Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Riau

PENGELOLAAN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis
Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM, PT PERDANA INTI
SAWIT PERKASA I, FIRST RESOURCES LTD., RIAU

NURCAHYA DESTIAWAN
A24080112

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

2

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Panen
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Inti
Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Riau adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014
Nurcahya Destiawan
NIM A24080112

4

ABSTRAK
NURCAHYA DESTIAWAN. Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources
Ltd., Riau. Dibimbing oleh ANI KURNIAWATI.
Kegiatan magang dilaksanakan di kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Inti
Sawit Perkasa I, Kabupaten Rokan Hulu, Riau pada bulan Februari-Juni
2013.Kegiatan magang ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
budidaya kelapa sawit, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja dalam
pengelolaan panen kelapa sawit. Perencanaan panen dilakukan sebelum kegiatan

panen agar kegiatan panen berjalan dengan optimal. Perencanaan panen yang
dilakukan adalah perhitungan angka kerapatan panen (AKP), taksasi panen,
tenaga kerja, transportasi panen, rotasi panen, sarana dan prasarana panen.
Permasalahan yang terdapat dalam kegiatan panen adalah persentase AKP < 15%,
pemakaian alat pelindung diri yang rendah, rotasi panen yang dipercepat dan
kualitas panen yang tidak sesuai dengan standar perusahaan. Pengasawan terhadap
kegiatan panen harus ditingkatkan sehingga kualitas panen sesuai dengan standar
perusahaan.
Kata Kunci : angka kerapatan panen, Kebun Sei Air Hitam, panen kelapa sawit,
tenaga kerja

ABSTRACT
NURCAHYA DESTIAWAN. Havest Management of Oil Palm (Elaeis
guineensis Jacq.) in Sei Air Hitam Plantation, Rokan Hulu, Riau. Supervised by
ANI KURNIAWATI.
The internship program was conducted in Sei Air Hitam Plantation, PT
Perdana Inti Sawit Perkasa I, Rokan Hulu, Riau from February-June 2013. This
program aims was to increase knowledge about the cultivation of oil palm, to gain
work experience and skills in the management of oil palm harvesting. Harvest
planning is done prior to harvest in order to run with harvesting activities

optimally. Harvest planning is performed are the calculation of crop density
numbers (AKP), assessed the harvest, labor, transportation, harvesting, crop
rotation, harvesting facilities and infrastructures. There are some problems in
harvesting procces, such as percentage of harvest that was bellow 1.5 kg
= Rp 15 000
Penginfusan dilakukan pada tanaman yang mengalami defisiensi unsur hara
Fe. Tanaman yang mengalami gejala kekurangan Fe, pada daun muda akan
berwarna hijau muda. Dosis FeSO4 per pokok adalah 0.002 kg/pokok dan asam
sitrat sebanyak 0.00132 kg/pokok.
Defisiensi Fe pada pokok sawit, dikategorikan menjadi tiga tingkatan
serangan yaitu rendah, sedang dan berat. Dosis untuk setiap tingkatan sebeda-beda.
Serangan ringan memiliki dosis sebesar 20 ml/tanaman, serangan sedang
40 ml/tanaman dan untuk serangan berat sebesar 60 ml/tanaman. Upah untuk
aplikasi defisiensi ringan adalah Rp 700, serangan sedang Rp 800 dan serangan
berat Rp 900.
Infus akar dilakukan oleh tenaga borongan atau tenaga SPKL yang terdiri
dari beberapa tim. Setiap tim terdiri dari dua sampai tiga orang. Setiap tim
memiliki hanca masing-masing yang telah ditentukan oleh mandor. Tim yang
beranggotakan mendapatkan basis tugas 180 tanaman dan untuk tim yang terdiri
dari tiga orang mendapatkan basis tugas 250 tanaman.

Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan infus yaitu kantung plastik es,
kored, karet gelang, botol air mineral yang sudah dilubangi tutupnya dan diberi
selang, kuas dan cat. Bahan-bahan yang digunakan adalah FeSO4, asam sitrat dan
air.
Kegiatan penginfusan dimulai dengan pencampuran bahan-bahan di depan
kantor afdeling. Bahan-bahan dicampur menjadi satu dengan kombinasi 1 kg
FeSO4, 0.066 kg asam sitrat, 2.5 lair akan menghasilkan 3 l larutan Fe-sitrat.
Setelah pencampuran bahan, tim akan berangkat ke hanca dan akan dibagi oleh
mandor. Sebelum aplikasi infus akar, seorang pekerja terlebih dahulu menentukan
tingkat defisieni dan memberikan label pada pokok sawit. Label pada pokok
kelapa sawit berisi beratnya defisiensi, tanggal, bulan dan tahun penginfusan.
Aplikasi penginfusan dilakukan pada akar aktif kelapa sawit. Akar aktif dicari
mengunakan kored lalu akar tersebut dibungkus dengan bungkus es dan diisi
dengan larutan FeSO4 kemudian diikat dengan karet gelang.

12
Kendala yang terjadi pada penginfusan adalah sulitnya pekerja menentukan
akar primer, sehingga penginfusan dilakukan disembarang akar. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya pengawasan dari mandor panen.
Leaf Sampling Unit (LSU)

Leaf sampling unit (LSU) pada PT PISP I dilakukan setiap satu tahun sekali.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kandungan apa yang kurang pada
tanaman kelapa sawit agar bisa ditentukan rekomendasi dosis pupuk yang akan
diaplikasikan tahun berikutnya.
Kegiatan leaf sampling unit dilakukan oleh dua orang yang sudah terlatih.
Petugas pertama bertugas untuk mengamati kondisi tanaman, mencatat data yang
diperlukan, memberikan label pada pokok yang telah diambil sampelnya dan
membuat tanda keluar masuk pada jalur pengambilan contoh. Petugas kedua
bertugas untuk mengamati pelepah ke-17, memotong pelepah yang akan diambil,
memotong daun dan menyimpan pada wadah.
Metode dalam leaf sampling unit memiliki sistem a x b (a adalah jumlah
tanamaman dalam baris yang diambil sampel dan b adalah tanaman contoh
diambil setiap berapa baris). Contohnya 11 X 12 berarti tanaman contoh diambil
pada setiap tanaman ke-11 dan baris ke-12. Pengambilan contoh dimulai barat ke
timur dan dari baris ke lima. Syarat tanaman yang akan diambil sampelnya adalah
tanaman yang sehat dan tidak tanaman yang miring. Syarat lainnya adalah
tanaman tidak berada di samping jalan atau parit. Skema leaf sampling unitdapat
dilihat pada Gambar 3.
x


x
x

x

x
x

x
x

x

x

x

x

x


x

x

x

x

a
x

x

x
a

x
x


U

x

x
x

x
b

x

x
x

a

x

x

x

a
x

x
x

x
o

x
x

x
x

a
x


x

x
x

a
x

x
x

x
x

x
x

x
x


x
x

x
x
b

Gambar 3 Skema pengambilan contoh daun
Keterangan : x = pokok kelapa sawit
o = baris ke - 5 (awal masuk)
a = tanaman ke - 11
b = baris ke - 12

Penunasan pelepah (pruning)
Penunasan pelepah (prunning) adalah kegiatan pemeliharaan pelepah daun
produktif dengan cara mengurangi jumlah pelepah yang kurang produktif sampai
batas tertentu yang tidak menyebabkan kemampuan fotosintesis di daun terganggu
sehingga pertumbuhan vegetatif dan generatif menjadi optimal (Gambar 4a).
Penunasan juga bertujuan untuk mempermudah pemanenan, menghindari
tersangkutnya brondolan pada ketiak cabang, mempermudah pengamatan buah
pada saat perhitungan AKP dan melakukan kebersihan tanaman. Kegiatan
penunasan ini dilakukan jangan sampai terjadinya tunas pelepah yang berlebihan

