Manajemen Penunasan pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaies guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa 1, First Resources Ltd, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

MANAJEMEN PENUNASAN PADA TANAMAN KELAPA
SAWIT (Elaies guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM,
PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA 1, FIRST
RESOURCES Ltd, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU

BAGINDO EDO W B SIMBOLON
A24090016

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Penunasan
pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaies guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam,
PT. Perdana Inti Sawit Perkasa 1, First Resources Ltd, Kabupaten Rokan Hulu,
Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014

Bagindo Edo W B Simbolon
NIM A24090016

ABSTRAK
BAGINDO EDO W B SIMBOLON. Manajemen Penunasan Pada Tanaman
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT. Perdana Inti
Sawit Perkasa I, First Resources Kab. Rokan Hulu, Riau. Dibimbing oleh
Sudirman Yahya.
Kegiatan magang ini dilaksanakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH), PT
Perdana Inti Sawit Perkasa I, Rokan Hulu, Riau dari bulan Februari 2013 hingga
Juni 2013. Kegiatan magang ini bertujuan untuk menambah pengetahuan, melatih
keterampilan dan kemampuan kerja secara langsung di lapangan serta mendalami
aspek manajemen penunasan. Pengamatan yang dilakukan meliputi sistem

penunasan, teknik penunasan, jumlah pelepah yang dipertahankan, jumlah bunga
jantan, bunga betina, dan tandan buah per tanaman. Metode analisis data yang
digunakan berupa analisis kuantitatif dengan statistik, analisis kualitatif dan
analisis deskriptif sesuai dengan karakteristik data yang diperoleh, kemudian akan
dibandingkan dengan pustaka dan standar yang berlaku di perusahaan. Secara
umum, kegiatan penunasan di Kebun SAH sudah berjalan dengan baik, namun
masih ditemukan penyimpangan dari baku ketentuan perusahaan serta jumlah
pelepah.
Kata kunci : Manajemen pelepah, Kelapa Sawit, Penunasan

ABSTRACT
BAGINDO EDO W B SIMBOLON. Pruning Management of Palm Oli (Elaies
guineensis, Jacq.) at Sei Air Hitam Estate, PT Perdana Inti Sawit Perkasa I, First
Resources Ltd, District Rokan Hulu. Supervised by Sudirman Yahya
This internship program was conducted at Sei Air Hitam Estate (SAH), PT
Perdana Inti Sawit Perkasa I, Rokan Hulu, Riau from February 2013 until June
2013. Apprenticeship aims to increase knowledge, skills and employability
training directly in the field and to study the aspects of canopy management.
Observations were made include pruning system, canopy techniques, the number
of surviving stem, number of male flowers, female flowers, and bunches of fruit

per plant. The method of data analysis used in the form statistical quantitative
analysis, qualitative analysis of the fan according to the descriptive analysis of the
characteristics of the data obtained, will then be compared with the literature and
standards in force in the company. Generaly, pruning or management canopy at
SAH have been performed well enough, but there were still found a deviation
from the standard provisions of the company as well as the number of palm
midrib.
Key words: Canopy Management, Oil Palm, Pruning

MANAJEMEN PENUNASAN PADA TANAMAN KELAPA
SAWIT (Elaies guineensis Jacq.) DI KEBUN SEI AIR HITAM
PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA 1, FIRST
RESOURCES Ltd, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU

BAGINDO EDO W B SIMBOLON
A24090016

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian

pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul

Nama
NRP

: Manajemen Penunasan pada Tanaman Kelapa Sawit
(Elaies guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam,
PT. Perdana Inti Sawit Perkasa 1, First Resources Ltd,
Kabupaten Rokan Hulu, Riau
: Bagindo Edo W B Simbolon
: A24090016


Disetujui oleh

Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul

Nama
NRP

: Manajemen Penunasan pada Tanaman Kelapa Sawit
(E/(lies gllill eclIsis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam,

PT. Perdana Inti Sawit Perkasa 1, First Resources Ltd,
Kabupaten Rokan Hulu, Riau
: Bagindo Edo W B Simbolon
: A240900 16

Disetujui oleh

Tanggal Lulus :

.L

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan anugrah-NYA sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan rangkuman data dan
informasi yang akan dilakukan pada kegiatan magang penulis di Kebun Kelapa
Sawit PT. Perdana Inti Sawit Perkasa 1, First Resources Ltd, Kabupaten Rokan
Hulu, Riau yang semoga bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Drs G. Simbolon M.Pd, Dra J. Siahaan,
Yosephin I. R. Simbolon, Eko M. Simbolon, Albert G. Simbolon, selaku orang

tua dan adik-adik penulis yang tidak pernah lelah memberikan semangat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada segenap keluarga besar Simbolon dan Siahaan yang telah banyak
memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc. Selaku
pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga
skripsi ini dapat selesai dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Prof Dr Ir M. A. Chozin, M. Agr selaku pembimbing akademik, yang
telah membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Departemen
Agronomi dan Hortikultura. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
segenap staff Departemen Agronomi dan Hortikultura atas bimbingan dan
bantuannya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman – teman
Agronomi dan Hortikultura 46 (SOCRATES 46) atas motivasi nya. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada “Warkop Community” AGH 46 yang banyak
memberikan semangat kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman – teman kontrakan “Qyu – Qyu”, Murdhani Purba, May P.
Sitindaon, Chris L. Situmorang, Andika Rajagukguk, Athink R. Banjarnahor,
bang Hansen Sitanggang, bang Boy Nainggolan, Jerry Saragih, Anju Saragih,
yang telah menjadi keluarga penulis selama melaksanakan studi di IPB. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada “Keluarga Partaru” (Parsadaan Anak

Rantau Tarutung), dan “Keluarga Parsamosir” (Parsadaan Anak Rantau Samosir)
yang telah menjadi keluarga penulis selama di IPB. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada PT Perdana Inti Sawit Perkasa I Riau, First Resources Ltd.
yang telah menjadi tempat penulis dalam melakukan kegiatan magang penelitian.
Semoga Skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014
Bagindo Edo W B Simbolon

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

METODE MAGANG


3

Tempat dan Waktu

3

Metode Pelaksanaan

3

Pengamatan dan Pengumpulan Data

4

Analisis Data dan Informasi

4

KEADAAN UMUM


5

Letak Wilayah Administratif

5

Keadaan Iklim dan Tanah

5

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

5

Keadaan Tanaman dan Produksi

6

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

7

HASIL PELAKSANAAN MAGANG
Aspek Manajerial

9
9

Aspek Teknis

12

Pemupukan

13

Penunasan

17

Pemanenan

19

PEMBAHASAN

25

Sistem Penunasan

25

Waktu dan Sistem Pembayaran Penunasan

26

Teknik Penunasan

26

Jumlah Pelepah yang Dipertahankan

28

Pengaruh Jumlah Pelepah terhadap Seks Rasio

31

Pengaruh Jumlah Pelepah terhadap Bobot Tandan Rata-rata (BTR)
KESIMPULAN DAN SARAN

33
34

Kesimpulan

34

Saran

34

DAFTAR PUSTAKA

35

LAMPIRAN

38

RIWAYAT HIDUP

45

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam
di PT Perdana Inti Sawit Perkasa I
2. Data produksi dan produktivitas 2007-2012
3. Jumlah karyawan staf dan Non-staf kebun PT PISP tahun 2013
4. Daftar dosis pemupukan beserta upah yang dibayar
di kebun SAH sampai Mei 2013
5. Persentase unsur hara dalam tandan kosong
6. Jumlah pelepah dipertahankan per umur tanaman
7. Alat-alat panen
8. Tingkat kematangan kelapa sawit yang diterapkan di PT PISP I
9. Daftar premi panen di Kebun SAH
10. Hasil pengamatan teknik songgo di Kebun Inti
11. Hasil pengamatan teknik songgo di Kebun Plasma
12. Jumlah pelepah dipertahankan per umur tanaman sesuai SOP
First Resources
13. Data persentase jumlah pelepah per interval jumlah pelepah di
Blok A 35 (tahun tanam 1993), dan Blok C 36 (tahun tanam 1995)
14. Data persentase jumlah pelepah per interval jumlah pelepah
di Kebun plasma Harapan Mulya (tahun tanam 1994), dan Kebun
plasma Hulu Bondar (tahun tanam 1998)
15. Pengaruh jumlah pelepah terhadap nisbah seks di Blok A 35
(tahun tanam 1993)
16. Pengaruh jumlah pelepah terhadap nisbah seks di Blok C 36
(tahun tanam 1995)
17. Pengaruh jumlah pelepah terhadap nisbah seks di Kebun Plasma
Harapan Mulya (tahun tanam 1994)
18. Pengaruh jumlah pelepah terhadap nisbah seks di Kebun Plasma
Hulu Bondar (tahun tanam 1998)
19. Perbandingan rata-rata jumlah pelepah terhadap bobot tandan
rata-rata (BTR)

7
7
8
14
17
18
20
20
24
27
28
29
29

30
31
32
32
33
33

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Struktur organisasi tingkat afdeling di Kebun SAH

2.
3.
4.
5.

9

Penguntilan pupuk
Supply point untuk memudahkan kegiatan pemupukan
Pemupukan kelapa sawit di piringan
(a) Pelepah yang dipotong menjadi tiga bagian;
(b) Peletakan pelepah membentuk huruf U
6. Keadaan kanopi di afdeling I
7. (a) Teknik songgo I; (b) Teknik songgo 2
8. Gambar keadaan penunasan kelapa sawit di kebun plasma
Harapan Mulya

14
15
15
18
27
28
31

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Jurnal harian kegiatan magang penulis sebagai karyawan harian lepas
(KHL) di PT Perdana Inti Sawit Perkasa I
36
2. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor
di PT Perdana Inti Sawit Perkasa I
38
3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping assisten
di PT Perdana Inti Sawit Perkasa I
39
4. Curah hujan dan hari hujan di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I,
Rokan Hulu, Riau Periode 2007-2012
42
5. Tipe iklim Schmidt – Fergusson
43

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tanaman sumber minyak nabati, yang pada saat ini
memiliki produktivitas tertinggi per satuan luas di banding jenis tanaman lainnya.
Tanaman kelapa sawit ini memiliki potensi minyak sekitar 6-7 ton ha-1tahun-1
dengan masa ekonomis sekitar 30 tahun (Asmono 2007). Meningkatnya
permintaan minyak sawit dunia untuk pangan (edible oil), industry (oleochemical)
dan bahan bakar nabati (BBN) perlu disikapi dengan baik oleh indonesia sebagai
penghasil kelapa sawit terbesar di dunia (Wahyono 2006).
Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak kelapa sawit yang
merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber
penghasil devisa negara, oleh karena itu hasil produksinya harus tetap maksimum
dan pelu melakukan penerapan teknik budidaya yang optimum.
Salah satu kegiatannya adalah penanganan dan pemeliharaan kelapa sawit
yakni penunasan. Penunasan adalah pemangkasan daun sesuai umur tanaman serta
pemotongan pelepah yang tidak produktif (pelepah sengkleh, pelepah kering, dan
pelepah terserang hama dan penyakit) untuk menjaga luasan permukaan daun
(leaf area) yang optimum agar mendapat produksi yang maksimum.
Penunasan dilakukan dalam rangka kapasitas produksi, walaupun pada
prakteknya sangat ditentukan oleh manajemen panen buah (ketentuan songgo satu
dan songgo dua). Dalam prakteknya, kegiatan penunasan dapat dilakukan
bersamaan dengan kegiatan panen buah atau pada waktu lain secara periodik. Jika
kegiatan penunasan tidak dilaksanakan pada waktu panen, maka pemanen
melakukan penunasan terhadap pelepah yang menjepit buah guna memudahkan
kegiatan pemotongan buah, terutama pada pohon yang buah sudah tinggi.
Kelapa sawit dapat diolah menjadi minyak sawit yang biasa dikenal
sebagai Crude Palm Oil (CPO) yang berasal dari daging buah dan Palm Kernel
Oil (PKO) yang berasal dari inti sawit. Minyak sawit mentah (CPO) merupakan
produk perkebunan yang memiliki prospek cerah di masa mendatang (Budianto,
2005). Kedua minyak tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam produk
olahan seperti margarin, minyak goreng, kosmetik, sabun, dan detergen. Selain
itu, kelapa sawit juga dapat digunakan sebagai biodiesel yang merupakan energi
alternatif pengganti minyak bumi.
Manfaat minyak sawit yang cukup beragam tersebut menyebabkan
meningkatnya konsumsi minyak sawit sehingga juga meningkatkan permintaan
produksi minyak sawit. Peningkatan konsumsi minyak sawit dapat diketahui dari
semakin meningkatnya volume ekspor minyak sawit pada setiap tahun. Volume
ekspor minyak sawit menunjukkan peningkatan yang cukup besar setiap
tahunnya. CPO pada tahun 2008 diekspor dengan volume 18 141 006 ton senilai
US$ 14 110 229 dan pada tahun 2010 meningkat dengan volume ekspor 20 615
958 ton senilai US$ 12 626 595 (Ditjenbun, 2011).
Peningkatan produksi minyak sawit harus diimbangi oleh pertambahan
luas areal perkebunan kelapa sawit dan peningkatan produktivitas tandan buah
segar (TBS). Data luas areal dan produksi perkebunan kelapa sawit Indonesia
tahun 2008-2010 umumnya mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun

2
2008 luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia adalah 7 363 847 ha dengan
produksi CPO sebesar 18 141 006 ton dan mengalami peningkatan luas areal
menjadi 8 430 027 ha dengan produksi CPO 20 615 958 ton pada tahun 2010
(Ditjenbun, 2011).
Tujuan
Tujuan magang ini adalah untuk memberikan pengetahuan praktis tentang
pengelolaan di lapangan dan pengalaman manajerial pada berbagai level
pekerjaan. Secara khusus kegiatan magang ini bertujuan untuk memepelajari
teknik pemeliharaan kelapa sawit yang baik melalui penunasan, untuk
mempertahankan jumlah pelepah optimum sesuai dengan umur tanaman kelapa
sawit agar mendapat produksi yang maksimum.

TINJAUAN PUSTAKA
Daun Kelapa Sawit
Daun pertama yang keluar pada stadia bibit kelapa sawit adalah berbentuk
lanceolate yang kemudian akan berkembang menjadi bifurcate dan terakhir
berbentuk pinnate. Pada bibit kelapa sawit yang berumur 5 bulan akan dijumpai 5
lanceolate, 4 bifurcate dan 3 pinnate, sedangkan pada bibit yang berumur 12
bulan akan terdapat 5 lanceolate, 4 bifurcate, dan 10 pinnate.
Pangkal daun adalah bagian daun yang mendukung atau tempat duduknya
anak/helaian daun yang terdiri atas tulang daun utama (rachis), tangkai daun
(petiolus), duri (spine), helai anak daun (lamina), ujung daun (apex folium), lidi
(nervatio), tepi daun (margo folium), dan daging daun (lintervenium).
Produksi pelepah daun pada tanaman kelapa sawit dalam satu tahun dapat
mencapai 20-30 pelepah. Panjang pelepah dapat mencapai 7.5-9.0 m pada
tanaman dewasa, pada satu tanaman dewasa terdapat 40-50 pelepah. Dalam satu
bulan akan terbentuk dua sampai tiga pelepah daun pada tanaman produksi sedang,
sedangkan pada tanaman yang berproduksi tinggi dalam waktu yang sama
terbentuk tiga sampai empat pelepah daun. Untuk tanaman yang normal terdapat
45 sampai 55 pelepah daun, serta dapat juga sampai 60 pelepah jika tidak
dipotong. Umur daun dari mulai terbentuk sampai tua adalah sekitar enam hingga
tujuh tahun. Letak pelepah daun pada batang menurut garis spiral yang bergerak
dari kanan atas kekiri bawah. Letak daun pertama hampir tepat sejajar pada spiral
daun ke- 9, 17, 25, 33, dan seterusnya atau spiral lain daun ke-2, 10, 18, 26, 34,
dan seterusnya (Pahan, 2008).
Penunasan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit
Menurut Pahan (2008) pengelolaan tajuk yang tepat merupakan aspek
kunci maksimalisasi produksi kelapa sawit. Efisiensi tajuk dapat mengubah
radiasi sinar matahari menjadi karbohidrat. Kegiatan pengelolaan tajuk yang tepat
dapat dilakukan melalui penunasan, yaitu pemangkasan daun sesuai umur

3
tanaman serta pemotongan pelepah yang tidak produktif (pelepah sengkleh,
pelepah kering, dan pelepah terserang hama dan penyakit) untuk menjaga luasan
permukaan daun (leaf area) yang optimum agar mendapat produksi yang
maksimum.
Salah satu kegiatan penanganan dan pemeliharaan kelapa sawit adalah
penunasan. Penunasan kelapa sawit adalah pembuangan daun-daun tua atau daun
yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit (Fauzi et al., 2008). Tujuan utama
penunasan adalah untuk menjaga sanitasi tanaman, mempermudah pekerjaan
pemotongan buah, menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak buah, dan
memperlancar proses penyerbukan alami.
Teknik Penunasan Tanaman Kelapa Sawit
Teknik penunasan pada tanaman menghasilkan (TM) kelapa sawit sering
disebut dengan teknik songgo, yaitu teknik yang hanya menyisakan beberapa
pelepah di bawah tandan buah paling bawah sebagai penyanggah buah kelapa
sawit. Terdapat tiga jenis songgo pada tanaman menghasilkan (TM) kelapa sawit,
yakni songgo satu, songgo dua, dan songgo tiga.
Teknik songgo satu ialah teknik menyisakan satu pelepah di bawah
tandan buah paling bawah, biasanya dilakukan pada tanaman menghasilkan (TM)
yang berumur di atas 15 tahun. Teknik songgo dua ialah teknik menyisakan dua
pelepah dari tandan buah paling bawah, dilakukan pada TM yang berumur 8 – 14
tahun, sedangkan teknik songgo tiga yaitu teknik yang hanya menyisakan tiga
pelepah di bawah tandan buah paling bawah, dilakukan pada TM yang berumur
4 – 7 tahun (Pahan, 2008).
Teknik songgo dua sering dilakukan pada tanaman kelapa sawit untuk
mendapatkan indeks luas daun (ILD) yang optimum. Indeks luas daun adalah
rasio luas daun terhadap luas lahan. ILD yang optimum pada tanaman kelapa
sawit yaitu 5 – 7.
Menurut Pahan (2008) nilai ILD dipengaruhi oleh waktu penyinaran, suhu
udara, kelembaban tanah, dan karakteristik genetik tanah. ILD akan optimum jika
penutupan tajuk optimum. Penutupan tajuk dianggap optimum jika lebih dari
80 % radiasi matahari yang datang dapat diserap oleh tanaman.

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai bulan
Juni 2013, di kebun Sei Air Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa 1, kebun
plasma Harapan Mulya, dan kebun plasma Hulu Bondar, First Resources Ltd,
Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
Metode Pelaksanaan
Metode magang yang dilakukan adalah metode langsung dan tidak langsung
untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Metode langsung yang
digunakan adalah prektik kerja langsung di lapangan dengan turut bekerja aktif
dalam pelaksanaan kegiatan teknis di lapangan. Metode tidak langsung yang

4
dilakukan adalah pengumpulan data dari laporan harian, laporan bulanan, laporan
tahunan dan arsip kebun.
Pada kegiatan magang yang dilaksanakan, bulan pertama penulis bekerja
sebagai karyawan harian lepas (KHL), kemudian satu bulan berikutnya menjadi
pendamping mandor dan dua bulan berikutnya menjadi pendamping asisten
afdeling.
Kegiatan yang dilakukan oleh penulis ketika menjadi seorang KHL adalah
melakukan pekerjaan penunasan kelapa sawit. Kegiatan yang dilakukan oleh
penulis ketika menjadi seorang mandor adalah menentukan kebutuhan tenaga
kerja, penentuan jumlah tenaga kerja, menentukan daerah atau blok mana yang
akan dipanen, membuat pembagian hanca kepada pemanen, menghitung biaya
panen per hari, dan mengawasi pekerja. Kegiatan yang dilakukan penulis sebagai
asisten afdeling adalah bagaimana cara memimpin karyawan dan belajar aspek
manajerial tingkat afdeling. Secara khusus kegiatan magang lebih diarahkan pada
aspek penunasan kelapa sawit.
Metode sampel pengamatan dilaksanakan di kebun inti, dan di kebun
plasma, yakni dengan menentukan 6 jalan pikul dalam setiap blok pengamatan.
Setiap sample yang diamati antaralain; jumlah pelepah yang dipertahankan, sistem
songgo, jumlah tandan, dan keadaan pelepah.
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Data primer yang dikumpulkan selama magang difokuskan pada kegiatan
penunasan, data kegiatan penunasan meliputi: sistem penunasan, waktu dan sistem
pembayaran, teknik penunasan, jumlah pelepah yang dipertahankan, jumlah bunga
jantan dan bunga betina, serta diskusi langsung dengan KHL dan staf. Untuk
melengkapi informasi, selain pada kebun inti, pengamatan untuk kajian aspek
penunasan juga dilakukan pada kebun plasma milik masyarakat.
Data primer yang diperoleh melalui pengamatan terhadap sampling yang
ditentukan. Sistem sampling yang dilakukan ialah dengan mengambil 6 jalan
pikul acak dalam masing-masing blok pengamatan. Blok pengamatan yang
diambil sebanyak 4 blok, yakni 2 blok di kebun inti (blok A 35 dan blok C 36)
dan 2 blok di kebun plasma (kebun Harapan Mulya dan kebun Hulu Bondar).
Data yang diamati meliputi sistem songgo, jumlah pelepah yang dipertahankan,
data bunga jantan, dan bunga betina.
Data sekunder berupa kondisi umum dan data dari perusahaan. Data
sekunder kondisi umum yang dikumpulkan dari perusahaan adalah letak
geografis, topografi dan tanah, iklim dan curah hujan, luas areal dan tata guna
lahan, dan produktivitas tanaman. Data sekunder manajerial yang dikumpulkan
dari perusahaan adalah struktur organisasi dan ketenagakerjaan.
Analisis Data dan Informasi
Analisis yang akan dilakukan untuk mengolah data penunasan yang
terdapat pada perkebunan kelapa sawit tersebut adalah dengan cara analisis
kualitatif dan kuantitatif, nilai rata-rata, persentase, dan perhitungan matematis
sederhana lainnya. Secara khusus analisis data dilakukan dengan membandingkan

5
kondisi penunasan antara yang dilakukan di kebun inti dan yang dilakukan di
kebun plasma.

KEADAAN UMUM
Letak Wilayah Administratif
Batas-batas kebun Sei Air Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I
(PT. PISP I), sebelah utara dan barat berbatasan dengan kebun PT. Panca Surya
Agrindo, sebelah selatan berbatasan dengan kebun plasma dan KKPA, sebelah
Timur berbatasan dengan kebun plasma PIR-TRANS. Kebun Sei Air Hitam, PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa I terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan
Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.
Keadaan Iklim dan Tanah
Curah hujan rata-rata tahunan PT. PISP I dalam kurun waktu 7 tahun
terakhir (2006-2012) adalah 2 345.14 mm/tahun dengan jumlah hari hujan per
tahun rata-rata 107 hari. Menurut klasifikasi iklim Schmidth-Ferguson, keadaan
iklim di SAHE termasuk dalam tipe iklim A, yaitu daerah sangat basah. Tanah di
PT. PISP tergolong ke dalam ordo entisol, hasil dari endapan sungai dan di
klasifikasikan menjadi dua subgrup, yaitu: Humic Dystrudepts dan Typic
Dystrudepts. Jenis tanah didominasi oleh tanah mineral (aluvial) yang miskin
unsur hara, terutama kation – kation basa seperti Ca, Fe, Mg, K dan Na. Ciri-ciri
subgrup Humic Dystrudept menunjukkan bahwa tanah ini terbentuk dari rejim
kelembaban humid. Tanah ini mempunyai epipedon penciri Umbrik. Horizon
penciri umbrik secara kasat mata berwarna hitam, dan mempunyai kejenuhan basa
kurang dari 50%.
Ciri-ciri subgrup Typic Dystrudepts menunjukkan bahwa tanah ini
terbentuk dari rejim kelembaban humid. Tanah ini juga memiliki kejenuhan basa
yang rendah yakni kurang dari 50%. Jenis sub grup Typic Dystrudepts memiliki
cakupan seluas 1 414 ha.
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Kebun Sei Air Hitam (SAH) mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan
total luas lahan 2 476 ha. Luas lahan yang digunakan untuk areal penanaman
adalah 2 376.28 ha untuk tanaman menghasilkan (TM).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004, kemitraan yang
digunakan oleh Kebun SAH dengan masyarakat sekitar adalah pola PIR-Trans
(Perusahaan Inti Rakyat) dan KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota). Pola
kemitraan PIR-Trans merupakan pola pengembangan perkebunan rakyat dengan
menggunakan perkebunan besar sebagai inti dan sekaligus sebagai pelaksana
pengembangan kebun plasma. Program PIR-Trans sangat baik dan bermanfaat
bagi masyarakat, setidaknya mampu membuka isolasi wilayah dengan
dibangunnya jalur transportasi.

6
Pola kemitraan KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota) merupakan pola
kemitraan perusahaan inti dan petani dalam wadah koperasi untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan anggota melalui kredit jangka panjang dari bank.
Perusahaan inti membangun dan mengembangkan kelembagaan petani sebagai
wadah pembinaan dan bimbingan bagi petani peserta mengenai budidaya dan
manajemen perkebunan kelapa sawit.
Areal kebun inti Sei Air Hitam dibagi menjadi 3 afdeling, yaitu afedling I
(755.06 ha) yang terbagi atas 25 blok, afdeling II (770.86 ha) terbagi atas 26 blok,
dan afdeling III (858.34 ha) terdiri dari 28 blok. Pembukaan lahan dimulai dari
tahun 1992 dengan tahun tanam 1993, 1994, 1995, 1998, 2002 dan 2004, serta
tanaman sisipan dengan tahun tanam 2008 dan 2010. Selain itu, Kebun SAH
memiliki kebun plasma PIR seluas 8 694.27 ha, dan kebun plasma integrasi
KKPA seluas 1 758.73 ha.
Kebun Plasma yang dikontrol oleh Kebun SAH dibangun dengan pola
PIR-Trans terdiri dari 5 Satuan Pemukiman (SP). Dengan komposisi PIR-Trans
SP I sebanyak 535 KK seluas 1 066.1 ha, PIR-Trans SP II sebanyak 506 KK
seluas 1 012.54 ha, PIR-Trans SP III sebanyak 500 KK seluas 1 000 ha, PIRTrans SP IV sebanyak 500 KK seluas 1 000 ha, PIR-Trans SP V sebanyak 380
KK seluas 760 ha. Sedangkan Kebun plasma integrasi dan kebun KKPA terdiri
dari kebun Integrasi SKPD Desa Sukamaju Kecamatan Tambusai sebanyak 470
KK dengan luas 940 ha, dan kebun plasma integrasi KKPA Muara Nikum seluas
818.73 ha.
Keadaan Tanaman dan Produksi
Jenis Tanaman kelapa sawit yang ditanam di PT Perdana Inti Sawit
Perkasa I adalah jenis Tenera varietas D x P yang dihasilkan oleh Lembaga
Penelitian Perkebunan Marihat. Jarak tanam yang digunakan adalah 9 m x 9 m x 9
m dengan jarak antar barisan 7.79 m dan jarak dalam barisan 9 m sehingga
populasi tanaman perhektar yaitu 142 pokok. Kenyataan di lapangan
menunjukkan adanya perbedaan jumlah pokok per hektarnya, hali ini disebabkan
karena serangan hama dan penyakit. Populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan
tahun tanam yang ada di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1
menunjukkan bahwa areal tanam 1995 mencapai lebih 50% luas areal Kebun Sei
Air Hitam. Produksi, dan Produktivitas Kebun Sei Air Hitam tahun 2007-2012
disajikan pada Tabel 2.

7
Tabel 1 Populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam di
PT Perdana Inti Sawit Perkasa I
Tahun tanam

Luas (ha)
1993
398.96
1994
542.38
1995
1 235.52
1996
1997
1998
22.29
1999
54.51
2000
30.76
2001
2002
22.49
2003
2004
77.35
2005
Sub total
2 384.26
Sumber: Kantor Kebun PISP 2013

Kebun Inti
Jumlah tanaman
50 552
69 241
156 819
2 605
6 935
3 859
2 786
8 676
301 473

Tabel 2 Data produksi dan produktivitas kelapa sawit PT PISP tahun 2007-2012
Tahun

Luas areal
(ha)

Produksi
Jumlah TBS
Bobot
(tandan)
TBS (ton)
2007
2 326.95
3 556 098
68 599.58
2008
2 344.95
3 273 718
64 252.26
2009
2 384.69
3 269 897
65 237.31
2010
2 384.26
2 873 432
60 512.29
2011
2 384.26
3 030 542
70 383.59
2012
2 384.26
3 342 494
76 784.60
Sumber: Kantor Kebun PISP 2013

Produktivitas
(ton/ha)

BTR
(kg/tandan)

29.48
27.40
27.36
25.38
29.52
32.20

19.29
19.63
19.95
21.06
23.22
22.97

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan
Kebun SAHE dipimpin oleh seorang General Manager yang bertugas
memberikan pengarahan kepada bawahan yang menjadi tanggung jawabnya
dalam mempersiapkan rencana kerja anggaran kebun, dan menyusun rencana
kerja operasional pabrik. General Manager memiliki wewenang untuk
memutuskan kebijakan operasional kebun dan pabrik dalam rangka melaksanakan
rencana kerja, juga menandatangani surat/dokumen/perjanjian kerja. General
manager dibantu oleh field manager, field assistant, dan kepala seksi (kasi)
administrasi.
Kepala administrasi bertanggungjawab melaksanakan kegiatan
administrasi kebun dalam merencanakan, mengkoordinasi, mengawasi dan
mengendalikan kegiatan agar berjalan dengan baik. Field manager biasa disebut
asisten kepala (askep) bertugas memimpin operasional bidang tanaman dan non

8
tanaman. Field Assistant bertugas untuk menyusun dan menyerahkan rencana
anggaran kerja afdeling (harian, bulanan, dan tahunan) kepada atasan untuk
dievaluasi. Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang field assistant dibantu
oleh para mandor dan kerani afdeling. Mandor (panen dan perawatan) bertugas
mengawasi kegiatan pemeliharaan dan perawatan agar sesuai dengan standar mutu
dan norma yang telah ditentukan perusahaan.
Kerani afdeling bertugas membantu field assistant dalam menyusun dan
melaporkan hasil pekerjaan di lapangan serta administrasi afdeling. Status
karyawan di kebun SAH terdiri atas staf dan non staf. Karyawan staf meliputi
general manager, mill manager, kepala tata usaha (KTU), field manager, dan
field assistant. Karyawan non-staf meliputi karyawan traksi, karyawan afdeling,
karyawan harian tetap, dan pegawai bulanan tetap. Jumlah staf dan non-staf dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Jumlah karyawan staf dan non-staf kebun PT PISP I tahun 2013
No

Jabatan
1

2

Staf
1. General Manager
2. Mill Manager
3. Kepala Tata Usaha
4. Kepala Keamanan
5. Kepala Timbangan
6. Kepala Gudang
7. Asisten HR
8. Asisten Sortasi
9. Asisten Proses
10. Asisten Kepala PKS
11. Asisten Laboratorium
12. Asisten Kepala
13. Asisten Maintenance
14. Asisten Teknik Traksi
15. Asisten Kebun
16. Assisten Land Aplication/LA
Non-Staf
1. PBT (Pekerja Bulanan Tetap)
2. KHT (Karyawan Harian Tetap)
3. KHL (Karyawan Harian Lepas)

Jumlah
Sumber: Bagian Personalia (HR) Kebun Sei Air Hitam, PT PISP (April, 2013)

Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
9
1
85
269
12
392

9

Aidil Harahap, SP
FA AFD I

Juwedi
KRANI AFD I

MANDOR PANEN
- R. Sujalno
- N. Ujung

MANDOR
PERAWATAN
- Hendri
- Susanto

KRANI PRODUKSI
- Mawardi
- Budiman Sitohang

Keterangan: SPKL (Surat Perintah Kerja Lokal)

Gambar 1 Struktut organisasi tingkat afdeling di kebun SAH

HASIL PELAKSANAAN MAGANG
Aspek Manajerial
Pendamping mandor
Pelaksanaan kendali teknis di kebun SAH baik aspek teknis maupun
administrasi dalam pelaksanaanya dilakukan oleh asisten dengan dibantu oleh
mandor dan kerani afdeling. Mandor bertugas mengatur pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan arahan asisten serta melakukan pengecekan
terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Setiap hari asisten memimpin
apel pagi pada pukul 06.00 WIB dengan seluruh karyawan dan mandor. Asisten
memberikan evaluasi terhadap pekerjaan pada hari kemarin dan memberikan
pengarahan untuk pekerjaan yang akan dilakukan hari ini. Setelah melakukan apel
pagi bersama asisten, setiap mandor memberi pengarahan pada karyawan terhadap
kegiatan yang dilakukan serta mengatur pembagian hanca. Pekerjaan dimulai
pukul 06.30 WIB sampai pukul 16.00 WIB dan sampai pukul 11.30 WIB pada
hari jum’at.
Mandor panen. Mandor panen bertugas untuk melakukan supervisi atau
pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan panen sehingga tercapai mutu buah
dan mutu hanca yang diharapkan. Setiap pagi setelah apel bersama asisten,
mandor panen memberi pengarahan, absensi, dan pembagian hanca panen
karyawan. Setelah itu, dilakukan pengecekan terhadap alat pelindung diri (APD),
dan kelengkapan peralatan panen yang akan digunakan karyawan.
Mandor panen memastikan semua karyawan telah masuk pada hanca
masing-masing saat kegiatan panen dimulai. Setelah pembagian hanca selesai,
penulis membantu mandor panen mengisi kelengkapan administrasi panen
meliputi: buku rencana kerja (taksasi), buku kehilangan panen (losses), buku
rotasi panen, buku laporan produksi, buku laporan potong buah, dan buku mandor.

10
Buku rencana kerja berisi taksasi panen, tenaga kerja yang digunakan, luasan dan
blok yang akan dipanen, angka kerapatan panen (AKP), bobot tandan rata-rata
(BTR), dan rotasi panen. Buku kehilangan panen (losses) berisi blok pengamatan
mandor, nomor pemanen, jumlah buah matang yang tidak dipanen, dan jumlah
brondolan yang tidak diangkut. Selama kegiatan panen berlangsung, penulis
membantu mandor panen mengawasi proses potong buah dan pengutipan
brondolan serta melakukan pengecekan mutu buah dan mutu hanca. Sebelum
karyawan pulang, dilakukan pengecekan untuk memastikan hanca panen setiap
karyawan telah selesai dikerjakan.
Pada sore hari, penulis dan mandor panen didampingi asisten melakukan
penghitungan dan pengecekan angka kerapatan panen (AKP) serta melakukan
penghitungan taksasi panen untuk mengetahui perkiraan hasil panen, kebutuhan
tanaga kerja, dan kebutuhan truk pengangkut buah yang dilakukan hari berikutnya.
Hasil pengecekan mutu buah dan mutu hanca diserahkan kepada asisten.
Mandor perawatan. Mandor perawatan di SAHE terbagi menjadi dua
kegiatan kerja yaitu penyemprotan herbisida (Chemist) dan pemupukan. Tugas
mandor semprot herbisida adalah melakukan pengawasan terhadap kegiatan
pengendalian gulma secara kimia atau penyemprotan herbisida pada piringan,
tempat pengumpulan hasil (TPH), dan jalan pikul. Setiap pagi setelah apel
bersama asisten, mandor perawatan didampingi asisten melakukan evaluasi
pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya, dan memberikan pengarahan serta
pembagian hanca masing-masing karyawan. Setelah itu, dilakukan pengecekan
terhadap alat pelindung diri (APD), herbisida, dan alat-alat yang digunakan.
Setelah melakukan pengarahan, penulis membantu mandor perawatan
mengisi buku rencana kerja harian dan mengisi buku kegiatan mandor (BKM)
yang berisi absensi karyawan, luasan blok yang telah disemprot, volume, dan jenis
herbisida yang digunakan. Setelah itu, mandor perawatan dan kerani afdeling
membuat bon permintaan herbisida yang akan digunakan esok hari. Bon
permintaan herbisida berisi jenis herbisida, volume, dan blok aplikasi hebisida.
Bon herbisida dibuat sesuai dengan rencana kerja yang telah ditentukan
oleh asisten dan disetujui oleh general manajer. Setelah bon disetujui oleh general
manajer, kemudian dilakukan pengambilan herbisida ke gudang. Selama kegiatan
pengendalian gulma berlangsung, penulis membantu mandor semprot untuk
mengawasi kegiatan pengendalian gulma untuk memastikan ketepatan konsentrasi
herbisida yang digunakan dan memastikan gulma sasaran tersemprot semua.
Setelah pekerjaan selesai, penulis membantu pengecekan peralatan kerja
yang telah digunakan untuk mengetahui adanya kerusakan alat dan kebersihan alat.
Selain itu, penulis membantu mandor semprot melakukan kalibrasi waktu. Tugas
utama mandor pupuk adalah melakukan supervisi atau pengawasan terhadap
aplikasi pemupukan mulai dari penguntilan, pengangkutan, supply point,
pelangsiran, dan pemupukan. Setiap pagi setelah apel bersama asisten, mandor
pemupukan didampingi asisten melakukan evaluasi pekerjaan yang telah
dilakukan sebelumnya, dan memberikan pengarahan terhadap jenis pupuk yang
akan diaplikasikan serta pembagian hanca masing-masing karyawan. Setelah itu,
dilakukan pengecekan terhadap alat pelindung diri (APD) dan alat-alat yang
digunakan.
Setelah melakukan pengarahan, penulis membantu mandor pemupukan
mengisi buku rencana kerja hari ini dan mengisi Buku Kegiatan Mandor (BKM)

11
yang berisi absensi karyawan, luasan blok yang telah teraplikasi, volume, dan
jenis pupuk yang digunakan. Setelah itu, mandor pemupukan dan kerani afdeling
membuat bon permintaan herbisida yang akan digunakan besok. Bon permintaan
pupuk berisi jenis pupuk yang digunakan, volume pupuk, dan blok aplikasi
pemupukan. Bon pupuk dibuat sesuai dengan rencana kerja yang direncanakan
oleh asisten sebelumnya dan disetujui oleh general manajer. Setelah bon disetujui
oleh general manajer, kemudian dilakukan penguntilan dan pengambilan pupuk ke
gudang.
Selama kegiatan pemupukan berlangsung, penulis membantu mandor
pupuk untuk mengawasi kegiatan pemupukan untuk memastikan ketepatan dosis
pupuk yang digunakan dan memastikan semua pohon sawit telah dipupuk. Setelah
pekerjaan selesai, penulis membantu pengecekan hanca yang telah dipupuk.
Kerani produksi. Kerani produksi bertugas untuk menghitung jumlah
TBS dan brondolan pemanen yang terkumpul di TPH dan langsung
mengangkutnya ke pabrik kelapa sawit (PKS) sehingga tidak ada buah yang
restan/tertinggal di lapangan. Selain itu, kerani produksi juga bertugas untuk
mensortasi buah yang mentah dan mengembalikannya ke pemanen. Kerani
produksi juga membuat laporan produksi harian ke kantor afdeling. Selama
menjadi pendamping kerani produksi penulis membantu kerani produksi
menghitung dan mensortasi buah mentah yang terpanen dan mengirimkannya
langsung ke PKS.
Kerani afdeling. Kerani afdeling bertanggung jawab atas seluruh
pekerjaan administrasi kantor afdeling. Tugas harian kerani afdeling antara lain:
melakukan verifikasi buku kegiatan mandor dan laporan potong buah, mengisi
laporan pagi, mengisi central control dan rotasi panen, mencatat daftar curah
hujan, mengisi buku prestasi kerja, mengisi monitoring absensi karyawan,
monitoring produksi dan biaya, dan mengisi absensi dan prestasi kerja dalam
laporan checkroll di kantor besar SAH. Laporan pagi berisi rekapitulasi hasil
panen setiap mandoran, dan bahan herbisida yang digunakan untuk pengendalian
gulma. Buku prestasi kerja merupakan rekapitulasi prestasi kerja tiap jenis
pekerjaan.
Tugas bulanan kerani afdeling adalah membuat laporan bulanan tingkat
afdeling, membuat rekapitulasi daftar premi dan borongan dalam sebulan,
membuat laporan berita acara serah terima pekerjaan (BASTP), membagikan
beras catu karyawan, dan mengisi mading bulanan. Laporan bulanan afdeling
berisi rekapitulasi seluruh jenis pekerjaan dalam sebulan. Kerani afdeling
bertanggung jawab terhadap keakuratan dan kerapihan seluruh arsip data afdeling
sehingga mudah dicari apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Selama menjadi
pendamping kerani afdeling, penulis belajar untuk melakukan Checkroll
(memasukkan data transaksi kegiatan operasional kebun), mengisi buku mandor,
buku asisten, kumpulan laporan kerja harian (KLKH) , dan menghitung premi.
Pendamping asisten
Asisten afdeling betugas dan bertanggung jawab terhadap seluruh
pengelolaan kegiatan afdeling dengan baik mulai dari kegiatan perawatan tanaman,
produksi, sampai konservasi tanah dan air. Selain bertugas menjalankan fungsi
pengelolaan dan supervisi di lapangan, asisten juga bertugas untuk mengelola

