Kontinuitas dan Pengembangan layanan. Kontinuitas layanan adalah Daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat adalah kemampuan masyarakat Asas keadilan dan kepatutan. Azas keadilan: tarif BLU harus mencerminkan Kompetisi yang sehat. Komp

7 8 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2013 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 9 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomer 22PMK.052015 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Universitas Jenderal Soedirman Pada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Pertimbangan pengenaan tarif Secara umum dalam pengenaan tarif layanan, UNSOED menggunakan pertimbangan sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 23 Tahun 2005 pasal 9 ayat 5 dan PP Nomor 74 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa tarif layanan harus mempertimbangkan:

1. Kontinuitas dan Pengembangan layanan. Kontinuitas layanan adalah

kemampuan BLU agar usaha layanan yang dilakukan dapat berkesinambungan, berkelanjutan dan terus menerus untuk melayani masyarakat dengan mengandalkan pendapatan yang diterima. Pengembangan layanan adalah usaha BLU untuk tumbuh menjadi lebih besar dan mandiri dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan.

2. Daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat adalah kemampuan masyarakat

untuk membayar terhadap layanan yang diterima dari BLU.

3. Asas keadilan dan kepatutan. Azas keadilan: tarif BLU harus mencerminkan

pelayanan BLU yang adil secara proporsional bagi semua lapisan masyarakat. Azas kepatutan: batasan kewajaran yang berpegang pada norma-norma yang berlaku pada masyarakat secara umum.

