Kajian Faktor Agroekologi Untuk Peramalan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, Kab. Rokan Hulu, Riau.
KAJIAN FAKTOR AGROEKOLOGI UNTUK PERAMALAN
PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SEI
AIR HITAM ESTATE, PT. PERDANA INTI SAWIT
PERKASA, KAB. ROKAN HULU, RIAU
MUNANDAR IRFANDA
A24080062
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
Kajian Faktor Agroekologi untuk Peramalan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (PISP),
Kab. Rokan Hulu, Riau
Study on Agroecological Factors for Production Estimation of Oil Palm (Elaeis
guineensis Jacq.) in Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (PISP), Rokan
Hulu District, Riau
Munandar Irfanda1 , Edi Santosa2
Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
2
Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
1
Abstract
The internship was conducted at Sei Air Hitam Estate, Rokan Hulu, Riau, from
February 13th to May 13th 2012. The objective of this assignment was to determine
agronomic and agroecological characters responsible to estimate oil palm production.
The assignment composed of several works, i.e., as field worker for three weeks, as
assistant foreman for three weeks, and as estate assistant companion for six weeks.
Specific topic studied was evaluation of the agronomic and agroecological characters
which were affected oil palm production. Result of t-parcial test indicated that there were
seven variables affected oil palm production at α= 1% and α= 5% i.e., plant ages,
fertilizer application, air humidity, wind speed, number of rainy day, rainfall, and water
deficit. Result of Multiple regression analysis showed that there were six model
comparison which able to be used to estimate oil palm production in Sumatera.
Keyword : Agroecological parameters, oil palm production, production estimation,
Sumatera
RINGKASAN
MUNANDAR IRFANDA. Kajian Faktor Agroekologi Untuk Peramalan
Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa, Kab. Rokan Hulu, Riau. (Dibimbing oleh Edi
Santosa)
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman komoditas
perkebunan
yang
penting
di
Indonesia
dan
masih
memiliki
prospek
pengembangan yang cerah terutama sebagai penghasil devisa bagi negara. Luas
pertanaman dan produksi tanaman kelapa sawit mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Kegiatan peramalan produksi memberikan kontribusi besar dalam
perusahaan kelapa sawit, karena peramalan produksi bermanfaat untuk
menentukan kapasitas produksi, sarana produksi, dan penjadwalan yang
terorganisir.
Tujuan dari kegiatan magang ini adalah mengaplikasikan pengetahuan
yang telah diterima selama perkuliahan pada keadaan nyata di lapangan. kegiatan
magang juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan
mengenai pengolahan teknis dan manajerial di lapangan pada berbagai level
pekerjaan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas panen,
menganalisis pengelolaan pemanenan dengan harapan memberikan masukan yang
efektif dan efisien dalam kegiatan pemanenan dan peramalan produksi. Selain itu,
tujuan khusus khusus dari kegiatan magang ini adalah mempelajari pengaruh
faktor agroekologi terhadap hasil tandan buah segar kelapa sawit guna
pengembangan teknik peramalan produksi kelapa sawit yang lebih akurat.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode langsung (primer) dan tidak
langsung (sekunder). Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan
secara langsung di lapangan dan wawancara dengan mandor dan asisten. Data
primer untuk laporan umum adalah data prestasi kerja penulis selama menjadi
pekerja harian lepas, pendamping mandor, dan pendamping asisten divisi. Data
sekunder yang dikumpulkan terbagi menjadi dua yaitu data sekunder untuk
laporan umum dan data sekunder untuk keperluan analisis fungsi peramalan
produksi. Data sekunder untuk laporan umum berupa luas areal konsesi dan tata
guna lahan serta produksi dan produktivitas kebun. Data
sekunder yang
diperlukan untuk keperluan analisis fungsi peramalan produksi berupa data curah
hujan, penyinaran, jenis tanah, umur tanaman, populasi tanaman per hektar,
pemupukan, produksi kelapa sawit, dan produksi minyak kelapa sawit. Data
sekunder tersebut merupakan data yang dikumpulkan selama lima tahun yaitu dari
Januari 2007 sampai Desember 2011.
Data yang dikumpulkan diolah menggunakan analisis faktor. Setiap
peubah diuji menggunakan metode uji-t parsial kemudian diregresikan
menggunakan metode regresi linear berganda (RLB) untuk mendapat persamaan
peramalan produksi. Faktor yang diuji meliputi curah hujan, hari hujan, suhu,
kelembaban udara, kecepatan angin, penyinaran matahari, pemupukan, umur
tanaman, dan defisit air.
Curah hujan tahunan yang dimiliki oleh kebun Sei Air Hitam Estate
(SAHE) berkisar antara 1,700 – 3,400 mm/tahun. Rata-rata penyinaran matahari
di kebun SAHE berkisar antara 30-70%. Kecepatan angin rata-rata SAHE berkisar
antara 4-11 km/jam. Suhu rata-rata kebun SAHE berkisar 26-29 °C dengan
kelembaban rata-rata yaitu 74-81%. Berdasarkan pengamatan di SAHE,
pemupukan kelapa sawit dalam lima tahun terakhir berjalan dengan baik dengan
realisasi pemupukan rata-rata berkisar 94-100%. Pemupukan kelapa sawit di
kebuh SAHE cukup maksimal karena sesuai tepat cara, tepat jenis, tepat dosis,
tepat tempat dan tepat waktu (5T) yang dapat memaksimalkan produksi kelapa
sawit.
Peubah-peubah yang berpengaruh nyata pada komponen produksi di
SAHE yaitu umur tanaman (24 BSP), kelembaban udara (24 BSP), kecepatan
angin (24 BSP), penyinaran matahari (6 BSP), dan hari hujan (24 BSP).
Rendahnya akurasi peramalan yang dikembangkan menggunakan data yang
tersedia di SAHE diduga terkait dengan kualitas data agroekologi. SAHE tidak
memiliki stasiun pengamat iklim sehingga data yang ada berasal dari wilayah
sekitar yang ada kemungkinan berbeda.
KAJIAN FAKTOR AGROEKOLOGI UNTUK PERAMALAN
PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SEI
AIR HITAM ESTATE, PT. PERDANA INTI SAWIT
PERKASA, KAB. ROKAN HULU, RIAU
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
MUNANDAR IRFANDA
A24080062
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
i
Judul : KAJIAN FAKTOR AGROEKOLOGI UNTUK
PERAMALAN PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI SEI AIR HITAM ESTATE, PT.
PERDANA INTI SAWIT PERKASA, KAB. ROKAN
HULU, RIAU
Nama : MUNANDAR IRFANDA
NIM : A24080062
Menyetujui,
Pembimbing
Dr. Edi Santosa, MSi
NIP.19700520 199601 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr
NIP.19611101 198703 1 003
Tanggal Lulus :
Riwayat Hidup
Penulis bernama Munandar Irfanda, merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara dari keluarga Bapak Hazairin
Anwar dan Ibu Parsinah Sandy. Penulis dilahirkan di kota
Kendal, provinsi Jawa Tengah pada tanggal 9 Desember 1990.
Pendidikan dasar ditempuh pada tahun 1996 di SD Negeri Sadang 3, Purwakarta.
Kemudian pada tahun 2002, melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP
Negeri 3, Purwakarta. Pada tahun 2005, penulis diterima di SMAN 1 Purwakarta,
Jawa Barat.
Pada tahun 2008, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Setelah mengikuti Tingkat Persiapan
Bersama (TPB) selama satu tahun, pada tahun 2009 penulis diterima masuk ke
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Penulis
mengambil
Minor
Manajemen
Fungsional,
Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama menjadi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura,
penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Agronomi (Himagron) pada
tahun 2009-2010. Penulis juga tergabung dalam berbagai kepanitiaan dan
berkesempatan menjadi ketua pelaksana acara olahraga mahasiswa Agronomi dan
Hortikultura “Agronomy Sports and Entertainment event 2 “ (Agrosportsment 2).
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melindungi dan
melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Kajian Faktor Agroekologi untuk Peramalan Produksi Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit
Perkasa, Kab. Rokan Hulu, Riau”.
Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terimakasih
penulis sampaikan :
1. Ayahanda Hazairin Anwar, Ibunda Parsinah Sandy, dan adik-adikku Rina Nur
Azizah dan M. Iqbal Al-ghifari yang memberikan dukungan dan biaya selama
pendidikan.
2. Dr. Ir. Edi Santosa, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam proses magang dan
akademik sampai dengan penyusunan skripsi ini.
3. Ir. Is Hidayat Utomo, M.S. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran dalam mengikuti proses perkuliahan.
4. Direksi First Resources yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan kegiatan magang, terutama Atmojo S.W, SP (General
Manager) dan Syaiful Azmi, SP (Field Manager).
5. Adi K.Purba asisten afdeling I selaku pembimbing lapangan yang telah banyak
membantu dan memfasilitasi penulis selama kegiatan magang, serta seluruh
staf dan karyawan perusahaan yang memberikan arahan teknis lapangan.
6. Gina Aryanthi dan Arini Gaisha Atsari atas dukungan dan motivasinya.
7. Sahabat terbaikku (Firman, Yuda, Agus, Willy, Ismail, Haikal) Teman-teman
INDIGENOUS 45 yang sangat dicintai, Tim Magang First Resources IPB’12
(Dimas, Wahyu, Yelli, Ratih, Rani, Ika), atas kenangan, dukungan dan
pengalaman tidak terlupakan selama di IPB.
