BAB II KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSEROAN TERBATAS
A. Kewajiban Direksi Dalam Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan.
Direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Direksi berwenang menjalankan
pengurusan sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan Undang-Undang Perseroan Terbatas danatau anggaran dasar. Dalam
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas, kewajiban direksi diatur mulai dari Pasal 100 sampai dengan Pasal 102, dimana kewajiban direksi
adalah : 1.
Wajib membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS, dan risalah rapat direksi.
2. Wajib membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan perusahaan.
3. Wajib memelihara seluruh daftar, risalah, dan dokumen keuangan perusahaan.
4. Wajib melaporkan kepada Perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota
direksi yang bersangkutan danatau keluarganya dalam perseroan dan perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus.
5. Wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan kekayaan perseroan dan
menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan.
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban direksi membuat laporan tahunan telah diperintahkan juga oleh Pasal 66 Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007. Direksi wajib membuat
dan menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku
perseroan berakhir. Sebagaimana telah diketahui bahwa untuk tahun buku 2004 berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep.40PM2003 tentang Tanggung
Jawab Direksi atas Laporan Keuangan, Direksi Emiten wajib membuat surat pernyataan, atau di dalam Sarbannes Oxley Act disebut Director’s Certification on
Financial Statement. Sejak diberlakukan sertifikasi tersebut, timbul pertanyaan kenapa sertifikasi harus dilakukan. Kiranya didalam UU PT, tanggung jawab Direksi
kelihatannya cukup jelas. Didalam opini akuntan, alinea pertama dikatakan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab Direksi, sedangkan opini adalah tanggung
jawab akuntan.
21
21
Dikeluarkannya Peraturan No. VIII.G. 11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan oleh BAPEPAM merupakan respon dari BAPEPAM atas
dikeluarkannya Sarbanes Oxley Act tahun 2002. Sebagai undang-undang, Sarbanes Oxley Act diundangkan karena semakin tingginya tuntutan ditegakkannya prinsip-
prinsip good corporate governance dalam segala aspek praktek dunia usaha.
http:komiteaudit.orginformasi_displayartikel.asp?idi=90 diakses pada tanggal 3 Maret 2010 pukul 20.35 wib.
Universitas Sumatera Utara
Pada prinsipnya tanggung jawab Direksi atas laporan keuangan bukanlah hal yang baru, karena pada UU Perseroan Terbatas tahun 1995 dan UU Pasar Modal telah
diatur secara implisit tentang tanggung jawab tersebut, namun demikian peraturan BAPEPAM mengharuskan Direksi untuk secara eksplisit bertanggung jawab atas
laporan keuangan Perusahaan, yang dituangkan ke dalam Surat Pernyataan atas Laporan Keuangan Perusahaan.
Regulasi BAPEPAM yang mengatur mengenai Sertifikasi Laporan Keuangan oleh Direksi adalah Peraturan BAPEPAM No. VIII.G. 11, namun demikian ada dua
peraturan lain yang terkait dengan peraturan tersebut, yaitu Peraturan No. IX.I.6 tentang Direksi dan Komisaris Perusahaan Emiten dan Peraturan No. IX.I.5 tentang
Komite Audit. Ketiga peraturan ini saling berhubungan, dimana Peraturan IX.I.6 menerangkan tanggung jawab Direksi atas laporan keuangan secara rinci dan
Peraturan IX.I.5 menjelaskan tentang peran komite audit dalam melakukan penelaahan atas laporan keuangan dan pengawasan atas internal control dalam
Perusahaan.
22
B. Kewajiban Direksi Dalam Perseroan Terbatas Berdasarkan Prinsip Itikad Baik