Manajemen Tenaga Kerja Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Perdana Intisawit Perkasa, Kebun SEI Air Hitam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTISAWIT
PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN
HULU, RIAU

MAHARANI RAHMAN
A24080143

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

MANAJEMEN TENAGA KERJA PEMANEN TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. PERDANA INTI SAWIT PERKASA, DESA
KEPENUHAN BARAT, KECAMATAN KEPENUHAN, KABUPATEN ROKAN
HULU,RIAU
Labour Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) Harvesting in PT. Perdana
Intisawit Perkasa, District of Kepenuhan Barat, Subdistrict of Kepenuhan, Regency of
Rokan Hulu, Riau.
Maharani Rahman1, Sudirman Yahya2

Mahasiswa, Departement Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
2
Staf Pengajar, Departement Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
1

Abstract
The Palm oil plantation use lot of laboursthat will influence the level of
corporation expense. Human resources or harvest labour represent most factor to
determine function than other resources. This apprenticeship activity took place in Sei Air
Hitam Estate, Rokan Hulu Riau, from February 2012 to May 2012. The objective of this
apprentice was to improve the ability, experience, work skill of student and analyzed
problems of harvest labour management in Sei Air Hitam Estate. Data and information
were collected with direct method to gotten primer data and indirect method to gotten
secondary data. The observation collected was all managements and activites about
labour harvest in Sei Air Hitam estate. The profile of worker consisted of amount,
achievement, age, educational background, origin tribe, work of experience and helper
amount of worker. Harvest labour needs in Sei Air Hitam estate was not enough and need
to be adding immediately, this short supply of harvest worker was affected the quality of
expected result. Worker’s standard output was too high and influent the work quality of
worker. The achievement of worker showed that young harvester (17 – 25 years old) work

better, worker with higher educational background get more achievement than other,
base on work experience the long time experience of worker (>10 years) work better than
other. Worker with one helper get less achievement than worker with two helpers. Sei Air
Hitam harvest worker consist of 5 tribes they are: Java, Nias, Batak, Saklam, Sunda and
Dayak. Nias tribe with high prediction level of harvest activity produce most amount of
achievement.
Key Word: Palm Oil, Harvest management, Labour harvest

RINGKASAN
MAHARANI RAHMAN. Manajemen Tenaga Kerja Panen Tanaman
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Perdana Intisawit Perkasa, Kebun
Sei Air Hitam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. (Dibimbing oleh SUDIRMAN
YAHYA).
Perkebunan kelapa sawit cukup banyak menggunakan tenaga kerja sehingga
akan mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Diantara semua sumberdaya
yang dikoordinasikan, faktor manusia atau tenaga kerja merupakan faktor yang paling
menentukan berfungsi atau tidaknya sumberdaya lainnya.
Kegiatan magang ini bertempat di Sei Air Hitam Estate, Rokan Hulu Riau
dari Ferbuari 2012 hingga Mei 2012. Tujuan kegiatan magang ini yaitu untuk
meningkatkan pengalaman, serta kemampuan kerja penulis mengenai budidaya

tanaman kelapa sawit serta untuk menganalisis masalah menejemen tenaga kerja
panen di Sei Air Hitam Estate.
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan metode langsung untuk
memperoleh data primer dan metode tidak langsung untuk memperoleh data
sekunder. Pengamatan dilakukan terhadap tenaga kerja pemanen sebanyak 123 orang
dari tiga afdeling (Afdeling 1, 2 dan 3) periode Januari 2011 – April 2012. meliputi:
(1) jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap kegiatan pemanenan, (2) prestasi
kerja, (3) usia, (4) tingkat pendidikan, (5) etnis asli, (6) pengalaman kerja, (7) jumlah
pembantu panen.
Hasil yang penulis dapatkan yaitu perhitungan angka kerapatan panen (AKP)
yang kurang sesuai sehingga berpengaruh terhadap hasil taksasi yang sesuai.
Penambahan jumlah tenaga kerja pemanen sebaiknya dilakukan, disertai dengan
pengurangan basis output pemanen, agar dalam pelaksanaannya kegiatan panen
berjalan lancar dengan output yang baik. Pengadaan tenaga kerja pemungut
berondolan sebaiknya dilakukan oleh pihak perusahaan, atau pemanen dengan
pengawasan dari perusahaan, sehingga tidak terjadi kecurangan oleh pekerja, dan
diperoleh mutu serta kualitas buah yang lebih baik.
Premi yang diperoleh pekerja menunjukan bahwa pemanen berusa muda (17 –
25 tahun) bekerja lebih baik pekerja dengan latar belakang pendidikan yang tinggi


memperoleh premi yang lebih banyak dari yang lainnya, berdasarkan pengalaman
kerja pekerja yang telah lama bekerja (>10 tahun) bekerja lebih baik dari yang
lainnya. Pekerja dengan 1 pembantu panen memperoleh premi yang lebih sedikit
dibandingkan pekerja dengan dua pembantu panen. Pemanen di Sei Air Hitam Estate
terdiri dari 5 suku yaitu: Jawa, Nias, Batak, Saklam, Sunda dan Dayak. Suku Nias
dengan tingkat kesukaan yang tinggi terhadap pekerjaan pemanenan menghasilkan
jumlah premi yang lebih banyak.

MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN KELAPA
SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT PERDANA INTI SAWIT
PERKASA, KEBUN SEI AIR HITAM, KABUPATEN ROKAN
HULU, RIAU

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Maharani Rahman
A24080143


DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

Judul

: MANAJEMEN TENAGA KERJA PANEN TANAMAN
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT
PERDANA INTI SAWIT PERKASA, KEBUN SEI AIR
HITAM, KABUPATEN ROKAN HULU, RIAU

Nama

: MAHARANI RAHMAN

NRP

: A24080143


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc
NIP 19490119 197412 1 001

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr
NIP 19611101 198703 1 003

Tanggal Persetujuan :

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Merauke, Papua pada tanggal 5 Juni 1990. Penulis
merupakan anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Rohman Hariady
dan Ibu Maryam. Penulis lulus dari SD Negeri 1 Merauke pada tahun 2002,
kemudian pada tahun 2005 penulis menyelesaikan studi dari SMP Negeri 1 Merauke.
Selanjutnya penulis lulus dari SMA Negeri 1 merauke pada tahun 2008. Tahun yang

sama penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Beasiswa Utusan Daerah (BUD), selanjutnya tahun 2009 penulis diterima sebagai
mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Selama menjalani pendidikan di Institut Pertanian Bogor, pada tahun 2010
penulis pernah melaksanakan magang di International Corporation and Development
Fund Taiwan (ICDF Taiwan), selain itu penulis juga aktif dalam kepengurusan dan
kepanitiaan klub catur IPB dan pengurus dari Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA).
Penulis juga pernah menjadi peserta Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada
tahun ajaran 2010 – 2011.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi kegiatan
magang selama tiga bulan di PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP) Sei Air Hitam
Estate kecamatan Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
Laporan magang ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Keluarga tercinta Bapak Rohman Hariady dan Ibu Maryam, Saudara-saudara,
Marini, Rizal, Ratna, Krisna seta nenek Saida dan keluarga yang senantiasa
memberi dukungan dan kasih sayang
2. Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, MSc sebagai dosen pembimbing skripsi, dan Dr.
Ani Kurniawati, SP, MSi selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis
3. Dr. Ir Ade Wachjar, MS dan Dr. Dewi Sukma, SP, MSi selaku dosen penguji
skripsi yang memberikan banyak saran-saran dan masukan
4. PT First Resources Group, khususnya PT Perdana Inti Sawit Perkasa yang telah
bersedia menerima penulis untuk melaksanakan kegiatan magang. Bapak Atmojo
Dwi Winahyu, selaku General Manager, Bapak Hakim selaku Mil Manager,
Bapak Sabar Purba selaku Field Manager Plasma, Bapak Syaiful Azmi selaku
Field Manager, Bapak Rizali selaku Field Assistant Afdeling III dan seluruh
karyawan PT PISP yang memberikan bantuan selama kegiatan magang
berlangsung
5. Rekan yang selalu mendukung Nanda beserta teman-teman (Irna, Tuti, Hilda,
Novita, Nia, Nita, Lina).
6. Teman-teman magang (Ika, Yeli, Ratih, Dimas, Irvan dan Wahyu), beserta seluruh
rekan-rekan Agronomi dan Hortikultura Indigenous 45.
Bogor, Agustus 2012

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..............................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................

vii

PENDAHULUAN .............................................................................................

1


LatarBelakang ........................................................................................................
Tujuan ....................................................................................................................

1
2

TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................
Manajemen Tenaga Kerja ............................................................................
Pemanenan Kelapa Sawit .............................................................................

3
3
4

METODE MAGANG .........................................................................................
Tempat dan Waktu .......................................................................................
Metode Pelaksanaan .....................................................................................
Pengamatandan Pengumpulan Data .............................................................
Analisis Data dan Informasi........................................................................


7
7
7
7
8

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG ........................................................
Letak Geografis dan Administratif ..............................................................
Keadaan Tanah dan Iklim ............................................................................
Luas Area dan Tata Guna Lahan..................................................................
Kondisi Per Pokok dan Produksi .................................................................
Strktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan ..................................

9
9
9
10
11
12

PELAKSANAAN MAGANG ............................................................................
Aspek Teknis ...............................................................................................
Aspek Manajerial .........................................................................................

17
17
43

PEMBAHASAN .................................................................................................
Pengelolaan Tenaga Kerja Panen ................................................................
Profil Tenaga Kerja .....................................................................................

45
45
48

KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................
Kesimpulan .................................................................................................
Saran ...........................................................................................................

55
55
56

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

57

LAMPIRAN ........................................................................................................

58

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Fraksi dan Derajat Kematangan Buah Kelapa Sawit.........................

5

2. Populasi Pokok Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam di
PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP)..................................................

12

3. Jumlah Staf dan Non Staf di Sei Air Hitam Estate (SAH Estate), PT
Perdana Intisawit Perkasa ...................................................................

14

4. Rekomendasi Untilan Berdasarkan Dosis (kg/pokok)........................

17

5. Rekomendasi Titik Pasokan Pupuk di SAH Estate ............................

19

6. Rekomendasi Dosis Pupuk PT PISP 2012 .........................................

19

7. Upah Karyawan SPKL Pemupukan ...................................................

20

8. Kandungan Unsur Hara Tankos dalam (30 ton/ha) ............................

22

9. Kandungan Unsur Hara Limbah Cair Setiap 75 ton ...........................

23

10. Kapel Panen Afdeling III....................................................................

36

11. Daftar Alat Penen dan Fungsinya .......................................................

37

12. Ketentuan Tarif Premi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani
Produksi ..............................................................................................

39

13. Ketentuan Denda bagi Pemanen, Mandor Panen, dan Kerani
Produksi ..............................................................................................

39

14. Sanksi Pemanen Afdeling III Periode April 2012 ..............................

40

15. Ketentuan Tarif Premi Supir PT. PISP ...............................................

42

16. Basis Output Beberapa Perkebunan Kelapa Sawit .............................

46

17. Komposisi Pemanen SAH Estate Berdasarkan Kelompok Usia

48

18. Komposisi Pemanen SAH Estate Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..

49

19. Komposisi Pemanen SAH Estate Lama Kerja ...................................

51

20. Premi Pemanen Berdasarkan Suku dan Tingkat Kesukaan
Kerja ...................................................................................................

53

v

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Penguntilan Pupuk MOP ...................................................................

18

2. Penempatan Titik Pasokan Pupuk SAH Estate ................................

18

3. Kegiatan Pemupukan dan Langsir Pupuk ..........................................

20

4. Peralatan dan Persiapan Pencampuran Bahan Infus Akar .................

21

5. Kegiatan Pemeliharaan Flatbad .......................................................

24

6. Penyemprotan Menggunakan Micron Herby ....................................

26

7. Kegiatan Infus Benalu .......................................................................

27

8. Kegiatan Babat Gawangan ................................................................

28

9. Gupon ................................................................................................

30

10. Kegiatan Apel Pagi di Afdeling.........................................................

34

11. Pelaksanaan Panen .............................................................................

37

12. Pelaksanaan Angkut TBS ..................................................................

41

13. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Kelompok Usia ..................

49

14. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Tingkat Pedidikan..............

50

15. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Lama Kerja .......................

51

16. Perolehan Premi Pemanen Berdasarkan Suku ..................................

53

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang KHL PT Perdana Inti Sawit
Perkasa ...............................................................................................

60

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor
PT Perdana Inti Sawit Perkasa..........................................................

62

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Assisten .......

63

4. Peta Areal Kerja Kebun Inti PT PISP ................................................

64

5. Sifat Utama pada Masing-masing Satuan Peta Tanah (SPT) ............

65

6. Data Curah Hujan Kebun PT PISP Tahun 2005 - 2010 ....................

66

7. Data Produksi, Produktvitas, dan Bobot Tandan Rata-rata
Tahun 2007 - 2011 .............................................................................

67

8. Struktur Organisasi Kebun dan PKS PT Perdana Inti Sawit Perkasa

68

9. Lembar Rencana Kerja Harian (RKH) ..............................................

69

10. Struktur Organisasi Tingkat Afdeling ...............................................

70

vii

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) terbesar di dunia. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu komoditas
perkebunan unggulan di Indonesia dimana kelapa sawit adalah tanaman penghasil
minyak nabati yang paling efisien diantara beberapa tanaman sumber minyak
nabati yang memiliki nilai ekonomi tinggi lainnya, seperti kedelai, minyak zaitun,
kelapa dan bunga matahari. Kelapa sawit belakangan ini juga kian populer sebagai
bahan baku energi alternatif biodiesel. Kelapa sawit juga dijadikan sebagai bahan
pangan dimana minyak kelapa sawit kaya akan karoten, yang dapat mencegah
kekurangan vitamin A.
Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat disebabkan
pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan domestik bruto. Minyak
kelapa sawit (MKS) merupakan komoditas yang mempunyai nilai yang strategis
karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan. Sementara
minyak makan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok di Indonesia.
Permintaan akan minyak makan di dalam dan luar negeri yang kuat merupakan
indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian
Indonesia (Pahan, 2008).
Sebagai komoditas unggulan, kelapa sawit memiliki peluang bisnis yang
sangat menjajikan pada masa depan. Data Oilword dalam Pardamean (2011)
menyebutkan, pada tahun 2010, Indonesia berkontribusi menyediakan 47%
terhadap produksi MKS dunia. Persaingan global yang semakin meningkat
dengan terus bertambahnya jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit (PKS)
menyebabkan perusahaan PKS yang ada di Indonesia semakin dituntut untuk
efektif dan efisien dalam pengelolaannya agar tetap eksis ditengah persaingan
usaha yang semakin ketat.
Dalam keyataannya, mengelola dan mengontrol bisinis kebun sawit yang
sangat luas bukan hal yang mudah, salah satu cara mengontrolnya yaitu dengan
menerapkan sistem manajemen yang baik. Sistem manajemen yang baik dapat
membantu perusahaan dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.

2

Manajemen dapat diartikan suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan dan pembimbingan
(directing), pengkoordinasian (coordinating), serta pengawasan (controlling)
terhadap orang-orang dan barang-barang, untuk tujuan tertentu yang telah
ditetapkan.
Pardamean (2011) menyatakan bahwa salah satu fungsi dari manajemen
adalah pengorganisasian. Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai keseluruhan
aktivitas manajemen dalam mengelompokan tenaga kerja serta menetapkan tugas,
fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing–masing, sehingga kegiatan yang
dilaksanakan berdaya guna dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perkebunan kelapa sawit cukup banyak menggunakan tenaga kerja
sehingga akan mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan. Diantara semua
sumberdaya yang dikoordinasikan, faktor manusia atau tenaga kerja merupakan
faktor yang paling menentukan berfungsi atau tidaknya sumberdaya lainnya,
sekaligus menentukan berhasil tidaknya PKS dalam mencapai tujuan. Untuk itu,
upaya-upaya manajemen tenaga kerja yang baik perlu diterapkan agar tenaga
kerja dapat digunakan secara cermat, efektif dan efisien (Pangaribuan, 1999).
Tujuan
Tujuan dari kegiatan magang ini secara umum adalah untuk meningkatkan
kemampuan, pengalaman, ketrampilan penulis dalam mempelajari dan memahami
proses pengelolaan perkebunan kelapa sawit serta bekerja secara nyata pada
perusahaan perkebunan

kelapa sawit. Sedangkan

tujuan khusus

untuk

menganalisis permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan tenaga kerja di Sei Air
Hitam Estate perkebunan kelapa sawit PT Perdana Intisawit Perkasa, First
Resources Group.

3

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Tenaga Kerja
Struktur Organisasi Kebun
Struktur organisani perkebunan dan pabrik kelapa sawit pada umumnya
dibagi atas kantor pusat (kantor direksi/ manajemen puncak), kebun dan pabrik.
Untuk perkebunan yang berskala besar dengan kebunnya tersebar di beberapa
wilayah yang berjauhan, struktur organisasi akan bertambah dengan adanya
kantor wilayah (regional office) (Pardamean, 2011).
Kegiatan organisasi kebun beragam tergantung kepada tahapan kegiatan
kebun. Kegiatan utama dari suatu kebun adalah budidaya kelapa sawit yang
meliputi pembibitan, pengolahan tajuk, pemupukan, proteksi tanaman, produksi
panen dan pengangkutan hasil panen. Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan
efisien untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Menurut Pardamean (2011), struktur organisasi satu kebun dengan kebun
lainnya berbeda–beda tergantung dengan luas dan tahapan kegiatan kebun. Untuk
mempermudah administrasi dan pengawasan, kebun dibagi atas afdeling dan
setiap afdeling dipimpin oleh satu kepala bagian (asisten lapangan) dan dibantu
oleh karyawan–karyawan (pegawai dan mandor).
Ketenagakerjaan
Pemakaian tenaga kerja di setiap kebun berbeda-beda sesuai dengan
luasan, situasi, dan kondisi kebun serta kebijakan dari perusahaan. Pada
umumnya, tenaga kerja di suatu kebun kelapa sawit dibagi atas empat kelompok,
yaitu buruh harian lepas (BHL), karyawan harian tetap (KHT), pegawai bulanan
(PB) dan kelompok staf (kepala bagian/ asisten) (Pardamean, 2011).
Staf adalah orang yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya
memberikan nasehat dan saran dalam bidangnya kepada pejabat pemimpin
(general manager/ grup manager). Karyawan staf, non staf, dan karyawan harian
lepas (KHL) dibedakan berdasarkan jenis dan sistem pengupahannya.

4

Karyawan staf adalah karyawan yang memiliki pangkat mulai dari
supervisor ke atas, sedangkan karyawan non staf adalah personil yang memiliki
pangkat di bawah supervisor. Pemberian gaji pada karyawan staf dan non staf
diberikan setiap bulannya berdasarkan kebijakan perusahaan sesuai pangkatnya.
Karyawan harian lepas adalah karyawan yang bekerja dengan sistem borongan,
dan digaji sesuai dengan hari kerja dan prestasi kerja yang diperoleh (Nu’man,
2009).
Menurut Pardamean (2011) tenaga kerja harian pokok lebih mudah
didapat karena umumnya tenaga kerja ini tidak terdidik. Sementara tenaga kerja
yang sulit didapat adalah pemanen, mekanik, supir kendaraan dan alat berat,
pekerjaan ini kurang diminati karena harus menggunakan tenaga yang kuat dan
butuh ketrampilan khusus. Sementara tenaga kerja tingkat staf (asisten, KTU
manajer, dan general manajer) lebih sulit diperoleh karena membutuhkan keahlian
pada disiplin ilmu tertentu. Pada umumnya tenaga kerja ini terdidik atau diambil
dari perusahaan perkebunan lain, lulusan dari lembaga pendidikan/perguruan
tinggi, atau dari luar (tenaga kerja asing).
Pemanenan Kelapa Sawit
Panen merupakan suatu kegiatan yang penting pada pengelolaan pokok.
Panen adalah pemotongan tandan dari pohon hingga penganggkutannya ke pabrik.
Tandan yang sudah dipanen disebut tandan buah segar (TBS). Urutan kegiatan
panen adalah persiapan panen, pemotongan buah, pengutipan brondolan,
pemotongan pelepah, penganggkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke
pabrik (Lubis, 2008).
Persiapan panen berkaitan dengan penyediaan tenaga kerja dan
peralatan panen yang diperlukan. Keberhasilan panen sangat ditentukan dari hasil
produksi kebun, meliputi tandan, minyak dan inti sawit. Keberhasilan panen
dipengaruhi oleh persiapan panen yang dilakukan dengan baik dan efektif, berupa
kondisi jalan, tenaga kerja pemanen mandiri (jumlah dan kemampuannya), alat
panen yang harus disediakan (egrek, dodos dan kampak), waktu memulai panen,
pemahaman kriteria matang tandan, dan cara memanen. Selain itu, keberhasilan

5

panen juga ditentukan oleh kondisi kebun dan situasi lingkungan kebun (iklim,
topografi, sarana, dan prasarana).
Sunarko (2009) menyatakan pokok kelapa sawit dianggap mulai dapat
berproduksi dengan baik pada tahun ketiga atau keempat setelah ditanam di
kebun. Sementara itu, buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap matang sekitar
enam bulan setelah penyerbukan. Parameter yang digunakan dalam menentukan
kriteria matang panen adalah perubahan warna dan membrondolnya buah dari
tandan. Proses perubahan warna yang terjadi adalah dari hijau menjadi orange
karena pengaruh pigmen karoten. Kriteria matang panen tergantung pada bobot
tandan, untuk bobot tandan >10 kg sebanyak 2 brondolan kg tandan dan untuk
bobot tandan 10 tahun. Data tenaga kerja diperoleh dengan cara sensus tenaga kerja
pemanen sebanyak 123 orang dari tiga afdeling (Afdeling I, II dan III) periode
Januari 2011 – April 2012.
Analisis Data dan Informasi
Data pengamatan yang diperoleh berupa rataan dan presentase hasil akan
dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif yang disajikan dalam tabel dan
diagram batang yang menunjukan perbedaan prestasi kerja karyawan. Prestasi
kerja yang diperoleh merupakan peubah bebas, sedangkan jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, etnis, pengalaman kerja dan jumlah pembantu panen
merupakan peubah tetap.

9

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Letak Wilayah dan Administratif
PT. Intisawit Perkasa terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan
Kepenuhan Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Lokasi perkebunan dapat
dicapai dengan jalan darat dalam waktu 5 – 6 jam dari kota Pekan Baru menuju ke
Pasir Pengaraian hingga Kota Tengah. Lokasi perkebunan dengan kota terdekat
berjarak ± 30 km.
Secara geografis batas–batas lokasi kebun inti PT Intisawit Perkasa adalah
sebelah Utara berbatasan dengan kebun PT Panca Surya Agrindo, sebelah Timur
berbatasan dengan kebun plasma PIR-TRANS, sebelah Selatan berbatasan dengan
kebun masyarakat, Plasma KKPA dan sebelah Barat berbatasan dengan kebun PT
Panca Surya Agrindo. Peta areal kerja kebun inti PT PISP dapat dilihat pada
Lampiran 4.
Keadaan Tanah dan Iklim
Kebun inti PT Perdana Intisawit Perkasa (PT PSIP) memiliki jenis tanah
diklasifikasikan menjadi dua sub grup yaitu Humic Dystrudepts dan Typic
Dystrudepts. Jenis tanah didominasi oleh tanah mineral (aluvial) yang miskin
unsur hara, terutama kation–kation basa seperti Ca, Mg, K dan Na dengan
kemiringan lahan 1 – 3 %. Uraian sifat utama pada masing–masing satuan peta
tanah (SPT) PT PISP dapat dilihat pada Lampiran 5.
SPT 1 termasuk dalam sub grup humic dystrudepts, daratan alluvial
dengan bahan induk endapan alluvial, dalam, halus, dengan drainase baik,
kapasitas tukar kation (KTK) rendah dan kejenuhan basa (KB) sangat rendah.
Luas SPT 1 adalah 1 062 ha atau sekitar 41.45 % dari luas total area. SPT 2
termasuk dalam sub grup typic dystrudepts, rinciannya sama seperti sub grup
humic dystrudepts, namun yang membedakan adalah KTK SPT dua yang sangat
rendah. Luas SPT 2 adalah 1 500 ha atau 58.55 % dari luas total area.
Ciri-ciri subgrup humic dystrudept menunjukkan bahwa tanah ini
terbentuk dari rejim kelembaban Udic (tidak pernah kering selama 90 hari

10

kumulatif setiap tahun). Tanah ini mempunyai epidedon penciri Umbrik. Horizon
penciri umbrik secara kasat mata bewarna hitam, dan mempunyai kejenuhan basa
kurang dari 50%. Ciri-ciri subgrup typic dystrudepts menunjukkan bahwa tanah
ini terbentuk dari rejim kelembaban Udic (tidak pernah kering selama 90 hari
kumulatif setiap tahun). Tanah ini juga memiliki kejenuhan basa yang rendah
yakni kurang dari 50%.
Kondisi lahan Sei Air Hitam Estate (SAH Estate) tergolong kesesuaian
lahan kelas S2 dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu
dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan,
SAH Estate cukup sesuai untuk pengembangan kelapa sawit, namun harus diikuti
dengan

upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah, sehingga dapat

memberikan dampak positif terhadap produktivitas pokok kelapa sawit.
Curah hujan rata–rata tahunan selama 6 tahun terakhir (2005 – 2010) yaitu
merata sepanjang tahun dengan rata–rata hari hujan pertahun 124 hari dan rata–
rata curah hujan adalah 229 mm/ bulan. Rata-rata bulan basah (BB) selama 6
tahun terakhir yaitu 10 bulan, sedangkan bulan kering (BK) sebanyak 0.16 bulan.
Berdasarkan klasifikasi iklim oleh Schmit–Ferguson, kebun PT PISP termasuk
dalam tipe iklim A yaitu sangat basah dengan curah hujan rata-rata 2 711
mm/tahun (rata-rata 6 tahun terakhir). Keadaan curah hujan dan hari hujan PT
Perdana Intisawit Perkasa dapat dilihat pada Lampiran 6.
Luas Area dan Tata Guna Lahan
PT Perdana Intisawit Perkasa merupakan kebun dengan pola PIR-TRANS
dan Plasma KKPA dengan luas kebun inti mencapai 2 467 ha dengan luas areal
pokok 2 376.28 ha, kebun plasma PIR seluas 8 694.27 ha dan kebun plasma
integrasi KKPA sebanyak 1 758.73 ha. PT PISP memiliki pabrik pengolahan
Crude Palm Oil (CPO), dengan kapasitas 60 ton/jam.
Areal kebun inti dibagi menjadi 3 afdeling, yaitu Afedling I (755.06 ha),
yang terbagi atas 25 blok, Afdeling II (770.86 ha) terbagi atas 26 blok dan
Afdeling III (858.34 ha) terdiri atas 28 blok. Pembukaan lahan dimulai dari tahun
1993 dengan tahun tanam 1994, 1995, 1998, 2002 dan 2004, serta pokok sisipan
dengan tahun tanam 2008 dan 2010.

11

Kebun Plasma yang dikontrol oleh PT PISP dibangun dengan pola PIRTrans terdiri dari 5 Satuan Pemukiman (SP) dengan luasan total 8 694.27 ha.
Dengan komposisi PIR-Trans SP I sebanyak 535 KK seluas 1 066.1 ha, PIR-Trans
SP II sebanyak 506 KK seluas 1 012,54 ha, PIR-Trans SP III sebanyak 500 KK
seluas 1 000 ha, PIR-Trans SP IV sebanyak 500 KK seluas 1 000 ha, PIR-Trans
SP V sebanyak 380 KK seluas 760 ha.
Kebun plasma integrasi dan kebun KKPA terdiri atas 2 lokasi yaitu kebun
Integrasi SKPD Desa Sukamaju Kecamatan Tambusai sebanyak 470 KK dengan
luas 940 ha dan kebun plasma integrasi KKPA Muara Nikum seluas 818.73 ha.
Kondisi Per Pokok dan Produksi
Pokok kelapa sawit yang diusahakan di Sei Air Hitam Estate adalah
varietas D x P Manihat (Tenera). Jarak tanam yang digunakan 9.2 m x 9.2 m x 9.2
m sehingga populasi pokok per ha yaitu 136 pokok, namun kenyataan di lapangan
menunjukan adanya perbedaan jumlah pokok per ha yaitu ±128 pokok
dikarenakan terdapat jarak tanam yang berbeda–beda. Hal ini disebabkan karena
pada saat pembukaan areal dan penanaman dilakukan oleh pihak kontraktor yang
bukan berasal dari disiplin ilmu bidang agronomi. Selain itu populasi pokok yang
tidak sesuai disebabkan oleh serangan hama dan penyakit dan lahan rawa.
Populasi pokok kelapa sawit berdasarkan tahun tanam yang ada di PT PISP dapat
dilihat pada Tabel 2.

12

Tabel 2. Populasi Pokok Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam di PT
Perdana Intisawit Perkasa (PISP).
Tahun
Tanam
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005

Sub
total

Kebun Inti
Jumlah
Luas (ha)
Pokok
398.96
50 552
542.38
69 241
1 235.52
156 819
22.29
2 605
54.51
6 935
30.76
3 859

Kebun Plasma
Jumlah
Luas (ha)
Pokok

Kebun KKPA
Jumlah
Luas (ha)
Pokok

-

-

668.98
1 409.66
2 574.34
736.31
124.00
398.41
42.00

88 305
186 075
339 813
97 193
16 368
52 590
5 544

-

-

22.49
77.35

2 786
8 676

-

-

-

2 384.26

301 473

5 953.7

-

48.69
48.62
205.83
175.59
340.00

-

44 678

785 888

818.73

107 871

6 427
6 418
27 170
23 178

Sumber : Kantor Kebun, PT Perdana Intisawit Perkasa (Mei, 2012)

SAH Estate memiliki pokok kelapa sawit TM secara menyeluruh pada
areal seluas 2 376.28 ha. Data produksi, produktvitas, dan bobot tandan rata-rata
Tahun 2007 - 2011 dapat dilihat pada Lampiran 7.
Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan
Perkebunan kelapa sawit PT Perdana Intisawit Perkasa (PISP) merupakan
salah satu unit usaha dari PT First Resources (First Resources Group). Struktur
organisasi dan penempatan personil disesuaikan dengan pangkat, jenis dan
volume pekerjaan. Berdasarkan susunan garis dan struktur organisasi PT PSIP,
kekuasaan tertinggi dipegang oleh chief executive officer

(CEO), sedangkan

operasional perusahaan dikepalai oleh general manager (GM), yang membawahi
langsung mil manager, humas regional (HR), serta field manager (FM).
GM memiliki tanggung jawab terhadap satu wilayah kebun yang terdiri
dari kebun inti, plasma PIR dan plasma KKPA. Untuk wilayah kebun inti
dikepalai oleh seorang field manager, yang membawahi tiga field assistant (FA)
untuk masing-masing afdeling, field assistant land aplication (FA LA), dan
technic assistant (TA). Kebun plasma PIR dan integrasi KKPA dikepalai oleh satu

13

field manager, yang membawahi enam field assistant untuk masing–masing
watuan wilayah. Bagian pabrik (PKS), dikepalai oleh mill manager, yang
membawahi asisten kepala pabrik, yang dibantu oleh assisten laboratorium,
assisten perawatan, assisten proses dan assisten sortasi. GM dibantu oleh humas
regional, dan membawahi langsung assisten HR, kepala tata usaha (KTU), kepala
timbangan, kepala gudang, dan kepala satpam. Struktur organisasi PT.PISP dapat
dilihat pada Lampiran 8.
Komposisi ketenagakerjaan SAH Estate terdiri atas karyawan staf,
karyawan non staf dan karyawan borongan/ Surat Perintah Kerja Lokal (SPKL).
Karyawan staf terdiri atas general manager, mill assistance, asisten kebun dan
pabrik, kepala tata usaha, dan kepala satpam. Karyawan non staf terdiri atas
pegawai bulanan tetap (PBT), karyawan harian tetap (KHT), serta karyawan
SPKL. Karyawan SPKL digunakan untuk membantu tenaga perawatan di kebun
dan kegiatan lainnya selain kegiatan panen, angkut buah dan administrasi kebun.
Misalnya tenaga chemist (penyemprotan), pemupukan, infus akar, pengangkutan
tankos dan lainnya. Tenaga SPKL ini dibayar secara borongan dan diketuai oleh
seorang kepala rombongan.
Pada tingkat kebun Sei Air Hitam Estate dipimpin oleh seorang field
manager (FM) dan dibantu oleh asisten kebun untuk masing–masing kebun,
asisten aplikasi limbah dan asisten teknik. Asisten kebun dibantu oleh kerani
divisi, kerani produksi, mandor panen, mandor perawatan serta mandor pupuk.
Asisten limbah bertugas untuk mengatur penempatan aplikasi limbah baik cair
maupun padat di lapangan, asisten limbah dibantu oleh mandor dan karyawan.
Asisten teknik bertugas di bengkel untuk memperbaiki mesin, truk, dan peralatan–
peralatan kebun lainnya. Jumlah karyawan staf dan non staf Sei Air Hitam Estate
dapat dilihat pada Tabel 3.