12
administrasi afdeling, membuat rencana kerja tahunan (RKT) bersama manajer,
membuat rencana kerja bulanan (RKB), dan rencana kerja harian (RKH).
Asisten mengatur pengeluaran biaya (budget) afdeling sesuai dengan RKT,
RKB, dan RKH agar efektif dan efisien dalam penggunaannya sehingga tidak
terjadi over budget.
Asisten mempunyai tanggung jawab lain selain di bidang operasional
kebun, yaitu melakukan pembinaan terhadap seluruh sumber daya manusia yang
ada untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan karyawan. Selama menjadi pendamping asisten, penulis dilibatkan
dalam penyusunan rencana kegiatan harian, melakukan pengawasan terhadap
kegiatan panen dan perawatan serta mengikuti kegiatan sosial di kebun berupa
kegiatan olahraga.
Aspek Teknis
Pengendalian gulma
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan kondisi
yang tidak diinginkan. Keberadaan gulma harus dikendalikan sehingga tetap
berada di bawah batas ambang ekonomi. Pengendalian gulma di perkebunan
kelapa sawit dilakukan pada dua tempat, yaitu di piringan dan di gawangan.
Pengendalian gulma yang diikuti di kebun SAH adalah pengendalian secara kimia
dan manual.
Semprot piringan, jalan pikul, dan TPH. Pengendalian gulma secara
kimia dilakukan dengan penyemprotan bahan kimia di piringan, jalan pikul, dan
TPH. Beberapa jenis gulma dominan yang dikendalikan yaitu Asystasia intrusa,
Ageratum conyzoides, Borreria latifolia, Centotheca lappacea, Cynodon dactylon,
dan Axonopus sp, Cyperus rotundus, Cyperus brevifolius, Cyrtococcum acrescens,
Cyclosorus aridus, Clidemia hirta, Digitaria ascendens, Dicranopteris linearis,
Gleichenia linearis, Lantana camara, Mikania micrantha, Mimosa pudica,
Peperomia pellucida, Stenochlaena palustris, Tetracera scandens.
Penyemprotan gulma di kebun SAH yang diikuti oleh penulis ialah
menggunakan alat semprot micron herby sprayer (MHS). Micron herby sprayer
(MHS) merupakan alat semprot yang menggunakan alat penggerak/pemompa
tenaga dinamo, sehingga penyemprot tidak perlu lagi untuk memompa tangki,
selain itu MHS juga dilengkapi dengan gagang yang terbuat dari bahan fiber. Satu
tangki MHS kapasitas kerjanya 10 liter bahan campuran, ketinggian
menyemprotnya setinggi 30 cm, lebar optimum semprot 210 cm. Herbisida yang
digunakan untuk penyemprotan gulma di piringan, jalan pikul, dan TPH adalah
herbisida purna tumbuh sistemik dengan bahan aktif Glifosat 480 g l-1 (nama
dagang “Bionasa”).
Larutan yang digunakan untuk aplikasi semprot herbisida menggunakan
MHS adalah 450 ml herbisida yang dilarutkan dalam 6 liter air untuk luasan satu
hektar. Bahan tersebut dicampur dengan metafuron 50 g l-1 sebelum diaplikasikan.
Dosis Glifosat yang dipakai per hektar sebanyak 400 ml. Kedua bahan aktif ini
dicampur lalu ditambahkan air sehingga menghasilkan larutan sebanyak 7 L.
Penyemprotan dilakukan blok per blok untuk semua afdeling di kebun SAH
dengan standar kerja yang ditetapkan kebun sebesar 5 ha HK-1 dengan upah
12 500 ha-1 atau Rp 8 000 ha-1 untuk semprot piringan dan Rp 4 500 untuk

13
semprot jalan pikul. Penyemprotan gulma dengan menggunakan MHS dilakukan
oleh tenaga kerja borongan atau SPKL (surat perintah kerja lapangan) yang terdiri
dari 6 orang tenaga kerja wanita, 1 orang tenaga kerja pria, dan 1 orang mandor.
Kendala-kendala yang dihadapi pada alat micron herby sprayer adalah
alat/stik berat dan metafuron sering menggumpal dan menghambat nozel sehingga
larutan herbisida sulit keluar. kerusakan alat seperti dynamo terbakar, kabel
terbakar, tidak tersedia air pada area penyemprotan, kualitas pencampuran
herbisida kurang baik karena menggunakan air yang berasal dari parit yang
cenderung keruh.
Prestasi kerja penulis selama menjadi KHL adalah 2 ha/HK sedangkan
karyawan mampu mencapai 5 ha/ HK untuk alat micron herby sprayer.
Pemupukan
Pemupukan merupakan kegiatan yang sangat penting di perkebunan
kelapa sawit. Tujuan pemberian pupuk adalah untuk menjaga kesuburan tanah
sesuai syarat pertumbuhan kelapa sawit, sehingga mampu mencapai produksi
yang tinggi. Menurut Winarna et al. (2006) perbaikan sifat fisik tanah dan tingkat
kesuburan tanah dapat dilakukan antara lain dengan aplikasi bahan organik
(tandan kosong dan limbah cair), penanaman tanaman kacangan penutup tanah,
dan pemupukan yang berimbang. Mengingat biaya pemupukan sangat tinggi,
berkisar 40% - 60% dari total biaya pemeliharaan, maka perlu diterapkan
Pedoman Pemupukan 4 Tepat, yakni Tepat Jenis, Tepat Dosis, Tepat Waktu, dan
Tepat Cara Penempatan Pupuk.
Pemupukan anorganik.
Perencanaan pemupukan diawali dengan menentukan jenis dan
rekomendasi dosis pupuk yang akan diaplikasikan, waktu pelaksanaan pemupukan,
peralatan dan perlengkapan kerja yang digunakan, tenaga kerja, kesiapan blokblok yang akan dipupuk, dan kelengkapan administrasi.
Rekomendasi dosis pemupukan ditetapkan First Resources Research and
Development berdasarkan hasil analisa kimia daun, status hara tanah, jenis tanah
dan LCC, curah hujan serta proyeksi produksi yang dilakukan setiap tahun. Jenis
pupuk yang digunakan PT. PISP periode 2011-2012 adalah Urea, KCl (MOP),
Kieserit, Rock phosphat (RPH), TSP, HGF Borat, FeSO4, dan ZA.
Penguntilan pupuk. Penguntilan merupakan salah satu kegiatan membagi
pupuk dengan tujuan untuk menghindari pencurian dalam pembagian pupuk dan
untuk mempermudah dalam pengangkutan dan penaburan pupuk agar pupuk yang
diberikan tepat dosisnya. Penguntilan pupuk dilaksanakan di gudang satu hari
sebelum pelaksanaan pemupukan. Masing-masing untilan tergantung dosis
perpohon dan jumlah pohon. Penguntilan dilakukan oleh tenaga penguntil sesuai
dengan yang tercantum pada bon permintaan. Tenaga penguntil mendapatkan
upah sebesar Rp 20 kg-1.

