yang baik, perubahan sikap dan penampilan (Bellack & Edlund, 1992).

a. Neonatus

Kebutuhan tidur neonatus kira-kira 16 jam per hari, dengan rentang pukul 10.00 – 23.00. Setelah beberapa jam setelah kelahiran menjadi diam dan responnya berkurang terhadap stimulus internal dan eksternal. Kira-kira 50% pada tidur tersebut adalah tidur REM, dengan stimulus dari pusat otak.


(23)

b. Bayi

Pola tidur berbeda pada setiap bayi. Untuk bayi yang aktif tidurnya lebih sedikit dibandingkan dengan bayi yang pendiam. Bayi umumnya membutuhkan tidur malam sejak usia 3 – 4 bulan. Bayi mungkin tidur sebentar pada siang hari tetapi umumnya tidur kira-kira 8 – 10 jam pada malam hari. Bayi untuk usia 1 bulan dan 1 tahun tidur dengan rata-rata 14 jam per hari dan biasanya itu adalah tidur REM. c. Toddler

Mulai pada usia 2 tahun, anak umumnya tidur pada malam hari dan tidur sebentar di siang hari. Total tidur rata-rata 12 jam per hari.Tidur sebentar itu mulai dimulai pada usia 3 tahun. Persentase tidur REM mulai berkurang karena anak memiliki berbagai stimulus eksternal yang berarti.

d. Usia Prasekolah

Rata-rata anak prasekolah tidur antara 12 jam per hari dan jarang tidur siang. Anak umumnya memiliki kesulitan untuk tenang atau terdiam sejenak setelah hari aktif. Seorang anak sering bermasalah dalam tidurnya, terbangun pada malam hari, atau mimpi buruk.

e. Usia Sekolah

Jumlah kebutuhan tidur pada usia sekolah sangat berbeda karena variasi aktivitas dan level kesehatan. Anak usia sekolah umumnya tidak memerlukan tidur siang. Pada usia 6 tahun tidur malam berkisar 11-12 jam, sedangkan usia 11 tahun tidur antara 9-10 jam.


(24)

2.1.5. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tidur

Kuantitas dan kualitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya (Potter dan Perry, 1992). Menurut Bellack & Edlund (1992), faktor yang berhubungan dengan gangguan pola tidur adalah perubahan sensori; internal (penyakit dan stress psikologi); eksternal (perubahan lingkungan dan isyarat sosial).

Menurut Potter dan Perry (1992), faktor yang dapat mempengaruhi tidur adalah: a. Penyakit

Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur. Keadaan sakit menjadikan kurang tidur dan bahkan tidak bisa tidur.

b. Latihan dan Kelelahan

Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.

c. Stres Psikologis

Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur. Karena stress emosional, klien menunjukkan penundaan untuk tidur, sedikitnya tidur REM, frekuensi terbangun


(25)

meningkat, peningkatan total untuk tidur, merasa kekurangan tidur dan cepat bangun.

d. Obat

Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretik yang menyebabkan seseorang insomnia, antidepresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, dan lain-lain.

f. Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.

g. Lingkungan

Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur.Lingkungan menjadi penyebab yang signifikan untuk mampu memulai dan mempertahankan tidur. Tempat tidur di rumah sakit sangat berbeda dengan di rumah. Di rumah sakit, keributan menjadi masalah terhadap pasien dan menjadikan pasien rawan untuk terbangun. Keributan di rumah sakit biasanya baru dan asing. Masalah tersebut sangat tampak pada malam pertama rawat inap.


(26)

h. Motivasi

Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur. Beberapa anak takut untuk tidur yang mengakibatkan penundaan untuk memulai tidur yang akhirnya kesulitan untuk merasakan tidur dan mempertahankan tidurnya (Hay, Groothuis, Hayward and Levin, 1997). Penundaan fase tidur tersebut dikarenakan adanya keterlambatan untuk tidur akibat irama sirkardian yang tidak teratur ( Behrman & Kliegman, 2002).

2.1.6. Jenis Gangguan Tidur

Gangguan tidur merupakan kondisi yang berulangkali menyebabkan gangguan pada pola tidur (Potter & Perry, 1992).

a. Insomnia

Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum cukup tidur pada saat terbangun.

b. Hipersomnia

Hipersomnia adalah kesulitan untuk tidur yang berebihan dan selalu mengantuk di siang hari dan sering disebut dengan narkolepsi dimana pasien tidak dapat menghindari untuk tidur.


(27)

c. Parasomnia

Parasomnia adalah gangguan tidur yang tidak umum dan tidak diinginkan, yang tampak secara tiba-tiba selama tidur atau yang terjadi pada ambang terjaga dan tidur. Sering muncul dalam bentuk mimpi buruk yang ditandai mimpi lama dan menakutkan.

2.2. Rawat Inap

2.2.1. Definisi Rawat Inap

Supartini (2004) menyatakan rawat inap pada anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang direncanakan atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai anak dapat dipulangkan kembali ke rumah. Perawatan rumah sakit atau hospitalisasi adalah suatu keadaan sakit dan harus dirawat di rumah sakit yang terjadi pada anak dan keluarganya (Thompson, 2001).

Rawat inap mempengaruhi reaksi pasien berupa sakit, stress, cemas, dan ketakutan. Dampak tersebut dapat mengakibatkan pola tidur yang buruk (Slota, 2006). Beberapa perubahan lingkungan fisik selama dirawat di rumah sakit dapat membuat anak merasa asing. Perubahan lingkungan fisik ruangan seperti fasilitas tempat tidur yang sempit dan kurang nyaman, tingkat kebersihan kurang, pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu redup, keadaan dan warna dinding dan tirai dapat membuat anak merasa kurang nyaman, (Thompson, 2001).


