Sifat dan Jenis Penelitian

22

1. Sifat dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yaitu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan serta menganalisa peraturan Perundang- Undangan yang berkaitan pada tujuan penelitian ini. Tujuan dalam penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara tepat sifat – sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara gejala dan gejala lain dalam masyarakat. 49 Maksud utama analisis terhadap bahan hukum adalah mengetahui makna yang dikandung oleh istilah-istilah yang digunakan dalam aturan Undang-Undang secara konsepsional, sekaligus mengetahui penerapannya dalam praktik dan putusan-putusan hukum. 50 Jenis penelitian hukum yang digunakan adalah yuridis normatif dan yuridis empiris. Penelitian yuridis normatif adalah pendekatan terhadap permasalahan yang dirumuskan berdasarkan ketentuan Perundang-Undangan, 51 sebab tidak setiap pasal dalam peraturan Perundang-Undangan misalnya mengandung kaidah hukum, ada Pasal-Pasal yang hanya merupakan batasan saja sebagaimana lazimnya ditemukan pada bab ketentuan-ketentuan umum dari Perundang-Undangan tersebut. Sedangkan penelitian yuridis empiris adalah untuk melihat penerapan hukum di lapangan Law in action. Menurut Soerjono Soekanto penelitian yuridis empiris ini terdiri atas 49 Kontjaraningrat, Metode – metode penelitian masyarakat, Jakarta : PT Gramedia, cetakan keempat, 1981, hal 42. 50 Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang : Bayumedia Publishing, cetakan keempat, 2008, hal 310. 51 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif , Jakarta :Rajawali Pers, cetakan ketiga, 1990, hal 70. Universitas Sumatera Utara 23 penelitian identifikasi hokum dan penelitian efektifitas hukum. Pendekatan yuridis empiris ini digunakan untuk melihat efektifitas hukum dilapangan dalam menyelesaikan penguasaaan atas tanah dan penerapan peraturan Perundang- Undangan di bidang Pertanahan antara lain Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 dan Implemantasi Peraturan Peundang-Undangan.

2. Sumber data Penelitian

Dokumen yang terkait

Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

2 74 151

Pandangan Kritis Tentang Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Adat Dalam Sistem Hukum Pertanahan Nasional (Studi Di Kabupaten Simalungun)

5 140 370

Komposisi Komunitas MakroFauna Tanah Untuk Memantau Kualitas Tanah Secara Biologis Pada Areal Perkebunan PTPN II Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan

4 29 59

Alas Hak Atas Tanah Yang Dikuasai Rakyat Pada Areal Perkebunan PTPN II Di Kabupaten Deli Serdang

1 61 5

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Pendaftaran Hak Atas Tanah Pada Kantor Pertanahan Di Kota Medan

0 37 2

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Lelang Atas Jaminan Atas Jaminan Hutang Kebendaan Yang Diikat

0 29 2

Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

1 1 7

BAB II PERKEMBANGAN PENYELESAIAN TANAH GARAPAN PADA AREAL EKS HGU PTPN II KEBUN HELVETIA A. Masa Pemerintahan Belanda - Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/B

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. - Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

1 1 25

HAMBATAN-HAMBATAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN TANAH GARAPAN PADA AREAL EKS HGU PTPN II KEBUN HELVETIA : ATAS ADANYA SK KBPN NOMOR 42HGUBPN2002

0 1 12