Bogor, September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ....................................................................................
Hal
ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................
Tujuan ...........................................................................................
Hipotesis .........................................................................................
1
2
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit........................................................................
Syarat Tumbuh ...............................................................................
Peramalan Produksi ........................................................................
4
5
7
BAHAN DAN METODE MAGANG
Waktu dan Tempat .......................................................................
Metode Pelaksanaan ......................................................................
Pengumpulan Data ........................................................................
Metode Pengolahan dan Analisis Data .........................................
9
9
10
14
KEADAAN UMUM
Letak Wilayah Administratif ........................................................
Keadaan Iklim dan Tanah .............................................................
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan ............................................
Keadaan Tanaman dan Produksi ..................................................
Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan .................
17
17
18
19
20
HASIL PELAKSANAAN MAGANG
Aspek Manajerial .........................................................................
Aspek Teknis ................................................................................
Aspek Khusus ...............................................................................
23
27
49
KESIMPULAN ......................................................................................
67
SARAN ...................................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
68
LAMPIRAN .............................................................................................
70
DAFTAR TABEL
Nomor
Hal
1. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit .................
6
2. Klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit ............
7
3. Populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam .............
20
4. Data produksi dan produktivitas tahun 2007-2011 ......................
20
5. Jumlah karyawan staf dan non-staf PT. PISP tahun 2012 ..........
22
6. Daftar dosis pemupukan beserta upah yang dibayar ......................
32
7. Jenis pupuk dan kandungannya yang digunakan di SAHE ...........
34
8. Dosis rekomendasi pupuk afdeling 1 tahun 2012 .........................
34
9. Kandungan unsur hara yang terkandung dalam JJK .....................
36
10. Kandungan unsur hara yang terkandung dalam POME ................
37
11. Deskripsi alat-alat panen ..............................................................
41
12. Tingkat kematangan kelapa sawit .................................................
42
13. Ketentuan denda bagi pemanen, mandor panen, dan kerani
produksi .........................................................................................
47
14. Daftar premi panen ........................................................................
48
15. Hasil uji-t Parsial ..........................................................................
55
16. Sidik ragam untuk persamaan regresi linier berganda I ..............
56
17. Hasil produksi duga dan akurasi peramalan regresi linear I ........
56
18. Nilai p-value, VIF dan Durbin Watson untuk persamaaan regresi
linear berganda I ..........................................................................
57
19. Sidik ragam untuk persamaan regresi linear berganda II ............
58
20. Hasil produksi duga dan akurasi peramalan regresi linear II .....
58
21. Nilai p-value, VIF dan Durbin Watson untuk persamaaan regresi
linear berganda II ....................................................................... 59
22. Hasil produksi duga bulanan peramalan regresi linear II pada
produksi 2010 ............................................................................
60
23. Hasil produksi duga bulanan peramalan regresi linear II pada
produksi 2009 ...........................................................................
61
24. Hasil uji-t parsial (Sulistyo, 2010) ...........................................
63
25. Hasil produksi duga dan akurasi peramalan regresi linear
berganda pada produksi SAHE tahun 2010 ...........................
64
26. Hasil produksi duga dan akurasi peramalan regresi linear
berganda pada produksi SAHE tahun 2009 ...........................
64
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Hal
1. Diagram pencar menunjukkan berbagai derajat korelasi ..............
15
2. Struktur organisasi tingkat afdeling di Sei Air Hitam Estate ......
22
3. Penyemprotan herbisida di SAHE ................................................
28
4. Serangan rayap dan tikus di SAHE ..............................................
30
5. Supply point pemupukan ...............................................................
33
6. Pemupukan kelapa sawit di piringan .............................................
33
7. Infus akar di SAHE .......................................................................
35
8. Aplikasi JJK pada kelapa sawit .....................................................
36
9. Aplikasi POME di SAHE .............................................................
38
10. Tingkat kematangan buah kelapa sawit .........................................
42
11. Grafik perbandingan produksi kelapa sawit SAHE dengan produksi
PPKS pada kesesuaian lahan S1 dan S2 ........................................
49
12. Grafik curah hujan bulanan SAHE tahun 2005-2011 ...................
50
13. Diagram curah hujan tahunan SAHE tahun 2005-2010 ................
51
14. Grafik penyinaran matahari di SAHE tahun 2007-2009 ...............
53
15. Plot sisaan vs Y duga untuk persamaan regresi linier berganda I ..
57
16. Plot sisaan vs Y duga untuk persamaan regresi linear berganda II
59
17. Perbandingan produksi aktual, produksi duga, dan budget produksi
bulanan tahun 2009 – 2010 ............................................................
62
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Hal
1. Jurnal harian magang sebagai karyawan harian lepas di SAHE,
PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, First Resources Group,
Kabupaten Rokan Hulu, Riau ..................................................
71
2. Jurnal harian magang sebagai pendamping mandor di SAHE, PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa, First Resources Group, Kabupaten
Rokan Hulu, Riau ......................................................................
73
3. Jurnal harian magang sebagai pendamping asisten di SAHE, PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa, First Resources Group, Kabupaten
Rokan Hulu, Riau ......................................................................
74
4. Peta wilayah SAHE ...................................................................
77
5. Curah hujan SAHE 2005-2011 ..................................................
78
6. Peta sebaran tanah SAHE ..........................................................
79
7. Struktur organisasi SAHE .........................................................
80
8. Peta wilayah afdeling 1 ..............................................................
81
9. Data produksi, produktivitas, dan produktivitas/pohon tahun
2007-2011 di SAHE ...................................................................
82
10 Data iklim Kabupaten Rokan Hulu tahun 2005-2010 ................
84
11 Data historis pemupukan di SAH Estate tahun 2007-2011 ........
86
12 Neraca air di Sei Air Hitam Estate tahun 2005 – 2011 ..............
87
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jaqc.) merupakan tanaman komoditas
perkebunan yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang
sangat cerah. Menurut Setyamidjaja (2006), kelapa sawit dapat menghasilkan
beberapa jenis produk industri yaitu: minyak sawit (CPO), minyak inti sawit
(PKO), minyak goreng, minyak salad, sabun, gliserin, margarine dan sekian
banyak lagi produk turunannya termasuk minyak bakar kendaraan bermotor.
Permintaan dunia akan minyak sawit setiap tahun meningkat rata-rata 6.5% per
tahun.
Menurut Sunarko (2009) perkembangan luas dan produksi perkebunan
kelapa sawit di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir telah meningkat dari 2.2
juta ha pada tahun 1997 manjadi 4.1 juta ha pada tahun 2007 atau meningkat 7.5%
per tahun. Menurut BPS (2010), produksi minyak kelapa sawit meningkat dari 11
juta ton pada tahun 2007 menjadi 14 juta ton pada tahun 2010 dengan luasan 5
juta ha.
Faktor agroekologi seperti iklim, tanah, suhu, cahaya matahari, dan angin
sangat mempengaruhi produksi kelapa sawit. Menurut Sastrosayono (2003) curah
hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah di
atas 2,000 mm dan merata sepanjang tahun. Kekeringan selama 3 bulan akan
menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat yaitu anak daun tidak dapat
memecah. Kekeringan juga berpengaruh terhadap produksi buah yaitu tidak mau
masak (brondol). Menurut Sastrosayono (2003) tanaman kelapa sawit termasuk
tanaman heliofil atau menyukai cahaya. Penyinaran matahari berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan buah kelapa sawit. Tanaman yang
ternaungi karena jarak tanam yang sempit, pertumbuhannya akan terhambat dan
hasil buah tidak maksimal. Selain itu, faktor edafik memiliki peranan penting
dalam menopang pertumbuhan kelapa sawit. Menurut Noor (2001) tanah gambut
dapat menyebabkan keracunan, salinitas, dan kahat hara pada tanaman kelapa
sawit. Aspek iklim, suhu, dan cahaya matahari yang kurang sesuai juga dapat
menurunkan produksi hasil kelapa sawit seperti tidak terjadinya pembuahan dan
2
sedikitnya jumlah brondolan yang dihasilkan. Permasalahan tersebut mendorong
untuk mengelola faktor agroekologi sehingga lebih mendukung bagi tanaman
kelapa sawit.
Peramalan produksi kelapa sawit sangat diperlukan dalam pengusahaan
perkebunan kelapa sawit karena bermanfaat untuk memperkirakan produksi
kelapa sawit atau jumlah CPO yang dapat disuplai untuk memenuhi permintaan
pasar, sehingga dapat memperkirakan keuntungan perusahaan di masa datang.
Namun, seringkali perubahan agroekologi seperti iklim, tanah, sinar matahari dan
tindakan agronomi mempengaruhi akurasi hasil peramalan produksi kelapa sawit.
adanya gap antara peramalan dengan realisasi produksi menyebabkan perlunya
perbaikan sistem peramalan kelapa sawit.
Sistem peramalan produksi kelapa sawit atau sistem taksasi yang akurat
diharapkan dapat membantu kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu,
pada kegiatan magang ini difokuskan pada kegiatan indentifikasi faktor
agroekologi yang spesifik bagi tanaman kelapa sawit agar akurasi peramalan
produksi kelapa sawit dapat mendekati produksi aktual.
