Penyelesaian melalui lembaga pengadilan

73 Bentuk penyelesaian lainnya adalah melakukan mediasi yang dibuat oleh bapak Horasman yang pada saat itu masih menjabat sebagai Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Sumatera Utara sekitar tahun 2007 kepada rakyat petani. Alas hak yang di peroleh dan diakui bagi rakyat penunggu selama peneliti wawancarai pak Buyung ditempat kediamannya di Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia adalah tanah adat atas akta konsesi serta saksi hidup dari orangtua mereka terdahulu. Pada kebun Helvetia, penyelesaian tanah garapan yang hingga saat ini belum ada nya tindak lanjut hingga ke Pengadilan, sebab menurut pendapat Buyung jika mereka membuat laporan ke Polda maupun Polres tidak diterima dengan alasan bahwa tanah eks HGU pada areal PTPN II Kebun Helvetia adalah tanah Negara. 95

2. Penyelesaian melalui lembaga pengadilan

Pengadilan adalah alat perlengkapan Negara yang menyelenggarakan kekuasaan peradilan di Negara dalam menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia. Pengadilan secara strukturil terdiri atas para hakim dan tenaga adminstratif PaniteraPanitera PenggantiJurusita adalah merupakan satu kesatuan yang tersusun secara vertical dan bertingkat umpamanya di lingkungan peradilan umum tersusun atas Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan 95 Wawancara dengan Buyung selaku pemangku adat Masyarakat Adat di bawah Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia Sumatera Utara, pada tanggal 22 Maret 2013di kediaman Buyung. Universitas Sumatera Utara 74 Mahkamah Agung. Menurut J Z Loudoe, bahwa organ Pengadilan pun dapat juga melakukan perbuatan melanggar hukum jika ia melakukan perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1365 96 KUHPer dan ketentuan Jurisprudensi. Dalam suatu peradilan yang bebas dan tidak memihak adalah merupakan salah satu persyaratan bagi suatu negara hukum. 97 Pengadilan adalah merupakan tumpuan harapan bagi setiap pencari keadilan untuk mendapatkan suatu keadilan yang benar-benar memuaskan dalam suatu perkara. Sehingga diharapkan dalam suatu keputusan diberikan tidak berat sebelah. Oleh karena itu jalan yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan penyelesaian suatu perkara dalam suatu Negara Hukum adalah melalui Pengadilan. Namun banyak juga yang menganjurkan untuk menyelesaikan perkara diluar siding. Bilamana suatu sengketa dapat diselesaikan secara berdamai maka selesaikan diluar Pengadilan karena hal tersebut jauh lebih menguntungkan dari pada perkaranya sampai kepersidangan, akan tetapi timbul kecenderungan dari sebagian anggota masyarakat untuk menyelesaikan persengkataannya diluar Pengadilan dengan cara apapun, bahkan sampai melalui jalan yang tidak dibenarkan oleh hukum. Namun cara demikian adalah kurang sepantasnya bagi Negara Hukum Republik Indonesia. 98 96 Bunyi Pasal 1365 KUHPer adalah: Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. 97 Abdurrahman dan Riduan Syahrani, Hukum Dan Peradilan, Bandung : Alumni, 1978, hal 59-61. 98 Ibid, hal 63-65. Universitas Sumatera Utara 75 Faktor penyebab hilangnya kepercayaan masyarakat dalam menyelesaikan perkara sengketa dengan cara litigasi adalah bahwa melakukan penyelesaian dengan cara litigasi pada umumnya lambat, biaya perkara mahal apabila jika dikatikan dengan lamanya penyelesaian. Semakin lama penyelesaian, semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan, peradilan tidak tanggap. Pengadilan dianggap sering berlaku tidak adil karena banyak yang beranggapan bahwa pengadilan hanya memberi pelayanan dan kesempatan serta keleluasan kepada lembaga besar dan orang kaya, namun ada yang beranggapan lain bahwa putusan penyelesaian pengadilan tidak menyelesaikan masalah malah memperumit masalah, sebab kenyataan objektif bahwa putusan pengadilan tidak mampu memberi penyelesaian yang memuaskan kepada para pihak dan tidak mampu memberi kedamaian dan ketentraman kepada pihak-pihak yang berperkara. Namun faktor yang paling utama penyebab hilangnya kepercayaan masyarakat adalah disebabkan system peradilan yang terlampau formalistik dan teknis, akibatnya penyelesaian perkara menjadi terlunta-lunta dan memakan waktu yang panjang dan bertele-tele. Padahal masyarakat sesungguhnya mengkehendaki penyelesaian yang cepat dan biaya murah. Sampai sekarang masyarakat masih memandang kehadiran dan keberadaan peradilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman, tetap perlu dan dibutuhkan. Sehingga dalam suatu peradilan masih tetap diharapkan berperan sebagai tempat terakhir mencari kebenara dan keadilan dalam melakukan Universitas Sumatera Utara 76 penyelesaian sengketa sehingga pengadilan masih diandalkan sebagai badan yang berfungsi menegakkan kebenaran dan keadilan. 