13
(over prunning) atau pemeliharaan
gondrong/under pruning).

a

pelepah

yang

terlambat

(pokok

b

Gambar 4 Kegiatan penunasan (a) penurunan pelepah (b) penyusunan pelepah
pada gawangan mati
Penunasan dilakukan oleh dua jenis pekerja, pekerja harian dan SPKL.
Pekerja harian berasal dari pemanen yang tidak melakukan tindakan panen pada
hari tersebut (rotasi panen). Pekerja harian mengambil hancanya masing-masing
yang mereka panen untuk dilakukan penunasan dan mempunyai basis tugas
sebanyak 3 jalur atau 90 pokok sawit. Pekerja SPKL mengerjakan penunasan
dengan gaji Rp. 1 000 per pokok.
Pemanenan
Panen adalah kegiatan mengambil tandan buah matang pada pokok kelapa
sawit. Kegiatan pemanenan dimulai dari pemotongan TBS yang sudah matang,
pengutipan brondolan, pengangkutan TBS ke TPH dan truk buah hingga
pengiriman buah ke PKS.
Persiapan panen dilakukan sebelum kegiatan panen untuk dapat menjamin
tercapainya target produksi seminimal mungkin. Persiapan panen meliputi
penetapan seksi panen, penetapan luas hanca kerja pemanen dan penetapan luas
hanca kerja per mandoran. Persiapan ini ditentukan berdasarkan luas area dan
kondisi kebun.
Rotasi panen merupakan jumlah hari panen dalam seminggu dan jarak
antara waktu panen pertama disatu blok sampai panen berikutnya di blok yang
sama. Rotasi panen yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam adalah rotasi 6/7,
artinya dalam satu minggu (7 hari) dilakukan panen sebanyak 6 hari dan
dilakukan sesuai kaveld panen.
Rotasi panen merupakan faktor yang menentukan produksi TBS, kualitas
atau mutu TBS. Rotasi yang terlambat akan mengakibatkan buah menjadi terlalu
masak dan akan meningkatkan jumlah brondolan yang harus dikutip. Brondolan
yang terlalu banyak akan menyebabkan peluang tidak terkutipnya brondolan akan
semakin besar. Rotasi panen juga tidak boleh terlalu cepat karena akan
menyebabkan terpanennya buah mentah atau buah kurang matang terpanen untuk
memenuhi basis tugas.
Kaveld panen merupakan luasan panen yang harus dipanen dalam satu hari.
Kaveld panen ini terdiri dari 6 kaveld (I, II, III, IV, V, VI) artinya 6 kaveld per 6

14
hari kerja. Masing-masing kaveld panen terdiri dari 4-5 blok (tergantung luas
blok). Rumus perhitungan kaveld panen, yaitu:
jumlah blok
��
panen =
6 hari kerja
Afdeling III pada PT PISP I mempunyai luasan 858.34 ha dibagi dalam 6
kaveld dengan luasan yang berbeda. Kaveld panen pada afdeling III dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5 Kaveld panen pada Afdeling III Kebun SAH
Kaveld Panen
I
II
III
IV
V
VI

Blok panen
C 34 - C 30
C 29 - C 25
C 24 - C 21
D 21 - D 24
D 25 - D 29
D 30 - D 34

Luas blok (ha)
149.14
156.52
116.60
125.94
161.76
149.45

Sumber: Kantor Afdeling III Kebun SAH (2013)

