Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan Program Pemantapan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

Rencana Kerja Ditjen BPK Tahun 2008 12

A. Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan

Kegiatan Perencanaan dan Pembinaan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari bersifat rutin, dengan dana sebesar Rp.42.967.374.000,- Sasaran fisik Satker Pusat UPT PSPHH, 23 Satker, meliputi : Belanja Gaji Pegawai; Pemeliharaan barang aset negara; Operasional kantor untuk pelaksanaan tupoksi; Perjalanan rutin dan Administrasi Umum.

B. Program Pemantapan Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

1. Kegiatan Pengendalian Peredaran Hasil Hutan dan Optimalisasi PNBP Direktorat BI K dan BPP, BPPHP dan Dinashut Provinsi, dengan dana sebesar Rp. 102.910.157.000,- Sasaran fisik meliputi : a. Pengendalian Penatausahaan Hasil Hutan dan I mplementasi SI M PUHH PSDH- DR on-line di 9 Provinsi 108 Kabupaten. b. Pengendalian peredaran dan operasi penertiban hasil hutan illegal, 30 provinsi. c. Pengembangan Sertifikasi dan Pengujian Hasil Hutan di 17 Wilayah melalui : Diklat Tenaga PPHH PHH sebanyak 600 Orang; Pelatihan Kepala Desa Lurah sebagai Pejabat Penerbit SKAU sebanyak 1.200 Orang; Penyegaran Petugas P2LHP P2SKSHH P3KB; Desiminasi dan Sosialisasi sistem PUHH dan Optimalisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak PSDH DR, 16 Provinsi. 2. Perencanaan dan penyiapan Unit Kelola Pemanfaatan Hutan Produksi Direktorat BRPHP dan Dinashut Provinsi, dengan dana sebesar Rp. 20.204.808.000,- Sasaran fisik meliputi : a. Regulasi I nsentif dan Disentif alokasi lahan untuk pemanfaatan I UPHHK Hutan Alam Tanaman maupun Non Kehutanan, 2 paket. b. I dentifikasi dan Pemetaan kawasan Hutan Produksi yang tidak dibebani hak eks areal HPH HPHTI untuk pemanfaatan HTR, di 5 Provinsi Sumut, Riau, Jambi, Jalbar, dan Kaltim. c. Penyiapan areal dan pelelangan unit kelola pemanfaatan HP I UPHHK Hutan Alam dan Hutan Tanaman calon lokasi pemanfaatan I UPHHK, 20 unit. d. Pembinaan Rencana Kerja Unit Kelola di 289 I UPHHK. Rencana Kerja Ditjen BPK Tahun 2008 13 e. Pembinaan kelembagaan dan I nvestasi Unit Kelola di 289 I UPHHK 20 Provinsi. f. Pengawasan dan Pengamanan Areal Eks HPH HPHTI di 12 Provinsi. 3. Pengembangan Pengelolaan Pemanfaatan hutan Alam Direktorat BPHA dan Dinashuta Provinsi, dengan dana sebesar Rp. 77.362.858.000,- Sasaran fisik meliputi : a. Pembinaan dan Pengendalian produksi, lingkungan dan sosial kemitraan pemanfaatan hutan alam pada 289 unit manajemen I UPHHK. b. Fasilitasi POKJA Restrukturisasi Pengelolaan Hutan Produksi Alam, 1 Paket. c. Penilaian Kinerja PHPL pada unit manajemen I UPHHK Hutan Alam, 25 unit. d. Pembangunan Model Unit Manajemen Hutan Meranti di 4 lokasi Sumbar, kalbar, Kalsel dan Kaltim setara pengkayaan tanaman seluas 2.800 ha. e. Pendampingan Model Sistem Silvikultur I ntensif di 6 Model I UPHHK Hutan Alam dan Pengembangan di 24 I UPHHK. f. Peningkatan Usaha Masyarakat Sekitar Hutan Produksi model usaha hasil hutan non kayu, di 29 Provinsi. 4. Pengembangan Pengelolaan Pemanfaatan Hutan Tanaman Direktorat BPHT dan Dinashut Provinsi, dengan daan sebesar Rp. 33.807.201.000,- Sasaran fisik meliputi : a. Pembinaan dan pengendalian produksi, lingkungan dan sosial kemitraan pemanfaatan Hutan Tanaman, di 114 I UPHHK HT 18 Provinsi. b. Pemetaan dan promosi I nvestasi Pembangunan Hutan Tanaman PHT, 1 Paket. c. Fasilitasi Restrukturisasi PHT untuk mendorong percepatan pembangunan HT paket regulasi insentif dan disentif, 2 Paket. d. Fasilitasi Pengembangan HTR di 6 lokasi Prioritas Sumut, Sumbar, Riau, Sumsel, Kalbar, Kalsel, Kaltim dan Kalteng. Rencana Kerja Ditjen BPK Tahun 2008 14 5. Pengembangan I ndustri dan pemasaran Hasil Hutan, Direktorat BPPHH, BP2HP dan Dinashut Provinsi, dengan dana sebesar Rp. 36.643.053.000,- Sasaran fisik meliputi : a. Pembuatan paket deregulasi perijinan dan penggunaan bahan baku I PHHK, 2 Paket. b. Pembinaan dan diversifikasi bahan baku dan produk Hasil Hutan, 30 provinsi. c. Pengkajian dan fasilitasi pemolaan restrukturisasi I ndustri Primer Hasil Hutan, 30 Provinsi. d. I nventarisasi dan Daftar Ulang I zin I UPHHK kapasitas 6.000 m3 tahun dan kapasitas 6.000 m3 tahun, 25 Provinsi. e. Pembinaan dan penilaian kinerja I PHHK kapasitas 6.000 m3 tahun, 10 Unit. f. Revitalisasi I ndustri Kehutanan bantuan alat pengolahan hasil hutan bagi I KM dan Kelompok Tani, 2 Paket. g. Pengembangan pemasaran produk hasil hutan, 7 kegiatan 30 Provinsi. 6. Perencanaan, Pembinaan dan Pengendalian Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Pendukung Sekretariat Ditjen BPK dan UPT BPPHP, dengan dana sebesar Rp. 17.897.626.000,- Sasaran fisik, meliputi : a. Penyiapan Program dan Kegiatan Pengelolaan Pemanfaatan Hutan Produksi di 33 Provinsi 56 satuan Kerja. b. Fasilitasi untuk penyempurnaan Sistem Perencanaan Hutan, 1 Paket. c. Fasilitasi perencanaan HTR dan pembentukan Badan Layanan Umum BLU Lembaga Keuangan Alternatif LKA Pembangunan Hutan di 6 Provinsi Model, 1 Paket. d. Penguatan kelembagaan Ditjen BPK Hukum, Organisasi dan SDM, serta kelembagaan, 23 Satuan Kerja. e. Pembinaan, pengendalian dan evaluasi kegiatan pembangunan Ditjen BPK, 33 Provinsi. f. Pengadaan sarana-prasarana operacional dan peralatan kerja cantor Pusat dan UPT, 2 Paket. Rencana Kerja Ditjen BPK Tahun 2008 15 I V. KEBI JAKAN, PPROGRAM DAN FOKUS KEGI ATAN TAHUN 2008 A. Kebijakan Pembangunan Ditjen BPK Untuk mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai oleh Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan, ditetapkan kebijakan-kebijakan sebagai berikut : 1 Mempercepat per-UU-an pemanfaatan hutan produksi; 2 Penyelesaian pelayanan perijinan satu pintu; 3 Peningkatan kemampuan SDM Dephut dan Mitra oleh Tim Pakar Perencanaan Hutan; 4 Peningkatan investasi sektor kehutanan; 5 Mendorong berkembangnya hutan tanaman; 6 Meningkatkan pembinaan pengelolaan hutan lestari; 7 Mendorong terlaksananya pembinaan hutan dalam rangka meningkatkan produktifitas hutan alam dan mendorong berkembangnya hutan tanaman dengan komoditas unggulan dan bernilai ekonomis tinggi; 8 Mendorong investasi dan bergeraknya sektor riil industri kehutanan; 9 Mendorong berkembangnya produk industri hasil hutan yang kompetitif; 10 Pengentasan kemiskinan masyarakat setempat melalui kemitraan dengan I UPHHK; 11 Penerapan PUHH berbasis TI on line system; 12 Mendorong berkembangnya kemampuan kelembagaan dan kualitas pengelolaan hutan secara lestari. Khusus kebijakan yang berkaitan dengan upaya mendorong investasi dan bergeraknya sektor riil untuk mendukung peningkatan perekonomian nasional, pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, maka ditempuh pendekatan sebagai berikut : a. Mendorong investasi baru di areal tidak dibebani izin “open access” seluas + 13,6 juta ha, dengan arahan kebijakan sebagai berikut : 1 Bila di areal Hutan Produksi masih ada sisa virgin forest dan LOA dalam keadaan baik, maka pemanfaatannya melalui I UPHHK-HA HPH dengan didorong menggunakan sistem ”Silvikultur I ntensif” 2 Bila areal Hutan Produksi keadaan LOA telah rusak, tidak cukup memiliki anakan jenis-jenis asli setempat dan bila diusahakan dengan sistem TPTI tidak layak secara finansial, maka pemanfaatannya melalui I UPHHK-HT HPHTI HTR dengan Rencana Kerja Ditjen BPK Tahun 2008 16 sistem silvikultur yang paling tepat untuk kondisi setempat dalam rangka meningkatkan produktivitas hutan produksi b. Mendorong tumbuhnya industri hilir berdaya saing tinggi yang berorientasi buyer’s market melalui outsourcing bahan baku dalam proses input dalam rangka transformasi massa producion ke proses tailored made dalam pengolahan dan diversifikasi produk pada proses output industri perkayuan. Kebijakan outproses diarahkan pada penggunaan bahan baku log berdiameter kecil dari Hutan Tanaman Hutan Tanaman I ndustri HTI , Hutan Tanaman Rakyat HTR, dan Hutan Rakyat HR, peremajaan kebun karet dengan tujuan menggerakkan ekonomi rakyat di pedesaan dan memberikan lapangan kerja. c. Perluasan akses masyarakat setempat ke Sumber Daya Hutan SDH melalui pembangunan HTR dan ke Lembaga Keuangan serta melalui Badan Layanan Umum - Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan BLU-P3H sesuai PP 6 tahun 2007. d. Untuk mempercepat investasi Pembangunan HTI HTR, Dephut memberikan kebijakan intensif, yaitu : 1 Pembangunan HTI , sesuai Permenhut Nomor P.19 Menhut-I I 2007 Tentang Tata Cara Pemberian I jin dan perluasan Areal kerja UPHHK pada HTI Dalam Hutan pada Hutan Produksi seluas 3,6 juta ha. 2 Pembangunan HTR, sesuai Permenhut Nomor P.23 Menhut-I I 2007 Tentang Hutan Tanaman Rakyat diproyeksikan seluas 5,4 juta ha selama tahun 2007- 2016, dan dapat dibiayai melalui Badan Layanan Umum - Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan BLU-P3H atau Pola Mandiri atau Pola Kemitraan dengan BUMN BUMS. 3 Pembentukan Badan Layanan Umum - Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan BLU-P3H sesuai SKB Menhut dan Menkeu Nomor : 06.1 PMK.1 2007 dan Nomor : 02 Menhut-I I 2007 Tentang Pengelolaan Dana Reboisasi dalam Rekening Pembangunan Hutan; dan persetujuan Menkeu Nomor : 137 KMK.05 2007 Tentang Penetapan Badan Pembiayaan Pembangunan Hutan pada Departemen Kehutanan sebagai I nvestasi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan keuangan Keuangan Badan Layanan Umum; serta Permenhut Nomor : P.31 Menhut-I I 2007 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan. Rencana Kerja Ditjen BPK Tahun 2008 17 e. I nvestasi melalui Restorasi Ekosistem Hutan Produksi Areal Eks HPH HT : Mendorong investasi dalam Restorasi Ekosistem Hutan Produksi sesuai PP 6 Tahun 2007 perihal Tata Usaha dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan; dan Permenhut Nomor : P.20 menhut-I I 2007 Tentang Tata Cara Pemberian I UPHHK dalam Hutan Alam Pada Hutan Produksi Melalui Permohonan. f. I nvestasi melalui Hasil Hutan Bukan Kayu HHBK : Mendorong pengembangan HHBK melalui izin usaha pemanfaatan hasil hutan produksi untuk budidaya tanaman obat, budidaya tanaman hias, budidaya jamur, budidaya lebah, penangkaran satwa, budidaya sarang burung walet PP 6 Tahun 2007. g. Pemberdayaan Masyarakat di dalam sekitar HPH I UPHHK Melaksanakan kegiatan Peningkatan Usaha Masyarakat di Sekitar Hutan Produksi PUMSHP, Bina Desa Hutan BDH, Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM dan Hutan Rakyat Pola Kemitraan HRPK. h. Mencegah percepatan degradasi hutan dan deforestasi : melalui pengetatan pemberian I PK untuk tambang degradasi hutan dan kebun deforestasi, antara lain I PK diubah sesuai dengan kemajuan pembukaan areal tambang dan kemajuan riil tanaman kebun. i. Pengetatan penggunaan peralatan eksploitasi di kawasan hutan produksi dengan tujuan mengurangi laju deforestasi dan degradasi hutan melalui revisi Kepmenhut No. 428 Kpts-I I 2003 tanggal 18 Desember 2003. j. Deregulasi Tata Usaha Kayu Penata Usahaan hasil Hutan TUK PUHH dari Hutan Negara melalui Permenhut Nomor : P.55 Menhut-I I 2006 dan dari Hutan Tanaman Rakyat melalui Permenhut Nomor : P.51 Menhut-I I 2006. Rencana Kerja Ditjen BPK Tahun 2008 18

B. Program, Fokus dan Kegiatan Pokok