(28)

2.2.2.Reaksi Anak Terhadap Rawat Inap

Reaksi anak akibat dirawat di rumah sakit sifatnya sangat universal karena faktor yang mempengaruhinya sangat bervariasi. Reaksi anak terhadap rawat inap dipengaruhi oleh usia anak, persiapan, pengalaman terhadap penyakit dahulu, dukungan keluarga dan petugas kesehatan dan status emosional anak (Thompson, 2001). Menurut Smith (1982), reaksi anak usia sekolah sering ditunjukkan dengan ketakutan akan nyeri dan cedera tubuh, sakit dipersepsikan sebagai hukuman, ketakutan kehilangan control, dan kesedihan yang berlebihan karena perpisahan dari teman, sekolah dan keluarga.

Supartini (2004) menyatakan bahwa reaksi anak terhadap rawat inap bersifat individual, dan sangat bergantung pada tahapan usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia, dan kemampuan koping yang dimilikinya. Pada umumnya, reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri. Menurut Potter dan Perry (1992), reaksi anak terhadap sakit dan dirawat di rumah sakit sesuai dengan tahapan perkembangan anak.

a. Infant dan Toddler

Pengalaman bayi dan anak akan kecemasan pemisahan menjadi stresor utama pada mereka selama hospitalisasi. Tiga tingkatan dari kecemasan pemisahan, antara lain: protes, putus asa, dan menolak. Kecuali anak yang sangat kesakitan, kesedihan dan perasaan mereka ditinggal adalah nyata. Mereka protes dengan nyaring. Mereka melihat dan mendengar ibunya.


(29)

Tahap kedua terjadi dengan perubahan marah ke putus asa. Anak terlihat sedih dan kesepian dan terkadang menolak untuk makan. Mereka depresi dan berubah pada penurunan. Pada tahap ketiga, menolak, anak mencoba untuk mengingkari untuk membutuhkan ibunya dengan melepaskan dan ketidaktertarikan kunjungan ibunya..

Anak juga menunjukkan kehilangan kontrol pengalaman mereka saat hospitalisasi. Pembatasan aktivitas, penurunan kesempatan untuk memilih, mengganggu keagamaan menjadi perasaan tidak berdaya. Anak sering berpura-pura takut luka dan nyeri dan mencoba mengingat pengalaman masa lalu.

b. Usia Prasekolah

Prasekolah menunjukkan pemisahan kecemasan walaupun tidak nyata kelihatan. Anak prasekolah terkadang bertindak tidak mau kerjasama dan sering bertanya kepada orangtua mereka. Penting untuk membantu menyadarkan anak prasekolah yang hospitalisasi bahwa hospitalisasi itu tidak suatu hukuman akan sesuatu yang mereka perbuat salah.

Rawat inap pada anak prasekolah terkadang muncul mimpi buruk dan menunjukkan ketakutan akan kegelapan atau tidak kenal dengan lingkungan. Anak prasekolah sering takut dengan peralatan dan perlengkapan rumah sakit karena mereka percaya selama mereka disana akan melukai mereka. Itulah yang menyebabkan mereka merasa tidak berdaya.

c. Usia Sekolah


(30)

merindukan teman sekolahnya. Mereka sering takut akan melupakan teman sebayanya ketika mereka sedang jauh dari sekolah. Anak usia sekolah adalah proses menghasilkan kepercayaan dalam kebiasaan mereka untuk mengontrol perasaan dan tindakan mereka.

Menempatkan mereka di rumah sakit akan membuat mereka tidak merasa nyaman karena mengganggu rutinitas mereka dan mengurangi kebebasan mereka. Menurut Berger & William (1992)menyatakan bahwa klien menunjukkan ketakutan dan kecemasan karena masuk rumah sakit dan juga ketidakmahiran dalam negosiasi terhadap sistem rumah sakit. Kecemasan yang dialami pasien karena masalah yang dihadapinya membuat anak menjadi tegang dan berusaha keras untuk tertidur.

2.3. Anak Usia Sekolah

2.3.1. Definisi Anak Usia Sekolah

Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri (Supartini, 2004).

Periode perkembangan anak terdiri dari masa prenatal, baru lahir atau neonates (0 – 4 minggu), bayi (4 minggu sampai 1 tahun), toddler (1 sampai 3 tahun), pra sekolah (3 sampai 6 tahun), usia sekolah (6 sampai 12 tahun) (Thompson, 2001).

Anak usia sekolah adalah anak yang berusia antara 6-12 tahun. Periode ini dimulai dengan penerimaan dari pengaruh lingkungan yang luas diantaranya


(31)

lingkungan sekolah, dengan pengaruh yang menonjol terhadap perkembangan dan hubungan dengan orang lain (Wong & Hockenberry, 2003).


(32)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau memperlihatkan pola tidur anak yang dirawat inap.

Skema 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Pola Tidur Anak yang Dirawat Inap.

3.2. Defenisi Operasional Tabel 3.2. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur

Skala

1. Pola tidur anak

Pola tidur anak adalah pola dan kecukupan tidur yang dialami anak yang dirawat inap. Kuesioner dengan 20 pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban “ya dan tidak”. Baik ( skor 0-6) Cukup ( skor 7-13) Buruk ( skor 14-20) Ordinal Gambaran pola tidur anak yang

dirawat inap

Baik

Buruk Cukup


(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif yaitu untuk menggambarkan masalah yang ingin dicapai dalam penelitian (Hidayat, 2007). Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan pola tidur anak selama dirawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi

Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang dirawat inap di rumah sakit Sari Mutiara Medan. Survey awal yang peneliti lakukan terdapat rata-rata 516 orang anak yang dirawat pada bulan April 2013 sampai Desember 2013.

