Pengertian Pemahaman TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pemahaman

Ada empat unsur utama proses belajar mengajar yaitu tujuan, bahan, metode dan penilaian. Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu telah tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian sebagai alat bantu untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Proses adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom Sudjana, 1992:22 yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasai, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek yakni gerakan refleks, ketrampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atu ketepatan, gerak ketrampilan kompleks, dan gerak ekspresif 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Dari ketiga ranah ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah ranah kognitif yaitu aspek pemahaman. Dalam Taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Namun untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal Sudjana, 1992:24. Menurut taksonomi Bloom, pemahaman merupakan kemampuan merangkai arti materi dengan menerjemahkan, menginterpretasi bahan, dan meramalkan. Pemahaman merupakan proses untuk memperoleh pengertian terhadap suatu objek dan dilakukan dengan sadar. Hakekat pemahaman dapat dilakukan sebagai proses merealisasi secara intelegen atau logis dalam suatu situasi tertentu yang mengandung aspek problematic dan selalu dihubungkan dengan pengetahuan yang dimilikinya Chaplin, 2005. Menurut Moeliono 1990 pemahaman berarti mengerti secara benar. Secara ringkas Hurlock 1991 menyebut pemahaman sebagai kemampuan untuk mengungkapkan sifat, arti atau keterangan mengenai sesuatu dan mempunyai gambaran yang jelas atau lengkap tentang suatu hal. Menurut Partowisastro 1983:45 pengertian paham, meliputi : 1 melihat hubungan yang belum nyata pada pandangan pertama, 2 mampu untuk menerangkan, yaitu melukiskan tentang aspek yang berbeda, tingkatan dan sudut pandang yang berbeda, 3 mengembangkan kesadaran akan faktor-faktor yang penting, 4 berkemampuan membuat ramalan mengenai tingkah laku adalah sumber pemahamaan. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman berarti kemampuan yang setingkat lebih tinggi dari pengetahuan untuk mengungkapkan sifat dan arti, mengembangkan faktor-faktor yang penting, dan menerangkan sifat dan arti tersebut dengan jelas, lengkap dan benar. Pemahaman dapat diperoleh dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru. Sebagai tanda bahwa seseorang mempunyai pemahaman, ia harus mampu menguraikan isi pokok dari bahan itu, mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain. Dengan pemahaman seseorang memiliki pengertian dari pelajaran yang telah diikuti Winkel, 1987:150. Dengan pemahamaan seseorang mampu menguraikan dalam kata-kata sediri, mengenai unsur-unsurnya, mengingat, menamakannya dan mengklasifikasikannya Rooijakkers, 1984:113-114. Menurut Bloom 1987, kata-kata operasional yang dapat digunakan untuk indikator kompetensi aspek pemahaman, yaitu menggantikan, mempertahankan, membedakan, membuat estimasiperkiraan, menerangkan, mengembangkan, menyimpulkan, memberi contoh-contoh, menjelaskan dengan kata-kata sendiri, meramalkan, menulis kembali, meringkas, dan membuktikan. Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori Sudjana, 1992:24. 1 tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. 2 Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. 3 pemahaman tingkat tiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman esktrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun, masalahnya. Meskipun pemahaman dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan di atas, perlu disadari bahwa garis yang tegas antara ketiganya tidaklah mudah. Penyusunan tes dapat membedakan item yang susunannya termasuk sub kategori tersebut, tetapi tidak perlu berlarut-larut mempermasalahkan ketiga perbedaan tersebut. Sejauh dapat dibedakan antara pemahaman terjemahan, penafsiran, dan ekstrapolasi, bedakanlah untuk kepentingan penyusunan soal tes hasil belajar. Karakteristik soal-soal pemahaman sangat mudah dikenal. Misalnya, pengungkapan tema, topik, atau masalah yang sama dengan yang pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya berbeda. Membuat contoh item pemahaman tidaklah mudah. Cukup banyak contoh item pemahaman yang harus diberi catatan atau perbaikan sebab terjebak ke dalam item pengetahuan. Dalam tes objektif, tipe pilihan ganda dan tipe benar-salah banyak mengungkap aspek pemahaman. Ada beberapa pandangan dan sikap mahasiswa yang tidak tepat terhadap proses belajar di perguruan tinggi yang menyebabkan pemahaman mereka terhadap berbagai pengetahuan yang diberikan menjadi ‘ kurang ‘. Pandangan dan sikap tersebut antara lain : a mahasiswa menganggap KBM dan dosen adalah sumber pengetahuan yang utama, b mahasiswa memandang bahwa nilai merupakan tujuan belajar, c mahasiswa belum memandang bahwa proses belajar mengajar sebagai proses belajar mandiri, d mahasiswa belum menyadari bahwa buku merupakan sumber pengetahuan sehingga harus dimiliki, e sikap mahasiswa yang cenderung pasif dalam proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Selain itu ada faktor lain yang ikut mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa antara lain : a panjangnya bahan pelajaran, b kesulitan bahan pelajaran, c berartinya bahan pelajaran, d berat ringannya tugas pelajaran, e waktu yang tersedia dalam satu semester kadang kurang mencukupi untuk membahas dan memperkaya materi secara tuntas Soemanto, 1984 : 96.

B. Pemahaman mahasiswa mengenai PPh Pasal 21