Hasil uji toleransi glukosa oral

rendah streptozotocin dalam beberapa hari pertama menghasilkan mencit DM tipe 2 dan dalam perkembangannya menghasilkan mencit DM tipe 1.

4.3.1 Hasil uji toleransi glukosa oral

Tabel 4.3 dan Gambar 4.1 menunjukkan potensi CMC 0,5, glibenklamid, ekstrak etanol kelopak bunga rosela 200, 400, 600 mgkg BB, dan ekstrak etil asetat 200, 400, 600 mgkg BB dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit dengan menggunakan metode Toleransi Glukosa Oral TGO. Tabel 4.3 Data hasil uji toleransi glukosa oral Kelompok perlakuan KGD mgdl 30 60 90 120 CMC 0,5 77.00 176.00 164.33 159.33 153.00 Glibenklamid 61.00 156.00 125.00 109.67 61.33 etanol D1 200 mgkg BB 105.00 161.67 135.67 117.00 95.00 etanol D2 200 mgkg BB 82.33 166.67 131.33 111.00 87.00 etanol D3 200 mgkg BB 79.33 188.00 157.33 118.67 97.00 etil asetat D1 200 mgkg BB 61.33 148.00 144.67 134.00 122.00 etil asetat D2 200 mgkg BB 71.67 117.33 97.67 89.00 71.33 etil asetat D3 200 mgkg BB 70.00 144.00 137.67 128.00 111.00 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik potensi hasil uji toleransi glukosa total Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.1 tampak bahwa perlakuan dengan pemberian glibenklamid, ekstrak etanol kelopak bunga rosela 200, 400, 600 mgkg BB mempunyai potensi untuk menurunkan KGD kadar glukosa darah, hal ini tampak dari besarnya area di bawah kurva dengan pemberian ekstrak etanol 200, 400, 600 mgkg BB dibandingkan dengan pemberian CMC 0,5 sebagai kontrol negatif, dan ekstrak etil asetat 200, 400, 600 mgkg BB. 4.3.2 Hasil Pengukuran KGD Mencit Setelah Perlakuan dengan Pemberian Ekstrak n-heksan Kelopak Bunga Rosela Masing-masing kelompok mencit diabetes diberi perlakuan yaitu kelompok dengan pemberian suspensi CMC 0,5 sebagai kontrol negatif, kelompok dengan pemberian glibenklamid sebagai kontrol positif, kelompok dengan pemberian ekstrak n-heksan 200 mgkg BB, kelompok dengan pemberian 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 30 60 90 120 KGD m g d l CMC 0,5 Glibenklamid etanol D1 etanol D2 etanol D3 etil asetat D1 etil asetat D2 etil asetat D3 Universitas Sumatera Utara ekstrak n-heksan 400 mgkg BB, kelompok dengan pemberian ekstrak n-heksan 600 mgkg BB. Hasil pengukuran KGD mencit ditunjukkan pada Tabel 4.4, Gambar 4.2, dan Gambar 4.3. Tabel 4.4 Data pengukuran KGD setelah pemberian ekstrak n-heksan Kelompok Perlakuan Kadar Glukosa Darah KGD mgdl Normal Diabetes minggu I minggu II minggu III minggu IV minggu V kel. CMC 0,5 78,33 326,50 326,83 329,17 332,33 334,17 336,33 kel. Glibenklamid 71,67 314,00 267,50 213,17 137,50 110,00 76,17 kel. ekstrak n- heksan D1 78,50 324,17 325,50 324,67 318,83 312,33 306,17 kel. ekstrak n-heksan D2 75,17 326,50 343,83 342,33 340,00 336,67 316,17 kel. ekstrak n- heksan D3 75,67 304,83 303,83 297,17 294,33 287,83 282,17 Ket: D1 = dosis 200 mgkg BB D2 = dosis 400 mgkg BB D3 = dosis 600 mgkg BB Berdasarkan Tabel 4.4 tampak bahwa pemberian ekstrak n-heksan kelopak bunga rosela dalam berbagai dosis menunjukkan efek yang sangat rendah dibandingkan dengan kelompok yang diberi glibenklamid, di mana kelompok dengan pemberian glibenklamid memberikan efek penurunan KGD yang sangat baik. Ini berarti bahwa ekstrak n-heksan 200 mg, 400 mg, dan 600 mg tidak mempunyai aktivitas antidiabetes. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Grafik yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak n-heksan Ket: D1 = dosis 200 mgkg BB D2 = dosis 400 mgkg BB D3 = dosis 600 mgkg BB 50 100 150 200 250 300 350 400 450 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid nheksan D1 nheksan D2 nheksan D3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Diagram batang yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak n-heksan Ket: D1 = dosis 200 mgkg BB D2 = dosis 400 mgkg BB D3 = dosis 600 mgkg BB Tabel 4.5 Hasil uji beda rata-rata Duncan terhadap KGD mencit pada minggu I hingga minggu V setelah pemberian sediaan uji ekstrak n-heksan Minggu KGD Duncan I Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Glibenklamid 6 2.6750 N-heksan 600 mgkg BB 6 3.0383 N-heksan 200 mgkg BB 6 3.2550 3.2550 CMC 0,5 6 3.2683 3.2683 N-heksan 400 mgkg BB 6 3.4383 Sig. 1.000 .194 .299 50 100 150 200 250 300 350 400 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid nheksan D1 nheksan D2 nheksan D3 Universitas Sumatera Utara II Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Glibenklamid 6 2.1317 N-heksan 600 mgkg BB 6 2.9717 N-heksan 200 mgkg BB 6 3.2467 3.2467 CMC 0,5 6 3.2917 3.2917 N-heksan 400 mgkg BB 6 3.4233 Sig. 1.000 .067 .305 III Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Glibenklamid 6 1.3750 N-heksan 600 mgkg BB 6 2.9433 N-heksan 200 mgkg BB 6 3.1883 3.1883 CMC 0,5 6 3.3233 N-heksan 400 mgkg BB 6 3.4000 Sig. 1.000 .144 .229 IV Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Glibenklamid 6 1.1000 N-heksan 600 mgkg BB 6 2.8783 N-heksan 200 mgkg BB 6 3.1233 3.1233 CMC 0,5 6 3.3417 N-heksan 400 mgkg BB 6 3.3667 Sig. 1.000 .124 .147 V Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Glibenklamid 6 76.1667 N-heksan 600 mgkg BB 6 2.8217 N-heksan 200 mgkg BB 6 3.0617 3.0617 N-heksan 400 mgkg BB 6 3.1617 CMC 0,5 6 3.3633 Sig. 1.000 .124 .069 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji beda Duncan yang mengelompokkan kelompok yang tidak memiliki signifikansi secara statistik ke dalam subset yang sama, tampak bahwa kelompok glibenklamid tidak pernah berada dalam subset yang sama sejak minggu I. Dari gambar 4.3 tampak bahwa glibenklamid telah menunjukkan efek penurunan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok yang diberikan ekstrak n-heksan dan CMC 0,5, yang semakin dipertegas oleh data statistik yang selalu menunjukkan signifikansi data pada kelompok glibenklamid dibanding dengan kelompok ekstrak n-heksan dan kelompok CMC 0,5. Berdasarkan perhitungan statistik pada minggu V diperoleh F hitung 99,72 F tabel 2,78, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan dilakukan uji beda rata-rata Duncan. Berdasarkan Tabel 4.5 tampak bahwa pemberian glibenklamid menunjukkan penurunan KGD yang memiliki perbedaan yang nyata dibanding pemberian ekstrak n-heksan dan CMC 0,5, sedangkan kelompok ekstrak n-heksan dosis 600 mgkg BB tidak menunjukkan signifikansi secara statistik dengan kelompok ekstrak n-heksan dosis 200 mgkg BB yang berarti memiliki aktivitas yang sama secara statistik; namun memiliki perbedaan nyata terhadap pemberian ekstrak n-heksan dosis 400 mgkg BB dan CMC 0,5. Kelompok ekstrak n-heksan dosis 200 mgkg BB, dosis 400 mgkg BB, dan CMC 0,5 tidak menunjukkan signifikansi secara statistik karena berada dalam subset yang sama. Universitas Sumatera Utara 4.3.3 Hasil Pengukuran KGD Mencit Setelah Perlakuan dengan Pemberian Ekstrak Etil Asetat Kelopak Bunga Rosela Masing-masing kelompok mencit diabetes diberi perlakuan yaitu kelompok dengan pemberian suspensi CMC 0,5 sebagai kontrol negatif, kelompok dengan pemberian glibenklamid sebagai kontrol positif, kelompok dengan pemberian ekstrak etil asetat 200 mgkg BB, kelompok dengan pemberian ekstrak etil asetat 400 mgkg BB, kelompok dengan pemberian ekstrak etil asetat 600 mgkg BB, Hasil pengukuran KGD mencit ditunjukkan pada Tabel 4.6, Gambar 4.4, dan Gambar 4.5. Tabel 4.6 Data pengukuran KGD setelah pemberian ekstrak etil asetat Kelompok Perlakuan Kadar Glukosa Darah KGD mgdl normal diabetes minggu I minggu II minggu III minggu IV minggu V kel. CMC 0,5 78,33 326,50 326,83 329,17 332,33 334,17 336,33 kel. Glibenklamide 71,67 314,00 267,50 213,17 137,50 110,00 76,17 kel. ekstrak etil asetat D1 78,67 320,83 322,67 324,33 325,67 327,67 329,00 kel. ekstrak etil asetat D2 79,83 324,33 326,17 327,33 329,50 331,67 333,67 kel. ekstrak etil asetat D3 76,67 315,67 317,50 320,00 321,67 324,17 326,33 Berdasarkan Tabel 4.6 tampak bahwa pemberian ekstrak etil asetat kelopak bunga rosela dalam berbagai dosis tidak menunjukkan penurunan KGD, di mana tidak terdapat signikansi data penurunan KGD ekstrak etil asetat dengan kelompok kontrol dengan pemberian CMC 0,5. Ini berarti bahwa ekstrak etil asetat 200 mg, 400 mg, dan 600 mg tidak mempunyai aktivitas antidiabetes sama sekali. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Grafik yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak etil asetat Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB 50 100 150 200 250 300 350 400 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid etil asetat D1 etil asetat D2 etil asetat D3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5. Diagram batang yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak etil asetat Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB Tabel 4.7 Hasil uji beda rata-rata Duncan terhadap KGD mencit pada minggu I hingga minggu V setelah pemberian sediaan uji ekstrak etil asetat Minggu KGD Duncan I Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 Glibenklamid 6 267.5000 Etil asetat 600 mgkg BB 6 317.5000 Etil asetat 200 mgkg BB 6 322.6667 Etil asetat 400 mgkg BB 6 326.1667 CMC 0,5 6 326.8333 Sig. 1.000 .525 50 100 150 200 250 300 350 400 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid etil asetat D1 etil asetat D2 etil asetat D3 Universitas Sumatera Utara II Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 Glibenklamid 6 213.1667 Etil asetat 600 mgkg BB 6 320.0000 Etil asetat 200 mgkg BB 6 324.3333 Etil asetat 400 mgkg BB 6 327.3333 CMC 0,5 6 329.1667 Sig. 1.000 .526 III Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 Glibenklamid 6 137.5000 Etil asetat 600 mgkg BB 6 321.6667 Etil asetat 200 mgkg BB 6 325.6667 Etil asetat 400 mgkg BB 6 329.5000 CMC 0,5 6 332.3333 Sig. 1.000 .474 IV Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 Glibenklamid 6 110.0000 Etil asetat 600 mgkg BB 6 324.1667 Etil asetat 200 mgkg BB 6 327.6667 Etil asetat 400 mgkg BB 6 331.6667 CMC 0,5 6 334.1667 Sig. 1.000 .477 V Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 Glibenklamid 6 76.1667 