4.2.2. Sampel

Notoatmodjo (2010), sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive

sampling yang berdasarkan beberapa pertimbangan (Wahyuni, 2011).

Kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini adalah 1. Anak usia sekolah ( 6-12 tahun)


(34)

3. Anak yang menderita penyakit akut 4. Bersedia menjadi responden

Teknik pengambilan sampel dihitung dengan menggunakan rumus:

1 Dengan keterangan :

n = besar sampel N = jumlah populasi

= derajat kesalahan (0.05)

Dengan menggunakan rumus tersebut maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 225 orang tetapi dengan adanya kriteria inklusi maka jumlah sampel yang dapat dikumpulkan oleh peneliti adalah 50 orang.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Sari Mutiara medan dan dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2014. Peneliti memilih Rumah Sakit Sari Mutiara Medan untuk lokasi penelitian disebabkan di Rumah Sakit Sari Mutiara didapatkan populasi yang mencukupi untuk penelitian dan juga di Rumah Sakit tersebut belum pernah dilakukan penelitian terkait dengan gambaran pola tidur anak yang dirawat inap.

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah proposal penelitian diterima/disetujui oleh Fakultas Keperawatan USU dan pemberian izin oleh direktur rumah sakit Sari Mutiara Medan. Dalam penelitian ini peneliti tetap berpedoman pada prinsip etik penelitian yaitu: peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan


(35)

dilakukannya penelitian. Saat melakukan penelitian, peneliti menghargai hak kebebasan setiap orang. Artinya tetap memberikan kebebasan kepada responden dalam menentukan dirinya apakah mau untuk diteliti. Peneliti tetap menghormati pilihan responden mau atau tidak mau menjadi responden penelitian Setelah itu peneliti memberikan surat persetujuan (Informed consent) antara peneliti dan responden setelah mengerti akan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan. Pada saat penelitian, responden diberi kesempatan untuk bertanya tentang penelitian yang dilaksanakan. Pada lembar penelitian, nama responden juga tidak dicantumkan (anonymity) dan hanya menggunakan inisial agar memberi jaminan kepada responden bahwa data yang didapat dijaga kerahasiaannya (confidentiality).

4.5. Instrumen Penelitian

Kuesioner yang digunakan terdiri dari kuesioner demografi dan kuesioner pola tidur. Bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi meliputi usia, jenis kelamin, agama, dan lama hari rawat.

Pada instrumen kedua berisi kuesioner pola tidur yang terdiri dari 20 pernyataan meliputi faktor yang mempengaruhi tidur yang diadopsi dari kuesioner Potter & Perry (1992). Instrumen ini bertujuan untuk mengeksplorasi tentang pola tidur yang terdiri dari: masalah waktu tidur, tidur siang yang berlebihan, frekuensi terbangun di malam hari, dan ketidakteraturan dan durasi tidur. Pernyataan nomor 1,2,3,4,6,9,10,15,16,17,19 merupakan pernyataan untuk masalah waktu tidur, pernyataan nomor 11 merupakan pernyataan untuk tidur


(36)

untuk terbangun pada malam hari serta penyataan nomor 7,8 merupakan pernyataan ketidakteraturan dan durasi tidur.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Guttman dimana pengukuran ini dengan jawaban ya dan tidak (Hidayat, 2007). Responden menjawab “ya” diberi skor 1 dan jika menjawab “tidak” diberi skor 0. Total skor adalah 0-20. Pola tidur dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu:

Pola tidur baik = 0-6 Pola tidur cukup = 7-13 Pola tidur buruk = 14-20

4.6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 4.6.1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi yaitu dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah diajarkan (Sugiyono, 2010). Instrumen ini divalidasi oleh dosen di Fakultas Keperawatan USU yaitu ibu Evi Karota Bukit dan Bapak Mula Tarigan dan dinyatakan valid.


(37)

4.6.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas internal yang dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui reliabilitas instrumen (Sugiyono, 2010). Uji reliabilitas dilakukan di tempat yang sama yaitu rumah sakit Sari Mutiara Medan namun pada responden yang berbeda sebanyak 20 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi. Uji reliabilitas ini diuji dengan uji K-R 21 dengan rumus:

1 1 Dengan keterangan:

= reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan M = skor rata – rata

Vt = varians total

Instrumen dikatakan reliable jika nilai reliable 0,7 (Arikunto, 2010). Hasil uji reliabilitas untuk kuisioner pola tidur sebesar 0,71.

4.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan di rumah sakit Sari Mutiara Medan. Pengumpulan data dilakukan mulai bulan April sampai Mei 2014. Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas


(38)

melakukan pendekatan kepada calon responden untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kemudian memberikan informed consent untuk mendapatkan persetujuan sebagai responden penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden yang diteliti dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup. Setelah responden menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembaran kuesioner, peneliti memeriksa kelengkapannya.

4.8. Analisa Data

Data dianalisa dengan cara diperiksa terlebih dahulu atau diediting untuk memeriksa kelengkapan data kemudian diberi kode (Coding) terhadap pertanyaan yang telah diajukan untuk mempermudah tabulasi. Data yang telah ditabulasi untuk data demografi dan kuesioner pola tidur, hasilnya disajikan berdasarkan tabel distribusi frekuensi dengan sistem komputerisasi.


