D. Perlindungan Hukum Terhadap Pihak-Pihak Yang Dirugikan Dengan Adanya
Misleading Statement Penyampaian Laporan Keuangan Yang Menyesatkan Oleh Direksi
Kepercayaan dan kredibilitas pasar merupakan hal utama yang harus tercermin dari keberpihakan sistem hukum pasar modal pada kepentingan pihak-
pihak seperti investor dari perbuatan-perbuatan yang dapat menghancurkan kepercayaan investor misalnya dengan adanya misleading statement dalam
penyampaian laporan keuangan yang menyesatkan oleh direksi. Keberpihakan hukum kepada pihak-pihak yang dirugikan dengan adanya
perbuatan-perbuatan yang melanggar prinsip GCG tersebut dapat dilihat dari penegakan hukum pasar modal oleh otoritas pasar modal yakni Bapepam di dalam
menangani pelanggaran dan kejahatan di Pasar Modal. Dengan adanya penegakan hukum, kepastian hukum akan terjamin. Penegakan hukum tidak semata-mata
bermakna secara yuridis, tetapi juga mengandung maksud pembinaan. Penegakan hukum yang konsisten terhadap direksi yang melakukan
pelanggaran peraturan diharapkan menjadi pendorong bagi direksi untuk selalu mematuhi ketentuan dan mempertimbangkan kehati-hatian dalam melakukan
usahanya. Hal ini juga diharapkan akan meningkatkan kredibilitas pasar modal di mata pihak-pihak yang terlibat seperti investor sekaligus sebagai tanggung jawab
direksi yang berkewajiban terhadap manajemen perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Penegakan hukum tidak boleh terlepas dari kerangka keadilan, karena kalau tidak penegakan hukum malah akan menjadi counterproductive , yang pada
gilirannya akan menjadi bumerang bagi perkembangan pasar modal di Indonesia. Bagi pihak-pihak yang terlibat dalam penanaman modal pemegang saham atau
investor sebaiknya membekali dirinya dengan pemahaman yang mencukupi sebelum mengambil keputusan untuk melakukan transaksi efek. Prospektus dan laporan
berkala dan insidentil menjadi pedoman bagi investor untuk dapat melihat dan mempertimbangkan pengambilan keputusannya.
86
UUPM pasal 82 ayat 2 jo. Peraturan IX.E.1. merupakan bentuk perlindungan dari dua sisi. Pertama, Bapepam mempunyai kapasitas untuk
menegakkan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang berkaitan dengan
87
86
Irsan Nasaruddin,Op.cit.hal 254.
87
Transaksi yang mengandung benturan kepentingan adalah transaksi yang mengandung perbedaan kepentingan ekonomis antara perusahaan di satu pihak dengan pihak direksi, komisaris, atau
pemegang saham di lain pihak. Transaksi yang demikian mungkin dilakukan atau di fasilitasi oleh direksi berdasarkan kekuasaannya.
transaksi benturan kepentingan tertentu. Penegakan hukum atas pelanggaran terhadap ketentuan mengenai benturan kepentingan tertentu merypakan tindakan
represif. Artinya, perbuatan telah terjadi kemungkinan kerugian pun telah dialami. Sedangkan kedua, penerapan prinsip keterbukaan dan pemberdayaan pemegang
saham independen di dalam proses pengambilan keputusan merupakan sarana hukum untuk mencegah terjadi transaksi benturan kepentingan tertentu yang biasa
menguntungkan pihak-pihak tertentu sekaligus merugikan perseroan. Penerapan prinsip keterbukaan dan pemberdayaan pemegang saham independen merupakan
Universitas Sumatera Utara
sarana preventif. Tindakan preventif jauh lebih baik. Namun, pemegang saham perlu memahami dan menggunakan haknya untuk melindungi kepentingan secara proaktif.
Memang UUPT menyebutkan direksi dan juga komisaris bertanggung jawab secara terbatas sepanjang tindakan tersebut berada dalam wewenangnya. Namun,
pertanggungjawaban dapat dimintakan kepada pengurus jika tindakan pengurus tersebut merupakan tindakan di luar kewenangannya yang merupakan bertentangan
dengan ketentuan, dan tindakan itu menimbulkan kerugian bagi perseroan. UUPT dan UUPM dapat digunakan oleh pemegang saham independen untuk mengambil
tindakan represif dengan mengajukan tuntutan secara perdata ke pengadilan negeri terhadap direksi atau komisaris yang lalai atau melakukan tindakan yang merugikan
perseroan UUPT Pasal 97 ayat 6 dan 7, Pasal 101, dan UUPM Pasal 111. UUPT menganut asas direksi dan komisaris tidak bisa berlindung di balik perseroan atas
suatu kergian, jika kerugian tersebut nyata-nyata merupakan keputusan direksi dan komisaris. Karena sebagai pengurus perusahaan, direksi mempunyai kekuasaan.
88
Kekuasaan tersebut bisa saja dipergunakan secara tidak tepat karena kesengajaan atau kelalaian dalam kaitannya dengan benturan kepentingan transaksi
tertentu. Menurut UUPT Pasal 97 ayat 6, dalam hal terjadi kelalaian atau kesalahan direksi atau komisaris atas transaksi yang mempunyai benturan kepentingan yang
menyebabkan kerugian bagi perseroan, pemegang saham minoritas dapat mengajukan gugatan perdata atas nama perseroan kepada pengadilan negeri terhadap direksi atau
88
Irsan Nasaruddin,Op.cit.hal 255.
Universitas Sumatera Utara
komisaris. Kemudian pemegang saham tersebut mewakili paling sedikit 110 bagian dari jumlah seluruh pemegang saham dengan hak suara dapat mengajukan
permohonan untuk mendapatkan penetapan Pengadilan negeri agar diberikan kewenangan untuk melakukan RUPS dalam rangka transaksi yang mengandung
benturan kepentingan, apabila direksi lalai dan komisaris melalaikan meminta persetujuan pemegang saham melalui RUPS.
Karena telah melampaui 30 hari sejak tanggal permintaan melakukan pemanggilan RUPS Pasal 79 ayat 5 UUPT. Atau pemegang saham dapat meminta
direksi dan komisaris untuk diperiksa dan dimintakan keterangan sehubungan dengan tindakannya yang merugikan perseroan. Atau tindakan lain yang dapat dilakukan oleh
pemegang saham adalah meminta direksi dan komisaris perseroan untuk diperiksa dan dimintakan keterangannya sehubungan dengan adanya perbuatan melawan
hukum direksi yang merugikan pihak ketiga Pasal 110 UUPT . jika terbukti bersalah atau lalai, pemegang saham dapat mengadakan RUPS untuk mengganti
direksi dan komisaris. Kalau terbukti melanggar, pemegang saham dapat menuntut ganti rugi kepada direksi dan komisaris atas kerugian perseroan terbuka yang
diakibatkan oleh tindakan direksi dan komisaris perseroan UUPT Pasal 97 ayat 6 Pasal 101, dan UUPM Pasal 111.
89
Selain itu, Bapepam secara tidak langsung berupaya agar pemegang saham mengetahui dan mempergunakan hak di dalam melindungi kepentingannya menurut
89
Ibid.hal.251.
Universitas Sumatera Utara
peraturan perundang-undangan yang berlaku. UUPT mendorong pemegang saham dan investor untuk aktif memantau perkembangan dan kegiatan perseroan. UUPT pun
memberikan perlindungan kepada pemegang saham minoritas seperti dalam Pasal 54 ayat 1, 55, 66 ayat 2, 67, 110 ayat 3, 117 ayat 1 huruf b. Pemegang saham
berhak untuk meminta pertanggungjawaban direksi secara perdata, jika kebijakan direksi malah merugikan Perseroan. Pemegang saham minoritas berhak untuk
mendapatkan keterangan dan laporan yang transparansi. Jika ia tidak setuju dengan kebijakan Perseroan, atau pemegang saham independen berhak untuk ikut
menentukan kebijakan Perseroan melalui Rapat Umum Pemegang saham berkenaan dengan transaksi yang mengandung benturan kepentingan tertentu.
UUPM dan peraturan pelaksanaannya memotivasi pemegang saham untuk aktif dan memantau, memutuskan kebijakan perseroan. Pelanggaran keterlambatan
dan kelalaian meminta persetujuan pemegang saham diancam hukuman administratif dan denda yang cukup besar. Bapepam selalu berusaha untuk menyempurnakan dan
mengejar perkembangan di pasar modal guna memberikan perlindungan kepada pemegang saham, namun begitu, pada akhirnya sumber daya manusialah yang
menjadi faktor penentu tegak tidaknya peraturan-peraturan yang ada. Kedewasaan dan kematangan para investor dalam melakukan aktivitas di
bidang pasar modal terus menerus dituntut, jangan terlalu rentan terhadap rumor dan isu yang diciptakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, serta semakin
terlatih dalam menganalisis risiko investasi dan membaca hal-hal yang semula tidak
Universitas Sumatera Utara
dapat diprediksi menjadi sesuatu yang dapat diolah dan mampu mengambil keputusan yang tepat dan aman.
90
90
Irsan Nasaruddin,Op.cit,hal.278.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dilaporkan diatas yang menjelaskan tentang Pertanggungjawaban Direksi Dalam Penyampaian Laporan keuangan Yang
Menyesatkan Misleading Statement ; Suatu Analisis Terhadap UU No.402007 Tentang Perseroan Terbatas Dan UU No.81995 Tentang Pasar Modal maka
kesimpulan yang dapat diambil antara lain : 1.
Dalam penyampaian laporan keuangan dalam suatu Perseroan Terbatas Terbuka PT. Tbk, maka Direksi mempunyai kewajiban dan tanggungjawab
yaitu: a.
Wajib membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS, dan risalah rapat direksi.
b. Wajib membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan perusahaan.
c. Wajib memelihara seluruh daftar, risalah, dan dokumen keuangan
perusahaan. d.
Wajib melaporkan kepada Perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota direksi yang bersangkutan danatau keluarganya dalam perseroan
dan perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus. e.
Wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan kekayaan perseroan dan menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan.
Universitas Sumatera Utara
f. Bertanggung jawab dalam hal terjadi pemberian keterangan yang tidak
benar atau menyesatkan; g.
Bertanggung jawab dalah hal terjadi pertentangan kepentingan; h.
Bertanggung jawab secara renteng antara sesame anggota direksi; i.
Bertanggung jawab secara internal terhadap Perseroan dan pemegang saham Perseroan;
j. Bertanggung jawab secara eksternal terhadap pihak ketiga.
2. Pengaturan mengenai standar laporan keuangan dalam suatu Perseroan
Terbatas Terbuka PT. Tbk diatur dalam pasal 66 ayat 2 UUPT yaitu dalam suatu laporan keuangan tahunan suatu Perseroan Terbatas maka harus
memuat: a.
Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku
sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan
keuangan tersebut; b.
Laporan mengenai kegiatan perseroan; c.
Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan; d.
Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha perseroan;
Universitas Sumatera Utara
3. Terhadap penyampaian laporan keuangan yang menyesatkan dalam Perseroan
Terbatas Terbuka PT. Tbk maka direksi bertanggung jawab secara renteng terhadap penyampaian laporan keuangan yang menyesatkan. Dalam peraturan
Badan Pengawas Pasar Modal yaitu Peraturan Nomor VIII.G.11 Tentang Tanggung Jawab Direksi Atas Laporan Keuangan dalam Angka 4 disebutkan
direksi emiten atau perusahaan publik secara tanggung renteng bertanggung jawab atas pernyataan yang dibuat berdasarkan peraturan ini termasuk
kerugian yang mungkin ditimbulkan. Tanggung jawab secara renteng itu mempunyai pengecualian apabila direksi dapat membuktikan bahwa kelalaian
atau kesalahan dalam penyampaian laporan keuangan tersebut bukan karena kesalahannya. Hal ini diatur dalam penjelasan Pasal 97 ayat 4 UUPT.
Namun jika tidak dapat membuktikan sesuai dengan ketentuan pasal tersebut, maka terhadap direksi yag melakukan kelalaian ataupun kesalahan dapat
dikenakan sanksi berupa pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun ataupun sanksi denda sebesar Rp.15.000.000.000,- lima belas milyar rupiah.
B.
Saran
Dari kesimpulan-kesimpulan diatas maka Penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Dalam menjalankan perusahaan sebaiknya seorang direksi mempunyai
loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan, bertanggung jawab penuh sesuai peraturan perundang-undangan khususnya dalam Undang-Undang Nomor 40
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Sehingga perusahaan berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan sebagaimana tertera dalam Anggaran Dasar
Perusahaan. Selain itu pentingnya penerapan prinsip GCG Good Corporate Governance dalam manajemen sebuah perusahaan akan menghasilkan
perusahaan yang baik dan meningkatkan laba bagi perusahaan tersebut. 2.
Seorang direksi sebaiknya menyampaikan laporan keuangan berdasarkan fakta material atau keadaan yang sebenarnya. Sehingga apabila perusahaan
mengalami penurunan produktivitas atau kinerja dalam perusahaan, maka dewan komisaris dan direksi dapat mengambil sikap dan tindakan untuk
kelangsungan perusahaan. Dengan demikian perusahaan dapat berjalan sesuai dengan prinsip GCG sebagai prinsip manajemen perusahaan yang baik
Universitas Sumatera Utara
BAB II KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM
PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DALAM PERSEROAN TERBATAS
A. Kewajiban Direksi Dalam Penyampaian Laporan Keuangan Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan.