5.   Guru   harus   memiliki   kemampuan   mendiagnosis   membimbing,  mendidik, mengarahkan,   memetakan,   memberikan   resep  terhadap   kelemahan   dan  kelebihan
para peserta didik. Berangkat dari the learning proses tersebut di atas, diharapkan sekolah sebagai
wahana   proses   pembudayaan   dalam   proses  transformasi   budaya   mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui   Depdiknas   terus   menerus   berupaya   melakukan   berbagai   perubahan   dan
pembaharuan   sistem   pendidikan   kita.   Salah   satu   upaya   yang   sudah   dan   sedang dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan  pemerintah  yang
didalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Michael G. Fullan yang dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam 2000
mengemukakan   bahwa   “educational   change   depends   on   what   teachers   do   and think…”. Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa perubahan dan pembaharuan sistem
pendidikan sangat bergantung pada “what teachers do and think  “. atau dengan kata lain bergantung pada penguasaan kompetensi guru.
Jika diamati lebih jauh tentang realita kompetensi guru saat ini agaknya masih beragam.   Sudarwan   Danim   2002   mengungkapkan   bahwa   salah   satu   ciri   krisis
pendidikan   di   Indonesia   adalah   guru   belum   mampu   menunjukkan   kinerja   work performance   yang   memadai.   Hal   ini   menunjukkan   bahwa   kinerja   guru   belum
sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru.
B. Kompetensi Guru
24
Majid 2005:6 menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam
bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru.   Diyakini   Robotham   1996:27,   kompetensi   yang   diperlukan   oleh   seseorang
tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman. Syah   2000:229   mengemukakan   pengertian   dasar   kompetensi   adalah
kemampuan   atau   kecakapan.   Usman   1994:1   mengemukakan   kompentensi   berarti suatu   hal   yang   menggambarkan   kualifikasi   atau   kemampuan   seseorang,   baik   yang
kualitatif   maupun   yang   kuantitatif.   McAhsan   1981:45,   sebagaimana   dikutip   oleh Mulyasa 2003:38 mengemukakan bahwa kompetensi: “…is a knowledge, skills, and
abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and
psychomotor behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian
dari   dirinya,   sehingga   ia   dapat   melakukan   perilaku-perilaku   kognitif,   afektif,   dan psikomotorik   dengan   sebaik-baiknya.   Sejalan   dengan   itu   Finch      Crunkilton
1979:222,   sebagaimana   dikutip   oleh   Mulyasa   2003:38   mengartikan   kompetensi sebagai   penguasaan   terhadap   suatu   tugas,   keterampilan,   sikap,   dan   apresiasi   yang
diperlukan   untuk   menunjang   keberhasilan.  Sofo   1999:123   mengemukakan  “A competency   is   composed   of   skill,   knowledge,   and   attitude,   but   in   particular   the
consistent   applications   of   those   skill,   knowledge,   and   attitude   to   the   standard   of performance   required   in   employment”.   Dengan   kata   lain   kompetensi   tidak   hanya
mengandung   pengetahuan,   keterampilan   dan   sikap,   namun   yang   penting   adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan tersebut dalam
25
pekerjaan.  Robbins   2001:37   menyebut   kompetensi   sebagai  ability,  yaitu   kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
Selanjutnya dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu   faktor   kemampuan   intelektual   dan   kemampuan   fisik.   Kemampuan   intelektual
adalah   kemampuan   yang   diperlukan   untuk   melakukan   kegiatan   mental   sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas
yang   menuntut   stamina,   kecekatan,   kekuatan,   dan   keterampilan.Spencer      Spencer 1993:9 mengatakan “Competency is underlying characteristic of an individual that is
causally related to criterion-reference effective andor superior performance in a job or situation”.
Jadi  kompetensi   adalah  karakteristik   dasar  seseorang  yang  berkaitan  dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.
Selanjutnya   Spencer      Spencer   menjelaskan,   kompetensi   dikatakan  underlying characteristic karena karakteristik merupakan bagian yang mendalam dan melekat pada
kepribadian  seseorang  dan  dapat  memprediksi   berbagai  situasi   dan jenis  pekerjaan. Dikatakan  causally   related,   karena   kompetensi   menyebabkan   atau   memprediksi
perilaku   dan   kinerja.   Dikatakan  criterion-referenced,   karena   kompetensi   itu   benar- benar   memprediksi   siapa-siapa   saja   yang   kinerjanya   baik   atau   buruk,   berdasarkan
kriteria  atau standar tertentu.  Muhaimin  2004:151 menjelaskan  kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang
sebagai   syarat   untuk   dianggap   mampu   melaksankan   tugas-tugas   dalam   bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus  ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan
keberhasilan   bertindak.   Sifat   tanggung   jawab   harus   ditunjukkan   sebagai   kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika.
26
Depdiknas   2004:7   merumuskan   definisi   kompetensi   sebagai   pengetahuan, keterampilan,   dan  nilai-nilai  dasar   yang  direfleksikan  dalam  kebiasaan  berfikir  dan
bertindak.Menurut   Syah   2000:230,   “kompetensi”   adalah   kemampuan,   kecakapan, keadaan   berwenang,   atau   memenuhi   syarat   menurut   ketentuan   hukum.   Selanjutnya
masih   menurut   Syah,   dikemukakan   bahwa   kompetensi   guru   adalah   kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab
dan layak. Jadi kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompeten dan
profesional adalah guru piawi dalam melaksanakan profesinya.Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan,
keterampilan,   nilai   dan   sikap   yang   direfleksikan   dalam   kebiasaan   berpikir   dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
Menurut pendapat Spencer 1993 dalam Somantri 2004, Kompetensi adalah karakteristik   dasar   manusia   yang   dari   bukti-bukti   pengalaman   nyata   ditemukan
mempengaruhi,   atau   dapat   dignakan   untuk   memperkirakan   prestasi   kerja   di   tempat kerja atau kemampuan mengatasi persoalan pada suatu sitasi tertentu.