14

Tabel 3. Jumlah Staf dan Non Staf di Sei Air Hitam Estate (SAH Estate),
PT Perdana Intisawit Perkasa

No
1
2

Status Pegawai
Karyawan Staf
Karyawan Non Staf
1. Karyawan Bulanan Tetap (KBT)
2. Karyawan Harian Tetap (KHT)
3. Karyawan KHL
Total

Jumlah (orang)
Laki-laki
Perempuan
29
82
262
10
383

3
7
2
12

Sumber :Kantor Pusat PT PISP (April 2012)

Jam kerja per hari yang berlaku adalah 7 jam kerja, dalam seminggu
terdapat 6 hari kerja dan pada hari Sabtu hanya diberlakukan 5 jam/hari. Baik
KHT dan KBT mendapat tunjangan dari perusahaan. Adapun jenis tunjangan yang
diberikan adalah sebagai berikut:
Karyawan Bulanan Tetap (KBT) :
1. Tunjangan beras (pekerja = 15 kg/bulan, istri = 9 kg/bulan, anak = 7.5
kg/bulan) maksimal jumlah anak yang diberi tunjangan adalah 3 anak.
2. Tempat tinggal dan listrik.
3. Tunjangan kesehatan (askes) apabila sakit bebas biaya untuk berobat
4. Upah per bulan sesuai golongan dan struktur upah bulanan.
Karyawan Harian Tetap (KHT) :
1. Tunjangan beras (pekerja = 15 kg/bulan, istri = 9 kg/bulan, anak = 7.5
kg/bulan) maksimal jumlah anak yang diberi tunjangan adalah 3 anak.
2. Tempat tinggal dan listrik.
3. Tunjangan kesehatan (askes) apabila sakit bebas biaya untuk berobat
4. Upah per bulan sesuai golongan dan struktur upah bulanan.
Karyawan Harian Lepas (KHL) :
1. Tidak mendapat tunjangan beras dan pelayanan kesehatan
2. Mendapat rumah dan tidak perlu membayar listrik
Fasilitas yang disediakan oleh PT PISP yaitu sarana umum dan perorangan
berupa perumahan staf, perumahan di afdeling dan perumahan karyawan pabrik
(PKS) yang dilengkapi sarana air bersih dan listrik, tempat peribadatan, poliklinik,
lapangan olahraga, dan sarana kendaraan antar jemput bagi anak-anak karyawan

15

yang berada pada jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama
(SMP).
Pelaksanaan Pengelolaan Kebun Tingkat Non Staf
Pengelolaan kebun tingkat non staf dilakukan oleh mandor baik mandor
panen, mandor perawatan, mandor pemupukan, kerani produksi, dan kerani divisi.
Mandor memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membuat rencana kerja harian
(RKH), melakukan pemeriksaan atas kemungkinan adanya buah restan, serta
berkoordinasi dengan kerani produksi untuk mempercepat proses pengangkutan
buah ke pabrik. Blanko lembar rencana kerja harian (RKH) disajikan dalam Tabel
Lampiran 9.
Mandor panen mengatur dan mengawasi karyawan, memastikan bahwa
seluruh hanca pada hari tersebut selesai, menjaga rotasi panen 6/7, melakukan cek
mutu hanca melakukan AKP, efisiensi panen pada hari tersebut dan taksasi harian
panen. Mandor pupuk bertugas memeriksa takaran untilan pupuk, jumlah untilan,
bertanggungjawab mengumpulkan karung bekas pupuk serta mengawasi
pelaksanaan langsir dan tabur pupuk. Mandor chemist (semprot) bertugas
mengawasi pelaksanaan

kegiatan penyemprotan, menakar dosis bahan atau

pestisida yang digunakan, bertanggung jawab atas penggunaan bahan, menjaga
rotasi semprot, menjaga dan merawat alat kerja, memeriksa hanca pekerjaan
dongkel.
Hasil kerja mandor dalam satu hari dilaporkan dalam Buku Kerja Mandor
(BKM). Dalam BKM tercantum nama karyawan, jumlah karyawan yang bekerja,
nama blok dan tahun tanam areal yang dikerjakan, jumlah hasil kerja dan output
pekerja serta pemakaian bahan (untuk pekerjaan pupuk dan semprot). Kerani
produksi bertugas mengatur kegiatan transport buah dari kebun ke PKS,
mengawasi kegiatan muat buah, memastikan seluruh buah telah termuat, mencatat
jumlah tandan yang dihasilkan oleh setiap pemanen, membuat surat pengantar
TBS (SPTBS) setiap trip pengiriman.
Tugas kerani panen adalah mengisi laporan produksi buah dan penerimaan
buah setiap harinya, memeriksa dan menyeleksi buah yang telah disusun di TPH,
menghitung jumlah tandan dan berondolan yang telah disusun di TPH. Hasil

16

tersebut kemudian direkap di kantor afdeling ke dalam laporan harian
pengangkutan (LHP) TBS.
Pelaksanaan Pengelolaan Tenaga Kerja Lapangan
Kegiatan koordinasi pekerjaan untuk satu hari dilakukan oleh field
assistant saat apel pagi pada pukul 06.00 WIB. Asisten akan memberikan koreksi
terhadap pekerjaan hari sebelumnya dan memberikan arahan kepada tiap-tiap
mandor serta karyawan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan hari ini.
Pengaturan dan pembagian tugas kepada karyawan dilaksanakan saat apel pagi
hingga pukul 06.30 WIB.
Pengaturan dan pembagian tugas dilakukan oleh masing-masing mandor.
Pada saat apel pagi, mandor sekaligus mengabsen karyawan. Karyawan yang
tidak memberi kabar dianggap mangkir. Setelah itu karyawan harus sampai di
hancanya masing-masing pada pukul 07.00 WIB. Karyawan bekerja selama 7 jam,
mulai pukul 07.00 – 12.00 WIB, kemudian dilanjutkan pukul 14.00 – 16.00 WIB
setiap harinya, kecuali pada hari Jumat dan Sabtu, pada hari Jumat karywan yang
beragama islam hanya bekerja hingga pukul 12.00 WIB, pada hari Sabtu
karyawan bekerja hanya 5 jam, yaitu pada pukul 07.00 – 12.00 WIB. Struktur
organisasi tingkat afdeling dapat dilihat pada Lampiran 10.

