Pemahaman Mahasiswa Mengenai Makna Kosakata BA yang

Jurnal Artikulasi Vol.9 No.1 Februari 2010|548 3 waktu makan, misalnya: breakfast, dinner, 4 cara penghidangan menu, misalnya: buffet, a la carte, dan 5 hiasan, misalnya: chocolate mountain. o. Kategori tata ruang, yaitu kelompok kosakata yang berhubungan dengan pengaturan ruangan dan tempat duduk untuk acara pertemuan, misalnya: round table style, U shape style. p. Kategori aktivitas tamu, yaitu kelompok kosakata yang berhubungan dengan hal yang dilakukan oleh tamu dan bukan menjadi tugas karyawan hotel, misalnya: check out. q. Kategori perjalanan, yaitu kelompok kosakata yang berhubungan dengan istilah dalam perjalanan, misalnya: transit. r. Kategori pemasaran dan penjualan produk, yaitu kelompok kosakata yang berhubungan dengan pemasaran dan penjualan produk hotel atau restoran. Yang termasuk pada kategori ini adalah: 1 alat dan bentuk promosi, misalnya: happy hour dan 2 penjualan produk, misalnya: revenue. s. Kategori profesi dan profesionalisme, yaitu kelompok kosakata yang berhubungan dengan nama profesi dan syarat profesionalisme karyawan di hotel dan restoran. Yang termasuk pada kategori ini: 1 status pegawai, misalnya: daily worker, 2 kompetensi, misalnya: knowledge, skill, dan 3 penampilan pegawai, misalnya: standard grooming. t. Kategori program pendidikan, yaitu kelompok kosakata yang berhubungan dengan program pendidikan di STP Bandung, misalnya: job training. u. Kategori istilah umum di luar perhotelan, yaitu kelompok kosakata yang tidak hanya berhubungan dengan bidang hotel dan restoran, misalnya: security.

3. Pemahaman Mahasiswa Mengenai Makna Kosakata BA yang

Digunakan Bloomfield 1979: 56 menyatakan bahwa seseorang dapat dikatakan dwibahasawan apabila ia menguasai dua bahasa dengan sama baiknya. Sementara, Einar Haugen 1969 mengatakan bahwa untuk menjadi dwibahasawan seseorang tidak harus menguasai B2 apalagi sampai tingkat kemahirannya sama dengan B1 yang dimilikinya. Untuk menjadi seorang dwibahasawan, seseorang hanya cukup memahami B2 secara pasif. Pengukuran pemahaman responden terhadap makna kosakata BA yang digunakannya berhubungan dengan masalah kedwibahasaan dan kontak bahasa meskipun masalah yang akan dikaji lebih lanjut bukan untuk mengukur tingkat kedwibahasaan atau Jurnal Artikulasi Vol.9 No.1 Februari 2010|549 tingkat kontak bahasa yang terjadi pada responden. Tingkat pemahaman responden pada penelitian ini dikaji untuk mendapatkan gambaran mengenai keterhubungan penggunaan istilah BA dengan pemahaman responden mengenai makna kata BA tersebut. Selain itu, cara ini pun dapat memberikan gambaran mengenai salah satu alasan mengapa responden menggunakan kosakata BA dalam tulisannya. Menurut asumsi sederhana, responden yang menggunakan kosakata BA dalam salah satu kegiatan berbahasanya, maka ia cenderung bisa dikatakan memahami makna kosakata BA tersebut. Tetapi, di dalam kenyataannya tidaklah demikian. Secara pelaku, peminjaman bisa dilakukan selain oleh orang yang memang menguasai dua bahasa atau lebih, juga dilakukan oleh orang yang sedang mempelajarai bahasa kedua B2. Dengan demikian, bisa jadi responden yang banyak menggunakan kosakata BA bukanlah orang yang memiliki kepandaian berbahasa asing, melainkan sebagai pembelajar. Bagi responden ini, menggunakan kosakata BA mempunyai alasan tersendiri yang mungkin jauh berbeda dengan alasan orang lain yang memang memiliki kemampuan yang tinggi dalam berbahasa asing. Berikut ini adalah hasil tes pemahaman responden mengenai kosakata BA yang digunakannya: Tabel 2 REKAPITULASI TINGKAT PEMAHAMAN RESPONDEN MENGENAI MAKNA KOSAKATA BA YANG DIGUNAKANNYA Tingkat Pemahaman Responden Data Penelitian Jml. DP 1 DP 2 DP 3 DP 4 DP 5 Jumlah kosakata yang dapat dipahami responden dengan tepat 33 61 61 86 25 41 52 79 40 91 211 71,3 Jumlah kosakata yang kurang dipahami responden 14 26 10 14 15 25 14 21 4 9 57 19,3 Jumlah kosakata yang tidak dapat dipahami responden 7 13 0 21 34 0 0 28 9,4 Jumlah 54 71 61 66 44 296 Berdasarkan hasil pengetesan terhadap tingkat pemahaman makna kosakata BA yang digunakan oleh responden pada tabel di atas, penulis mendapat beberapa informasi penting yang berhubungan dengan penelitian ini. Pertama, rata-rata pemahaman responden mengenai kosakata BA yang digunakannya termasuk tinggi 71,3. Hal ini mengindikasikan bahwa responden selain responden mempunyai pemahaman yang tinggi tentang kosakata BA, responden pun memahami maksud dari apa yang dituliskannya. Kedua, ada 28 kata yang tidak diketahui maksudnya oleh responden. Hal ini menjadi bahan pertanyaan, “mengapa dia menggunakannya, padahal dia tidak mengetahui maksudnya?”. Kata-kata seperti: supper, reset up, personal behaviour, dan banquet tidak diketahui maknanya oleh responden. Inilah yang dimaksud oleh Jurnal Artikulasi Vol.9 No.1 Februari 2010|550 Suwardjono 2004 dengan MSMD monkey see monkey do. Ketiga, terdapat kesenjangan yang cukup jauh antara pemahaman responden yang satu dengan responden lainnya. Responden yang dijadikan data penelitian DP 5 memiliki tingkat pemahaman yang sangat tinggi 91; sementara DP 3 hanya 41 . Dengan perbedaan ini, penulis menduga bahwa penggunaan kosakata BA tidak memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan pengguna dalam memahami makna kosakata BA tersebut. Hal ini tentu saja memerlukan penelitian lebih lanjut untuk dapat dibuktikan kebenarannya. 4. Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Padanan Kosakata BA yang Digunakan Pengetesan terhadap pengetahuan responden menenai padanan kosakata BA yang digunakannya dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai salah satu alasan mengapa responden menggunakan kosakata BA. Penulis sebelumnya menduga bahwa ada hubungan sebab-akibat antara penggunaan sejumlah kosakata BA terkait dengan pengetahuan kosakata untuk istilah- istilah tertentu dalam BI. Kebanyakan istilah-istilah yang dipergunakan dalam bidang perhotelan berasal dari BA, lalu dicarikan padanan kosakata BI-nya. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil analisis mengenai pengetahuan responden tentang padanan kosakata BA dalam BI: Tabel 3 REKAPITULASI TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN MENGENAI PADANAN KOSAKATA BA YANG DIGUNAKANNYA Tingkat Pengetahuan Responden Data Penelitian Jml DP 1 DP 2 DP 3 DP 4 DP 5 Jumlah kosakata yang dapat diketahui padanannya dengan tepat oleh responden 31 58 54 76 39 64 30 45 22 50 176 59,5 Jumlah kosakata yang kurang tepat diketahui padanannya oleh responden 11 20 9 12,5 5 8 2 3 4 7 31 10,5 Jumlah kosakata yang tidak diketahui padanannya oleh responden 10 18 6 8,5 17 28 34 52 18 43 85 29 Jumlah kosakata yang belum ada padanannya 2 4 2 3 0 0 0 4 1 Jml 54 71 61 66 44 296 Berdasarkan informasi yang terdapat pada tabel di atas, rata-rata pengetahuan responden yang mengetahui padanan kosakata BA dengan tepat hanya 59,5. Jika kriteria tingkat pengetahuan responden dibuat menjadi tiga rendah, cukup, dan tinggi, maka pengetahuan responden tentang padanan kosakata BA termasuk kriteria cukup. Data ini pun berarti bahwa ada sekitar setengah dari seluruh kosakata Jurnal Artikulasi Vol.9 No.1 Februari 2010|551 BA yang digunakan oleh responden tidak diketahui dengan baik padanan katanya dalam BI. Kosakata BA yang tidak diketahui padanannya oleh responden sebanyak 85 buah atau sekitar 29. Ketidaktahuan responden tentang padanan kosakata tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya: 1 responden tidak pernah menemukan kata tersebut, baik di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran di kampus, 2 responden tidak pernah mempelajari kosakata tersebut karena terlebih dahulu berkenalan dengan kosakata BA-nya, 3 responden kesulitan mencari padanannya karena rujukan makna dari kata tertentu tidak terdapat di Indonesia, dan 4 responden tidak berusaha secara khusus mencarinya di kamus atau glosarium, misalnya untuk mengetahui padanan kata tersebut. Dari sejumlah data pada tabel di atas, terdapat 4 buah kosakata BA yang belum ada padanannya penulis tidak menemukannya dalam BI. Kosakata tersebut adalah: disk jokey, guest amenities, wine bucket, dan wine carafe.

5. Alasan Penggunaan Kosakata BA