(39)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pola tidur anak yang dirawat inap yang telah dilaksanakan peneliti mulai 24 April hingga 24 Mei 2014 terhadap 50 orang anak usia sekolah sebagai responden di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan. Penyajian data dalam penelitian ini ditampilkan secara deskriptif yaitu pola tidur anak yang dirawat inap.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Deskriptif Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah anak usia sekolah (6-12 tahun) yang dirawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan dengan jumlah responden 50 orang. Adapun karakteristik responden yang diteliti meliputi usia, jenis kelamin, agama, dan lama hari rawat inap.

Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 5.1 dengan jumlah responden 50 orang responden dengan komposisi mayoritas responden berada pada usia 6 tahun yaitu 14 orang (28%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 28 orang (56%), beragama Islam sebanyak 27 orang (54%), dengan lama hari rawat selama 3 hari sebanyak 32 orang (64%).


(40)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan data demografi anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan pada bulan April 2014 sampai Mei 2014 (n=50 orang)

Data Demografi Frekuensi (f) Persentase (%)

Umur 6 tahun 7 tahun 7.5tahun 8 tahun 9 tahun 10 tahun 11 tahun 12 tahun 14 11 1 2 6 8 1 7 28,0 22,0 2,0 4,0 12,0 16,0 2,0 14,0 Agama Islam Kristen Katolik 27 21 2 54,0 42,0 4,0 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Lama Hari Rawat

3 4 5 6 28 22 32 16 1 1 56,0 44,0 64,0 32,0 2,0 2,0

5.1.2. Pola Tidur Anak yang Dirawat Di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan Pola tidur anak dikategorikan menjadi baik, cukup, dan buruk. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapat bahwa mayoritas anak memiliki pola tidur yang buruk sebanyak 29 orang (58,0%) dan anak yang memiliki pola tidur yang


(41)

cukup sebanyak 19 orang (38,0%) dan anak yang memiliki pola tidur yang baik sebanyak 2 orang (4,0%).

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan presentase pola tidur anak yang di rawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara (n=50)

Pola Tidur Frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 2 4,0

Cukup 19 38,0

Buruk 29 58,0

5.1.2.1. Gambaran pola tidur anak dengan masalah waktu tidur

Gambaran hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa gambaran pola tidur anak dengan masalah waktu tidur diketahui bahwa sebanyak 42 responden (84,0%) memiliki masalah waktu tidur dan hanya 8 responden (16,0%) yang tidak ada masalah waktu tidurnya.

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan presentase pola tidur anak yang dirawat di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan dengan masalah waktu tidur (n=50) Masalah Waktu Tidur Frekuensi (f) Persentase (%)

Ada masalah 42 84,0

Tidak ada masalah 8 16,0

5.1.2.2. Gambaran pola tidur anak dengan masalah tidur siang

Gambaran hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa gambaran pola tidur anak dengan masalah tidur siang diketahui bahwa sebanyak 32 responden (64,0%) memiliki masalah tidur siang dan 18 responden (36,0%) yang tidak ada masalah tidur siang.


(42)

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan presentase pola tidur anak yang dirawat di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan dengan masalah tidur siang (n=50) Masalah Tidur Siang Frekuensi (f) Persentase (%)

Ada masalah 32 64,0

Tidak ada masalah 18 36,0

5.1.2.3. Gambaran pola tidur anak dengan masalah terbangun di malam hari

Gambaran hasil penelitian pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa gambaran pola tidur anak dengan masalah terbangun di malam hari diketahui bahwa sebanyak 39 responden (78,0%) memiliki masalah dan 11 responden (22,0%) yang tidak memiliki masalah.

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi dan presentase pola tidur anak yang dirawat di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan dengan masalah terbangun dimalam hari (n=50)

Terbangun dimalam hari Frekuensi (f) Persentase (%)

Ada masalah 39 78,0

Tidak ada masalah 11 22,0

5.1.2.4. Gambaran pola tidur anak dengan ketidakteraturan dan durasi tidur

Gambaran hasil penelitian pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa gambaran pola tidur anak dengan ketidakteraturan dan durasi tidur diketahui bahwa sebanyak 23 responden (46,0%) memiliki masalah ketidakteraturan dan durasi tidur dan 27 responden (54,0%) yang tidak memiliki masalah.


(43)

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi dan presentase pola tidur anak yang dirawat di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan dengan masalah ketidakteraturan dan durasi tidur (n=50)

Ketidakteraturan dan Durasi tidur

Frekuensi (f) Persentase (%)

Ada masalah 23 46,0

Tidak ada masalah 27 54,0

5.2. Pembahasan

Pembahasan pada penelitian ini menjelaskan tentang makna hasil penelitian dan membandingkan dengan penelitian sebelumnya atau dengan literatur yang ada. Pembahasan hasil penelitian menjelaskan tentang karakteristik demografi dan pola tidur anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan.

5.2.1. Data Demografi Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia 6 tahun yaitu 14 orang (28,0%). Menurut Berger & Willams (1992), masalah dalam memulai dan mempertahankan tidur umumnya banyak berkurang pada usia 3-12 tahun dan semakin bertambahnya usia anak maka respon anak jika sulit tidur pada malam hari, anak akan melanjutkan untuk bermain atau membaca dan dalam Suherman (2000) menyatakan bahwa semakin bertambah umur maka waktu yang digunakan untuk tidur semakin berkurang karena kegiatan fisiknya meningkat. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan


(44)

Zhang, et al (2013) terdapat (15,2%) pada usia 7 tahun dan adanya penurunan pada usia 11 tahun yaitu (11,9%).

