19
6. Untuk mengetahui apakah perlu dibuat suatu aturan hukum yang baru yang
mengatur berbagai persoalan manusia. 7. Bagi seorang lawyer, jaksa atau polisi untuk memprediksi kemungkinan
kewenangan kasus yang sedang ditanganinya. 8.
Untuk mengetahui apakah ada ikatan-ikatan nonhukum dari suatu aturan hukum, misalnya ikatan moral, ikaan agama, dan lain-lain. Ikatan nonhukum ini tidak
pernah diakui oleh para penganut hukum positivisme.
2. Kerangka Konsepsi
Konsep adalah kata yang menyatakan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus. Sedangkan pola konsep adalah serangkaian konsep yang
dirangkaikan dengan dalil-dalil hipotesis dan teoritis.
38
Suatu kerangka konsepsional merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus, yang ingin atau akan diteliti. Suatu konsep
bukan merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri biasanya dinamakan fakta, sedangkan konsep
merupakan suatu uraian mengenai hubungan-hubungan dalam fakta tersebut.
39
Suatu konsep juga dituntut untuk mengandung suatu arti. Sesuatu bunyi yang dikeluarkan
oleh manusia tetapi tidak mengandung pesan apa-apa kepada orang lain tidaklah dapat disebut konsep.
40
Konsep-konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum di samping yang lain-lain, seperti asa dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk
38
Amiruddin dan Zainal Asikin,Op.Cit , hal 2.
39
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta :Universitas Indonesia, 2008, hal 132.
40
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung : PT Citra Adtya Bakti, cetakan ketiga,1991,hal 306.
Universitas Sumatera Utara
20
konsep merupakan salah satu dari hal – hal yang dirasakan pentingnya dalam hukum. Konsep adalah suatu konstruksi mental yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu
proses yang berjalan dalam pikiran kita. Untuk keperluan analistis, konsep itu dibedakan dari konsepsi. Konsepsi bisa disebut sebagai penggunaan suatu istilah
secara perorangan, maka konsep tidak lagi ditangkap secara dan bersifat perorangan melainkan sudah diangkat menjadi istilah dan pengertian yang tidak personal. Konsep
merupakan suatu konstruksi abstrak dari konsepsi-konsepsi.
41
Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka ada beberapa konsep dasar yaitu:
a. Garapan ialah hubungan antara penggarap dengan sebidang tanah Negara baik berdasarkan surat-surat keputusan bukan pemberian hak atas tanah, surat
izin, atau surat-surat lain, maupun yang tidak berdasarkan sesuatu surat pemberian termasuk dalam pengertian garapan ini.
42
b. Penggarap ialah orang atau badan hukum, instansi pemerintah yang mempunyai garapan.
43
c. Penyelesaian sengketa tanah garapan merupakan salah satu kebijakan Pemerintah
di bidang
pertanahan yang
kewenangan pelaksanaannya
diselenggarakan oleh Pemerintah KabupatenKota sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan
dalam rangka menyiapkan konsepsi, kebijakan dan system pertanahan Nasional yang utuh dan terpadu serta pelaksanaan Tap MPR Nomor
41
Ibid, hal 307.
42
Rusmadi Murad, Op.Cit, hal 112.
43
Ibid
Universitas Sumatera Utara
21
IXMPR2001 tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam.
44
G. Metode Penelitian
Dalam bahasa Belanda Metode adalah Methoda dan dalam bahasa Inggris Method yang artinya cara yang dirancang sebaik-baiknya untuk mencapai sesuatu.
45
Metode adalah jalan atau cara untuk memikirkan dan memeriksa sesuatu menurut rencana tertentu, menyangkut cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi
sasaran ilmu yang bersangkutan.
46
Penelitian merupakan upaya pencarian yang amat bernilai edukatif yang melatih kita untuk selalu sadar bahwa di dunia ini banyak yang kita tidak ketahui dan
apa yang kita coba cari, temukan dan ketahui itu tetaplah bukan kebenaran mutlak.
47
Metode penelitian ilmiah merupakan realisasi dari rasa ingin tahu manusia dalam taraf keilmuan. Seseorang akan yakin bahwa ada sebab bagi setiap akibat dari
gejala yang tampak dan dapat dicari penjelasannya secara ilmiah. Oleh karena itu perlu bersifat objektif, karena kesimpulan yang diperoleh hanya akan dapat
ditemukan bila dilandasi dengan bukti-bukti yang meyakinkan dan data yang dikumpulkan melalui prosedur yang jelas, sistematis dan terkontrol.
48
44
Ibid, hal 109.
45
Ircham Machhfoedz, Sujiyatini dan Hesty Widyasih, Kamus Penelitian istilah – istilah KTI Skripsi dan Tesis, Yogyakarta :Fitramaya, cetakan kedua, 2007, hal 51.
46
M Marwan dan Jimmy, Kamus Hukum, Surabaya :Reality Publisher, 2009, hal 434.
47
Amiruddin dan Zainal, Op.Cit, hal 19.
48
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2009 hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
22
1. Sifat dan Jenis Penelitian