Tujuan
Tujuan dari kegiatan magang ini adalah mengaplikasikan pengetahuan
yang telah diterima selama perkuliahan pada keadaan nyata di lapangan. Selain
itu, magang juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan
mengenai pengolahan teknis dan manajerial di lapangan pada berbagai level
pekerjaan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas panen,
menganalisis pengelolaan pemanenan dengan harapan memberikan masukan yang
efektif dan efisien dalam kegiatan pemanenan dan peramalan produksi.
Aspek khusus yang akan diamati dalam kegiatan magang ini adalah
mempelajari pengaruh faktor agroekologi terhadap hasil tandan buah segar kelapa
sawit guna pengembangan teknik peramalan produksi kelapa sawit yang lebih
akurat.
3
Hipotesis
1. Terdapat faktor agroekologi yang mempengaruhi secara langsung terhadap
produksi kelapa sawit.
2. Data agroekologi dapat digunakan dalam peramalan produksi kelapa sawit.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Setyamidjaja (2006) kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
berasal dari Afrika. Elaeis guineensis Jaqc termasuk ordo Palmales, Famili
Arecaceae dan genus Elaeis.
Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dan dapat mencapai ketinggian 15-18
meter. Akar kelapa sawit merupakan akar serabut yang terdiri dari akar primer,
sekunder, tersier , dan kwarterner. Akar primer tumbuh vertikal ke bawah,
bertugas untuk mengambil air dan makanan. Dari akar primer tumbuh akar
sekunder yang tumbuh horizontal dan dari akar sekunder ini tumbuh akar tersier
dan kwarterner yang berada dekat dengan permukaan tanah. Akar tersier dan
kwarterner sangat aktif mengambil air dan hara dari dalam tanah (Setyamidjaja,
2006).
Menurut Sunarko (2009) tanaman kelapa sawit umumnya tidak bercabang.
Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang
yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internoda (ruas). Titik tumbuh batang
kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam didalam tajuk, berbentuk seperti
kubis, dan enak dimakan. Pahan (2010) menyatakan bahwa daun kelapa sawit
terdiri dari: 1). Kumpulan anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina)
dan tulang anak daun (midrib), 2). Rachis yang merupakan tempat anak daun
melekat, 3). Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan
batang, dan 4). Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari
kuncup dan memberikan kekuatan pada batang. Pahan (2010) menambahkan
bahwa untuk menjaga produksi maksimum diperlukan pelepah produktif
sebanyak-banyaknya. Tetapi untuk mempermudah pekerjaan potong buah dan
memperkecil kehilangan (losses) produksi, maka beberapa pelepah perlu
dipotong dengan jumlah pelepah yang optimum yaitu 48-56 pelepah pada
tanaman muda dan 40-48 pelepah pada tanaman tua.
5
Syarat Tumbuh
Kelapa sawit membutuhkan faktor edafik, iklim, dan ekologi yang sesuai
agar
dapat
menghasilkan
produksi yang
optimum.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi pertumbuhan telah banyak dikaji oleh para peneliti. Faktor
lingkungan yang paling banyak berperan adalah status air, curah hujan, cahaya
matahari, suhu dan kelembaban, keberadaan penyerbuk, kesuburan tanah,
pemupukan, dan sebagainya.
Menurut Lubis (2008) kebutuhan air efektif bagi kelapa sawit adalah 1,300
– 1,500 mm/tahun sehingga jumlah curah hujan yang baik (optimum) adalah
2,000 – 2,500 mm/tahun. Apabila curah hujan terlalu besar maka akan timbul
permasalahan pada transportasi, pemupukan dan pemeliharaan. Namun apabila
terjadi defisit air menyebabkan produksi turun drastis. Keadaan pertumbuhan
memang dapat di normalisasi kembali namun dalam waktu yang panjang.
Recovery pertumbuhan akan mulai pada tahun ketiga dan keempat karena defisit
air merusak perkembangan bunga sebelum anthesis dan pada bunga yang telah
anthesis menyebabkan gagal matang tandan. Gangguan terberat dapat
menyebabkan patah pucuk dan mati. Menurut Risza (2010) defisit air 300
mm/tahun atau < 60 mm/bulan pada tanaman kelapa sawit menurunkan produksi
kelapa sawit.
Tanaman kelapa sawit membutukan intensitas cahaya matahari yang tinggi
untuk melakukan fotosintesis. Menurut Setyamidjaja (2006) lama penyinaran
yang dibutuhkan oleh kelapa sawit adalah 5-7 jam per hari. Lama penyinaran
terutama berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat asimilasi, pembentukan
bunga (sex ratio), dan produksi buah. Kelapa sawit yang tidak mendapat sinar
matahari cukup, pertumbuhannya akan lambat, produksi bunga betina menurun,
dan gangguan hama/penyakit meningkat.
Tabel 1 menunjukkan kriteria iklim yang cocok untuk pertumbuhan
tanaman kelapa sawit. Menurut Pahan (2010) tanaman kelapa sawit dapat tumbuh
dengan baik pada kisaran suhu 24-28° C. Tanaman kelapa sawit diperkirakan
masih dapat tumbuh dengan baik sampai kisaran suhu 20° C, tetapi
pertumbuhannya sudah mulai terhambat pada suhu 15° C. Menurut Setyamidjaja
(2006) kelapa sawit menghendaki kelembaban udara sekitar 80%.
6
Menurut Pahan (2010) penyerbukan kelapa sawit (anemophyli) efektif
pada kecepatan angin 5-6 km/jam. Angin yang terlalu kencang dapat
menyebabkan tanaman menjadi miring, bahkan angin terlalu besar dapat merusak
perkebunan kelapa sawit. Angin yang terlalu kencang juka akan mempengaruhi
efektivitas serangga penyerbukan.
Tabel 1. Kriteria iklim untuk kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit
Kadaan Iklim
Curah Hujan
(mm)
Defisit
air/tahun (mm)
Temperatur
(°C)
Penyinaran
(jam)
Kelembaban
(%)
(Kelas 1)
Baik
2,000 – 2,500
(Kelas 2)
Sedang
1,800 – 2,000
(Kelas 3)
Kurang Baik
1,600 – 1,800
(Kelas 4)
Tidak Baik
0 – 150
150 – 250
250 – 400
>400
22 – 33
22 – 33
22 – 33
22 – 33
6
6
80
Lempung liat
5 – 10
Dalam
Tidak ada
Baik
Tidak ada
Tidak ada
(Kelas 2)
Sedang
0 – 400 m dpl
Bergelombang
16 – 25
80
60 – 80
Liat berpasir
5 – 10
Dalam
Tidak ada
Agak baik
Tidak ada
Tidak ada
(Kelas 3)
(Kelas 4)
Kurang Baik
Tidak Baik
0 – 400 m dpl
0 – 400 m dpl
Berbukit
Curam
25 – 36
>36
60 – 80
>60
50 – 60
40 – 50
Pasir lempung liat
Pasir
5 – 10
10 hari/bulan.
Asumsi kemampuan tanah dalam menyimpan air atau cadangan air dalam
tanah yang berniali maksium 200 mm. Defisit air terjadi apabila nilai
keseimbangan air 0 mm
menunjukkan tidak terjadi defisit air. Apabila nilai keseimbangan air bernilai
>200 mm, maka terjadi drainase dan kelebihan air akan disimpan dalam tanah
sebagai cadangan awal untuk bulan berikutnya dengan nilai maksimum 200
mm.
8. Data kelas kesesuaian lahan
Data kelas kesesuian lahan merupakan data laporan survei tanah Departemen
Riset PT. PISP pada tahun 2010.
14
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, digunakan pendugaan
fungsi produksi yang paling sesuai. Fungsi produksinya dirumuskan, selanjutnya
dianalisis faktor produksi mana yang paling berpengaruh terhadap produksi
tanaman kelapa sawit sehingga perkebunan dapat memfokuskan pengawasan
terhadap faktor-faktor tersebut untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
penggunaan input produksi.
Produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh keadaan iklim dan teknis budidaya
kelapa sawit. Untuk mengetahui peubah yang berpengaruh nyata terhadap
produksi kelapa sawit dilakukan pengujian terhadap peubah iklim (suhu,
kecepatan angin, kelembaban udara, penyinaran matahari, curah hujan, dan hari
hujan) dan peubah kultur teknis (pemupukan, jumlah populasi tanaman/ha, dan
umur tanaman).
Penyusunan model menggunakan dua pendekatan yaitu mendesain model
dengan menggunakan metode peramalan berdasarkan data kebun SAHE. Jika
hasil tidak memuaskan, maka digunakan model yang dikembangkan oleh Sulistyo
(2010).
Metode yang digunakan dalam pengolahan data yang telah diperoleh
adalah metode korelasi dan multiple regresion linear model dengan alat bantu
pengolah data adalah Minitab 14.
Metode korelasi adalah metode yang digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua peubah X dan Y melalui sebuah bilangan yang disebut
koefisien korelasi. Kita mendefinisikan koefisien korelasi linear sebagai ukuran
hubungan linear antar dua peubah acak X dan Y, dan dilambangkan dengan r.
Jadi, r mengukur sejauh mana titik-titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus.
Dengan membuat diagram pencar bagi n pengamatan {(xi
,
yi) ; i = 1, 2,....,
n}dalam contoh acak, dapat ditarik kesimpulan tertentu mengenai r. Bila titik-titik
menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan positif (Gambar
1a), maka ada korelasi positif yang tinggi antara dua peubah. Akan tetapi, bila
titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan negatif
(Gambar 1b), maka antara kedua peubah itu terdapat korelasi negatif yang tinggi.
Korelasi antara kedua peubah semakin menurun secara numerik dengan semakin
15
memencar atau menjauhnya titik-titik dari suatu garis lurus. Bila titik-titik
mengikuti suatu pola yang acak, dengan kata lain tidak ada pola (Gambar 1c),
maka kita mempunyai korelasi nol, dan disimpulkan tidak ada hubungan linear
antara X dan Y.
. .
. . .
. . .
. . .
. . .
. .
y
y
. .
. . . .
. . .
. .
. .
x
x
a) Korelasi positif dan tinggi
b) Korelasi negatif dan rendah
. . .
. . . .
.
. .
. . .
. . .
y
y
x
c) Korelasi nol
x
d) Korelasi nol
Gambar 1. Diagram pencar menunjukkan berbagai derajat korelasi
Multiple regrestion linear model adalah model analisis regresi yang
biasanya digunakan untuk pendugaan atau peramalan. Asumsi dasar dari model
tersebut adalah peubah tak bebas (Y) yaitu nilai produksi kelapa sawit, merupakan
fungsi linear dari beberapa peubah bebas (βk Xki) yaitu iklim dan kegiatan kultur
teknis. Model regresi linear yang digunakan adalah model regresi linear berganda.
Bentuk umum model regresi linear berganda dengan k peubah penjelas yaitu :
Y = β0 + β1 X + β2 X2 + ...... + βk Xk + ε
Keterangan :
Y
= Peubah respon (produksi kelapa sawit)
β0
= Nilai variabel respon ketika variabel prediktor bernilai nol
β1, β2,... βk
= Parameter-parameter model regresi untuk variabel ke-1
sampai ke-k
16
X1, X2, Xk = Peubah prediktor (iklim dan kultur teknis kelapa sawit)
ε
= Sisaan atau simpangan
Permasalahan yang sering muncul dalam metode analisis regresi linear
berganda adalah terjadinya autokorelasi, multikolinearitas, dan heterokedasitas.
masalah-masalah tersebut dapat mempengaruhi asumsi-asumsi dalam persamaan
regresi linear berganda sehingga asumsi tidak terpenuhi. Autokorelasi dapat
diketahui dengan melihat nilai Durbin Watson
(DW) pada output minitab.
Autokorelasi tidak terjadi jika nilai DW mendekati 2 pada kisaran 0-4. Nilai DW
kurang dari 2 menunjukkan adanya autokorelasipositif dan nilai DW lebih dari 2
menunjukkan adanya autokorelasi negatif. Cara untuk mengatasi autokorelasi
adalah dengan metode Cochrane-Orcutt yang terdiri dari tiga tahapan yaitu
menduga model regresi yang dikaji dan menghitung dugaan sisaannya, menduga
model sisaan untuk memperoleh dugaan koefisien autokorelasi (ρ), dugaan (ρ)
digunakan untuk menerapkan prosedur generalized differencing kemudian
menduga model transformasi.
Multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat nilai Variance Inflation
Factor (VIF) pada output minitab yang melebihi nilai 10. Menurut Juanda (2009),
cara untuk mengatasi multikolinearitas yaitu dengan mengeluarkan peubah
dengan kolinearitas tinggi dari persamaan, melakukan transformasi terhadap
peubah-peubah dalam model dengan bentuk pembedaan pertama (first different
form) untuk data deret waktu, menggunakan regresi komponen utama (principal
component), menggabungkan data cross section dengan data deret waktu,
memeriksa kembali asumsi waktu model, dan menambahkan data baru.
Persamaan peramalan dianggap mendekati peramalan jika selisih antara estimasi
dengan realisai ± 5%.
17
KEADAAN UMUM
Letak Wilayah Administratif
Sei Air Hitam Estate (SAHE) merupakan perkebunan kelapa sawit milik
PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (PT. PISP). Perusahaan ini dahulu tergabung
dalam Ciliandra Perkasa Group, kemudian pada tahun 2010 diakuisisi oleh First
Resources Ltd., sebuah perusahaan perkebunan swasta asing yang berasal dari
Singapura. SAHE terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan,
Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Perusahaan berjarak 30 km dari Kota
Tengah atau 5-6 jam dari Kota Pekanbaru.
Batas-batas kebun PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (PT.PISP) sebelah utara
dan barat berbatasan dengan kebun PT. Panca Surya Agrindo, sebelah selatan
berbatasan dengan kebun plasma dan KKPA, sebelah Timur berbatasan dengan
kebun plasma PIR-TRANS. Peta wilayah SAHE dapat dilihat pada Lampiran 4.
Keadaan Iklim dan Tanah
Curah hujan rata-rata tahunan SAHE dalam kurun waktu 7 tahun terakhir
(2005-2011) adalah 2,345.14 mm/tahun dengan jumlah hari hujan pertahun ratarata 107 hari. Data mengenai curah hujan selama kurun waktu 7 tahun terakhir
dapat dilihat pada Lampiran 5. Menurut kelas iklim Schmidth-Ferguson, keadaan
iklim di SAHE termasuk dalam tipe iklim A, yaitu daerah sangat basah. Tanah di
SAHE tergolong ke dalam ordo entisol, hasil dari endapan sungai dan di
klasifikasikan menjadi dua subgrup, yaitu: Humic Dystrudepts dan Typic
Dystrudepts. Jenis tanah didominasi oleh tanah mineral (aluvial) yang miskin
unsur hara, terutama kation – kation basa seperti Ca, Fe, Mg, K dan Na.
Ciri-ciri subgrup Humic Dystrudept menunjukkan bahwa tanah ini
terbentuk dari rejim kelembaban humid. Tanah ini mempunyai epipedon penciri
Umbrik. Horizon penciri umbrik secara kasat mata berwarna hitam, dan
mempunyai kejenuhan basa kurang dari 50%. Jenis sub grup Humic Dystrudept
memiliki cakupan seluas 1,062 ha dari total luas lahan 2,476 ha yang ada di
SAHE.
18
Ciri-ciri subgrup Typic Dystrudepts menunjukkan bahwa tanah ini
terbentuk dari rejim kelembaban humid. Tanah ini juga memiliki kejenuhan basa
yang rendah yakni kurang dari 50%. Jenis sub grup Typic Dystrudepts memiliki
cakupan seluas 1,414 ha.
Areal SAHE memiliki kondisi topografi dengan kemiringan 1-3 % seluas
2,476 ha. Derajat kemasaman tanah (pH) SAHE adalah 4.37 - 5.12. SAHE
memiliki suhu rata-rata tahunan berkisar antara 28–31oC. Berdasarkan kelas
kesesuaian lahan untuk kelapa sawit, SAHE tergolong ke dalam kelas S2
(sesuai/suitable) dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu
dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan,
SAHE cukup sesuai untuk pengembangan kelapa sawit, namun harus diikuti
dengan upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Peta kesesuaian jenis
tanah dapat dilihat pada Lampiran 6.
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Sei Air Hitam Estate (SAHE) mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan
total luas lahan 2,476 ha. Luas lahan yang digunakan untuk areal penanaman
adalah 2,376.28 ha untuk tanaman menghasilkan (TM).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004, kemitraan yang
digunakan oleh SAHE dengan masyarakat sekitar adalah pola PIR-Trans
(perusahaan inti rakyat) dan KKPA (kredit koprasi primer kepada anggota). Pola
kemitraan PIR-Trans merupakan pola pengembangan perkebunan rakyat dengan
menggunakan perkebunan besar sebagai inti dan sekaligus sebagai pelaksana
pengembangan kebun plasma. Program PIR-Trans sangat baik dan bermanfaat
bagi masyarakat, setidaknya mampu membuka isolasi wilayah dengan
dibangunnya jalur transportasi.
Pola kemitraan KKPA (kredit koprasi primer kepada anggota) merupakan
pola kemitraan perusahaan inti dan petani dalam wadah koperasi untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota melalui kredit jangka
panjang
dari
bank.
Perusahaan
inti
membangun
dan
mengembangkan
kelembagaan petani sebagai wadah pembinaan dan bimbingan bagi petani peserta
mengenai budidaya dan manajemen perkebunan kelapa sawit.
19
Areal kebun inti SAHE dibagi menjadi 3 afdeling, yaitu afedling I (755.06
ha) yang terbagi atas 25 blok, afdeling II (770.86 ha) terbagi atas 26 blok, dan
afdeling III (858.34 ha) terdiri dari 28 blok. Pembukaan lahan dimulai dari tahun
1992 dengan tahun tanam 1993, 1994, 1995, 1998, 2002 dan 2004, serta tanaman
sisipan dengan tahun tanam 2008 dan 2010. Selain i
PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SEI
AIR HITAM ESTATE, PT. PERDANA INTI SAWIT
PERKASA, KAB. ROKAN HULU, RIAU
MUNANDAR IRFANDA
A24080062
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
Kajian Faktor Agroekologi untuk Peramalan Produksi Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (PISP),
Kab. Rokan Hulu, Riau
Study on Agroecological Factors for Production Estimation of Oil Palm (Elaeis
guineensis Jacq.) in Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (PISP), Rokan
Hulu District, Riau
Munandar Irfanda1 , Edi Santosa2
Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
2
Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
1
Abstract
The internship was conducted at Sei Air Hitam Estate, Rokan Hulu, Riau, from
February 13th to May 13th 2012. The objective of this assignment was to determine
agronomic and agroecological characters responsible to estimate oil palm production.
The assignment composed of several works, i.e., as field worker for three weeks, as
assistant foreman for three weeks, and as estate assistant companion for six weeks.
Specific topic studied was evaluation of the agronomic and agroecological characters
which were affected oil palm production. Result of t-parcial test indicated that there were
seven variables affected oil palm production at α= 1% and α= 5% i.e., plant ages,
fertilizer application, air humidity, wind speed, number of rainy day, rainfall, and water
deficit. Result of Multiple regression analysis showed that there were six model
comparison which able to be used to estimate oil palm production in Sumatera.
Keyword : Agroecological parameters, oil palm production, production estimation,
Sumatera
RINGKASAN
MUNANDAR IRFANDA. Kajian Faktor Agroekologi Untuk Peramalan
Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa, Kab. Rokan Hulu, Riau. (Dibimbing oleh Edi
Santosa)
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman komoditas
perkebunan
yang
penting
di
Indonesia
dan
masih
memiliki
prospek
pengembangan yang cerah terutama sebagai penghasil devisa bagi negara. Luas
pertanaman dan produksi tanaman kelapa sawit mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Kegiatan peramalan produksi memberikan kontribusi besar dalam
perusahaan kelapa sawit, karena peramalan produksi bermanfaat untuk
menentukan kapasitas produksi, sarana produksi, dan penjadwalan yang
terorganisir.
Tujuan dari kegiatan magang ini adalah mengaplikasikan pengetahuan
yang telah diterima selama perkuliahan pada keadaan nyata di lapangan. kegiatan
magang juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan
mengenai pengolahan teknis dan manajerial di lapangan pada berbagai level
pekerjaan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas panen,
menganalisis pengelolaan pemanenan dengan harapan memberikan masukan yang
efektif dan efisien dalam kegiatan pemanenan dan peramalan produksi. Selain itu,
tujuan khusus khusus dari kegiatan magang ini adalah mempelajari pengaruh
faktor agroekologi terhadap hasil tandan buah segar kelapa sawit guna
pengembangan teknik peramalan produksi kelapa sawit yang lebih akurat.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode langsung (primer) dan tidak
langsung (sekunder). Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan
secara langsung di lapangan dan wawancara dengan mandor dan asisten. Data
primer untuk laporan umum adalah data prestasi kerja penulis selama menjadi
pekerja harian lepas, pendamping mandor, dan pendamping asisten divisi. Data
sekunder yang dikumpulkan terbagi menjadi dua yaitu data sekunder untuk
laporan umum dan data sekunder untuk keperluan analisis fungsi peramalan
produksi. Data sekunder untuk laporan umum berupa luas areal konsesi dan tata
guna lahan serta produksi dan produktivitas kebun. Data
sekunder yang
diperlukan untuk keperluan analisis fungsi peramalan produksi berupa data curah
hujan, penyinaran, jenis tanah, umur tanaman, populasi tanaman per hektar,
pemupukan, produksi kelapa sawit, dan produksi minyak kelapa sawit. Data
sekunder tersebut merupakan data yang dikumpulkan selama lima tahun yaitu dari
Januari 2007 sampai Desember 2011.
Data yang dikumpulkan diolah menggunakan analisis faktor. Setiap
peubah diuji menggunakan metode uji-t parsial kemudian diregresikan
menggunakan metode regresi linear berganda (RLB) untuk mendapat persamaan
peramalan produksi. Faktor yang diuji meliputi curah hujan, hari hujan, suhu,
kelembaban udara, kecepatan angin, penyinaran matahari, pemupukan, umur
tanaman, dan defisit air.
Curah hujan tahunan yang dimiliki oleh kebun Sei Air Hitam Estate
(SAHE) berkisar antara 1,700 – 3,400 mm/tahun. Rata-rata penyinaran matahari
di kebun SAHE berkisar antara 30-70%. Kecepatan angin rata-rata SAHE berkisar
antara 4-11 km/jam. Suhu rata-rata kebun SAHE berkisar 26-29 °C dengan
kelembaban rata-rata yaitu 74-81%. Berdasarkan pengamatan di SAHE,
pemupukan kelapa sawit dalam lima tahun terakhir berjalan dengan baik dengan
realisasi pemupukan rata-rata berkisar 94-100%. Pemupukan kelapa sawit di
kebuh SAHE cukup maksimal karena sesuai tepat cara, tepat jenis, tepat dosis,
tepat tempat dan tepat waktu (5T) yang dapat memaksimalkan produksi kelapa
sawit.
Peubah-peubah yang berpengaruh nyata pada komponen produksi di
SAHE yaitu umur tanaman (24 BSP), kelembaban udara (24 BSP), kecepatan
angin (24 BSP), penyinaran matahari (6 BSP), dan hari hujan (24 BSP).
Rendahnya akurasi peramalan yang dikembangkan menggunakan data yang
tersedia di SAHE diduga terkait dengan kualitas data agroekologi. SAHE tidak
memiliki stasiun pengamat iklim sehingga data yang ada berasal dari wilayah
sekitar yang ada kemungkinan berbeda.
KAJIAN FAKTOR AGROEKOLOGI UNTUK PERAMALAN
PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SEI
AIR HITAM ESTATE, PT. PERDANA INTI SAWIT
PERKASA, KAB. ROKAN HULU, RIAU
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
MUNANDAR IRFANDA
A24080062
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
i
Judul : KAJIAN FAKTOR AGROEKOLOGI UNTUK
PERAMALAN PRODUKSI KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) DI SEI AIR HITAM ESTATE, PT.
PERDANA INTI SAWIT PERKASA, KAB. ROKAN
HULU, RIAU
Nama : MUNANDAR IRFANDA
NIM : A24080062
Menyetujui,
Pembimbing
Dr. Edi Santosa, MSi
NIP.19700520 199601 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr
NIP.19611101 198703 1 003
Tanggal Lulus :
Riwayat Hidup
Penulis bernama Munandar Irfanda, merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara dari keluarga Bapak Hazairin
Anwar dan Ibu Parsinah Sandy. Penulis dilahirkan di kota
Kendal, provinsi Jawa Tengah pada tanggal 9 Desember 1990.
Pendidikan dasar ditempuh pada tahun 1996 di SD Negeri Sadang 3, Purwakarta.
Kemudian pada tahun 2002, melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP
Negeri 3, Purwakarta. Pada tahun 2005, penulis diterima di SMAN 1 Purwakarta,
Jawa Barat.
Pada tahun 2008, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Setelah mengikuti Tingkat Persiapan
Bersama (TPB) selama satu tahun, pada tahun 2009 penulis diterima masuk ke
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Penulis
mengambil
Minor
Manajemen
Fungsional,
Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama menjadi mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura,
penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Agronomi (Himagron) pada
tahun 2009-2010. Penulis juga tergabung dalam berbagai kepanitiaan dan
berkesempatan menjadi ketua pelaksana acara olahraga mahasiswa Agronomi dan
Hortikultura “Agronomy Sports and Entertainment event 2 “ (Agrosportsment 2).
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melindungi dan
melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Kajian Faktor Agroekologi untuk Peramalan Produksi Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di Sei Air Hitam Estate, PT. Perdana Inti Sawit
Perkasa, Kab. Rokan Hulu, Riau”.
Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ucapan terimakasih
penulis sampaikan :
1. Ayahanda Hazairin Anwar, Ibunda Parsinah Sandy, dan adik-adikku Rina Nur
Azizah dan M. Iqbal Al-ghifari yang memberikan dukungan dan biaya selama
pendidikan.
2. Dr. Ir. Edi Santosa, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam proses magang dan
akademik sampai dengan penyusunan skripsi ini.
3. Ir. Is Hidayat Utomo, M.S. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran dalam mengikuti proses perkuliahan.
4. Direksi First Resources yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan kegiatan magang, terutama Atmojo S.W, SP (General
Manager) dan Syaiful Azmi, SP (Field Manager).
5. Adi K.Purba asisten afdeling I selaku pembimbing lapangan yang telah banyak
membantu dan memfasilitasi penulis selama kegiatan magang, serta seluruh
staf dan karyawan perusahaan yang memberikan arahan teknis lapangan.
6. Gina Aryanthi dan Arini Gaisha Atsari atas dukungan dan motivasinya.
7. Sahabat terbaikku (Firman, Yuda, Agus, Willy, Ismail, Haikal) Teman-teman
INDIGENOUS 45 yang sangat dicintai, Tim Magang First Resources IPB’12
(Dimas, Wahyu, Yelli, Ratih, Rani, Ika), atas kenangan, dukungan dan
pengalaman tidak terlupakan selama di IPB.
