Proses Kawin Reproduksi Cumi – Cumi ( Loligo spp ) | Karya Tulis Ilmiah PAK FRED FINAL

16 Gambar 9. Irisan Melintang Lengan danUjung Lengan Hectocotylus Gambar 10. Organ Ejakulasi Internal Spermatofor dari kiri ke kanan. Gambar kiri. Organ ejakulasi internal dari spermatofor. Gambar Tengah. Bagian akhir dari spermatofor. Gambar Kanan. Daerah atas dari organ ejakulasi memperlihatkan tunic, membran, filamen spiral, semen, dan silinder koneksi ke sperma Foto dari Fields, 1965

3.6 Proses Kawin

Proses ketika Loligo spp akan kawin adalah adanya tarian untuk memikat pasangannya. Di bawah kulit cumi-cumi tersusun sebuah lapisan padat kantung- kantung pewarna lentur yang disebut kromatofora. Dengan menggunakan lapisan ini, cumi-cumi dapat mengubah penampakan warna kulitnya, yang tidak hanya membantu 17 dalam penyamaran akan tetapi juga sebagai sarana komunikasi dan pre-kawin. Ritual pre-kolpuasi, hampir selalu melibatkan perubahan warna dari kulit cumi-cumi, dimana jantan berusaha menarik perhatian betina, juga berfungsi untuk menantang jantan yang lain. Misalnya, seekor cumi-cumi jantan menunjukkan warna yang berbeda ketika kawin dengan warna yang digunakan ketika berkelahi dengan seekor penantang. Saat cumi- cumi jantan bercumbu dengan cumi-cumi betina, kulitnya berwarna kebiruan. Jika jantan lain datang mendekat pada waktu ini, ia menampakkan warna kemerahan pada separuh tubuhnya yang terlihat oleh jantan yang datang itu. Merah adalah warna peringatan yang digunakan saat menantang atau melakukan serangan www.Artikel- dkp.go.id Diakses tanggal 29 Januari 2010. Selama kopulasi, cumi-cumi jantan biasanya menangkap partner betina dengan tentakel, lalu berenang berpasangan head to head atau paralel, dapat dilihat pada Gambar 13. dan Gambar 15., pada saat tersebut hectocotylus cumi-cumi jantan mengambil spermatofor dan memasukkan ke kantung mantel pasangannya, dekat atau di dalam bukaan oviducal dapat dilihat dari Gambar 14.. Jantan memasukkan hectocotylus ke dalam mantel betina dan disimpan di dekat bukaan saluran telur oviductFields, 1965. Spermatofor mempunyai mekanisme ejakulasi dimana sperma dilepaskan dari kapsul berbentuk khusus. Telur difertilisasi setelah meninggalkan saluran telur dan diletakkan satu-per-satu atau dalam kumpulan massa seperti benang. Biasanya ditempelkan pada substrat. Loligo spp mengembangkan membran telur, dan menetas pada saat juvenil, dimana sudah mempunyai bentuk seperti individu dewasa Sumber dari internet : http:www.bumblebee.orginvertebratesCephaopoda.htmdiakses dan idownload tanggal 29 Januari 2010 Telur dari cumi-cumi betina melewati oviduct dengan diselimuti oleh membran seperti kapsul yang dihasilkan oleh kelenjar oviducal. Pada saat bersamaan di dalam mantel, kelenjar nidamental menyediakan lapisan tambahan atau pelapis telur. Pada Loligo spp, yang bermigrasi ke perairan dangkal untuk bertelur, kelenjar nidamental melapisi telur-telur dengan lapisan agar-agar yang banyak, terdiri dari 100 telur. Cumi- cumi betina memegang telur dengan lengan dan dibuahi dengan sperma yang diinjeksikan dari organ penerima sperma seminal receptacle. Kapsul telur tersebut mengeras, sebagai reaksi dengan air laut, dan ditempelkan pada substrat. Cumi-cumi 18 dewasa akan mati setelah kawin dan meletakkan telur. Cephalopoda gurita dan cumi- cumi cenderung untuk tumbuh dengan cepat untuk matang, reproduksi, dan mati, kecuali nautilus yang tumbuh lambat, dan dapat reproduksi untuk beberapa tahun setelah dewasa. Gambar 11. Proses Kopulasi Cumi-Cumi dalam Berbagai Posisi Gambar 12. Peran Hectocotylus Saat Kopulasi Diambil dari www.scienceblogs.com didownload tanggal 29 Januari 2010 19

3.7 Fekunditas dan Kapsul Telur