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki yaitu 28 responden (56,0%). Pada penelitian Sadeh, Reviv & Gruber (2000) juga didapatkan bahwa responden juga lebih banyak laki-laki dibanding perempuan yaitu 72 orang laki-laki dan 68 perempuan. Disamping itu, ditemukan bahwa perempuan tidur lebih banyak dan menghabiskan banyak waktu untuk tidur karena timbulnya isu bahwa adanya ketidakcocokan atau ketidaksesuaian aktivitas motorik antara laki-laki dan perempuan.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahya mayoritas responden dirawat selama 3 hari yaitu 32 orang (64,0%). Pola tidur anak terganggu ketika dirawat inap karena hadirnya suatu tempat yang tidak biasanya ditempati yang mengakibatkan adanya ketidaknyamanan di tempat tersebut dan juga semakin banyak waktu untuk hari rawat maka anak akan beradaptasi terhadap lingkungan tersebut. Menurut Berger & Williams (1992) menyatakan bahwa klien menunjukkan ketakutan dan kecemasan karena masuk rumah sakit dan juga ketidakmahiran dalam negosiasi terhadap sistem rumah sakit. Dalam Sari dan Sulisno dalam Jurnal Nursing Studies (2012) menyatakan bahwa banyak anak yang mengalami kecemasan di hari pertama. Stress emosional memberi dampak yang jelas terhadap pola tidur seseorang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2011) dikatakan pola tidur anak dipengaruhi stress anak yang dirawat inap. Kecemasan tersebut dialami pasien karena masalah yang


(45)

dihadapinya membuat anak menjadi tegang dan berusaha keras untuk tertidur (Potter & Perry, 1992).

5.2.2. Pola Tidur Anak Yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan

Pola tidur merupakan pola dan kecukupan tidur yang dialami seseorang tiap hari yaitu durasi tidur dan kualitas tidur dan reaksi anak dalam pemenuhan kebutuhan pola tidur berbeda setiap orang (Potter & Perry, 1992). Gangguan pola tidur juga diartikan dengan adanya keluhan verbal dari kesulitan untuk tidur, terbangun lebih cepat atau lebih lama dari keinginan, menunda tidur, keluhan verbal akan tidak merasakan tidur yang baik., perubahan sikap dan penampilan (Bellack & Edlund, 1992). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa pola tidur responden yaitu anak yang dirawat di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan sebanyak 29 orang anak (58,0%) memiliki pola tidur yang buruk dari jumlah responden 50 responden. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Febriana dan Wahyuningsih (2011) di Rumah Sakit Baptis Kediri didapatkan 85% anak mengalami stress hospitalisasi dan 62% anak mengalami gangguan pola tidur. Menurut Bellack & Edlund (1992), faktor yang berhubungan dengan gangguan pola tidur adalah perubahan sensori; internal (penyakit dan stress psikologi); eksternal (perubahan lingkungan dan isyarat sosial). Berarti rawat inap pada anak sangat mempengaruhi pada pola tidur anak tersebut.

Pada penelitian ini didapatkan 42 orang (84%) responden mengalami masalah waktu tidur yang dipengaruhi oleh lingkungan. Penelitian ini didukung


(46)

anak mengalami masalah waktu tidur. Berger & Williams (1992) menyatakan bahwa lingkungan sangat berpengaruh pada pola tidur seseorang. Diantaranya adalah suhu, tingkat keributan, pencahayaan, tipe dan ukuran tempat tidur dan lingkungan yang tidak dikenal. Potter & Perry (2005) juga menyatakan bahwa pasien yang dirawat inap memiliki kesulitan tidur karena kurang aktif yang diakibatkan oleh penyakit yang dialami.

Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa 32 responden anak (64%) mengalami masalah dalam tidur siang. Jika dibandingkan dengan penelitian Mohammadi, et al (2007) terlihat bahwa ada 43% anak yang bermasalah pada jam tidur siang. Penelitian ini sesuai dengan teori bahwa gaya hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap pola tidur seseorang yang dikarenakan rutinitas seseorang pada siang hari dan selama dirawat di rumah sakit, terlihat adanya perubahan rutinitas dan gaya hidup anak (Potter & Perry, 2005).

Mayoritas responden juga mengalami masalah tidur di malam hari yaitu terdapat 39 responden (78,0%) memiliki masalah dalam tidur di malam hari dan ada perbedaan persentase dengan penelitian Mohammadi, et al (2007) terdapat (44,6%) anak mengalami masalah tidur di malam hari. Potter & Perry (2005), menyatakan masalah tidur di malam hari disebabkan situasi siang hari yang kurang baik. Responden mengatakan bahwa mereka sulit tidur karena suasana lingkungan yang kurang nyaman, antara lain: responden merasa tidak nyaman jika ada orang lain yang tidak dikenal berada bersama dengan mereka yang membuat mereka ketakutan untuk memulai tidur malam harinya, juga disebabkan kondisi


(47)

di siang hari yang kurang baik karena mereka merasakan kebosanan ketika berada di rumah sakit.

