PERHITUNGAN UNIT COST Proposal Revisi Tarif Layanan Unsoed (Tahun 2016)

40

BAB III PERHITUNGAN UNIT COST

Kebijakan dalam perhitungan Unit Cost Upaya pemerintah khususnya Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk selalu menyempurnakan model pembiayaan pendidikan tinggi terus dilakukan, baik dengan cara menambah alokasi anggaran untuk pendidikan tinggi, membatasi jumlah biaya pendidikan yang dibebankan kepada peserta didik, maupun mengijinkan BLU untuk memungut biaya sebagai imbalan atas baranglayanan yang diberikan. Landasan hukum yang terkait dengan model pembiayaan pendidikan tinggi sebagaimana tersebut di atas adalah: a. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012. Dalam Pasal 9 ayat 1 dinyatakan bahwa BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barangjasa layanan yang diberikan. Selanjutnya, ayat 2 menyatakan, bahwa imbalan atas barangjasa layanan yang diberikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana. b. Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 76 Tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU. Pada Pasal 5 ayat 1 Peraturan Menteri tersebut menyatakan bahwa BLU harus mempunyai sistem akuntansi biaya yang salah satu tujuannya menghasilkan informasi biaya satuan unit cost per unit layanan, pertanggungjawaban kinerja ataupun informasi lain untuk kepentingan manajerial. Ketentuan tentang uang kuliah tunggal secara umum mencakup beberapa hal sebagai berikut: 1. Biaya kuliah tunggal merupakan keseluruhan biaya operasional permahasiswa per semester pada program studi di perguruan tinggi negeri. 2. Biaya kuliah tunggal digunakan sebagai dasar penetapan biaya yang dibebankan kepada mahasiswa masyarakat dan Pemerintah, 3. Uang kuliah tunggal merupakan sebagian biaya kuliah tunggal yang ditanggung setiap mahasiswa berdasarkan kemampuan ekonominya. 4. Uang kuliah tunggal sebagaimana dimaksud pada ayat 3 ditetapkan berdasarkan biaya kuliah tunggal dikurangi biaya yang ditanggung oleh Pemerintah. 41 Berdasarkan ketentuan tersebut di atas berarti untuk menetapkan besaran UKT, perguruan tinggi harus menghitung unit cost per mahasiswa per tahun. Perhitungan unit cost pada Universitas Jenderal Soedirman dimulai dari menetapkan jenis aktivitas atau kegiatan pada setiap jenjang yakni tingkat program studi, tingkat jurusan, tingkat fakultas sampai dengan tingkat universitas, kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis standar biaya ASB setiap aktivitas yang ada. Dengan demikian maka total cost pada masing-masing tingkatan dapat diketahui sehingga pembebanan unit cost per mahasiswa pada setiap tingkatan juga dapat diketahui. Tujuan perhitungan unit cost pada Universitas Jenderal Soedirman adalah sebagai berikut: 1 Menghitung biaya standar setiap aktivitas atau kegiatan 2 Mengetahui total cost pada tingkat program studi, jurusan, fakultas dan universitas 3 Mengetahui unit cost per mahasiswa per tahun Manfaat yang diperoleh dari hasil unit cost pada Universitas Jenderal Soedirman adalah sebagai berikut: 1. Sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk menetapkan besaran uang kuliah tunggal UKT 2. Sebagai dasar untuk menyusun perencanaan dan penganggaran setiap tahunnya Tahapan perhitungan uang kuliah tunggal pada Universitas Jenderal Soedirman secara urut sebagai berikut: 1. Penetapan nomenklatur aktivitas atau kegiatan. Masing-masing kegiatan diklasifikasikan menurut unit pelaksana kegiatannya yakni program studi, jurusan, fakultas dan universitas. Kegiatan juga diklasifikasikan menurut prioritasnya yakni kegiatan wajib atau kegiatan pilihan. 2. Perhitungan atau analisis standar biaya ASB setiap kegiatan yakni dengan menghitung volume dan harga satuan biaya bahan, biaya pegawai dan biaya lain, dimana biaya diklasifikasikan dalam biaya langsung dan biaya overhead. 3. Perhitungan volume kegiatan pada setiap unit pelaksana kegiatan yakni program studi, jurusan, fakultas dan universitas. Volume pada setiap kegiatan dihitung berdasarkan data, asumsi dan estimasi yang ideal dalam rangka peningkatan kualitas akademik, sebagai contoh: data mahasiswa tidak didasarkan pada jumlah mahasiswa aktif tetapi berdasarkan kuota 42 atau daya tampung dikalikan dengan jangka waktu studi ideal pada tiap-tiap program studi. Jumlah dosen pembimbing ideal, jumlah mahasiswa ideal per kelas, dan seterusnya. 4. Berdasarkan volume pada masing-masing kegiatan bersifat wajib dikalikan dengan standar biaya langsung maka akan diketahui total cost dan unit cost langsung pada tingkat program studi. 5. Berdasarkan volume pada masing-masing kegiatan bersifat pilihan dikalikan dengan standar biaya overhead maka akan diketahui total cost dan unit cost overhead baik pada tingkat jurusan, fakultas maupun universitas. 6. Unit cost overhead pada tingkat jurusan, fakultas dan universitas akan dialokasikan sama kepada mahasiswa sesuai dengan program studi, jurusan maupun fakultasnya. 7. Unit cost langsung dan unit cost overhead dijumlahkan menjadi total unit cost operasional. Secara skematis tahapan perhitungan unit cost mahasiswa sampai dengan penetapan besaran uang kuliah tunggal di Universitas Jenderal Soedirman adalah sbb: Gambar 3.1 Tahapan Penyusunan Unit Cost 43 Beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam perhitungan unit cost mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman adalah sbb: 1. Jumlah mahasiswa aktif dihitung berdasarkan kuotadaya tampung mahasiswa baru setiap program studi dikalikan dengan masa studi ideal setiap jenjang. 2. Jumlah mahasiswa per kelas ideal adalah 40 orang 3. Jumlah dosen pembimbing akademik ideal adalah 1 orang dosen membimbing 20 mahasiswa 4. Masa studi ideal jenjang D3 adalah 3 tahun, S1 adalah 4 tahun, S2 adalah 2 tahun, profesi 1 s.d 2 tahun. Nomenklatur kegiatan atau aktivitas di Universitas Jenderal Soedirman disusun berdasarkan skala prioritas kegiatan wajib atau pilihan, unit pelaksana program studi, jurusan, fakultas, biro, lembaga atau program hibah. Tahapan penyusunan nomenklatur kegiatan di Universitas Jenderal Soedirman adalah dimulai dengan pengumpulan data kegiatan di semua unit kerja, yang kemudian akan menjadi database kegiatan. Selanjutnya berdasarkan database kegiatan tersebut dilakukan penyetaraan kegiatan untuk kegiatan-kegiatan yang relatif sama. Secara skematis tahapan penyusunan nomenklatur kegiatan adalah sebagaimana gambar di bawah ini. 1. Tahap Pengumpulan Kegiatan Gambar 3.2 Tahap Pengumpulan Kegiatan 2. Tahap Penyetaraan Kegiatan Gambar 3.3 Tahap Penyetaraan Kegiatan 44 Secara hirarkis nomenklatur tersebut adalah sbb: 1. Bidang 2. Aktivitas 3. Sub Aktivitas 4. Detail Aktivitas Bidang kegiatan pada Universitas Jenderal Soedirman diklasifikasikan menjadi: 1. Bidang Akademik 2. Bidang Penelitian 3. Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat 4. Bidang Kemahasiswaan 5. Bidang Perencanaan, Sistem Informasi dan Kerjasama 6. Bidang Layanan Administrasi 7. Bidang Unit Bisnis Masing-masing bidang tersebut akan terbagi menjadi beberapa aktivitas, masing-masing aktivitas akan terdiri dari sub aktivitas dan level paling rendah adalah detail aktivitas. Detail aktivitas tersebut yang telah dipilah-pilah kewenangan pelaksanaannya di tingkat program studi, jurusan, fakultas, biro, lembaga maupun program hibah. Perhitungan Unit Cost per produklayanan Penentuan unit cost layanan pendidikan dilakukan berdasarkan pada akuntansi biaya dalam penentuannya. Perhitungan unit cost layanan pendidikan dilakukan dengan menggunakan langkah sebagai berikut, tahap pertama, pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah melakukan identifikasi unit-unit atau bagian-bagian mana sajakah yang menjadi pusat pendapatan revenue centre dan yang menjadi pusat biaya cost centre; tahap kedua, pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah melakukan