Etil asetat 600 mgkg BB 6 326.3333 Etil asetat 200 mgkg BB 6 329.0000 Etil asetat 400 mgkg BB 6 333.6667 CMC 0,5 6 336.3333 Sig. 1.000 .475 Universitas Sumatera Utara Pada kelompok ekstrak etil asetat dari minggu I hingga V juga menunjukkan performa yang memiliki signifikansi secara statistik dengan kelompok glibenklamid, yang berarti bahwa aktivitas kelompok etil asetat tidak tampak sama sekali apabila dibandingkan dengan aktivitas penurunan kadar glukosa darah yang terdapat pada kelompok dengan pemberian glibenklamid. Berdasarkan perhitungan statistik pada minggu V diperoleh F hitung 165,184 F tabel 2,78, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan dilakukan uji beda rata-rata Duncan. Berdasarkan Tabel 4.7 tampak bahwa pemberian glibenklamid menunjukkan penurunan KGD yang memiliki perbedaan yang nyata dibanding pemberian ekstrak etil asetat berbagai dosis dan CMC 0,5, di mana kelompok ekstrak etil asetat berada dalam subset yang sama dengan CMC 0,5. 4.3.4 Hasil Pengukuran KGD Mencit Setelah Perlakuan dengan Pemberian Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela Masing-masing kelompok mencit diabetes diberi perlakuan yaitu kelompok dengan pemberian suspensi CMC 0,5 sebagai kontrol negatif, kelompok dengan pemberian glibenklamid sebagai kontrol positif, kelompok dengan pemberian ekstrak etanol 200 mgkg BB, kelompok dengan pemberian ekstrak etanol 400 mgkg BB, kelompok dengan pemberian ekstrak etanol 600 mgkg BB, Hasil pengukuran KGD mencit ditunjukkan pada Tabel 4.8, Gambar 4.6, dan Gambar 4.7. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Data pengukuran KGD setelah pemberian ekstrak etanol Kelompok Perlakuan Kadar Glukosa Darah KGD normal Diabetes minggu I minggu II minggu III minggu IV minggu V kel. CMC 0,5 78,33 326,50 326,83 329,17 332,33 334,17 336,33 kel. ekstrak etanol D1 74,33 309,33 292,00 244,83 199,33 150,50 114,67 kel. ekstrak etanol D2 74,00 303,00 276,67 222,83 180,83 127,83 87,67 kel. ekstrak etanol D3 76,17 303,33 248,00 197,00 143,83 91,67 67,67 kel. Glibenklamid 71,67 314,00 267,50 213,17 137,50 110,00 76,17 Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB Berdasarkan Tabel 4.6 tampak bahwa pemberian ekstrak etanol kelopak bunga rosela dalam berbagai dosis menunjukkan penurunan KGD yang signifikan seperti pada pemberian dengan glibenklamid sebagai kontrol positif. Ini berarti bahwa ekstrak etanol 200 mg, 400 mg, dan 600 mg mempunyai aktivitas antidiabetes. Semakin besar dosis ekstrak etanol yang diberikan, semakin besar kemampuannya dalam menurunkan kadar glukosa darah. Ekstrak etanol kelopak bunga rosela positif mengandung bioflavonoid yang telah terbukti menurunkan kadar glukosa darah pada hewan percobaan diabetes. Dalam survei kritis yang dilakukan oleh Brahmachari 2011, tertera beragam kandungan bioflavonoida yang telah berhasil diisolasi dan diuji bioaktivitasnya dalam hal menurunkan kadar glukosa darah pada hewan percobaan diabetes, yaitu prunin naringenin-7-O- β-D-glukosida, myrciacitrin dari Myrcia mutiflora, 6-hidroksi-flavonoida yang memiliki aktivitas penghambat enzim α-glukosidase, 6-hidroksiluteolin, apigenin, luteolin, turunan C-glukosidik Universitas Sumatera Utara flavon yang dinamakan isoaffineyin, turunan genistein yang diisolasi dari Tetracera scandens, dan banyak senyawa lainnya. Gambar 