99 Penyelesaian melalui lembaga Pengadilan atas masalah pertanahan garapan pada areal PTPN II Kebun Helvetia dapat diuraikan sebagai berikut: 100 a. Adanya perkara Nomor 15Pdt.G2006PN-LP atas gugatan Nyonya Titin Kurniati Rahayu dkk 65 orang sebagai penggugat-penggugat melawan PT Perkebunan Nusantara II Persero sebagai Tergugat II, NotarisPPAT Drs Hasbullah Hadi, SH sebagai Turut Tergugat I, Pemerintah RI Cq. Menteri Negara BUMN sebagai Turut Tergugat II, Pemerintah RI Cq Menteri Dalam Negeri Cq Gubernur Sumatera Utara Cq Bupati Deli Serdang sebagai Turut Tergugat III dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Cq Bupati Deli Serdang sebagai Turut Tergugat IV dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Cq Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara Cq Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang sebagai Turut Tergugat V. Dalam hal ini Penggugat mengklaim mempunyai hak atas tanah di atas areal bekas HGU PTPN II Kebun Helvetia 106 Ha sementara Pengurus Besar Al Ja’iyatul Washliyah Al Washliyah juga merupakan pemegang hak yang sah atas tanah Eks HGU seluas ± 32 Ha merupakan bagian dari 99 Yahya Harahap, Beberapa Tinjauan Mengenai Sistem Peradilan Dan Penyelesaian Sengketa¸ Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 1997 hal 237-247. 100 Permohonan Perlindungan hukum Trhadap Tanah Pengurus Besar AL JAM’IYATUL WASHLIYAH AL WASHLIYAH seluas ± 32 Ha, Kumpulan Lampiran Putusan, Law Office Ade Zainal Taber and Associates. Universitas Sumatera Utara 77 tuntutan seluas 106 Ha yang terletak di Pasar IV, Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang. Dalam gugatan tersebut Penggugat mengklaim memiliki hak atas tanah seluas ± 106 Ha yang merupakan tanah Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia, termasuk di dalamnya tanah seluas 32 Ha yang telah di ganti rugi adalah Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah Al Washliyah dari pihak PTPN II. 1. Dalam Putusan Perkara Perdata Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Nomor 15Pdt.G2006PN LP, tetanggal 22 Januari 2007 telah mengabulkan Gugatan TITIN KURNIATI,dkk sebagai pemilik tanah seluas ± 106 Ha dengan amar sebagai berikut: - Mengabulkan gugatan Penggugat-Penggugat untuk sebahagian. - Menyatakan sah menurut hukum Surat Keterangan tentang Pembagian Dan Penerimaan Tanah Sawah Ladang Nomor 016Ketj. Labuhan DeliDS sd Nomor : 80Ketj. Labuhan DeliDS masing-masing tanggal 20 Januari 1954, yang menerbitkan oleh Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara U.b. Residen Kantor Penyelenggara Pembagian Tanah U.b Bupati Deli Dan Serdang dan bertalian dengan Peta PersilTanah Suguhan diterbitkan oleh Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara U.b Residen Kantor Penyelenggara Pembagian Tanah U.b Bupati Deli Dan Serdang tertanggal 24 September 1953. Universitas Sumatera Utara 78 - Menyatakan Penggugat-Penggugat adalah pemilik yang sah atas tanah terperkara seluas ± 106 Ha, yang terletak di Pasar IV, Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. - Menyatakan perbuatan Tergugat I mengalihkan sebahagian tanah objek perkara seluas ± 30 Ha, kepada Tergugat II adalah perbuatan melawan hukum. - Menyatakan Akte Penyerahan Hak Atas Tanah Dengan Ganti Rugi Nomor 29 tanggal 27 September 2004 batal demi hukum, tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya. - Menghukum Tergugat I dan Tergugat II ataupun orang lain yang mendapat hak dari padanya, untuk menyerahkan tanah objek perkara kepada Penggugat-Penggugat dalam keadaan baik dan kosong serta tanpa ada gangguan dari pihak ketiga. - Menghukum turut Tergugat IV untuk tidak menerbitkan sertifikat tanah atas nama Tergugat II atas tanah objek perkara. 2. Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 173Pdt.G2007PT MDN tertanggal 11 Juli 2007, dimana amar Putusannya adalah menguatkan amar Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam. 3. Putusan Perkara Kasasi Nomor 2461 KPdt2007, memutuskan amar Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam. Universitas Sumatera Utara 79 4. Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung yang terdaftar dalam Perkara Nomor 701PKPdt2009 dengan Putusan tanggal 31 Maret 2010, yang amar Putusannya adalah menolak permohonan peninjauan kembali PT Perkebunan Nusantara II. b. Mengingat bahwa Pengurus Besar AL Al Jam’iyatul Washliyah Al Washliyah baru mengetahui perkara Gugatan secara tidak resmi, setelah Putusan Mahkamah Agung RI dan Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah Al Washliyah adalah pembeli yang beritikad baik dan dilindungi oleh Undang-Undang, maka Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah Al Washliyah melaporkan Nyonya Titin Kurniati,dkk ke Polda Sumatera Utara berdasarkan Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor Pol :STPL313- AXII2008 Dit Reskrim. - Bahwa Laporan Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah Al Washliyah terbukti kebenarannya dengan adanya Putusan Perkara Kasasi Pidana Nomor 165 KPid2010 tanggal 25 Maret 2010 Jo Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 775Pid2009 PT MDN tanggal 23 November 2009 Jo Putusan Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Nomor 1417Pid B2009PN LP tanggal 26 Oktober 2009 yang isinya diantaranya menyebutkan : 1. Menyatakan Terdakwa I Sudarsono alias Sudar dan Terdakwa II Misran Sasmita dari pihak Titin Kurniawti Rahayu,dkk telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut Universitas Sumatera Utara 80 serta menggunakan surat palsu yang dapat mendatangkan suatu kerugian. 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa I Sudarsono alias Sudar dan Terdakwa II Misran Sasmita dari pihak Titin Kurniati Rahayu,dkk dengan pidana penjara masing-masing terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 3 tiga bulan. c. Selain perkara-perkara tersebut diatas, menyangkut tanah saat ini juga masih merupakan objek perkara di Pengadilan Negeri Lubuk Pakam yaitu: a. Perkara Nomor 93Pdt.GVZT2010PN-LP atas bantahan Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah Al Washliyah sebagai Pembantah melawan : Nyonya Titin Kurniati Rahayu,dkk 65 orang sebagai para Terbantah dahulu Para Penggugat; PT Perkebunan Nusantara II Persero sebagai Turut Terbantah I dahulu TergugatPembandingPemohon Kasasi; NotarisPPAT Drs. Hasbullah Hadi,SH sebagai Turut Terbantah II dahulu Turut Tergugat ITurut Terbanding IITurut Termohon Kasasi II, Pemerintah RI Cq Menteri Negara BUMN sebagai Turut Terbantah IITurut Terbanding IIITurut Termohon Kasasi III; Pemerintah RI Cq Menteri Dalam Negeri Cq Gubernur Sumatera Utara Cq. Bupati Deli Serdang sebagai Turut Terbantah IV dahulu Turut Tergugat IIITurut Terbanding IVTurut Termohion Kasasi IV dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Cq Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Universitas Sumatera Utara 81 Nasional Provinsi Sumatera Utara Cq Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang sebagai Turut Terbantah V. b. Perkara Nomor 96Pdt.G2010PN-LP atas gugatan PT Perkebunan Nusantara II Persero sebagai Penggugat melawan : Nyonya Titin Kurniati Rahayu, dkk 65orang sebagai Tergugat 1 sd 65; Pengurus Besar Al Ka’iyatul Washliyah Al Washliyah sebagai Tergugat 66; NotarisPPAT Drs. Hasbullah Hadi, SH sebagai Tergugat 67; Pemerintah RI Cq Menteri Negara BUMN sebagai Tergugat 68; Pemerintah Cq Menteri Dalam Negeri Cq Gubernur Sumatera Utara sebagai Tergugat 69; Pemerintah RI Cq Menteri Dalam Negeri Cq Gubernur Sumatera Utara Cq Bupati Deli Serdang sebagai Tergugat 70; Pemerintah RI Cq Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional Cq Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumater Utara Cq Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Deli Serdang sebagai Tergugat 71; Pemerintah RI Cq Kepala Badan Pertanahan Nasional Cq Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara sebagai Tergugat 72 dan Pemerintah Cq Kepala Badan Pertanahan Nasional sebagai Tergugat 73. Mengingat azas kehati-hatian untuk menghormati proses hukum yang sedang berlangsung dalam Perkara Nomor 93Pdt.GVZT2010PN-LP dan Perkara Nomor 96Pdt.G2010PN-LP, maka pihak instansi Badan Pertanahan Nasional belum dapat memproses hak atas tanah kepada salah satu pihak sampai ada putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Dengan demikian Universitas Sumatera Utara 82 sekalipun ada putusan Pengadilan, namun hingga saat ini belum dapat diselesaikan masalah tanah di areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia.