Bogor, September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ....................................................................................
Hal
ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................
Tujuan ...........................................................................................
Hipotesis .........................................................................................
1
2
3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit........................................................................
Syarat Tumbuh ...............................................................................
Peramalan Produksi ........................................................................
4
5
7
BAHAN DAN METODE MAGANG
Waktu dan Tempat .......................................................................
Metode Pelaksanaan ......................................................................
Pengumpulan Data ........................................................................
Metode Pengolahan dan Analisis Data .........................................
9
9
10
14
KEADAAN UMUM
Letak Wilayah Administratif ........................................................
Keadaan Iklim dan Tanah .............................................................
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan ............................................
Keadaan Tanaman dan Produksi ..................................................
Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan .................
17
17
18
19
20
HASIL PELAKSANAAN MAGANG
Aspek Manajerial .........................................................................
Aspek Teknis ................................................................................
Aspek Khusus ...............................................................................
23
27
49
KESIMPULAN ......................................................................................
67
SARAN ...................................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
68
LAMPIRAN .............................................................................................
70
DAFTAR TABEL
Nomor
Hal
1. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit .................
6
2. Klasifikasi kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit ............
7
3. Populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam .............
20
4. Data produksi dan produktivitas tahun 2007-2011 ......................
20
5. Jumlah karyawan staf dan non-staf PT. PISP tahun 2012 ..........
22
6. Daftar dosis pemupukan beserta upah yang dibayar ......................
32
7. Jenis pupuk dan kandungannya yang digunakan di SAHE ...........
34
8. Dosis rekomendasi pupuk afdeling 1 tahun 2012 .........................
34
9. Kandungan unsur hara yang terkandung dalam JJK .....................
36
10. Kandungan unsur hara yang terkandung dalam POME ................
37
11. Deskripsi alat-alat panen ..............................................................
41
12. Tingkat kematangan kelapa sawit .................................................
42
13. Ketentuan denda bagi pemanen, mandor panen, dan kerani
produksi .........................................................................................
47
14. Daftar premi panen ........................................................................
48
15. Hasil uji-t Parsial ..........................................................................
55
16. Sidik ragam untuk persamaan regresi linier berganda I ..............
56
17. Hasil produksi duga dan akurasi peramalan regresi linear I ........
56
18. Nilai p-value, VIF dan Durbin Watson untuk persamaaan regresi
linear berganda I ..........................................................................
57
19. Sidik ragam untuk persamaan regresi linear berganda II ............
58
20. Hasil produksi duga dan akurasi peramalan regresi linear II .....
58
21. Nilai p-value, VIF dan Durbin Watson untuk persamaaan regresi
linear berganda II ....................................................................... 59
22. Hasil produksi duga bulanan peramalan regresi linear II pada
produksi 2010 ............................................................................
60
23. Hasil produksi duga bulanan peramalan regresi linear II pada
produksi 2009 ...........................................................................
61
24. Hasil uji-t parsial (Sulistyo, 2010) ...........................................
63
25. Hasil produksi duga dan akurasi peramalan regresi linear
berganda pada produksi SAHE tahun 2010 ...........................
64
26. Hasil produksi duga dan akurasi peramalan regresi linear
berganda pada produksi SAHE tahun 2009 ...........................
64
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Hal
1. Diagram pencar menunjukkan berbagai derajat korelasi ..............
15
2. Struktur organisasi tingkat afdeling di Sei Air Hitam Estate ......
22
3. Penyemprotan herbisida di SAHE ................................................
28
4. Serangan rayap dan tikus di SAHE ..............................................
30
5. Supply point pemupukan ...............................................................
33
6. Pemupukan kelapa sawit di piringan .............................................
33
7. Infus akar di SAHE .......................................................................
35
8. Aplikasi JJK pada kelapa sawit .....................................................
36
9. Aplikasi POME di SAHE .............................................................
38
10. Tingkat kematangan buah kelapa sawit .........................................
42
11. Grafik perbandingan produksi kelapa sawit SAHE dengan produksi
PPKS pada kesesuaian lahan S1 dan S2 ........................................
49
12. Grafik curah hujan bulanan SAHE tahun 2005-2011 ...................
50
13. Diagram curah hujan tahunan SAHE tahun 2005-2010 ................
51
14. Grafik penyinaran matahari di SAHE tahun 2007-2009 ...............
53
15. Plot sisaan vs Y duga untuk persamaan regresi linier berganda I ..
57
16. Plot sisaan vs Y duga untuk persamaan regresi linear berganda II
59
17. Perbandingan produksi aktual, produksi duga, dan budget produksi
bulanan tahun 2009 – 2010 ............................................................
62
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Hal
1. Jurnal harian magang sebagai karyawan harian lepas di SAHE,
PT. Perdana Inti Sawit Perkasa, First Resources Group,
Kabupaten Rokan Hulu, Riau ..................................................
71
2. Jurnal harian magang sebagai pendamping mandor di SAHE, PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa, First Resources Group, Kabupaten
Rokan Hulu, Riau ......................................................................
73
3. Jurnal harian magang sebagai pendamping asisten di SAHE, PT.
Perdana Inti Sawit Perkasa, First Resources Group, Kabupaten
Rokan Hulu, Riau ......................................................................
74
4. Peta wilayah SAHE ...................................................................
77
5. Curah hujan SAHE 2005-2011 ..................................................
78
6. Peta sebaran tanah SAHE ..........................................................
79
7. Struktur organisasi SAHE .........................................................
80
8. Peta wilayah afdeling 1 ..............................................................
81
9. Data produksi, produktivitas, dan produktivitas/pohon tahun
2007-2011 di SAHE ...................................................................
82
10 Data iklim Kabupaten Rokan Hulu tahun 2005-2010 ................
84
11 Data historis pemupukan di SAH Estate tahun 2007-2011 ........
86
12 Neraca air di Sei Air Hitam Estate tahun 2005 – 2011 ..............
87
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jaqc.) merupakan tanaman komoditas
perkebunan yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang
sangat cerah. Menurut Setyamidjaja (2006), kelapa sawit dapat menghasilkan
beberapa jenis produk industri yaitu: minyak sawit (CPO), minyak inti sawit
(PKO), minyak goreng, minyak salad, sabun, gliserin, margarine dan sekian
banyak lagi produk turunannya termasuk minyak bakar kendaraan bermotor.
Permintaan dunia akan minyak sawit setiap tahun meningkat rata-rata 6.5% per
tahun.
Menurut Sunarko (2009) perkembangan luas dan produksi perkebunan
kelapa sawit di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir telah meningkat dari 2.2
juta ha pada tahun 1997 manjadi 4.1 juta ha pada tahun 2007 atau meningkat 7.5%
per tahun. Menurut BPS (2010), produksi minyak kelapa sawit meningkat dari 11
juta ton pada tahun 2007 menjadi 14 juta ton pada tahun 2010 dengan luasan 5
juta ha.
Faktor agroekologi seperti iklim, tanah, suhu, cahaya matahari, dan angin
sangat mempengaruhi produksi kelapa sawit. Menurut Sastrosayono (2003) curah
hujan yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit adalah di
atas 2,000 mm dan merata sepanjang tahun. Kekeringan selama 3 bulan akan
menyebabkan pertumbuhan kuncup daun terhambat yaitu anak daun tidak dapat
memecah. Kekeringan juga berpengaruh terhadap produksi buah yaitu tidak mau
masak (brondol). Menurut Sastrosayono (2003) tanaman kelapa sawit termasuk
tanaman heliofil atau menyukai cahaya. Penyinaran matahari berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan buah kelapa sawit. Tanaman yang
ternaungi karena jarak tanam yang sempit, pertumbuhannya akan terhambat dan
hasil buah tidak maksimal. Selain itu, faktor edafik memiliki peranan penting
dalam menopang pertumbuhan kelapa sawit. Menurut Noor (2001) tanah gambut
dapat menyebabkan keracunan, salinitas, dan kahat hara pada tanaman kelapa
sawit. Aspek iklim, suhu, dan cahaya matahari yang kurang sesuai juga dapat
menurunkan produksi hasil kelapa sawit seperti tidak terjadinya pembuahan dan
2
sedikitnya jumlah brondolan yang dihasilkan. Permasalahan tersebut mendorong
untuk mengelola faktor agroekologi sehingga lebih mendukung bagi tanaman
kelapa sawit.
Peramalan produksi kelapa sawit sangat diperlukan dalam pengusahaan
perkebunan kelapa sawit karena bermanfaat untuk memperkirakan produksi
kelapa sawit atau jumlah CPO yang dapat disuplai untuk memenuhi permintaan
pasar, sehingga dapat memperkirakan keuntungan perusahaan di masa datang.
Namun, seringkali perubahan agroekologi seperti iklim, tanah, sinar matahari dan
tindakan agronomi mempengaruhi akurasi hasil peramalan produksi kelapa sawit.
adanya gap antara peramalan dengan realisasi produksi menyebabkan perlunya
perbaikan sistem peramalan kelapa sawit.
Sistem peramalan produksi kelapa sawit atau sistem taksasi yang akurat
diharapkan dapat membantu kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu,
pada kegiatan magang ini difokuskan pada kegiatan indentifikasi faktor
agroekologi yang spesifik bagi tanaman kelapa sawit agar akurasi peramalan
produksi kelapa sawit dapat mendekati produksi aktual.