Pola tidur normal adalah ketika tidur dimulai dari NREM 1 hingga tahap REM artinya tidak mengalami gangguan ketika tidur dan juga waktu yang dibutuhkan untuk memulai tidur sama seperti sebelumnya. Ketidakteraturan dan durasi tidur bermasalah juga diakibatkan oleh adanya stress fisik dan emosional pada pasien rawat inap (Roy, 1984). Penundaan fase tidur tersebut dikarenakan adanya keterlambatan untuk tidur akibat irama sirkardian yang tidak teratur (Behrman & Kliegman, 2002).Pada penelitian ini, terdapat 23 responden (46,0%) mengalami masalah ketidakteraturan dan durasi tidur. Menurut Hay, Groothuis, Hayward, and Levin (1997) bahwa beberapa anak takut untuk tidur yang mengakibatkan penundaan untuk memulai tidur yang akhirnya kesulitan untuk merasakan tidur dan mempertahankan tidurnya.


(48)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data, dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai pola tidur anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan. 1. Kesimpulan

Hasil menunjukkan bahwa 58,0% responden memiliki pola tidur yang buruk, 38,0% memiliki pola tidur yang cukup dan hanya 4% yang memiliki pola tidur yang baik. Dengan komposisi 84.0% memiliki masalah waktu tidur, 64,0% memiliki masalah tidur siang, 78,0% memiliki masalah terbangun dimalam hari dan 46,0% memiliki masalah ketidakteraturan dan durasi tidur.

2. Saran

2.1. Bagi Pelayanan Keperawatan

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 58.0% responden memiliki pola tidur yang buruk. Disarankan agar hasil penelitian ini menjadi suatu bahan referensi dalam pelayanan kesehatan dalam memberikan intervensi keperawatan yang tepat dalam upaya membantu meningkatkan pola tidur anak yang sedang dirawat inap.

2.2. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan keperawatan diharapkan hasil penelitian ini menjadi informasi tambahan tentang pengkajian pola tidur anak yang dirawat inap sehingga perlu diberi penekanan materi tentang tidur khususnya bagi anak yang dirawat inap dalam proses belajar mengajar.


(49)

2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi sumber untuk penelitian selanjutnya. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan bagaimana dampak pola tidur yang buruk terhadap psikologis anak setelah dirawat inap.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Behrman, R.E. & Kliegman, R.M. (2002). Nelson essentials of pediatrics, 4th

Edition. Philadelphia: W.B. Sanders Company

Bellack, J.P. & Edlund, B.J., (1992). Nursing Assessment and Diagnosis, 2nd

edition. England. Jones and Bartlett Publishes.

Berger, K.J., & Williams, M.B. (1992). Fundamentals of Nursing Collaborating

for Optimal Health. USA: Library of Congress Cataloging.

Hay, Groothuis, Hayward & Levin. (1997). Current Pediatric Diagnosis and

Treatment, 13th Edition, Stamford: Appleton & Lange

Hidayat, A.A., (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi, Konsep, &

Proses Keperawatan. Jakarta: EGC

___________., (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Holloway, N.M., (1984). Nursing the Critically Ill Adult, 2nd Edition. California: Addison-Wesley Publishing Company.

Kozier, B, and Erb, G., (1987). Fundamentals of Nursing Concepts and

Prosedures, 3rd edition. California: Addison-Wesley Publishing

Company.

Mott, Fazekas, and James, (1973). Nursing Care of Children and Families. California: Addison-Wesley Publishing Company.


(51)

Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Potter & Perry, (1992). Fundamentals of Nursing Concepts, Process & Practice,

3rd Edition, Vol 1 &2, Mosby Year Book.

____________, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses &

Praktik, edisi.4. Jakarta, EGC.

Roy, S.C. (1984). Introduction an Adaptation Model, 2nd Edition. USA: Prentice Hall Englewood Cliffs

Sadeh, A., Reviv, A., & Gruber, R. (2000). Sleep pattern and sleep disruption in

School-Age Children. On Friday, December 06, 2013

Slota, M.C., (2006). Core Curricullum for Pediatric Critical Care Nursing. USA: Saunders Elsevier.

Smith, M.J., Goodman, L.A, Ramsey, N.L., Pasternack, S.B., (1982). Child and

Family Concepts of Nursing Practice. USA: McGraw-Hill Book

Company.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukoati. (2012). Coloring Activities on Children to Increase Adaptive Coping

Mechanism when Dealing with Hospitalization. On

Monday, September 30, 2013.

Supartini, Y., (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC. Thompson, (2001). Pediatric Nursing an Introductory Text, 8th Edition. USA:


(52)

Wahyuni, A.S., (2011). Statistika Kedokteran. Jakarta Timur: Bamboedoea Communication.

Wahyuningsih, A., dan Febriana, D. (2011). Kajian Stress Hospitalisasi terhadap Pemenuhan Pola Tidur Anak di Ruang Anak RS Baptis Kediri. Jurnal STIKES RS Baptis Kediri Vol.4, No.2, Desember 2011 on Friday, june 16, 2014

Wong, D.L., and Hockenberry. M.J., (2003). Wong’s Nursing Care of Infant and

Children 7th edition. USA: Mosby.

Wong, D.L., (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC. Mohammadi, et.al. (2007). Sleep Patterns and Sleep Problems among Preschool

and School – Aged Group Children in a Primary Care Setting.

http://journals.tums.ac.ir/. On Friday, December 06, 2013.

Zhang, Z., Chen, T., Jin, X., Yan, C., Shen, X., Li, S., (2013). Sleep Patterns, Sleep Problems and Associations with Reported Sleep Quality in

Chinese School – Aged Children. http://pubs.sciepub.com/ajphr/1/4/3.


(53)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Gambaran Pola Tidur Anak yang Dirawat Inap di Rumah Sakit

Sari Mutiara Medan

Saya yang bernama Bobi C. Sibarani/101101138 adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pola tidur anak yang dirawat inap. Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan adik, bapak/ibu menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat sukarela, adik, bapak/ibu dapat menerima maupun menolak menjadi responden saya tanpa ada sanksi apa pun. Semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian.

