5. Kemampuan Kerja Sama Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu orang karyawan
saja. Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh dua orang karyawan atau lebih, sehingga membutuhkan kerja sama antar
karyawan sangat dibutuhkan. Kinerja karyawan dapat dinilai dari kemampuannya bekerjasama dengan rekan sekerja lainnya.
Dengan mengadakan penilaian kinerja maka diharapkan pimpinan dapat memantau kinerja para karyawan baik secara individu maupun sebagai dalam satu
kelompok kerja. Untuk itu seorang pemimpin diharapkan dapat menetapkan kriteria penilaian yang jelas serta obyektif sehingga penilaian yang dilakukan
memperoleh hasil yang akurat dalam setiap aktivitas pekerjaan yang dinilai. Untuk penilaian kinerja yang efektif maka dilakukan penilaian kinerja
secara spesifik dalam setiap aktivitas pekerjaan sehingga dapat memberikan umpan balik bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.
2.4 Hubungan Motivasi Kerja, Kepuasan dan Kinerja
Menurut Wibowo 2010:389 Motivasi dapat dipastikan mempengaruhi kinerja, walaupun bukan satu – satunya faktor yang membentuk kinerja. Gibson
dalam buku Wibowo 2010:508 secara jelas menggambarkan adanya hubungan timbal balik antara kinerja dan kepuasan kerja. Di satu sisi dikatakan kepuasan
kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan lebih produktif. Di sisi lain dapat pula terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya
kinerja atau prestasi kerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan kepuasan. Wibowo 2010:506 juga mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi
dengan kepuasan kerja.
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis hubungan antara variabel yang akan diteliti. Hal ini merupakan jaringan hubungan antar
variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalu proses wawancara, observasi,
dan survei literatur. Pada umumnya setiap perusahaan mengharapkan keuntungan atau profit yang maksimal dari usaha yang dijalankannya dengan cara lebih
meningkatkan kinerja karyawannya. Apabila perusahaan tidak mampu memberikan motivasi yang baik serta tidak mampu memberikan kepuasan kerja
yang cukup kepada karyawannya, maka jelas akan berdampak negatif terhadap kinerja karyawan mereka.
Oleh karena itu, pimpinan perusahaan harus mampu memberikan motivasi kerja yang baik kepada karyawannya serta berusaha meningatkan tingkat
kepuasan kerja karyawan mereka, sehingga kinerja para karyawan dalam mengerjakan pekerjaannya juga menjadi lebih baik dan maksimal. Dengan begitu,
visi dan misi perusahaan pasti akan tercapai. Secara skematis, kerangka konseptual dalam penelitian dapat dilihat pada:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual H1
H2
H3
2.6 Hipotesis
Hadari Nawawi 1997:351, menyebutkan bahwa kata motivasi motivation kata dasarnya adalah motif motive yang berarti dorongan, sebab
atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi sangat penting diberikan kepada karyawan karena dengan motivasi ini diharapkan setiap
individu karyawan mau bekerja keras dan mengeluarkan segala kemampuan terbaiknya untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Menurut
Wibowo 2010:389 motivasi dapat dipastikan mempengaruhi kinerja, walaupun bukan satu – satunya faktor yang membentuk kinerja. Faktor – faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja antara lain seperti lingkungan pekerjaan, rasa aman, penghargaan reward, gaji dan lain – lain. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Yulia 2009 dan Rahmatullah 2012, membuktikan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu,
Motivasi Kerja X1
Kinerja Karyawan Y
Kepuasan Kerja X2
Universitas Sumatera Utara
perusahaan harus bisa memberikan motivasi kerja yang baik dan secara terus menerus kepada karyawannya, agar para karyawan terpacu untuk bekerja lebih
keras dan giat untuk mencapai tujuan perusahaan serta mencapai prestasi kerja yang lebih baik lagi. Dari pembahasan ini dapat diambil hipotesis:
H1: Motivasi kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja karyawan Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara.
Kepuasan kerja juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam peningkatan kinerja seorang karyawan dalam suatu perusahaan. Robbins dan
Judge 2008:99, mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi
karakteristiknya. Hariandja 2002:290, mengatakan bahwa kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif dan lain – lain, atau
mempunyai hubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting di organisasi. Gibson dalam Wibowo 2010:508 secara jelas menggambarkan
adanya hubungan timbal balik antara kinerja dan kepuasan kerja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulia 2009 dan Rahmatullah 2012,
membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu menjaga tingkat
kepuasan kerja karyawan agar selalu tinggi. Hal ini sangat berguna, karena apabila seorang karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi, maka karyawan
tersebut akan mampu untuk bekerja lebih fokus dan giat dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Dari pembahasan ini dapat
diambil hipotesis:
Universitas Sumatera Utara
H2: Kepuasan kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
karyawan Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, motivasi kerja dan kepuasan kerja masing – masing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan. Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi kerja dan kepuasan kerja seseorang juga ada beberapa yang sama seperti lingkungan
pekerjaan dan gaji. Wibowo 2010:506 juga mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi
dengan kepuasan kerja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulia 2009 dan Rahmatullah 2012, menunjukkan bahwa motivasi kerja dan kepuasan kerja
secara serentak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu memberikan motivasi kerja yang lebih baik lagi serta
menjaga tingkat kepuasan kerja untuk selalu tinggi kepada para karyawannya agar para karyawan dapat bekerja lebih keras dan giat demi tercapainya tujuan
perusahaan. Hal ini juga dapat memicu karyawan untuk semakin meningkatkan kinerjanya untuk mencapai prestasi kerja yang lebih baik lagi. Dari pembahasan
ini dapat diambil hipotesis:
H3: Motivasi kerja dan kepuasan kerja secara serentak memiliki
pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan Kantor Pusat PT. PP. London Sumatera Tbk. Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah kuantitatif berjenis statistik dan asosiatif. Dikatakan pendekatan kuantitatif sebab pendekatan ini berangkat
dari suatu kerangka teori gagasan para ahli ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan –
permasalahan beserta pemecahan – pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran verifikasi dalam bentuk dukungan data empiris di
lapangan atau lebih sering disebut penelitian survei field research. Dimana penelitian ini dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel dan hasilnya digeneralisasikan. Penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan
kepastian data numerik. Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik untuk
menunjukkan hubungan antar variabel. Penelitian ini merupakan penelitian statistik karena menggunakan analisis statistik regresi linier berganda. Sedangkan
dikatakan penelitian asosiatif karena penelitian ini menghubungkan dua variabel atau lebih Ginting, 2008:57
Universitas Sumatera Utara