Tujuan
Tujuan dari kegiatan magang ini adalah mengaplikasikan pengetahuan
yang telah diterima selama perkuliahan pada keadaan nyata di lapangan. Selain
itu, magang juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan
mengenai pengolahan teknis dan manajerial di lapangan pada berbagai level
pekerjaan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas panen,
menganalisis pengelolaan pemanenan dengan harapan memberikan masukan yang
efektif dan efisien dalam kegiatan pemanenan dan peramalan produksi.
Aspek khusus yang akan diamati dalam kegiatan magang ini adalah
mempelajari pengaruh faktor agroekologi terhadap hasil tandan buah segar kelapa
sawit guna pengembangan teknik peramalan produksi kelapa sawit yang lebih
akurat.
3
Hipotesis
1. Terdapat faktor agroekologi yang mempengaruhi secara langsung terhadap
produksi kelapa sawit.
2. Data agroekologi dapat digunakan dalam peramalan produksi kelapa sawit.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Setyamidjaja (2006) kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
berasal dari Afrika. Elaeis guineensis Jaqc termasuk ordo Palmales, Famili
Arecaceae dan genus Elaeis.
Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dan dapat mencapai ketinggian 15-18
meter. Akar kelapa sawit merupakan akar serabut yang terdiri dari akar primer,
sekunder, tersier , dan kwarterner. Akar primer tumbuh vertikal ke bawah,
bertugas untuk mengambil air dan makanan. Dari akar primer tumbuh akar
sekunder yang tumbuh horizontal dan dari akar sekunder ini tumbuh akar tersier
dan kwarterner yang berada dekat dengan permukaan tanah. Akar tersier dan
kwarterner sangat aktif mengambil air dan hara dari dalam tanah (Setyamidjaja,
2006).
Menurut Sunarko (2009) tanaman kelapa sawit umumnya tidak bercabang.
Pada pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang
yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internoda (ruas). Titik tumbuh batang
kelapa sawit terletak di pucuk batang, terbenam didalam tajuk, berbentuk seperti
kubis, dan enak dimakan. Pahan (2010) menyatakan bahwa daun kelapa sawit
terdiri dari: 1). Kumpulan anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina)
dan tulang anak daun (midrib), 2). Rachis yang merupakan tempat anak daun
melekat, 3). Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan
batang, dan 4). Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari
kuncup dan memberikan kekuatan pada batang. Pahan (2010) menambahkan
bahwa untuk menjaga produksi maksimum diperlukan pelepah produktif
sebanyak-banyaknya. Tetapi untuk mempermudah pekerjaan potong buah dan
memperkecil kehilangan (losses) produksi, maka beberapa pelepah perlu
dipotong dengan jumlah pelepah yang optimum yaitu 48-56 pelepah pada
tanaman muda dan 40-48 pelepah pada tanaman tua.
5
Syarat Tumbuh
Kelapa sawit membutuhkan faktor edafik, iklim, dan ekologi yang sesuai
agar
dapat
menghasilkan
produksi yang
optimum.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi pertumbuhan telah banyak dikaji oleh para peneliti. Faktor
lingkungan yang paling banyak berperan adalah status air, curah hujan, cahaya
matahari, suhu dan kelembaban, keberadaan penyerbuk, kesuburan tanah,
pemupukan, dan sebagainya.
Menurut Lubis (2008) kebutuhan air efektif bagi kelapa sawit adalah 1,300
– 1,500 mm/tahun sehingga jumlah curah hujan yang baik (optimum) adalah
2,000 – 2,500 mm/tahun. Apabila curah hujan terlalu besar maka akan timbul
permasalahan pada transportasi, pemupukan dan pemeliharaan. Namun apabila
terjadi defisit air menyebabkan produksi turun drastis. Keadaan pertumbuhan
memang dapat di normalisasi kembali namun dalam waktu yang panjang.
Recovery pertumbuhan akan mulai pada tahun ketiga dan keempat karena defisit
air merusak perkembangan bunga sebelum anthesis dan pada bunga yang telah
anthesis menyebabkan gagal matang tandan. Gangguan terberat dapat
menyebabkan patah pucuk dan mati. Menurut Risza (2010) defisit air 300
mm/tahun atau < 60 mm/bulan pada tanaman kelapa sawit menurunkan produksi
kelapa sawit.
Tanaman kelapa sawit membutukan intensitas cahaya matahari yang tinggi
untuk melakukan fotosintesis. Menurut Setyamidjaja (2006) lama penyinaran
yang dibutuhkan oleh kelapa sawit adalah 5-7 jam per hari. Lama penyinaran
terutama berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat asimilasi, pembentukan
bunga (sex ratio), dan produksi buah. Kelapa sawit yang tidak mendapat sinar
matahari cukup, pertumbuhannya akan lambat, produksi bunga betina menurun,
dan gangguan hama/penyakit meningkat.
Tabel 1 menunjukkan kriteria iklim yang cocok untuk pertumbuhan
tanaman kelapa sawit. Menurut Pahan (2010) tanaman kelapa sawit dapat tumbuh
dengan baik pada kisaran suhu 24-28° C. Tanaman kelapa sawit diperkirakan
masih dapat tumbuh dengan baik sampai kisaran suhu 20° C, tetapi
pertumbuhannya sudah mulai terhambat pada suhu 15° C. Menurut Setyamidjaja
(2006) kelapa sawit menghendaki kelembaban udara sekitar 80%.
6
Menurut Pahan (2010) penyerbukan kelapa sawit (anemophyli) efektif
pada kecepatan angin 5-6 km/jam. Angin yang terlalu kencang dapat
menyebabkan tanaman menjadi miring, bahkan angin terlalu besar dapat merusak
perkebunan kelapa sawit. Angin yang terlalu kencang juka akan mempengaruhi
efektivitas serangga penyerbukan.
Tabel 1. Kriteria iklim untuk kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit
Kadaan Iklim
Curah Hujan
(mm)
Defisit
air/tahun (mm)
Temperatur
(°C)
Penyinaran
(jam)
Kelembaban
(%)
(Kelas 1)
Baik
2,000 – 2,500
(Kelas 2)
Sedang
1,800 – 2,000
(Kelas 3)
Kurang Baik
1,600 – 1,800
(Kelas 4)
Tidak Baik
0 – 150
150 – 250
250 – 400
>400
22 – 33
22 – 33
22 – 33
22 – 33
6
6
80
Lempung liat
5 – 10
Dalam
Tidak ada
Baik
Tidak ada
Tidak ada
(Kelas 2)
Sedang
0 – 400 m dpl
Bergelombang
16 – 25
80
60 – 80
Liat berpasir
5 – 10
Dalam
Tidak ada
Agak baik
Tidak ada
Tidak ada
(Kelas 3)
(Kelas 4)
Kurang Baik
Tidak Baik
0 – 400 m dpl
0 – 400 m dpl
Berbukit
Curam
25 – 36
>36
60 – 80
>60
50 – 60
40 – 50
Pasir lempung liat
Pasir
5 – 10
10 hari/bulan.
Asumsi kemampuan tanah dalam menyimpan air atau cadangan air dalam
tanah yang berniali maksium 200 mm. Defisit air terjadi apabila nilai
keseimbangan air 0 mm
menunjukkan tidak terjadi defisit air. Apabila nilai keseimbangan air bernilai
>200 mm, maka terjadi drainase dan kelebihan air akan disimpan dalam tanah
sebagai cadangan awal untuk bulan berikutnya dengan nilai maksimum 200
mm.
8. Data kelas kesesuaian lahan
Data kelas kesesuian lahan merupakan data laporan survei tanah Departemen
Riset PT. PISP pada tahun 2010.
14
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, digunakan pendugaan
fungsi produksi yang paling sesuai. Fungsi produksinya dirumuskan, selanjutnya
dianalisis faktor produksi mana yang paling berpengaruh terhadap produksi
tanaman kelapa sawit sehingga perkebunan dapat memfokuskan pengawasan
terhadap faktor-faktor tersebut untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
penggunaan input produksi.
Produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh keadaan iklim dan teknis budidaya
kelapa sawit. Untuk mengetahui peubah yang berpengaruh nyata terhadap
produksi kelapa sawit dilakukan pengujian terhadap peubah iklim (suhu,
kecepatan angin, kelembaban udara, penyinaran matahari, curah hujan, dan hari
hujan) dan peubah kultur teknis (pemupukan, jumlah populasi tanaman/ha, dan
umur tanaman).
Penyusunan model menggunakan dua pendekatan yaitu mendesain model
dengan menggunakan metode peramalan berdasarkan data kebun SAHE. Jika
hasil tidak memuaskan, maka digunakan model yang dikembangkan oleh Sulistyo
(2010).
Metode yang digunakan dalam pengolahan data yang telah diperoleh
adalah metode korelasi dan multiple regresion linear model dengan alat bantu
pengolah data adalah Minitab 14.
Metode korelasi adalah metode yang digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan antara dua peubah X dan Y melalui sebuah bilangan yang disebut
koefisien korelasi. Kita mendefinisikan koefisien korelasi linear sebagai ukuran
hubungan linear antar dua peubah acak X dan Y, dan dilambangkan dengan r.
