Kerangka Konsepsi Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

19 6. Untuk mengetahui apakah perlu dibuat suatu aturan hukum yang baru yang mengatur berbagai persoalan manusia. 7. Bagi seorang lawyer, jaksa atau polisi untuk memprediksi kemungkinan kewenangan kasus yang sedang ditanganinya. 8. Untuk mengetahui apakah ada ikatan-ikatan nonhukum dari suatu aturan hukum, misalnya ikatan moral, ikaan agama, dan lain-lain. Ikatan nonhukum ini tidak pernah diakui oleh para penganut hukum positivisme.

2. Kerangka Konsepsi

Konsep adalah kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus. Sedangkan pola konsep adalah serangkaian konsep yang dirangkaikan dengan dalil-dalil hipotesis dan teoritis. 38 Suatu kerangka konsepsional merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus, yang ingin atau akan diteliti. Suatu konsep bukan merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri biasanya dinamakan fakta, sedangkan konsep merupakan suatu uraian mengenai hubungan-hubungan dalam fakta tersebut. 39 Suatu konsep juga dituntut untuk mengandung suatu arti. Sesuatu bunyi yang dikeluarkan oleh manusia tetapi tidak mengandung pesan apa-apa kepada orang lain tidaklah dapat disebut konsep. 40 Konsep-konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum di samping yang lain-lain, seperti asa dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk 38 Amiruddin dan Zainal Asikin,Op.Cit , hal 2. 39 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta :Universitas Indonesia, 2008, hal 132. 40 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung : PT Citra Adtya Bakti, cetakan ketiga,1991,hal 306. Universitas Sumatera Utara 20 konsep merupakan salah satu dari hal – hal yang dirasakan pentingnya dalam hukum. Konsep adalah suatu konstruksi mental yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang berjalan dalam pikiran kita. Untuk keperluan analistis, konsep itu dibedakan dari konsepsi. Konsepsi bisa disebut sebagai penggunaan suatu istilah secara perorangan, maka konsep tidak lagi ditangkap secara dan bersifat perorangan melainkan sudah diangkat menjadi istilah dan pengertian yang tidak personal. Konsep merupakan suatu konstruksi abstrak dari konsepsi-konsepsi. 41 Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka ada beberapa konsep dasar yaitu: a. Garapan ialah hubungan antara penggarap dengan sebidang tanah Negara baik berdasarkan surat-surat keputusan bukan pemberian hak atas tanah, surat izin, atau surat-surat lain, maupun yang tidak berdasarkan sesuatu surat pemberian termasuk dalam pengertian garapan ini. 42 b. Penggarap ialah orang atau badan hukum, instansi pemerintah yang mempunyai garapan. 43 c. Penyelesaian sengketa tanah garapan merupakan salah satu kebijakan Pemerintah di bidang pertanahan yang kewenangan pelaksanaannya diselenggarakan oleh Pemerintah KabupatenKota sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan dalam rangka menyiapkan konsepsi, kebijakan dan system pertanahan Nasional yang utuh dan terpadu serta pelaksanaan Tap MPR Nomor 41 Ibid, hal 307. 42 Rusmadi Murad, Op.Cit, hal 112. 43 Ibid Universitas Sumatera Utara 21 IXMPR2001 tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam. 44

G. Metode Penelitian

Dalam bahasa Belanda Metode adalah Methoda dan dalam bahasa Inggris Method yang artinya cara yang dirancang sebaik-baiknya untuk mencapai sesuatu. 45 Metode adalah jalan atau cara untuk memikirkan dan memeriksa sesuatu menurut rencana tertentu, menyangkut cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. 46 Penelitian merupakan upaya pencarian yang amat bernilai edukatif yang melatih kita untuk selalu sadar bahwa di dunia ini banyak yang kita tidak ketahui dan apa yang kita coba cari, temukan dan ketahui itu tetaplah bukan kebenaran mutlak. 47 Metode penelitian ilmiah merupakan realisasi dari rasa ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan. Seseorang akan yakin bahwa ada sebab bagi setiap akibat dari gejala yang tampak dan dapat dicari penjelasannya secara ilmiah. Oleh karena itu perlu bersifat objektif, karena kesimpulan yang diperoleh hanya akan dapat ditemukan bila dilandasi dengan bukti-bukti yang meyakinkan dan data yang dikumpulkan melalui prosedur yang jelas, sistematis dan terkontrol. 48 44 Ibid, hal 109. 45 Ircham Machhfoedz, Sujiyatini dan Hesty Widyasih, Kamus Penelitian istilah – istilah KTI Skripsi dan Tesis, Yogyakarta :Fitramaya, cetakan kedua, 2007, hal 51. 46 M Marwan dan Jimmy, Kamus Hukum, Surabaya :Reality Publisher, 2009, hal 434. 47 Amiruddin dan Zainal, Op.Cit, hal 19. 48 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2009 hal. 7. Universitas Sumatera Utara 22

1. Sifat dan Jenis Penelitian

Dokumen yang terkait

Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

2 74 151

Pandangan Kritis Tentang Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Adat Dalam Sistem Hukum Pertanahan Nasional (Studi Di Kabupaten Simalungun)

5 140 370

Komposisi Komunitas MakroFauna Tanah Untuk Memantau Kualitas Tanah Secara Biologis Pada Areal Perkebunan PTPN II Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan

4 29 59

Alas Hak Atas Tanah Yang Dikuasai Rakyat Pada Areal Perkebunan PTPN II Di Kabupaten Deli Serdang

1 61 5

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Pendaftaran Hak Atas Tanah Pada Kantor Pertanahan Di Kota Medan

0 37 2

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Lelang Atas Jaminan Atas Jaminan Hutang Kebendaan Yang Diikat

0 29 2

Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

1 1 7

BAB II PERKEMBANGAN PENYELESAIAN TANAH GARAPAN PADA AREAL EKS HGU PTPN II KEBUN HELVETIA A. Masa Pemerintahan Belanda - Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/B

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. - Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

1 1 25

HAMBATAN-HAMBATAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN TANAH GARAPAN PADA AREAL EKS HGU PTPN II KEBUN HELVETIA : ATAS ADANYA SK KBPN NOMOR 42HGUBPN2002

0 1 12