BAB IV TANGGUNG JAWAB DIREKSI TERHADAP PENYAMPAIAN LAPORAN
KEUANGAN YANG MENYESATKAN MISLEADING STATEMENT
DALAM PERSEROAN TERBATAS
A. Tangung jawab Direksi Terhadap Laporan Keuangan Yang Menyesatkan
Pada umumnya ketentuan pernyataan yang menyesatkan atau misleading information
disebabkan adanya
misrepresentation maupun
omission. Misrepresentation dapat terjadi apabila ada pernyataan yang secara jelas tidak sesuai
dengan fakta. Artinya, pernyataan tersebut tidak benar sesuai dengan fakta dan terdapat suatu gambaran yang salah atau gambaran yang diterima oleh investor
tersebut menciptakan suatu kondisi yang berlainan dengan keadaan yang sebenarnya, seperti perbuatan-perbuatan yang memberikan gambaran yang salah terhadap kualitas
emiten, manajemen, potensi ekonominya, saham-saham yang ditawarkan atau fakta material. Oleh sebab itulah misrepresentation adakalanya disebut juga dengan
misstatement yaitu suatu perbuatan yang membuat pernyataan yang salah, khususnya berkaitan dengan data-data internal yang dapat menyesatkan bagi investor.
70
Dengan demikian pelanggaran Prinsip Keterbukaan dalam bentuk ”pernyataan menyesatkan”
harus dipertanggungjawabkan secara hukum.
71
70
Bismar Nasution, Peraturan Keterbukaan Laporan Keuangan Perusahaan Publik, Disampaikan pada seminar Nasional Sehari tentang Pengelolaan Perusahaan Publik yang dilaksanakan
oleh Lembaga Pengembangan Sektor Publik, Jakarta tanggal 21 Agustus 2003.
71
Ibid.
Pasal 93 UUPM mengenai larangan pernyataan menyesatkan menyebutkan :
Universitas Sumatera Utara
Setiap pihak dilarang, dengan cara apapun, membuat pernyataan atau memberi keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan
sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan :
a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau
menyesatkan; atau b. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan
kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut.
72
Pernyataan yang menyesatkan dapat mengarah pada tindakan penipuan. Dalam pandangan hukum pasar modal pelanggaran peraturan prinsip keterbukaan
dikategorikan sebagai penipuan fraud. Hal ini juga didukung oleh Barry. A.K. Rider yang menyatakan bahwa ”sun light is the best disinfectant and electric light
the best policeman”. Dengan perkataan lain, Rider menyatakan “more disclosure will inevitably discourage wrongdoing and abuse”.
73
Direksi bertanggung jawab secara renteng terhadap penyampaian laporan keuangan yang menyesatkan. Dalam peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
yaitu Peraturan Nomor VIII.G.11 Tentang Tanggung Jawab Direksi Atas Laporan
72
Republik Indonesia, Undang-undang tentang Pasar Modal, UU No. 8 tahun 1995, LN No. 64 tahun 1995.
73
Lihat Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, Op.Cit, Hal 11.
Universitas Sumatera Utara
Keuangan dalam Angka 4 disebutkan direksi emiten atau perusahaan publik secara tanggung renteng bertanggung jawab atas pernyataan yang dibuat
berdasarkan peraturan ini termasuk kerugian yang mungkin ditimbulkan.
74
Dalam tanggung jawab direksi atas laporan keuangan yang disampaikan kepada bapepam, direksi membuat surat pernyataan berdasarkan Formulir
Lampiran 1 Peraturan bapepam Nomor VIII.G.11. surat pernyataan itu menyatakan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan
perusahaan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku yang umum, bertanggung jawab atas laporan keuangan yang tidak memuat fakta material atau
informasi yang tidak benar, dan bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam perusahaan.
75
B. Pengecualian Terhadap Direksi Yang Melakukan Penyampaian Laporan Keuangan Yang Menyesatkan