Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

C. Batasan Masalah

Mengingat masalah yang tercakup dalam penelitian ini sangat luas maka penelitian akan dibatasi sebagai berikut: 1. Berjalannya proses kuratorial yang dilakukan Romo Sindhunata 2. Pokok masalah yang diangkat hanya berada pada kisaran isi kuratorial Romo Sindhunata terhadap karya seni lukis pada pameran “Slenco”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang diajukan yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana proses kerja kurasi yang dilakukan oleh Romo Sindhunata? 2. Apa isi kuratorial yang diwacanakan oleh Romo Sindhunata dalam pameran Slenco?

E. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui proses kerja kuratorial yang dilakukan oleh Romo G. Sindhunata SJ dengan segala macam hal yang berkaitan dengan pemilahan karya untuk pameran. 2. Mengetahui isi kuratorial Romo Sindhunata untuk dapat menentukan karya mana yang layak untuk diwacanakan dan disajikan dalam sebuah pameran.

F. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan untuk kajian pendidikan keseni-rupaan tentang manajemen seni.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis bagi mahasiswa seni rupa khususnya dan masyarakat pada umumnya, selanjutnya penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi kajian mengenai perkembangan proses kuratorial sebuah pameran untuk lebih membantu para perupa untuk dapat mengangkat karyanya ketengah-tengah masyarakat melalui media pameran. Bahkan jika pameran tersebut bersifat nasional ataupun internasional yang pada hakekatnya melalui proses seleksi dari kurator untuk memilah karya-karya mana saja dan siapa sajakah perupa yang sekiranya patut untuk dapat disajikan kepada publik.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Manajemen Pameran

Aksi merencanakan, menata, merancang, mengatur, merekayasa, menyusun berbagai unsur yang ada dalam kegiatan keseni-rupaan adalah seperangkat tindakan atau sistem representasi untuk mengupayakan, mewujudkan dan menggagas pameran yang berfungsi untuk mendekatkan penonton memasuki wilayah kreatif perupa atau karya dengan pertimbangan praktis, ekonomis, estetis, dan ergonomis merupakan pengertian pameran menurut John Miller yang ia sebut juga pameran sebagai sebuah ritual dalam Mike Susanto. 2004:9. Bruce W. Ferguson sendiri menyebut pameran sebagai sebuah medium, menjadi agen komunikasi yang membicarakan subjek dalam cerita tentang seni. Fergusan juga menyebutkan bahwa pameran merupakan sebuah sistem strategis representatif Mikke Susanto. 2004:10. Penataan pameran sendiri bertujuan untuk mengkondisikan materi karya yang dipamerkan dan memfasilitasi pengamat sehingga terjadi proses pengamatan. Selain itu, pameran merupakan wadah pertanggung-jawaban bagi perupa maupun kurator untuk menunjukkan kerja kreatifnya. Sebagai ajang pembuktian diri atas eksistensinya sebagai makhluk yang berbudaya dan menghargai karya seni.