Pengecualian Terhadap Direksi Yang Melakukan Penyampaian Laporan Keuangan Yang Menyesatkan

Keuangan dalam Angka 4 disebutkan direksi emiten atau perusahaan publik secara tanggung renteng bertanggung jawab atas pernyataan yang dibuat berdasarkan peraturan ini termasuk kerugian yang mungkin ditimbulkan. 74 Dalam tanggung jawab direksi atas laporan keuangan yang disampaikan kepada bapepam, direksi membuat surat pernyataan berdasarkan Formulir Lampiran 1 Peraturan bapepam Nomor VIII.G.11. surat pernyataan itu menyatakan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku yang umum, bertanggung jawab atas laporan keuangan yang tidak memuat fakta material atau informasi yang tidak benar, dan bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam perusahaan. 75

B. Pengecualian Terhadap Direksi Yang Melakukan Penyampaian Laporan Keuangan Yang Menyesatkan

Pengecualian terhadap direksi dapat juga dikatakan sebagai pembebasan anggota direksi dari tanggung jawab secara tanggung renteng terhadap direksi yang menyampaikan laporan keuangan yang menyesatkan. Penegakan penerapan tanggung jawab secara tanggung renteng dalah hukum Perseroan Indonesia, baru dikenal dalam UUPT 2007. sebelumnya baik pada KUHD dan UUPT 1995, yang 74 Peraturan Bapepam Kep-40PM2003 tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, http:bapepam.go.id.kep-40tanggung jawab direksi2003, diakses pada tanggal 27 April 2010. 75 Ibid. Universitas Sumatera Utara ditegakkan adalah prinsip tanggung jawab pribadi yang digantungkan kepada faktor siapa yang melakukan kesalahan, kelalaian atau pelanggaran itu. Tanggung jawab hukumnya, hanya dipikulkan kepada anggota direksi yang melakukannya. Tidak dilibatkan anggota direksi yang lain secara tanggung renteng. Penerapan yang seperti itu, dikemukakan oleh Charlesworth and Morse, dibawah judul Liability for acts of co-directors. Beliau mengatakan : “A director is not liable for acts of his co-director of he has no knowledge and in which he has taken no part, as his fellow directors, directors are not his servents or agents to impose liability on him.” Jadi kalau tindakan kesalahan, kelalaian, atau pelanggaran itu dilakukan seorang anggota direksi tanpa sepengetahuan anggota direksi yang lain atau dia tidak ikut ambil bagian atas perbuatan itu, anggota atau co-direksi yang lain tidak ikut bertanggung jawab terhadapnya. Beliau memberi contoh kasus kerugian besar yang dialami sebuah bank atas perluasan customer yang tidak wajar improperly. Kerugian besar itu, ditutupi oleh manager dan chairman secara curang dalam rekening pembukuan. Terhadap kasus ini, pengadilan memutuskan co-director tidak ikut bertanggung jawab atas kerugian tersebut, karena tidak ditemukan mereka ikut melakukan kecurangan. 76 Pasal 97 ayat 4 UUPT menganut prinsip penegakan tanggung jawab secara tanggung renteng terhadap setiap anggota direksi atas kesalahan dan kelalaian pengurusan yang dijalankan anggota direksi yang lain. Namun penerapan prinsip 76 M.Yahya Harahap,Op.cit,hal.388. Universitas Sumatera Utara ini dapat disingkirkan oleh anggota direksi yang tidak ikut melakukan kesalahan atau kelalaian, apabila anggota direksi yang bersangkutan “dapat membuktikan” hal-hal sebagai berikut : a. Kerugian Perseroan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; b. Telah melakukan dan menjalankan pengurusan Perseroan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan yang ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan; c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung naupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian Perseroan; d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Menurut penjelasan Pasal 97 ayat 5 huruf d, yang dimaksud dengan “mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian”, termasuk juga langkah-langkah untuk memperoleh informasi mengenai tindakan pengurusan yang dapat mengakibatkan kerugian antara lain melalui forum rapat direksi. Syarat-syarat pembebasan yang dimaksud bersifat dalam Pasal 97 ayat 5 bersifat kumulatif dan bukan alternatif. Hal itu disimpulkan dari perumusannya. Antara syarat-syarat huruf a, b, c, dan d, tidak terdapat kata “atau”. Yang ada Universitas Sumatera Utara adalah kata “dan” antara huruf a, b, c, dan d. Bertitik tolak dari fakta perumusan yang disebut diatas, dapat disimpulkan, syarat-syarat tersebut bersifat kumulatif. 77

C. Sanksi Terhadap Direksi atas Penyampaian Laporan Keuangan yang Menyesatkan

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Akuntan Publik atas Laporan Keuangan yang Overstated di Pasar Modal

2 96 210

Kajian Yuridis Atas Kejahatan Pasar Modal Di Bursa Efek Indonesia Menurut UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

5 85 103

Perlindungan Hukum Terhadap Investor Atau Pihak Ketiga Dalam Laporan Keuangan Menyesatkan Di Pasar Modal

1 38 106

Tanggung Jawab Akuntan Publik Atas Laporan Keuangan yang Menyesatkan dalam Pernyataan Pendaftaran di Pasar Modal

0 35 142

UU 8 1995 Pasar Modal

0 0 119

UU 08 1995 Pasar Modal

0 0 89

PENERAPAN SANKSI HUKUM TERHADAP PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL ATAS INFORMASI YANG TIDAK BENAR DAN MENYESATKAN DALAM PEMBUATAN PROSPEKTUS MENURUT UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL

1 0 26

PERTANGGUNGJAWABAN DIREKSI DALAM PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN YANG MENYESATKAN (MISLEADINGSTATEMENT) ; SUATU ANALISIS TERHADAP UU NO.402007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DAN UU NO.81995 TENTANG PASAR MODAL SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Me

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Direksi Dalam Penyampaian Laporan Keuangan Yang Menyesatkan (Misleadingstatement) ; Suatu Analisis Terhadap UU NO.40/2007 Tentang Perseroan Terbatas Dan Uu No.8/1995 Tentang Pasar Modal

0 1 23

BAB II KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSEROAN TERBATAS A. Kewajiban Direksi Dalam Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan. - Pertanggungjawaban Direksi Dalam Penyampaian Lapora

0 0 21