3. Penyelesaian sengketa alternatif

Dokumen yang terkait

Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

2 74 151

Pandangan Kritis Tentang Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Adat Dalam Sistem Hukum Pertanahan Nasional (Studi Di Kabupaten Simalungun)

5 140 370

Komposisi Komunitas MakroFauna Tanah Untuk Memantau Kualitas Tanah Secara Biologis Pada Areal Perkebunan PTPN II Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan

4 29 59

Alas Hak Atas Tanah Yang Dikuasai Rakyat Pada Areal Perkebunan PTPN II Di Kabupaten Deli Serdang

1 61 5

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Pendaftaran Hak Atas Tanah Pada Kantor Pertanahan Di Kota Medan

0 37 2

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Lelang Atas Jaminan Atas Jaminan Hutang Kebendaan Yang Diikat

0 29 2

Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

1 1 7

BAB II PERKEMBANGAN PENYELESAIAN TANAH GARAPAN PADA AREAL EKS HGU PTPN II KEBUN HELVETIA A. Masa Pemerintahan Belanda - Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/B

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. - Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

1 1 25

HAMBATAN-HAMBATAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN TANAH GARAPAN PADA AREAL EKS HGU PTPN II KEBUN HELVETIA : ATAS ADANYA SK KBPN NOMOR 42HGUBPN2002

0 1 12