17

PELAKSANAAN MAGANG

Aspek Teknis
Pemupukan
Pemupukan di Sei Air Hitam Estate dilakukan dengan sistem pemupukan
yang dikerjakan blok per blok dengan dua jenis pupuk, yaitu pemupukan organik
dan anorganik. Pemupukan anorganik menggunakan pupuk tunggal yaitu Urea,
MOP, RPH, Kieserit, dan Borate serta pemupukan unsur hara mikro FeSO4.
Sementara pemupukan organik dengan menggunakan limbah padat berupa tandan
press, dan limbah cair.
Pemupukan Anorganik Unsur Hara Makro
Penguntilan pupuk. Penguntilan adalah kegiatan menakar pupuk dari
karung besar menjadi beberapa karung berukuran kecil sesuai dosis yang
digunakan, kegiatan penguntilan dapat dilihat pada Gambar 1. Tujuan penguntilan
adalah untuk memudahkan penabur dalam aplikasi pupuk di lapangan serta tepat
dosis pupuk per pokok. Ketentuan jumlah bobot untilan dalam tiap zak pupuk
dapat berbeda, hal ini dipengaruhi oleh dosis aplikasi. Aplikasi untilan
berdasarkan dosis dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekomendasi Untilan Berdasarkan Dosis (kg/pokok)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Dosis (kg/pokok)
0.50
0.75
1.00
1.25
1.50
1.75
2.00

Bobot per untilan (kg)
6
9
12
12
9
10
12

Pokok Teraplikasi
3
6
12
9
6
6
6

Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012)

Pelaksanaan kegiatan penguntilan adalah, pertama karung pupuk dibuka
dan pupuk ditakar dan selanjutnya pupuk dimasukkan ke karung until. Kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaan penakaran adalah alat penakar until sulit
digunakan sehingga tenaga kerja tidak menggunakan penakar, selain itu pupuk

18

yang telah diuntil tidak ditimbang lagi bobotnya. Pekerja until adalah tenaga
SPKL borongan dengan bayaran Rp 20,- per kg untilan. Kegiatan penguntilan
pupuk dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Penguntilan Pupuk MOP

Pengeceran pupuk. Pengeceran pupuk (supply point) merupakan titik
pengeceran untilan pupuk. Sebelum aplikasi pupuk di lapangan, dilakukan
pengeceran pupuk dari gudang ke lahan di beberapa titik untuk mempermudah
penempatan untilan. Pada umumnya tiap titik pengeceran mewakili lima atau
enam jalur pokok. Penempatan titik pasokan pupuk di SAH Estate dapat dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 2. Penempatan Titik Pasokan Pupuk SAH Estate

19

Banyaknya penempatan titik pasokan pupuk bergantung pada dosis pupuk
yang digunakan. Rekomendasi penempatan titik pasokan pupuk dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5. Rekomendasi Titik Pasokan Pupuk di SAH Estate
Dosis
Pupuk
(kg/Pokok)

Jumlah
Pokok

0.50
0.75
1.00
1.25
1.50
1.75
2.00

3 960
3 960
3 960
3 960
3 960
3 960
3 960

Kebutuhan
Bobot/Until Jumlah
Pupuk
(kg)
Untilan
(kg)
1 980
2 970
3 960
4 950
5 940
6 930
7 920

6
9
12
8
9
11
12

Jumlah
Jalan/Blok

60
60
60
60
60
60
60

60
61
62
63
64
65
66

Jumlah
Pokok
Untilan Per
ke–
Per
2
3
Pikul Pikul Until
11
12
11
12
11
12
22
6
33
33
6
33
33
6
33
33
6

Sumber : First Resources Research Centre (April, 2012)

Aplikasi pupuk. Dosis pupuk yang digunakan beragam bergantung pada
jenis pupuk yang digunakan dan terdapat atau tidaknya aplikasi limbah cair land
aplication (LA) di lapangan. Dosis pemupukan berdasarkan jenis pupuk dan jenis
penggunaan lahan di PT PISP dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rekomendasi Dosis Pupuk PT PISP 2012
No
1
2
3
4
5

Jenis Pupuk
Kieserit
MOP/KCl
Urea
RPH
Borat

Dosis Aplikasi (kg/pokok)
Aplikasi I
Aplikasi II

1
1
1.25 – 1.5
0.5 – 0.75
0.00075

0.75
0.75
-

Sumber :Pengamatan SAH Estate (Maret, 2012)

Sebelum melakukan kegiatan penaburan pupuk, pupuk yang sudah diuntil
dilangsir di lapangan menggunakan angkong, satu untilan diletakkan tiap selang 6
pokok. Pelaksanaan pemupukan, pupuk dimasukkan ke dalam ember ukuran 10
kg dan dibawa dengan cara digendong samping. Pemupuk menabur pupuk dengan
menggunakan mangkok takar yang telah kalibrasi perusahaan. Pupuk ditaburkan
di dalam pirirngan dengan jarak + 1.5 m dari pokok sawit, setelah selesai dipupuk,
karung bekas untilan dikumpulkan dan digulung dengan rapi (10 lembar satu
ikatan), kemudian dibawa dan diserahkan ke gudang afdeling,

20

Penabur pupuk dibagi dalam dua grup, sisi kanan dan kiri pokok. Basis
kerja penabur dan pelangsir menganut sistem kerja borongan yang terdiri atas 7 –
8 pekerja, pada umumnya tenaga langsir dari gudang ke lapangan adalah laki-laki
sedangk