14

Gambar 2 Penguntilan pupuk
Pelaksanaan pemupukan. Dalam kegiatan pemupukan ini, jumlah
pekerja ada 8 yakni, 4 orang sebagai pelangsir dan 4 orang sebagai penabur.
Dalam proses pemupukan pupuk harus ditabur sampai penuh sampai semua pokok
dalam satu blok terpupuk.
Mandor pupuk melakukan apel pagi dengan para pelangsir dan penabur
pupuk setelah mendapat arahan dari asisten. Informasi yang disampaikan mandor
meliputi jenis pupuk yang digunakan, kebutuhan jumlah pupuk (tonase), blok
yang akan diaplikasi pupuk, penggunaan takaran, dan dan cara penaburan pupuk.
Selain itu, dilakukan absensi karyawan dan pengecekan peralatan pemupukan dan
alat pelindumg diri (APD). Setelah itu, pengecer pupuk mulai memuat pupuk dari
gudang sentral ke dalam truk yang telah disiapkan mulai pukul 06.30 WIB
kemudian diangkut menuju blok yang akan dipupuk.
Pengeceran pupuk (supply point) dilakukan dengan meletakkan pupuk di
tiap jalan pikul yang terdiri dari 6-8 karung untuk satu jalan pikul dan 3-4 karung
untuk setengah jalan pikul tergantung dosis (Gambar 2). Pengecer pupuk juga
bertugas untuk mengambil karung bekas pupuk yang telah diaplikasi. Tenaga
yang digunakan sebagai pengecer, pelangsir, dan penabur pupuk adalah karyawan
borongan dengan standar kerja 8 ha HK-1. Penjagaan pupuk yang telah diecer
dilakukan oleh mandor pupuk sampai proses pemupukan selesai dilakukan.
Karyawan penabur pupuk mengambil peralatan pemupukan di kantor
afdeling kemudian berangkat ke areal blok yang akan dipupuk lengkap dengan
semua peralatan yaitu ember, mangkok takaran pupuk, dan APD yang terdiri dari,
sarung tangan, sepatu boot, topi, dan masker. Daftar dosis pemupukan beserta
upah tersaji pada Tabel 4.
Tabel 4 Daftar dosis pemupukan beserta upah yang dibayar di kebun SAH
sampai Mei 2013
Dosis/pokok
250 – 400 gram
>400 – 750 gram
>0.75 kg – 1 kg
>1 kg – 1.5 kg
>1.5 kg
. Sumber: Kantor Kebun PISP 2013

Upah/ha
Rp. 6 000
Rp. 9 000
Rp. 12 000
Rp. 13 500
Rp.15 000

15
Setelah sampai di lapangan, karyawan pupuk menempati hancanya
masing-masing. Pembagian hanca berdasarkan jumlah jalan pikul di masingmasing blok yang akan dipupuk. Jumlah jalan pikul dalam tiap blok berkisar 6364 jalan, sehingga masing-masing pemupuk mendapatkan 16 jalan. Penabur
pupuk menempati hanca masing-masing dan membuka karung pupuk (untilan)
yang telah disiapkan oleh pelangsir pupuk dan memasukkan pupuk ke dalam
ember. Setelah itu pemupuk menaburkan pupuk ke piringan pohon (Gambar 3).

Gambar 3 Supply point untuk memudahkan kegiatan pemupukan

Gambar 4 Pemupukan kelapa sawit di piringan
Kendala-kendala yang dihadapi dalam pemupukan adalah cuaca hujan
sehingga tidak dapat melakukan pemupukan, APD yang kurang lengkap seperti
masker dan kacamata, dan penguntilan pupuk yang kurang tepat serta alat penabur
pupuk (mangkok) yang tidak ada takarannya sehingga dosisnya menjadi kurang.
Selain itu, pemberian pupuk di kebun SAH cenderung tidak sesuai dengan urutan
yang benar sesuai SOP yang berlaku. Urutan yang benar dalam pemupukan adalah

16
P-K-N-Mg. Urutan pemupukan yang benar bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas tukar kation dalam tanah sehingga pupuk akan diserap baik oleh
tanaman.
Infus akar (FeSO4). Infus akar adalah pemupukan anorganik yang
bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan defisiensi unsur hara besi (Fe).
Cara kerja yang digunakan dalam infus akar adalah mencari akar aktif tanaman
kelapa sawit yang berada di bawah permukaan tanah dengan menambahkan bahan
FeSO4 yang sudah dilarutkan dengan asam sitrat dan air sesuai dengan dosisnya.
Dosis FeSO4 yang dipergunakan tiap pokok kelapa sawit ialah 60 ml.
Setiap 1 kg FeSO4 + Asam Sitrat 0.66 gram + Air 2.5 L akan menghasilkan 3 Liter
larutan FeSO4 dan dapat menghasilkan sebanyak 150 bungkus es lilin larutan
FeSO4 dengan dosis 60 ml.
Tipe - tipe dosis yang umumnya digunakan di kebun SAH ialah
:
-1
 Untuk Fe tipe Ringan (R), dosis yang digunakan 60 ml pokok atau 1 bungkus
plastik es lilin pokok-1.
 Untuk Fe tipe Sedang (S), dosis yang digunakan 120 ml pokok-1 atau 2
bungkus plastik es lilin pokok-1.
 Untuk Fe tipe Berat (B), dosis yang digunakan 180 ml pokok-1 atau 3 bungkus
plastik es lilin pokok-1.
Pemupukan Organik
Aplikasi tandan kosong (tankos). Aplikasi tankos di kebun SAH tidak
hanya ditujukan untuk meningkatkan kesuburan tanaman tetapi juga sebagai salah
satu bentuk konservasi tanah. Tabel 5 menunjukkan tankos memiliki kandungan
utama N dan K2O masing-masing sekitar 1%, dan terdapat unsur lain seperti P,
Mg, dan Ca dalam jumlah yang lebih kecil. Tandan kosong yang diaplikasikan
adalah tankos segar yang diangkut langsung dari PKS kemudian tankos ditumpuk
di tepi blok (collection road). Peletakan tumpukan tankos dilakukan di tempat
yang telah ditentukan oleh mandor. Tankos yang sudah lama menumpuk di
lapangan sebelum diecer (lebih dari tiga hari) akan kehilangan banyak hara
terutama kalium karena tercuci sehingga manfaat pupuk akan berkurang.
Aplikasi tankos pada setiap titik di dalam blok dilakukan karyawan secara
manual menggunakan angkong. Tankos diletakkan di antara tanaman kelapa sawit
pada gawangan dengan dosis 227 kg titik-1 atau tanaman, setara dengan 30 ton
ha-1 tahun-1. Aplikasi tankos dilakukan sekali dalam setahun. Selanjutnya tankos
diratakan satu lapis di areal pemberian agar tidak merangsang perkembangan
hama Oryctes rhinoceros di dalam tumpukan tankos. Aplikasi tankos dilakukan
oleh karyawan BHL dengan prestasi kerja 3 ton HK-1 dengan upah Rp 50 000
sedangkan biaya operasi Rp 7 000 pohon-1.

17
Tabel 5 Persentase unsur hara dalam tandan kosong
Hara utama
Nitrogen (N)
Fosfor (P)
Kalium (K)
Magnesium (Mg)

Persentase unsur hara dalam tandan
kosong (%)
Kisaran
Rata-rata
0.32-0.42 N
0.37 N
0.03-0.05 P2O5
0.04 P2O5
0.89-0.95 K2O
0.91 K2O
0.07-0.10 MgO
0.08 MgO

Sebanding dengan
pupuk per Ton
tandan kosong
8.00 kg Urea
2.90 kg RP
18.30 kg MOP
5.00 kg Kieserit

Sumber: Kebun Besar PT PISP

Data-data pada Tabel 5 mennunjukkan bahwa 1 ton tandan kosong
sebanding dengan 8.00 kg Urea, 2.90 kg Rp, 18.30 kg MOP, dan 5.00 kg Kieserit.
Kandungan unsur hara tertinggi pada tandan kosong adalah kalium (K) dengan
rata-rata persentase sebesar 0.91% K2O.
Penunasan
Penunasan merupakan pekerjaan