Pendapat lain tentang kompetensi dikemukakan oleh Djojonegoro 1996, kompetensi   adalah   kemampuan   nyata   yang   diperlihatkan   seseorang   menyangkut
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk memecahkan berbagai persoalan hidupnya secara kreatif, inovatif dan bertanggung jawab.
Dari kedua pendapat diatas, tampak bahwa kompetensi mengandung paling tidak   tiga   makna   yang   paling   esensial.   Pertama,   Kompetensi   menggambarkan
kemampuan   actual   manusia.   Kedua,   Kompetensi   menggambarkan   perilaku   dan performasi   seseorang.   Ketiga,   derajat   kompetensi   seseorang   ditentukan   oleh   factor
bakat, minat, motivasi, sikap, pengetahuan, keterampilan, kematangan dan lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi dimana seseorang berada.
27
Istilah   kompetensi   guru   mempunyai   banyak   makna,   Broke   dan   Stone 1995, dalam Mulyasa 2008 : 25 mengemukakan Bahwa Kompetensi guru sebagai
… descriptive of qualitative of nature of teacher appears to be entirely meaningful… Kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang  harkat perilaku  guru yang
penuh arti. Sementara Charles 1994 mengemukakan bahwa : competency as rational performance   whinch   satisfactorily   meets   the   objective   for   a   desired   condition
kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk diharapkan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan   Dosen,   dijelaskan   bahwa   :   “Kompetensi   adalah   seperangkat   pengetahuan, Keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,dan dikuasai oleh guru atau
dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Dari uraian tersebut, Nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan
melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan; kompetensi guru merujuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu
di dalam pelaksanaan  tugas-tugas pendidikan. Dikatakan   rasional   karena   mempunyai   arah   dan   tujuan,   sedangkan
performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak hanya dapat diamati, tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata.
Standar kompetensi dapat dimanfaatkan oleh beberapa organisasilembaga institsi  yang berkaitan dengan pengembangan  sumber daya manusia, sesuai dengan
kebutuhan   masing-masing.   Untuk   institusi   pendidikan   dan   pelatihan;   memberikan informasi   untuk   pengembangan   program   dan   kurikulum,   sebagai   acuan   dalam
penyelenggaraan pelatihan, penilaian dan sertifikasi. Bloom   menyatakan,   bahwa   dalam   proses   pembelajaran   manusia   dikenal
dalam   tiga   aspek   yaitu   :   aspek   pengetahuan  cognitive,   aspek   keterampilan Psychomotor dan aspek sikap atau nilai-nilai affective.
Jabaran  aspek pengetahuan mulai dari kemampuan; sekedar mengingat data knowledge   memahami   dan   dapat   mendefinisikan   masalah   dalam   bahasa   sendiri
28
comprehension,   menerapkan   konsep   dalam   situasi-situasi   baru   application, menganalisis  yaitu   mengenali   adanya  susunan  dan  keterkaitan  antara  bagian-bagian
dari  suatu analysis, mensintesa  yaitu  menyusun unsur-unsur menjadi  konsep baru synthesis, sampai mampu menimbang baik buruk nilai sebuah konsep evaluation.
Jabaran aspek  Psychomotor  memiliki beberapa sub aspek seperti; mampu melaksanakan   suatu   kegiatan   dengan   petunjuk   inderawi  perception,   kesediaan
bertindak   secara   mental,   fisik   dan   emosi,   tindakan   yang   masih   belajar   guided response, tindakan yang sudah terkuasai mechanism, tindakan yang sudah otomatis
diluar   sadar   compex   response,   menyesuaikan   tindakan   untuk   keperluan   khusus adaptation, menciptakan tindakan baru yang lebih baik origination.
Jabaran aspek sikap dapat dibagi atas beberapa sub aspek yaitu ; kesiapan
dan kesediaan menyimak receiving phenomena, ikut serta secara aktif responding to phenomena , pembentukan nilai dalam diri seseorang dari sekedar ikut sampai bersedia
secara penuh, menyusun nilai-nilai dalam prioritas organization, dan memiliki sistem nilai yang sudah baku charactersation .
Dengan demikian dapatlah disepakati bahwa standar kompetensi merupakan kesepakatan-kesepakatan   tentang   kompetensi   yang   diperlukan   pada   suatu   bidang
pekerjaan   oleh   seluruh  stakeholder  di   bidangnya.   Dengan   pernyataan   lain   yang dimaksud   dengan   standar   kompetensi   adalah   perumusan   tentang   kemampuan   yang
harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan,   keterampilan   dan   sikap   kerja   sesuai   denan   unjuk   kerja   yang
dipersyaratkan. Yang secara umum memuat kompetensi kunci keterampilan umum yang   diperlukan   agar   kriteria   unjuk   kerja   tercapai   pada   tingkatan   kinerja   yang
dipersyaratkan untuk peranfungsi pada suatu pekerjaan.
C. Dimensi-dimensi Kompetensi Guru