identifikasi seluruh program dan kegiatan, baik pada unit sebagai revenue centre maupun cost centre; tahap ketiga, pada tahap ini dilakukan identifikasi jenis-jenis biaya dari setiap jenis layanan, baik biaya langsung direct cost, biaya tidak langsung indirect cost, biaya tetap fixed cost, maupun biaya tidak tetap variable cost; tahap kelima, tahap perhitungan jumlah total biaya dari setiap komponen biaya. Tahapan terakhir adalah menjumlah seluruh komponen estimasi biaya langsung dan tidak langsung untuk kemudian berdasarkan estimasi output dari layanan seperti jumlah 45 calon mahasiswa atau mahasiswa baru diperoleh unit cost per satuan layanan. Unit cost layanan pendidikan Program Diploma dan Sarjana Badan Layanan Umum telah dihitung melalui tahap-tahap di atas dan besaran Uang Kuliah Tunggal UKT telah diatur dalam Peraturan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang mengatur biaya kuliah tunggal dan uang kuliah tunggal pada perguruan tinggi negeri di lingkungan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Untuk melakukan penghitungan unit cost layanan non pendidikan dilakukan dengan berdasarkan pada metode perhitungan unit cost, yaitu activity based costing maka penentuan harga pokok unit layanan harus berdasarkan aktivitas. Aktivitas layanan non pendidikan terdiri dari aktivitas teknikal dan aktivitas manajerial. Aktivitas teknikal dan aktivitas manajerial juga diterjemahkan dalam suatu konsep biaya langsung BL dan biaya tidak langsung BTL. Biaya langsung merupakan biaya yang dibutuhkan oleh setiap tahap layanan tersebut, yang meliputi biaya operasional, biaya SDM dan depresiasi aset yang terkait langsug dengan masing-masing tahap. Sedangkan biaya tidak langsung BTL merupakan biaya yang dikeluarkan BLU dan tidak terkait langsung dengan layanan. BTL dalam hitungan unit cost ini dilakukan pedekatan biaya manajemen BLU Unsoed baik di kantor pusat, fakultas dan unit-unit lain atau menyesuaikan kebutuhan BTL riil yang digunakan untuk melaksanakan layanan tersebut. Tahapan perhitungan unit cost dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Perhitungan BTL Unsoed 2. Identifikasi sumberdaya yang terkait dengan masing-masing layanan 3. Identifkasi jenis layanan 4. Identifikasi tahapan masing-masing jenis layanan 5. Perhitungan BL masing-masing layanan 6. Pembebanan BTL pada masing-masing layanan 7. Perhitungan BTL Unsoed Beberapa komponen yang termasuk BTL diantaranya adalah kegiatan menajerial di kantor pusat, fakultas, lembaga dan semua unit di Unsoed. Komponen yang diperhitungkan antara lain; Biaya penyusutan aset yang meliputi peralatan dan gedung; Biaya operasional bahan habis pakai, pemeliharaan, daya dan jasa, dan biaya- biaya kegiatan yang mendukung managerial; Biaya sumberdaya manusia 46 manajemen yang tidak terkait dengan layanan. Tahapan berikutnya adalah dengan melaksanakan identifikasi jenis layanan dengan cara melakukan suatu tinjauan terhadap bentuk layanan, output layanan dan satuan yang akan digunakan dalam pengenaan tarif. Selanjutnya diperlukan identifikasi sumberdaya dengan cara melihat penggunaan sarana dan prasarana, sumberdaya manusia, bahan habis pakai. Tahapan selanjutnya adalah mengidentifikasi jenis layanan yang selanjutnya dilakukan dengan analisis tahapan untuk masing-masing layanan. Pada dasarnya tahapan ini dilakukan analisis untuk menentukan: Sumberdaya yang digunakan pada tahapan tersebut, Volume atau jumlah sumberdaya yang digunakan, Waktu yang digunakan untuk masing-masing sumberdaya, dan Perhitungan biaya langsung layanan BL layanan. Biaya layanan merupakan pembebanan terhadap penggunaan sejumlah sumberdaya, waktu dan harga satuan rate. Dengan mengetahui BL dan BTL maka selanjutnya dilaksanakan pembebanan Unit Cost yang merupakan penjumlahan dari BL layanan dan BTL layanan. Uraian lengkap mengenai perhitungan Unit cost disajikan dalam lampiran. 47

BAB IV USULAN TARIF