Jadi, r mengukur sejauh mana titik-titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus.
Dengan membuat diagram pencar bagi n pengamatan {(xi
,
yi) ; i = 1, 2,....,
n}dalam contoh acak, dapat ditarik kesimpulan tertentu mengenai r. Bila titik-titik
menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan positif (Gambar
1a), maka ada korelasi positif yang tinggi antara dua peubah. Akan tetapi, bila
titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan negatif
(Gambar 1b), maka antara kedua peubah itu terdapat korelasi negatif yang tinggi.
Korelasi antara kedua peubah semakin menurun secara numerik dengan semakin
15
memencar atau menjauhnya titik-titik dari suatu garis lurus. Bila titik-titik
mengikuti suatu pola yang acak, dengan kata lain tidak ada pola (Gambar 1c),
maka kita mempunyai korelasi nol, dan disimpulkan tidak ada hubungan linear
antara X dan Y.
. .
. . .
. . .
. . .
. . .
. .
y
y
. .
. . . .
. . .
. .
. .
x
x
a) Korelasi positif dan tinggi
b) Korelasi negatif dan rendah
. . .
. . . .
.
. .
. . .
. . .
y
y
x
c) Korelasi nol
x
d) Korelasi nol
Gambar 1. Diagram pencar menunjukkan berbagai derajat korelasi
Multiple regrestion linear model adalah model analisis regresi yang
biasanya digunakan untuk pendugaan atau peramalan. Asumsi dasar dari model
tersebut adalah peubah tak bebas (Y) yaitu nilai produksi kelapa sawit, merupakan
fungsi linear dari beberapa peubah bebas (βk Xki) yaitu iklim dan kegiatan kultur
teknis. Model regresi linear yang digunakan adalah model regresi linear berganda.
Bentuk umum model regresi linear berganda dengan k peubah penjelas yaitu :
Y = β0 + β1 X + β2 X2 + ...... + βk Xk + ε
Keterangan :
Y
= Peubah respon (produksi kelapa sawit)
β0
= Nilai variabel respon ketika variabel prediktor bernilai nol
β1, β2,... βk
= Parameter-parameter model regresi untuk variabel ke-1
sampai ke-k
16
X1, X2, Xk = Peubah prediktor (iklim dan kultur teknis kelapa sawit)
ε
= Sisaan atau simpangan
Permasalahan yang sering muncul dalam metode analisis regresi linear
berganda adalah terjadinya autokorelasi, multikolinearitas, dan heterokedasitas.
masalah-masalah tersebut dapat mempengaruhi asumsi-asumsi dalam persamaan
regresi linear berganda sehingga asumsi tidak terpenuhi. Autokorelasi dapat
diketahui dengan melihat nilai Durbin Watson
(DW) pada output minitab.
Autokorelasi tidak terjadi jika nilai DW mendekati 2 pada kisaran 0-4. Nilai DW
kurang dari 2 menunjukkan adanya autokorelasipositif dan nilai DW lebih dari 2
menunjukkan adanya autokorelasi negatif. Cara untuk mengatasi autokorelasi
adalah dengan metode Cochrane-Orcutt yang terdiri dari tiga tahapan yaitu
menduga model regresi yang dikaji dan menghitung dugaan sisaannya, menduga
model sisaan untuk memperoleh dugaan koefisien autokorelasi (ρ), dugaan (ρ)
digunakan untuk menerapkan prosedur generalized differencing kemudian
menduga model transformasi.
Multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat nilai Variance Inflation
Factor (VIF) pada output minitab yang melebihi nilai 10. Menurut Juanda (2009),
cara untuk mengatasi multikolinearitas yaitu dengan mengeluarkan peubah
dengan kolinearitas tinggi dari persamaan, melakukan transformasi terhadap
peubah-peubah dalam model dengan bentuk pembedaan pertama (first different
form) untuk data deret waktu, menggunakan regresi komponen utama (principal
component), menggabungkan data cross section dengan data deret waktu,
memeriksa kembali asumsi waktu model, dan menambahkan data baru.
Persamaan peramalan dianggap mendekati peramalan jika selisih antara estimasi
dengan realisai ± 5%.
17
KEADAAN UMUM
Letak Wilayah Administratif
Sei Air Hitam Estate (SAHE) merupakan perkebunan kelapa sawit milik
PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (PT. PISP). Perusahaan ini dahulu tergabung
dalam Ciliandra Perkasa Group, kemudian pada tahun 2010 diakuisisi oleh First
Resources Ltd., sebuah perusahaan perkebunan swasta asing yang berasal dari
Singapura. SAHE terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan,
Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Perusahaan berjarak 30 km dari Kota
Tengah atau 5-6 jam dari Kota Pekanbaru.
Batas-batas kebun PT. Perdana Inti Sawit Perkasa (PT.PISP) sebelah utara
dan barat berbatasan dengan kebun PT. Panca Surya Agrindo, sebelah selatan
berbatasan dengan kebun plasma dan KKPA, sebelah Timur berbatasan dengan
kebun plasma PIR-TRANS. Peta wilayah SAHE dapat dilihat pada Lampiran 4.
Keadaan Iklim dan Tanah
Curah hujan rata-rata tahunan SAHE dalam kurun waktu 7 tahun terakhir
(2005-2011) adalah 2,345.14 mm/tahun dengan jumlah hari hujan pertahun ratarata 107 hari. Data mengenai curah hujan selama kurun waktu 7 tahun terakhir
dapat dilihat pada Lampiran 5. Menurut kelas iklim Schmidth-Ferguson, keadaan
iklim di SAHE termasuk dalam tipe iklim A, yaitu daerah sangat basah. Tanah di
SAHE tergolong ke dalam ordo entisol, hasil dari endapan sungai dan di
klasifikasikan menjadi dua subgrup, yaitu: Humic Dystrudepts dan Typic
Dystrudepts. Jenis tanah didominasi oleh tanah mineral (aluvial) yang miskin
unsur hara, terutama kation – kation basa seperti Ca, Fe, Mg, K dan Na.
Ciri-ciri subgrup Humic Dystrudept menunjukkan bahwa tanah ini
terbentuk dari rejim kelembaban humid. Tanah ini mempunyai epipedon penciri
Umbrik. Horizon penciri umbrik secara kasat mata berwarna hitam, dan
mempunyai kejenuhan basa kurang dari 50%. Jenis sub grup Humic Dystrudept
memiliki cakupan seluas 1,062 ha dari total luas lahan 2,476 ha yang ada di
SAHE.
18
Ciri-ciri subgrup Typic Dystrudepts menunjukkan bahwa tanah ini
terbentuk dari rejim kelembaban humid. Tanah ini juga memiliki kejenuhan basa
yang rendah yakni kurang dari 50%. Jenis sub grup Typic Dystrudepts memiliki
cakupan seluas 1,414 ha.
Areal SAHE memiliki kondisi topografi dengan kemiringan 1-3 % seluas
2,476 ha. Derajat kemasaman tanah (pH) SAHE adalah 4.37 - 5.12. SAHE
memiliki suhu rata-rata tahunan berkisar antara 28–31oC. Berdasarkan kelas
kesesuaian lahan untuk kelapa sawit, SAHE tergolong ke dalam kelas S2
(sesuai/suitable) dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu
dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan,
SAHE cukup sesuai untuk pengembangan kelapa sawit, namun harus diikuti
dengan upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Peta kesesuaian jenis
tanah dapat dilihat pada Lampiran 6.
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Sei Air Hitam Estate (SAHE) mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan
total luas lahan 2,476 ha. Luas lahan yang digunakan untuk areal penanaman
adalah 2,376.28 ha untuk tanaman menghasilkan (TM).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004, kemitraan yang
digunakan oleh SAHE dengan masyarakat sekitar adalah pola PIR-Trans
(perusahaan inti rakyat) dan KKPA (kredit koprasi primer kepada anggota). Pola
kemitraan PIR-Trans merupakan pola pengembangan perkebunan rakyat dengan
menggunakan perkebunan besar sebagai inti dan sekaligus sebagai pelaksana
pengembangan kebun plasma. Program PIR-Trans sangat baik dan bermanfaat
bagi masyarakat, setidaknya mampu membuka isolasi wilayah dengan
dibangunnya jalur transportasi.
Pola kemitraan KKPA (kredit koprasi primer kepada anggota) merupakan
pola kemitraan perusahaan inti dan petani dalam wadah koperasi untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota melalui kredit jangka
panjang
dari
bank.
Perusahaan
inti
membangun
dan
mengembangkan
kelembagaan petani sebagai wadah pembinaan dan bimbingan bagi petani peserta
mengenai budidaya dan manajemen perkebunan kelapa sawit.
19
Areal kebun inti SAHE dibagi menjadi 3 afdeling, yaitu afedling I (755.06
ha) yang terbagi atas 25 blok, afdeling II (770.86 ha) terbagi atas 26 blok, dan
afdeling III (858.34 ha) terdiri dari 28 blok. Pembukaan lahan dimulai dari tahun
1992 dengan tahun tanam 1993, 1994, 1995, 1998, 2002 dan 2004, serta tanaman
sisipan dengan tahun tanam 2008 dan 2010. Selain i