4.6. Grafik yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak etanol Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB 50 100 150 200 250 300 350 400 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid etanol D1 etanol D2 etanol D3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7. Diagram batang yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak etanol Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB Tabel 4.9 Hasil uji beda rata-rata Duncan terhadap KGD mencit pada minggu I hingga minggu V setelah pemberian sediaan uji ekstrak etanol Minggu KGD Duncan I Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Etanol 600 mgkg BB 6 2.4800 Glibenklamid 6 2.6750 2.6750 Etanol 400 mgkg BB 6 2.7667 2.7667 Etanol 200 mgkg BB 6 2.9200 CMC 0,5 6 3.2683 Sig. .097 .425 .187 1.000 50 100 150 200 250 300 350 400 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid etanol D1 etanol D2 etanol D3 Universitas Sumatera Utara II Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Etanol 600 mgkg BB 6 1.9700 Glibenklamid 6 2.1317 2.1317 Etanol 400 mgkg BB 6 2.2283 2.2283 Etanol 200 mgkg BB 6 2.4483 CMC 0,5 6 3.2917 Sig. .170 .406 .066 1.000 III Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Glibenklamid 6 1.3750 Etanol 600 mgkg BB 6 1.4383 Etanol 400 mgkg BB 6 1.8083 Etanol 200 mgkg BB 6 1.9933 CMC 0,5 6 3.3233 Sig. .592 .125 1.000 IV Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Etanol 600 mgkg BB 6 89.8333 Glibenklamid 6 1.1000 Etanol 400 mgkg BB 6 1.2783 Etanol 200 mgkg BB 6 1.5050 CMC 0,5 6 3.3417 Sig. 1.000 .056 1.000 1.000 V Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Etanol 600 mgkg BB 6 67.6667 Glibenklamid 6 76.1667 76.1667 Etanol 400 mgkg BB 6 87.6667 Etanol 200 mgkg BB 6 1.1467 CMC 0,5 6 3.3633 Sig. .298 .163 1.000 1.000 Universitas Sumatera Utara Dari data statistik di atas tampak bahwa ekstrak etanol dosis 600 mgKgBB menunjukkan potensi yang cukup besar dalam hal aktivitas penurunan kadar glukosa darah. Pada minggu I tidak terdapat signifikansi yang berarti di antara ekstrak etanol dosis 600 mgKg BB dengan glibenklamid. Pada minggu ke- 4 dan ke-5 tampak bahwa potensi penurunan kadar glukosa darah dengan pemberian dosis 400 mgKgBB ekstrak etanol tidak memiliki signifikansi secara statistik sehingga hal ini menjadi indikasi bahwa kemampuan dosis 400 mgKg BB dalam menurunkan kadar glukosa darah tidak berbeda secara nyata atau menyerupai aktivitas glibenklamid. Berdasarkan perhitungan statistik pada minggu V diperoleh F hitung 400,442 F tabel 2,78, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan dilakukan uji beda rata-rata Duncan. Berdasarkan Tabel 4.9 tampak bahwa pemberian glibenklamid tidak menunjukkan signifikansi statistik terhadap kelompok dengan pemberian ekstrak etanol 600 mgkg BB dan ekstrak etanol 400 mgkg BB. Hal ini berarti kemampuan ekstrak etanol 400 mgkg BB dan 600 mgkg BB dalam menurunkan KGD sangat mendekati atau menyerupai efek penurunan KGD yang ditunjukkan oleh glibenklamid. Sedangkan ekstrak etanol 200 mgkg BB tidak mampu memberikan efek penurunan KGD yang menyerupai glibenklamid, namun dosis 200 mgkg BB memiliki signifikansi data secara statistik dengan kelompok kontrol yang diberikan CMC 0,5.

4.4 Hasil Pengukuran Aktivitas Ekstrak N-heksan, Etil asetat dan Etanol Kelopak Bunga Rosela