25 karateka. Latihan yang rutin membuat karateka lebih cepat menguasai
gerakan-gerakan dari karate tersebut. Keberhasilan atlet dalam menyelesaikan latihan tidak lepas dari peran pelatih dalam
memberikan program latihan yang baik untuk atlet.
6. Derah Istimewa Yogyakarta
Daerah istimewa yogyakarta secara umum merupakan salah satu provinsi yang berada pada wilayah Republik Indonesia. Sebelum Indonesia
merdeka, Yogyakarta merupakan daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri atau disebut
Zelfbestuurlandschappen Daerah Swapraja. Daerah
Istimewa Yogyakarta adalah Derah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan Yogyakarta dan
Negara Kadipaten Paku Alaman. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku
Buwono I pada tahun 1755, sedangkan Kadipaten Pakualaman didirikan oleh Pangeran Notokusumo saudara Sultan Hamengku Buwono II yang
bergelar Adipati Paku Alam I pada tahun 1813. http:www.kemendagri.go.idpagesprofildaerahprovinsidetail34di‐
yogyakarta pukul 03:29 am.
Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan pulau jawa bagian tengah dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudra
Hindia. Derah Istimewa Yogyakarta memiliki luas 3.185,80 km2 terdiri atas 4 kabupaten dan 1 kota yaitu; Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten
Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Sleman, dan Kota
26 Yogyakarta.
http:dppka.jogjaprov.go.iddocumentinfoyogyakarta.pdf 11112014 pukul 03:29 am.
a. Penelitian yang Relevan
Penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Desi Susiana. 2009 dengan judul Profil Fisik Atlet Taekwondo Sleman pada Porprov DIY 2009.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan data menggunakan tes dan pengukuran. Populasi
dalam penelitian ini adalah atlet Taekwondo yang berada berada di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel diambil dengan
cara purposive sampling dengan jumlah atlet sebanyak 25 yang terdiri dari 13 putra dan 12 putri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil fisik atlet
Taekwondo sleman yang akan bertanding pada PORPOV 2009 adalah, 0 orang 0,00 terdiri atas 0 atlet putra dan 0 atlet putri dalam kategori baik
sekali, 0 orang 0,00 terdiri atas 0 atlet putra dan 0 atlet putri dalam kategori baik , 24 orang 96,00 terdiri atas 13 atlet putra dan 11 atlet purti
dalam kategori sedang, 1 orang 4,00 terdiri dari 0 atlet putra dan 1 atlet putri dalam kategori sedang, 0 orang 0,00 terdiri atas 0 atlet putra dan 0
atlet putri dalam kategori kurang sekali
b. Kerangka Berfikir
Dalam olahraga beladiri karate, komponen fisik merupakan pondasi awal yang berperan penting untuk meningkatkan kemampuan teknik, taktik,
strategi, dan mental atlet dalam pertandingan. Untuk meningkatkan fisik atlet
karate perlu latihan keras dan didukung oleh program latihan yang terencana.
27 Oleh karena itu untuk bisa mengembangkan fisik atlet perlu dilakukan tes
agar bisa mengetahui sejauh mana kemamampuan fisik yang dimiliki atlet tersebut.
Peran pelatih sangat perpengaruh dalam perkembangan atlet dalam latihannya, terutama dalam pengembangan fisik atlet selama latihan. Oleh
karena itu penting bagi pelatih membuat program-program latihan untuk menunjang keberhasilan atlet dalam latihan maupun bertanding. Sasaran
utama dalam meningkatkan kondisi fisik atlet adalah untuk meningkatkan kualitas kebugaran atlet baik kebugaran energi maupun kebugaran otot.
Fokus penelitian ini adalah mengukur biomotor dominan atlet karate seperti pada bagan dibawah:
c. Pertanyaan Peneliti
Pertanyaan peneliti dalam penelitain ini adalah bagaimankah profil fisik atlet karate Daerah Istimewa Yogyakarta?.
Mental Taktik
Teknik Fisik
Karate
Kecepatan Kekuatan
Power Kelentukan
Kelincahan Daya tahan
Sprint 30 m Push Up dan Sit up
Standing long jump V sit and reach
Suttle run Multistage
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang salah satu cirinya adalah tidak ada hipotesis dan data yang terkumpul dipresentasikan. Menurut
Saifuddin Azwar Eka Septiani, 2013: 30 penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan
menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Syofian Siregar 2013: 15 penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independent tanpa membuat perbandingan atau
perhubungan dengan variabel yang lain.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik tes dan pengukuran. Metode survei menurut Syofian Siregar
2013: 10 penelitian survei adalah penelitian dengan tidak melakukan perubahan tidak ada perlakuan khusus terhadap variabel-variabel yang
diteliti. Menurut Kerlinger Syofian Siregar, 2013: 10 karakteristik penelitian survei, sebagai berikuzt: 1. Objek penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antarvariabel sosiologis maupun psikologis. 2. Penelitian survei dilakukan untuk
mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. 3.
29 Metode survei ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada
metode eksperimen.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 161 menyatakan bahwa variabel penelitian adalah objek penelitain atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Sugiyono 2010: 60 menyatakan bahwa variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel dalam penelitian ini adalah profil fisik atlet
karate DIY yang diukur menggunakan tes sprint 30 m 2 sit-up, 3 push-up, 4 standing long jump, 5 V-sit and reach tes, 6 shuttle run, 7 multistage
fitnes test . Dengan metode tes dan pengukuran item tes yang digunakan pada
penelitian ini meliputi: 1.
Kecepatan speed, yaitu kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan berkesinambungan, dalam bentuk yang sama dan pada waktu sesingkat-
singkatnya. Untuk mengukur kecepatan atlet yaitu dengan menggunakan tes sprint 30 m.
2. Kekuatan strength, yaitu kemampuan otot atau sekelompok otot untuk
mengatasi beban atau tahanan. Untuk mengukur kekuatan menggunakan tes sit up dan push up. Tes sit up bertujuan mengukur daya tahan kekuatan
otot perut dan tes push up untuk mengukur kekuatan otot lenga. 3.
Daya ledak power, yaitu hasil kali antara kekuatan dan kecepatan, atau kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu