1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cumi-cumi merupakan sumberdaya hayati laut yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Permintaan dunia akan sumberdaya ini terus meningkat dari tahun ke
tahun terutama dari negara-negara asia seperti Jepang, China, Thailand dan Filipina. Jepang sebagai negara yang paing banyak membutuhkan cumi-cumi telah
mengembangkan usaha penangkapan yang modern dalam perikanan cumi-cumi. Di Indonesia sumberdaya cumi-cumi belum terkelola secara maksimal, bahkan di
beberapa daerah yang memiliki potensi cumi-cumi cukup besar seperti Teluk Pelabuhanratu cumi-cumi hanya sebagai hasil tangkapan sampingan. Secara umum
kegiatan penangkapan cumi-cumi di Indonesia masih berskala tradisional dan dilakukan di daerah perairan yang dangkal. Dengan demikian hanya cumi-cumi pantai yang baru
termanfaatkan, sedangkan sumberdaya cumi-cumi lepas pantai belum termanfaatkan. Cumi-cumi Loligo spp masuk dalam kelas Cepalophoda, famili Loligonidae.
Hewan ini mempunyai kepala yang besar dan bermata sangat tajam. Pada kepala terdapat lengan-lengan berjumlah delapan dan dua tentakel yang berguna untuk
pergerakan, mencari mangsa, dan proses reproduksi. Mata cephalophoda dapat melihat dan berfungsi seperti vertebrata. Cangkang Loligo spp kecil berupa lempengan
yang melekat pada mantel. Fungsinya di segi ekologi sangat signifikan dalam keseimbangan alam.
Loligo spp merupakan komoditas perikanan yang cukup berperan dalam segi ekologi dan ekonomi. Dimana sebagai hewan karnivora, Loligo spp memakan udang
dan kepiting, dan Loligo spp juga merupakan mangsa dari hewan diatasnya seperti lumba-lumba, anjing laut, paus, sehingga keseimbangan alam terjadi. Dari segi
ekonomi, cumi-cumi sebagai produk hasil tangkap mempunyai kontribusi cukup tinggi. Cumi-cumi sebagai bahan pangan dengan protein tinggi, dan sebagai umpan pada
jaring ikan.
1.2 Tujuan
Memberikan informasi tentang reproduksi cumi-cumi Loligo spp.
2
2.Tinjauan Pustaka
2.1 Sistematika
Cephalopoda dalam bahasa latin, cephale : kepala, podos : kaki adalah Mollusca yang memiliki kaki di kepala. Tubuh simetri bilaeral, kaki yang terbagi menjadi
lengan-lengan yang dilengkapi alat penghisap dan sistem saraf terpusat di kepala berkembang baik, mata dengan kemampuan baik, perenang cepat, kulit ber kromatofor
yang dapat berubah warna, dapat merayap atau berenang di dasar. Kelompok hewan ini berbadan lunak dan tidak mempunyai cangkang, kecuali nautilus, dan cumi-cumi
yang mempunyai cartilaginous pen tipis di dalam tubuhnya. Mempunyai mantel yang menyelimuti sekeliling tubuh, membentuk kerah yang agak longgar pada bagian leher.
Mempunyai sifon yang menyedot air melalui insang dan digunakan untuk menyemprotkan air untuk mendorong, sehingga dapat bergerak dengan cpat. Jenis-
jenis Cephalopoda yaitu : cumi-cumi Loligo spp, sotong Sepia spp dan gurita Octopus spp. Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan merayap atau berenang
di dasar laut Romimohtarto dan Juwana, 2007. Cephalopoda terbagi menjadi tiga ordo yaitu Sepiodea cuttlefish, Teuthoidea
squid dan Octopoda octopus. Ordo Teuthoidea terbagi menjadi dua subordo yaitu subordo Myopsida atau cumi-cumi pantai dengan hanya memiliki satu famili yaitu
Loliginidae dan subordo Oegopsida atau cumi-cumi oseanik dengan banyak famili. Namun dari banyak famili anggota subordo Oegopsida yang memiliki nilai ekonomis
penting berasal dari satu famili yaitu Ommastrephidae.
Phylum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda = Siphonopoda
Ordo : Teuthoidea = Decapoda
Family : Loliginidae
Genus :
3
Gambar 1. Genus-Genus dalam Famili Loligonidae Vecchione, 2008
Ciri-ciri cumi-cumi : tubuh elongate, tubular, fin lateral, cangkang internal, pen tulang rawan, mempunyai 8 lengan dan 2 tentakel, penyedot kadang dengan hook.
Mempunyai satu rongga tubuh cukup luas termasuk selaput jantung, rongga gonad, koneksi nophriopericardial, gonoduct, dan ruang lain, semua membentuk satu sistem
saling behubungan memperlihatkan modifikasi tingkat tinggi. Cumi-cumi pantai memiliki banyak spesies ekonomis penting yang menjadi
target penangkapan di seluruh belahan dunia, adapun contoh anggota dari genus loligo terpapar pada tabel 1.
Tabel 1 Spesies Cumi-cumi Pantai Genus Loligo, Nama Umumnya dan Distribusi Spesies
Nama Umum Distribusi Geografis
Loligo beka Beka squid
Pasific Barat, Jepang Utara, Taiwan, Pulau Hainan
L. duvauceli Indian squid
Indopasific, Samudra Hindia, Laut Merah, Laut Cina Selatan, Laut
Filipina, Taiwan, Laut Arab
L. edulis Swordtip squid
Pasific Barat, Australia Utara, Filipina, Laut Cina Selatan dan
Jepang
L. chinensis Mitre squid
Pasific Barat, Laut Cina Selatan dan Timur, Jepang, Laut Arafuru,
Australia Utara, New South Wales
L. vulgaris Eropean squid
Atlantik Timur, Laut Utara, Laut Mediterania
4 L.forbesi
Veined squid Atlantik Timur, Pulau Azores,
Pantai Barat Afrika Selatan, Pulau Canary, Laut Mediterania
L. pealei Longfin inshore squid
Atlantik Barat, Teluk Meksiko, Laut Caribean
L. opalescens Opalescent inshore
squid Pasific timur, California
L. gahi Patagonian squid
Samudra Pasific Timur, Atlantik Selatan
L. japonica Japanese squid
Pasifik Barat, Laut Timur China, Hokaido Utara
L. plei Slender inshore squid Atlantik Barat, Bazril Selatan,
Utara Argentina, Teluk Meksiko, Laut Caribian
Sumber : Roper et al. 1984 Beberapa jenis cumi-cumi yang ada di Indonesia yang mempunyai nilai jual cukup
tinggi adalah Loligo duvaucelli, Loligo edulis, Doryteuthis sp, dan Sepioteuthis lessoniana Hamzah, 1991. Sepiotheutis lessoniana termasuk dalam jenis cumi dalam
famili Loliginidae, tapi bentuk mantelnya sekilas hampir sama dengan sotong, sehingga cumi S. lessoniana atau bigfin squid ini lebih dikenal dengan nama sotong. Siklus
hidupnya relatif singkat yaitu: 4 bulan, dan pertumbuhannya meningkat drastis setelah berumur lebih dan 10 minggu. Delianis dan Murdjani, 2008.
Contoh gambar cumi-cumi, beberapa diantaranya dapat ditemukan di Indonesia :
Loligo duvaucelii Sumber :
www.seasonscatch.com diakses tanggal 29 Januari 2010
Loligo Edulis Sumber :
www.shell.sinica.edu.tw diakses tanggal 29 Januari 2010
5
Sepioteuthis lessoniana Sumber :
www.deepseeimages.com diakses tanggal 29 Januari 2010
Loligo opalescens Sumber:
www.seaotter.com diakses tanggal 29 Januari 2010
2.2 Morfologi