Perhitungan AKP adalah perhitungan jumlah tandan matang pada setiap
blok yang akan dipanen untuk esok harinya. Perhitungan AKP bertujuan untuk
menentukan taksasi produksi, jumlah tenaga pemanen, tenaga pemuat dan truk
pengangkut TBS.
Kegiatan panen dilakukan pada setiap hari jam kerja kecuali pada hari
minggu. Panen diawali dengan memotong pelepah penyangga buah, memotong
buah masak dan menyusun pelepah dalam gawangan mati. Buah yang telah
dipanen kemudian dipotong gagang panjangnya sampai tertinggal ± 1 inchi dari
permukaan buah. Pemanen wajib mengutip brondolan dengan bersih dan
memasukkan pada karung brondolan dan diletakkan pada TPH.
Pemanenan dilakukan pada tandan yang telah memenuhi standart atau
tingkat kematangan tandan yang telah ditetapkan kebun. Kriteria panen dilihat
pada banyaknya brondolan yang jatuh di piringan karena buah dengan kadar
minyak maksimal akan lepas (membrondol) dari tandannya. Umumnya
perkebunan menerapkan tingkat kematangan buah dipanen adalah 2 brondolan/kg
bobot tandan. Pada kebun PISP I, kriteria panen yang diterapkan adalah 5
brondolan/tandan di piringan. TBS dengan brondolan di pirngan kurang dari 5
brondolan dianggap mentah, sedangkan tandan dengan brondolan lebih dari 95%
dianggap tandan kosong. Brondolan yang dimaksud adalah brondolan yang lepas
secara alami, bukan karena aktivitas pemanen, serangan hama dan penyakit dan
faktor lain.
Kriteria matang panen merupakan parameter yang digunakan di Kebun Sei
Air Hitam dalam menentukan buah yang sudah memenuhi kriteria layak panen
atau belum. Berdasarkan grading di lapangan diketahui bahwa buah yang masih
mentah mempunyai warna hitam yang pekat, sedangkan buah yang agak matang
sudah mulai terlihat warna hitam kekuningan dan buah yang masak mempunyai
warna kuning kemerahan. Tingkat kematangan kelapa sawit dapat dilihat pada
Tabel 6.

15
Tabel 6 Standar tingkat kematangan TBS di Kebun SAH
Fraksi

Jumlah brondolan (%)

00
0
1
2
3
4
5

Tidak membrondol
1-12,5
12,5-25
25-50
50-75
75-100
>100

Keterangan
Sangat mentah
Mentah
Kurang matang
Matang I
Matang II
Lewat matang I
Lewat matang II

Rendemen
CPO (%)
16.00
21.40
21.10
22.20
21.20
21.90

Sumber: Kantor Afdeling III Kebun SAH (2013)

Sistem panen yang diterapkan di Kebun Sei Air Hitam ada dua yaitu hanca
giring tetap dan hanca tetap. Hanca giring tetap adalah setiap pemanen
mempunyai hanca panen yang tetap, apabila hanca panen dalam satu blok telah
selesai dikerjakan, maka pemanen pindah ke hanca panen pada blok berikutnya
sesuai dengan nomor hanca yang telah ditentukan. Keuntungan sistem hanca ini
adalah jika ada pemanen yang tidak masuk dalam satu kemandoran maka
pemanen lain dapat memasuki hanca pemanen yang tidak masuk tersebut sesuai
perintah dari mandor. Kekurangan dari sistem hanca giring tetap adalah tanggung
jawab karyawan terhadap hanca masih relatif kecil, dan kegiatan pengawasan
perlu dilakukan lebih ketat. Hanca tetap adalah hanca yang diberikan kepada
pemanen untuk diselesaikan pada hari tersebut tanpa ada perpindahan dan akan
dikerjakan terus menerus oleh pemanen yang sama pada setiap rotasi. Keuntungan
sistem hanca ini, yaitu hanca terjaga kondisi pohonnya, hanca terjaga bersih, buah
memungkinkan terpanen tuntas, serta pemanen memiliki rasa tanggung jawab
karena merasa memiliki hanca tersebut. Kekurangannya apabila musim panen
rendah, pemanen sulit mendapatkan basis sehingga tidak mendapatkan premi
panen, serta kemungkinan buah muda dipanen tinggi.
Basis panen merupakan batas minimal tandan yang wajib dipanen oleh
pemanen. Basis untuk satu pemanen sebanyak 1 000 kg setara dengan 50 TBS
dengan bobot janjang rata-rata (BJR) sebesar 20 kg. Output merupakan rata-rata
tonase yang didapat oleh satu orang pemanen dalam satu hari untuk mencapai
bugdet produksi dengan output yang diperoleh sebesar 3 000 kg. Pemanen yang
mendapatkan hasil panen melebihi basis panen akan mendapatkan premi panen.
Premi panen diberikan dengan tujuan untuk memberikan penghargaan kepada
pemanen saat mendapatkan hasil melebihi basis, memotivsi pekerja untuk
berupaya mencapai basis dan mendorong kenaikan output (kg HK-1). Ketentuan
premi pemanen dan mandor dapat dilihat pada Tabel 7.

16
Tabel 7 Ketentuan perhitungan premi pekerjaan pemanenan
Sistem upah
Lebih basis I
Lebih basis II
Lebih basis III
Brondolan
Hari libur

Basis (kg)

Rp. kg-1

Premi mandor panen
(Rp. kg-1)

Premi kerani
produksi
(Rp. kg-1)

500
500
sisanya
-

25
30
35
120
40

(total output pemanen –
total basis pemanen ) x
Rp 2.75

Tonase x Rp.
1.2

Sumber: Kantor Afdeling III Kebun SAH (2013)

Tindakan pemanen, mandor panen ataupun kerani produksi yang tidak
sesuai dengan SOP kebun akan dikenakan sanksi. Tujuan diberlakukan sanksi
adalah menghindari kesalahan dan memberikan efek jera kepada pekerja. Denda
pemanen, mandor dan kerani produksi dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Ketentuan denda bagi pemanen, mandor panen dan kerani produksi
Kriteria
TBS matang tidak dipanen
TBS matang tidak diangkat
ke TPH
TBS mentah dipanen
TBS tangkai panjang
Brondolan tidak dikutip
TBS tidak diangkut dari
TPH
Brondolan tidak diangkut
datri TPH
Pencatatan data kualitas
tidak benar

Pemanen
(Rp. TBS-1)
500

Mandor panen
(Rp. TBS-1)
750

Kerani produksi
(Rp. TBS-1)
-

500

1 000

-

1 000
500
1 500

1 000
500
1 500

750
-

-

-

1 500

-

-

1 500

-

-

1 500

Sumber: Kantor Afdeling III Kebun SAH (2013)

Pengangkutan panen mempunyai peranan penting dalam pengangkutan
TBS ke pabrik. Buah harus diangkut secepat mungkin agar kadar ALB nya tidak
semakin tinggi. Buah yang telah dipanen selambat-lambatnya diangkut ke pabrik
sebelum 24 jam. Pengangkutan buah dimulai pukul 09.00 setelah buah keluar dari
hanca panen. Trip terakhir pengangkutan buah disesuaikan dengan produksi buah
dilapangan.
Afdeling III memiliki dua unit transportasi, satu unit transpotasi
beranggotakan satu orang kerani cek, satu orang supir dan tiga orang pemuat.
Pemuat mempunyai basis tugas sebesar 4 ton setiap harinya, sedangkan supir
mempunyai basis tugas sebesar 16 ton.
Kebutuhan alat transportasi dan pemuat harus disesuaikan dengan
produksi atau taksasi dan jarak panen di lapang. Kapasitas truk di Kebun Sei Air
Hitam adalah 5-6 ton/trip. Truk dapat melakukan perjalanan/trip sebanyak 6-7
kali setiap harinya.

17
Kendala yang sering ditemui dalam proses pengangkutan buah adalah
kondisi bak truk yang terlalu tinggi, kondisi jalan koleksi yang buruk dan kondisi
TPH yang bergulma. Bak truk yang terlalu tinggi akan mengakibatkan pemuat
semakin lama memuat TBS. Kondisi jalan koleksi yang buruk akan
mengakibatkan terhambatnya pengangkutan TBS. Kondisi TPH yang bergulma
akan mengakibatkan semakin lama pemuat memungut brondolan yang berada
pada TPH.
Aspek Manajerial
Pendamping mandor
Mandor secara umum bertugas mengawasi pekerja karyawan harian tetap
(KHT) maupun surat perintah kerja lokal (SPKL). Jenis mandor yang terdapat
pada Afdeling III adalah mandor panen, kerani produksi dan mandor perawatan.
Mandor panen
Mandor panen bertanggung jawab dalam menghitung angka kerapatan
panen (AKP), melaporkan hasil perhitungan AKP kepada asisten sebagai dasar
untuk perkiraan produksi, mengatur dan membagi hanca panen, mengawasi hanca
panen dan basis agar dapat diselesaikan dengan baik, melakukan perhitungan
lossis, mengisi buku mandor. Mandor panen mulai bertugas pukul 06.00 pagi saat
apel pagi dan selesai bertugas saat pemanen sudah menyelesaikan panen buah.
Krani produksi
Krani produksi bertanggung jawab mengawasi pengangkutan TBS dari TPH
sampai ke PKS agar terangkut dengan baik sehingga tidak ada restan/tertinggal di
lapangan, mengawasi pengangkutan brondolan, mensortasi buah yang afkir agar
tidak diangkut ke PKS, membuat daftar premi pemanen, mandor panen dan
supir/angkut TBS. Selain mengawasi pengangkutan TBS, kerani cek juga bertugas
melakukan grading di setiap lapangan. Buah digrading berdasarkan tingkat
kematangan buah yaitu, buah matang, buah kurang matang, buah mentah, buah
terlalu matang dan janjang kosong.
Mandor perawatan
Mandor perawatan bertugas untuk mengawasi kegiatan perawatan agar
mencapai kualitas dan target norma yang diterapkan perusahaan. Kegiatan
perawatan yang dilakukan berupa rawat gawangan, rawat piringan, pasar pikul,
basmi lalang, tunasan, kastrasi, TPH. Tugas-tugas lain dari mandor perawatan
adalah mengatur dan membagi hanca kerja pada tenaga perawatan, menjaga bahan
kimia yang dipergunakan di lapangan agar tepat pemakaian, mengisi laporan kerja
dalam buku mandor setiap hari, melaksanakan inventarisasi pokok tanaman sesuai
petunjuk perusahaan, melaksanakan pengambilan sampel daun, mengembalikan
barang bekas ke gudang afdeling dan mencatat jumlahnya seperti: karung pupuk,
jeregen Round Up, dll.
Pendampingfield asisten
Asisten bertugas sebagai pemimpin di afdeling untuk merencanakan,
mengorganisir, serta mengendalikan sumber daya yang ada untuk mengelola

18
pemeliharaan tanaman guna mencapai target produksi yang telah ditetapkan
perusahaan. Asisten bertanggung penuh terhadap kegiatan operasional kebun
selama 24 jam yang meliputi kegiatan di kebun maupun lingkungan masyarakat.
Kegiatan penulis selama menjadi pendamping asisten yaitu pemeriksaan hanca
panen berdasarkan kualitas panen (kualitas hanca dan buah yang dipanen). Tujuan
dari pemeriksaan hanca agar mengurangi persentase brondolan yang tertinggal di
lapangan dan tidak terdapat buah mentah yang ikut terpanen.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Angka Kerapatan Panen
Angka kerapatan panen merupakan persentase sebaran pokok yang dapat
dipanen pada suatu luasan tertentu. Semakin tinggi persen kerapatan panen maka
potensi buah yang akan dipanen semakin besar sebaliknya semakin rendah persen
kerapatan panen maka buah yang akan dipanen akan semakin sedikit. Perhitungan
kerapatan panen bertujuan untuk memperkirakan buah yang dihasilkan, sehingga
dapat direncanakan kebutuhan tenaga kerja dan kebutuhan transportsi panen.
Dilakukan pengamatan AKP terhadap empat blok panen. Hasil pengamatan AKP
dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Angka kerapatan panen
Nama
blok
C34
C33
C21
C26

Luas
blok
(ha)
29.64
30.03
35.35
39.4

Jum