8
Gambar 3. Sistem Pencernaan Loligo spp dan Paruh
Gambar kiri, sumber : http: www.utmb.edu diakses tanggal 29 Januari 2010 Gambar kanan, sumber :
www.mentalfloss.com diakses tanggal 29 Januari 2010
3.REPRODUKSI
3.1 Kelamin
Seluruh cumi-cumi memiliki kelamin yang terpisah dioecius dengan sebuah gonad yang terletak pada bagian prosterior tubuh. Cumi-cumi bersifat dimorfisme
seksual yaitu perbedaan morfologi antara hewan jantan dan hewan betina, cumi-cumi jantan memiliki lengan heterokotilus sedangkan betina tidak memilikinya. Selain itu
ukuran tubuh cumi-cumi jantan biasanya lebih kecil dari betinanya. Sistem genital betina terdiri atas indung telur ovary, saluran telur oviduc,
oviducal, nidamental dan kelenjar nidamental tambahan. Indung telur tunggal dan menempati bagian posterior rongga mantel. Bentuknya sesuai dengan bentuk
kerangka. Kelenjar nidamental merupakan organ seks sekunder yang menghasilkan lapisan agar-agar pelindung telur ketika telur ditempelkan.
Sistem reproduksi jantan terdiri atas testis, vas deferens, organ spermatoforik, kelenjar tambahan prostat, kantong sperma Nedham’s sac, dan penis. Organ
seksual jantan tidak berpasangan. Testis berbentuk trangular atau cerutu pada ordo decapoda, terletk pada bagian dalam posterior mantel. Sperma dihasilkan oleh testis
dan dilepas ke vas deferen yang berbentuk gulungan dan terus menuju seminal vesicle di anterior. Berbagai kelenjar seperti kelenjar tambahan saling membantu dalam
memaketkan sperma menjadi spermatofor yang besar, yang disimpan di dalam penampung besar yang disebut nedham’s sac. Spermatofor dari kantung dilepaskan ke
dalam rongga mantel melalui saluran sperma dan penis.
9
Gambar 5 . Cumi-cumi Betina Kiri dan Jantan Kanan
3.2 Tingkat Kematangan Gonad
Kematangan Seksual dari Loligo spp beragam, sebagai contoh dari penelitian Supongpan et al. 1993 membagi tingkat kematang gonad cumi-cumi Loligo duvauceli
yang tertangkap di teluk Thailand menjadi lima tahap baik gonad betina maupun gonad jantan. Tahapan-tahapan tersebut dapat dibedakan dengan pemeriksaan secara visual
gonad dan aksesoris kelenjar reproduksi. Tabel 2. Tingkat Kematangan Gonad Loligo duvauceli Betina
Tahap Tingkat Kematangan
I Immatur
Ovary kecil, membran transparan, struktur tidak bergranula, kelenjar nidamental nyata
II Pematangan
Kelenjar nidamental dan asesorisnya kecil hingga besar, ovari dengan struktur bergranula dan putih
buram III
Matang Kelenjar nidamental dan asesoris kelenjar
nidamental besar. Dua tahap telur yang berbeda oval atau polygonal, putih buram dan membulat,
reticula kuning pucat IV
Matang penuh Kelenjar nidamental dan aksesoris nidamental
sangat besar, aksesori kelenjar nidamental berrwarna merah terang. Ovari membesar
memenuhi bagian dorsal mantel dengan telur reticula kuning pucat. Telur dalam oviduk
berdiameter 1,0 mm. oviduk dipenuhi telur yang matang.
V Mijah
Gonad kecil, kelenjar nidamental relatif besar dan lembut. Terdapat sedikit telur tersisa dalam ovari
Sumber : Supongpan et al. 1993
10 \
Tabel 3. Tingkat Kematangan Gonad Loligo duvauceli Jantan Tahap
Tingkat Kematangan I
Immatur Testes berupa membran, tidak ada sperma dalam
kantung spermatoforik II
Pematangan Testis terlihat jelas, seminal vesikel dan kantung
spermatoforik berkembang sempurna, Kantung spermatoforik berisi sedikit sperma, halus, putih
dengan partikel tak berstruktur III
Matang Testis padat dan berisi, sperma berkembang dalam
kantung spermatoforik tetapi tidak penuh IV
Matang penuh Testis kaku, sperma padat dalam kantung
spermatoforik dan jelas ujng dan pangkalnya V
Mijah Testis panjang dan tipis, sedikit sperma dalam
kantung spermatoforik Sumber : Supongpan et al. 1993
Dari ke lima tahap perkembangan gonad tersebut, tingkat kematang gonad yang dapat menentukan dengan jelas jantan dan betina adalah pada tingkat kematangan gonad
tahap III hingga V.
3.3 Ukuran saat Matang Gonad