4. Kompetisi yang sehat. Kompetisi yang sehat adalah persaingan usaha dimana

setiap penyelenggara usaha tersebut berpacu dalam memberikan layanan dan mutu yang terbaik dengan harga yang wajar, sehingga mendorong kemajuan satker BLU. Disamping pertimbangan tersebut di atas, UNSOED dalam pengenaan tarif layanannya juga menggunakan beberapa pertimbangan secara spesifik terkait dengan jenis layanannya antara lain: 1. Mempertahankan eksistensi dan kesinambungan pelaksanaan program pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi, perlu mengupayakan peningkatan fasilitas pendidikan sehingga tercipta keadaan yang kondusif bagi terselenggaranya seluruh rangkaian kegiatan akademik. 2. Meningkatkan mutu fasilitas pendidikan termasuk sarana dan prasarananya, perlu adanya penetapan tarif yang berbeda bagi mahasiswa warga negara asing. 8 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa serta anak didik dan untuk memberikan layanan pendidikan bermutu kepada semua warga negara, perlu adanya biaya pendidikan yang bersifat subsidi silang bagi masyarakat yang tidak mampu. 4. Menunjang pembiayaan penyelenggaraan perguruan tinggi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, Rektor UNSOED berwenang mengatur penerimaan dana dari masyarakat. 5. Penerimaan dana dari masyarakat, semisal diluar mekanisme UKT Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 55 tahun 2013, dan lain-lain layanan untuk ditetapkan Menteri Keuangan. Potensi dan Permasalahan Tarif layanan UNSOED yang berlaku saat ini, masih perlu dikaji efektivitas penerapannya, sehingga diperlukan evaluasi terhadap tarif tersebut agar dapat diketahui potensi permasalahan dan kemungkinan solusi yang diperlukan. Berpedoman pada beberapa pertimbangan dalam penetapan tarif layanan di UNSOED, ada beberapa hasil evaluasi terhadap tarif layanan yang berlaku saat ini yaitu antara lain: 1. UNSOED telah menerapkan pola UKT untuk pengenaan tarif layanan akademik mahasiswa baru mulai tahun ajaran 20132014. Penetapan tarif layanan UNSOED pada layanan bidang akademik masih cukup kompetitif di bandingkan dengan PTN lain di Propinsi Jawa Tengah. Tersedia peluang mengoptimalisasi potensi 20 dua puluh persen daya tampung dengan tarif di luar ketentuan UKT untuk seleksi mahasiswa melalui jalur mandiri. Namun demikian, sampai dengan saat biaya pendidikan untuk mahasiswa melalui seleksi jalur mandiri dikenakan tarif UKT. 2. Beberapa tarif layanan akademik bervariasi baik jenis maupun besarannya, misalnya tarif UKT mahasiswa dari berbagai program studijurusan. Hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan potensi subsidi silang biaya pendidikan bagi masyarakat yang tidak mampu untuk memenuhi aspek pemerataan dan keadilan. Selain itu, kebutuhan pembiayaan masing masing program menunjukkan perbedaan. Perkembangan ekonomi, daya beli masyarakat, dan kompetisi serta perkembangan ilmuteknologi mendorong dinamika UKT secara regular. 3. Beberapa jenis layanan UNSOED yang tidakbelum dikenakan tarif antara lain : test bahasa Inggris, test TOEFL untuk calon alumni, salinan ijazah dan transkrip, ujian sertifikasi, pengujian, dan layanan sewa fasilitas BMN lainnya. Berkaitan dengan beberapa layanan tersebut perlu penambahan tarif layanan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan. 9 4. Dengan ciri khasnya sebagai perguruan tinggi berbasis pedesaan, UNSOED mempunyai potensi pengembangan layanan kerjasama yang sangat besar. Hal ini berkenaan dengan banyaknya laboratorium, workshop, dan jasa layanan lainnya yang berbasis aktivitas. Peningkatan jumlah layanan tersebut memerlukan dasar untuk pengenaan tarif, sedangkan dalam PMK 22 Tahun 2015 tarif layanan yang didelegasikan kepada Rektor Unsoed terbatas pada layanan kerjasama dan kerjasama operasi KSO. Oleh karena itu diperlukan penambahan kewenangan Rektor Unsoed untuk menetapkan tarif layanan tersebut. Berdasarkan hasil analisa tarif layanan yang berlaku saat ini di UNSOED, terdapat beberapa potensi permasalahan antara lain: 1. Mengingat rendahnya tarif layanan yang berlaku saat ini di UNSOED membawa konsekuensi meningkatnya jumlah alokasi Rupiah Murni sejalan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa dan tenaga pendidik. Peningkatan jumlah mahasiswa dapat meningkatkan PNBP, namun peningkatan PNBP tidak diikuti dengan pengeluaran biaya operasional pendidikan. Hal ini berdampak pada penurunan persentase cost recovery. Walaupun demikian, sampai saat ini UNSOED belum memiliki rencana meningkatkan tarif layanan. Untuk mengurangi permasalahan tersebut, UNSOED dianggap perlu untuk menggali sumberpotensi penerimaan PNBP dari layanan non akademik misalnya dengan mengoptimalkan layanan pelatihan, sertifikasi, pengujian dan konsultasi. 2. Dengan adanya beberapa kategori dari jenis tarif layanan, akan menimbulkan sedikit kerumitan dalam pencatatan. Namun dalam hal ini UNSOED tidak mengalami kesulitan karena dapat diatasi dengan menggunakan sistem komputerisasi akuntansi, sehingga sampai saat ini UNSOED belum ada rencana penyederhanaan jenis tarif layanan yang berlaku saat ini. Namun, variasi tarif layanan tersebut dikenakan dalam rangka kebijakan subsidi silang untuk meningkatkan aspek keadilan layanan. 3. Dengan adanya beberapa layanan akademik yang tidakbelum dikenakan tarif misalnya Tes English proficiency untuk calon mahasiswa baru, penggunaan laboratorium, maka berdampak pada penurunan alokasi biaya operasional yang bersumber dari PNBP. Namun demikian sampai saat ini UNSOED belum mempunyai dasar perhitungan akuntansi biaya untuk penetapan tarif terhadap layanan tersebut. 4. Masih terdapat layanan di Unsoed yang belum memiliki dasar pengenaan tarif layanan sehingga potensi pendapatan BLU Unsoed tidak dapat dimaksimalkan. Berkaitan hal tersebut diperlukan tambahan tarif layanan yang penetapanya didelegasikan kepada Rektor Unsoed. 10

BAB II KARAKTERISTIK SATKER BLU