Atas perhatian Adik, Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih.

Tanggal :


(54)

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Tanggal : Kode :

1. Kuesioner Data Demografi 1. Usia : …. Tahun

2. Jenis Kelamin : □Laki-laki □Perempuan 3. Agama :

□Islam □ Hindu □ Protestan □ Budha

□ Katolik □ Lain-lain, sebutkan… 4. Lama hari rawat : … (hari)


(55)

Lampiran 3 2. Kuesioner Gambaran Pola Tidur Anak yang Dirawat Inap

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Saya pikir saya mengalami kesulitan tidur di rumah sakit 2. Saya lebih banyak tidur di rumah daripada di rumah sakit 3. Saya merasa kelelahan dan lemah saat terbangun di rumah

sakit

4. Saya membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk tidur lelap di rumah sakit

5. Sejak masuk rumah sakit saya sering terbangun di malam hari 6. Jika saya terbangun di tengah malam di rumah sakit, saya

butuh waktu lebih dari 30 menit untuk bisa tertidur kembali 7. Saya merasa terganggu karena jam tidur yang berbeda

sekarang dari yang sering saya lakukan sebelumnya

8. Saya merasa terganggu dengan jam bangun yang berbeda di pagi hari

9. Petugas rumah sakit membangunkan saya saat sedang tidur 10. Saya dibangunkan di malam hari untuk keperluan pengobatan 11. Di siang hari, sedikit waktu untuk istirahat

12. Saya terbangun karena suara bising dimalam hari 13. Saya terbangun karena cahaya dimalam hari 14. Aktivitas di rumah sakit mengganggu tidur saya 15. Bantal di rumah sakit mengganggu tidur saya

16. Mempunyai teman sekamar di rumah sakit mempengaruhi tidur saya

17. Saya tidur di ruangan yang cukup panas 18. Saya merasakan nyeri di malam hari

19. Obat yang saya minum membuat saya tidak bisa tidur 20. Penyakit saya membuat saya tidak bisa tidur dimalam hari


(56)

Lampiran 4 Tabel 5.2. Distribusi frekuensi dan persentase setiap pernyataan dari responden tentang pola tidur anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan (n=50)

No. Pernyataan Ya Tidak

f % F % 1. Saya pikir saya mengalami kesulitan tidur di

rumah sakit

46 92.0 4 8.0

2. Saya lebih banyak tidur di rumah daripada di rumah sakit

46 92.0 4 8.0 3. Saya merasa kelelahan dan lemah saat terbangun

di rumah sakit

40 80.0 10 20.0 4. Saya membutuhkan waktu lebih dari 30 menit

untuk tidur lelap di rumah sakit

31 62.0 19 38.0 5. Sejak masuk rumah sakit saya sering terbangun

di malam hari

19 38.0 31 62.0 6. Jika saya terbangun di tengah malam di rumah

sakit, saya butuh waktu lebih dari 30 menit untuk bisa tertidur kembali

36 72.0 14 28.0

7. Saya merasa terganggu karena jam tidur yang berbeda sekarang dari yang sering saya lakukan sebelumnya

21 42.0 29 58.0

8. Saya merasa terganggu dengan jam bangun yang berbeda di pagi hari

26 52.0 24 48.0 9. Petugas rumah sakit membangunkan saya saat

sedang tidur

29 58.0 21 42.0 10. Saya dibangunkan di malam hari untuk

keperluan pengobatan

39 78.0 11 22.0 11. Di siang hari, sedikit waktu untuk istirahat 32 64.0 18 36.0 12. Saya terbangun karena suara bising dimalam hari 27 54.0 23 46.0 13. Saya terbangun karena cahaya dimalam hari 22 44.0 28 56.0 14. Aktivitas di rumah sakit mengganggu tidur saya 33 66.0 17 34.0 15. Bantal di rumah sakit mengganggu tidur saya 15 30.0 35 70.0 16. Mempunyai teman sekamar di rumah sakit

mempengaruhi tidur saya

38 76.0 12 24.0 17. Saya tidur di ruangan yang cukup panas 42 84.0 8 16.0 18. Saya merasakan nyeri di malam hari 48 96.0 2 4.0


(57)

Lampiran 5 JADWAL TENTATIF PENELITIAN

No. Kegiatan

September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mengajukan judul 2 Menetapkan judul penelitian 3 Menyusun proposal penelitian 4 Mengajukan sidang proposal 5 Sidang proposal penelitian 6 Permohonan Survey awal 7 Survey awal

8 Revisi proposal penelitian 9 Mengajukan izin penelitian 10 Uji reliabilitas 11 Pengumpulan data 12 Analisa data 13

Penyusunan laporan


(58)

NILAI RELIABILITAS No.

Responden

Skor untuk Item

skor total

pola tidur

jumlah-mean

(jumlah-mean)^2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 11 cukup -0.3 0.09

2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 13 cukup 1.7 2.89

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 14 buruk 2.7 7.29

4 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 7 cukup -4.3 18.49

5 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 6 baik 5.3 28.09

6 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 6 baik 5.3 28.09

7 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 7 cukup 4.3 18.49

8 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7 cukup 4.3 18.49

9 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 8 cukup 3.3 10.89

10 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 12 cukup 0.7 0.49

11 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 8 cukup 3.3 10.89


(59)

13 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 13 cukup 1.7 2.89

14 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 7 cukup 4.3 18.49

15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 16 buruk 4.7 22.09

16 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 15 buruk 3.7 13.69

17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 15 buruk 3.7 13.69

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 17 buruk 5.7 32.49

19 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 11 cukup 0.3 0.09

20 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 16 buruk 4.7 22.09

sum 226 sum 302.2

mean 11.3 Vt 15.11

Vt 15.11

x 98.31

y 302.2

z 0.32531436


(60)

Tabel distribusi frekuensi

Usia

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 6 14 28.0 28.0 28.0

7 11 22.0 22.0 50.0

7.5 1 2.0 2.0 52.0

8 2 4.0 4.0 56.0

9 6 12.0 12.0 68.0

10 8 16.0 16.0 84.0

11 1 2.0 2.0 86.0

12 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Jenis kelamin

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 28 56.0 56.0 56.0

perempuan 22 44.0 44.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Lama hari rawat

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 32 64.0 64.0 64.0

4 16 32.0 32.0 96.0

5 1 2.0 2.0 98.0

6 1 2.0 2.0 100.0


(61)

Q1

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 4 8.0 8.0 8.0

1 46 92.0 92.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q2

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 4 8.0 8.0 8.0

1 46 92.0 92.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q3

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 10 20.0 20.0 20.0

1 40 80.0 80.0 100.0

Total 50 100.0 100.0 Pola tidur

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 2 4.0 4.0 4.0

cukup 19 38.0 38.0 42.0

buruk 29 58.0 58.0 100.0


(62)

Q4

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 19 38.0 38.0 38.0

1 31 62.0 62.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q5

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 31 62.0 62.0 62.0

1 19 38.0 38.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q6

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 14 28.0 28.0 28.0

1 36 72.0 72.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q7

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 29 58.0 58.0 58.0

1 21 42.0 42.0 100.0


(63)

Q8

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 24 48.0 48.0 48.0

1 26 52.0 52.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q9

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 42.0 42.0 42.0

1 29 58.0 58.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q10

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 11 22.0 22.0 22.0

1 39 78.0 78.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q11

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 18 36.0 36.0 36.0

1 32 64.0 64.0 100.0


(64)

Q12

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 23 46.0 46.0 46.0

1 27 54.0 54.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q13

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 28 56.0 56.0 56.0

1 22 44.0 44.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q14

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 17 34.0 34.0 34.0

1 33 66.0 66.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q15

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 35 70.0 70.0 70.0

1 15 30.0 30.0 100.0


(65)

Q16

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 12 24.0 24.0 24.0

1 38 76.0 76.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q17

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 8 16.0 16.0 16.0

1 42 84.0 84.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q18

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 2 4.0 4.0 4.0

1 48 96.0 96.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Q19

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 42.0 42.0 42.0


(66)

Q20

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 2 4.0 4.0 4.0

1 48 96.0 96.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Masalah waktu tidur

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak ada masalah 8 16.0 16.0 16.0

ada masalah 42 84.0 84.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Masalah tidur siang

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak ada masalah 18 36.0 36.0 36.0

ada masalah 32 64.0 64.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Masalah terbangun malam hari

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak ada masalah 11 22.0 22.0 22.0

ada masalah 39 78.0 78.0 100.0


(67)

Masalah ketidakteraruran dan durasi tidur

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak ada masalah 27 54.0 54.0 54.0

ada masalah 23 46.0 46.0 100.0


(68)

(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

Lampiran 15 TAKSASI DANA

1. Biaya Proposal Penelitian Rp 300.000

2. Transportasi ke Rumah Sakit Rp 400.000

3. Biaya penelitian Rp 300.000

4. Print Rp 200.000

5. Jilid Rp 10.000

6. Konsumsi sidang Rp 210.000

7. Biaya surat etik penelitian Rp 100.000

8. Biaya tak terduga 10% *1.520.000 Rp 152000


(80)

Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup

Nama : Bobi C. Sibarani Tempat/ Tanggal Lahir : Pagaraji, 16 Agustus 1992 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Bahagia Gg. Mustafa No.1 Medan Nama Ayah : Hotlan Sibarani

Nama Ibu : Tiodinar Tambunan

E_mail : bobichandraS@yahoo.co.id Riwayat Pendidikan :

Tahun 1998-2004 SD Negeri 173546 Baruara Tahun 2004-2007 SMP Negeri 3 Balige Tahun 2007-2010 SMA Negeri 1 Laguboti

Tahun 2010- sekarang Fakultas Keperawatan USU Pengalaman Berorganisasi


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Lampiran 15 TAKSASI DANA

1. Biaya Proposal Penelitian Rp 300.000

2. Transportasi ke Rumah Sakit Rp 400.000

3. Biaya penelitian Rp 300.000

4. Print Rp 200.000

5. Jilid Rp 10.000

6. Konsumsi sidang Rp 210.000

7. Biaya surat etik penelitian Rp 100.000

8. Biaya tak terduga 10% *1.520.000 Rp 152000


(6)

Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup

Nama : Bobi C. Sibarani Tempat/ Tanggal Lahir : Pagaraji, 16 Agustus 1992 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Bahagia Gg. Mustafa No.1 Medan Nama Ayah : Hotlan Sibarani

Nama Ibu : Tiodinar Tambunan

E_mail : bobichandraS@yahoo.co.id Riwayat Pendidikan :

Tahun 1998-2004 SD Negeri 173546 Baruara Tahun 2004-2007 SMP Negeri 3 Balige Tahun 2007-2010 SMA Negeri 1 Laguboti

Tahun 2010- sekarang Fakultas Keperawatan USU Pengalaman Berorganisasi