Tabel 2.2 Aturan Perhitungan Berat Badan Ideal Nilai BMI
Keterangan 18,5
Berat Kurang 18,5 – 22,9
Berat Normal 23 – 24,9
Obesitas Ringan 25 – 29,9
Obesitas Sedang = 30
Obesitas Berat
Sumber: Terapi Gizi Diet Rumah Sakit, Hartono, 2006.
Batas ambang BMI ditentukan dengan merujuk ketentuan FAOWHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas
ambang normal untuk laki-laki adalah 20,1 – 25,0 dan perempuan adalah 18,7 – 23,8.
Untuk kepentingan monitoring dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAOWHO menyarankan menggunakan satu batas ambang
antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat danmenggunakan ambang
batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil
penelitian dibeberapa negara berkembang.
2.5.3 BMR Basal Metabolic Rate
BMR Basal Metabolic Rate adalah kebutuhan kalori minimum yang diperlukan untuk mempertahankan hidupsi individu dalam keadaan istirahat. Hal ini
dapat dilihat sebagai jumlah energi diukur dalam kalori dikeluarkan oleh tubuh dalam keadaan statis tanpa aktifitas.
BMR bertanggung jawab atas pembakaran hingga 70 dari total yang kalori yang dikeluarkan, namun angka ini bervariasi berdasarkan faktor-faktor berikut ini :
• Genetika Beberapa orang dilahirkan dengan metabolime yang berbeda-beda.
• Gender
Universitas Sumatera Utara
Pria yang notabennya memiliki massa otot yang lebih besar dan presentase lemak tubuh yang rendah berarti mereka memiliki BMR yang lebih rendah
dibanding wanita. • Usia
Semakin bertambah usia seseorang maka semakin rendah nilai BMR yang mereka butuhkan. Turun setelah berusia diatas 20 tahun. Turun sekitar 2
selama kurun waktu 10 tahun. • BMI
BMI seseorang juga menjadi faktor besar dari kebutuhan BMR seseorang. Semakin gemuk seseorang, maka tinggi pula BMR orang tersebut.
• Aktifitas Olahraga Aktifitas atau latihan fisik seseorang tidak hanya mempengaruhi berat badan
dan pembakaran kalori saja, tapi juga berpengaruh kepada nilai BMR seorang pasien.
Rumus BMR sendiri menggunakan variabel usia, tinggi badan, berat badan dan jenis kelamin. Rumus ini lebih akurat daripada menghitung kebutuhan kalori
berdasarkan berat badan saja. BMR pasien dapat dihitung melalui rumus berikut ini, dan dibedakan
berdasarkan jenis kelamin:
BMR wanita = 655 + 9,6 x BB + 1,8 x TB - 4,7 x U BMR pria = 66 + 13,7 x BB + 5 x TB - 6,8 x U…………..9
Dimana : BB = Berat badan dalam kilogram
TB = Tinggi Badan dalam centimeter U = Usia dalam tahun
Universitas Sumatera Utara
Setelah kita mendapatkan hasil BMR pasien, kita harus menghitung kebutuhan kalori harian dengan menggunakan Persamaan Harris Benedict, sebagai berikut :
Kelompok 1 : Tidak berolah raga Kebutuhan Kalori Harian
= BMR x 1.2 Kelompok 2 : Berolah raga ringan 1-3 kali seminggu
Kebutuhan Kalori Harian = BMR x 1.375
Kelompok 3 : Berolah raga sedang 3-5 kali seminggu Kebutuhan Kalori Harian
= BMR x 1.55 Kelompok 4 : Berolah raga berat 6-7 kali seminggu
Kebutuhan Kalori Harian = BMR x 1.725
Kelompok 5 : Berolah raga berat dan sangat aktif Kebutuhan Kalori Harian
= BMR x 1.9…………………10
2.5.4 Manfaat Mengetahui BMI BMR