Kerangka Teori Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

17 3. Tesis Saudara Yan Sumekar 057011094, dengan judul: “Tinjauan hukum atas permasalahan tanah bekas Hak Guan Usaha HGU antara PTPN III dengan masyarakat penggarap di Deli Serdang”. 4. Tesis Saudari Vivi Duma Sari 087011130, dengan judul: “Peralihan Hak Guna Usaha sekaligus dilakukan alih fungsi penggunaaan tanah”. Dengan demikian hasil penelitian ini adalah asli dan dapat dipertanggunjawabkan. Dalam hal ini peneliti bertanggungjawab sepenuhnya bila dikemudian hari ditemukan plagiat atau duplikasi dengan penelitian yang telah ada sebelumnya.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Menurut Burham Ashofa, teori hukum itu adalah suatu serangkaian asumsi, konsep, defenisi dan prosposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. 35 Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau pendapat mengenai suatu kasus maupun persoalan yang kemudian dikaitkan dalam suatu teori dan menjadi bahan perbandingan. 36 Apabila dikaitkan dengan identifikasi masalah yang diteliti dalam tesis ini maka penelitian ini menggunakan teori Validitas dan Keberlakuan Hukum. Prof Meuwissen berpendapat bahwa teori Validitas dan Keberlakuan Hukum adalah yang 35 Burham Ashofa, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rineka Cipta, 2007, hal 19. 36 M. Solly lubis, Filsafat dan Penelitiano,Bandung : Mandar Maju, 1994, hal. 80. Universitas Sumatera Utara 18 mempersyaratkan validitas suatu norma hukum, dalam arti keberlakuan suatu kaidah hukum, jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 37 1. Keberlakuan sosial atau faktual. Pada kenyataannya kaidah hukum diterima dan diberlakukan oleh masyarakat umumnya, termasuk dengan menerima sanksi jika ada orang yang tidak menjalankannya. 2. Keberlakuan yuridis. Bahwa aturan hukum tersebut dibuat melalui prosedur yang benar dan tidak bertentangan dengan peraturan lainnya terutama dengan peraturan yang lebih tinggi. 3. Keberlakuan moral. Kaidah hukum tersebut tidaklah boleh bertentangan dengan nilai-nilai moral, misalnya kaidah hukum tersebut tidak boleh melanggar hak asasi manusia atau bertentangan dengan kaidah-kaidah hukum alam. Fungsi validitas suatu aturan hukum sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui eksistensi dari suatu aturan hukum. 2. Untuk mengetahui tingkat penerimaan masyarakat dari suatu aturan hukum. 3. Untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum dari para penegak hukum terhadap kaidah hukum yang bersangkutan 4. Untuk mengetahui apakah aturan huku tersebut memang dimaksudkan sebagai aturan hukum yang mengikat secara hukum. 5. Untuk mengetahui apakah akibat hukum jika suatu aturan hukum tidak diikuti oleh masyarakat. 37 Munir Fuady, Teori-Teori Besar Grand Theory Dalam Hukum, Jakarta : Kencana, 2013, hal Universitas Sumatera Utara 19 6. Untuk mengetahui apakah perlu dibuat suatu aturan hukum yang baru yang mengatur berbagai persoalan manusia. 7. Bagi seorang lawyer, jaksa atau polisi untuk memprediksi kemungkinan kewenangan kasus yang sedang ditanganinya. 8. Untuk mengetahui apakah ada ikatan-ikatan nonhukum dari suatu aturan hukum, misalnya ikatan moral, ikaan agama, dan lain-lain. Ikatan nonhukum ini tidak pernah diakui oleh para penganut hukum positivisme.

2. Kerangka Konsepsi

Dokumen yang terkait

Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

2 74 151

Pandangan Kritis Tentang Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Adat Dalam Sistem Hukum Pertanahan Nasional (Studi Di Kabupaten Simalungun)

5 140 370

Komposisi Komunitas MakroFauna Tanah Untuk Memantau Kualitas Tanah Secara Biologis Pada Areal Perkebunan PTPN II Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan

4 29 59

Alas Hak Atas Tanah Yang Dikuasai Rakyat Pada Areal Perkebunan PTPN II Di Kabupaten Deli Serdang

1 61 5

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Pendaftaran Hak Atas Tanah Pada Kantor Pertanahan Di Kota Medan

0 37 2

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Lelang Atas Jaminan Atas Jaminan Hutang Kebendaan Yang Diikat

0 29 2

Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

1 1 7

BAB II PERKEMBANGAN PENYELESAIAN TANAH GARAPAN PADA AREAL EKS HGU PTPN II KEBUN HELVETIA A. Masa Pemerintahan Belanda - Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/B

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. - Hambatan-Hambatan Hukum Dalam Penyelesaian Tanah Garapan Pada Areal Eks HGU PTPN II Kebun Helvetia : Atas Adanya SK KBPN Nomor 42/HGU/BPN/2002

1 1 25

HAMBATAN-HAMBATAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN TANAH GARAPAN PADA AREAL EKS HGU PTPN II KEBUN HELVETIA : ATAS ADANYA SK KBPN NOMOR 42HGUBPN2002

0 1 12