Pasal 21 dengan benar dan tepat waktu. Selain itu juga memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia yang baik dan bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan perpajakan. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya saat mereka terjun ke dunia kerja. Apalagi ketika
mereka menjadi wiraswasta, mereka harus memahami PPh Pasal 21 untuk mengetahui besarnya penghasilan yang mereka peroleh telah dikenakan PPh
Pasal 21 atau belum. Tentu saja hal ini akan sangat membantu dalam memenuhi target penerimaan pendapatan pemerintah, khususnya dari sektor
pajak penghasilan.
C. Cakupan Materi PPh Pasal 21
Menurut Kurikulum Nasional KurNas yang baru Hukum Pajak
Perpajakan I dan Akuntansi Perpajakan Perpajakan II jumlah SKS yang harus ditempuh dua mata kuliah tersebut adalah 5 SKS. Menurut Mardiasmo
2003, materi-materi yang termasuk dalam PPh Pasal 21 sebagai berikut:
1. Pengertian a. Pajak Penghasilan Pasal 21
Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan yang berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama
apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaanjabatan, jasa, dan kegiatan.
b. Pemotong Pajak PPh Pasal 21
1 Pemberi kerja terdiri dari orang pribadi dan badan, termasuk bentuk usaha tetap, baik merupakan induk maupun cabang, perwakilan atau
unit, yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai. 2 Bendaharawan pemerintah termasuk bendaharawan pada Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga- lembaga negara lainnya dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar
negeri yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lain dengan
nama apapun
sehubungan dengan
pekerjaanjabatan, jasa, dan kegiatan. 3 Dana pensiun, PT Taspen, PT Astek, badan penyelenggara Jaminan
Sosial Tenaga Kerja Jamsostek lainnya serta badan-badan lain yang membayar uang pensiun, Tabungan Hari Tua Atau Tunjangan Hari Tua
THT. 4 Perusahaan, badan termasuk bentuk usaha tetap, yang membayar
honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan pekerjaan atau jasa, termasuk jasa tenaga ahli dengan status
Wajib Pajak dalam negeri yang melakukan pekerjaan bebas. 5 Yayasan termasuk yayasan di bidang kesejahteraan, rumah sakit,
pendidikan, kesenian, olah raga, kebudayaan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, organisasi dam dalam bentuk apapun dalam
segala bidang kegiatan sebagai pembayar gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaanjabatan,
jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. 6 Perusahan,
badan termasuk
bentuk tetap,
yang membayarkan
honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan.
c. Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21
1 Pegawai tetap, yaitu orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala,
termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahan secara
langsung. 2 Pegawai lepas, yaitu orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang
hanya menerima imbalan apabila orang pribadi yang bersangkutan bekerja.
3 Penerima pensiun, yaitu orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima atau memperoleh imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan di masa lalu,
termasuk yang menerima Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua. 4 Penerima honorarium, yaitu orang pribadi yang menerima atau
memperoleh imbalan sehubungan dengan jasa, jabatan, atau kegiatan yang dilakukannya.
5 Penerima upah, yaitu orang pribadi yang menerima upah harian, upah mingguan, upag borongan, atau upah satuan.
d. Tidak termasuk dalam pengertian penerima penghasilan
1 Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja
pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat : bukan warga Negara Indonesia, dan
tidak menerima atau memperolah penghasilan lain di luar jabatannya di Indonesia.
2 Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor; 611KMK.041994
tanggal 23 Desember 1994 sepanjang bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan atau pekerjaan lain
untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.
e. Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21
1 Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah, honorarium termasuk honorarium anggota
dewan komisaris atau anggota dewan pengawas, premi bulan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan teratur,
beasiswa, hadiah, premi asuransi yang dibayar pemberi kerja dan penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun.
2 Penghasilan yang diterima atau diperoleh secara tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya,
tunjangan yang sifatnya tidak tetap dan biasanya dibayarkan sekali dalam setahun.
3 Upah harian, upah mingguan, upah borongan, upah satuan. 4 Uang tebusan pensiun, Uang Tebusan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua
THT, uang pesangon, dan pembayaran lain yang sejenis. 5 Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama atau
bentuk apapun, komisi, bea siswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
Wajib Pajak dalam negeri, termasuk tenaga ahli, pemain musik, pembawa
acara, penyanyi,
pelawak, bintang
film, olahragawan,
penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, moderator, pengarang, peneliti, pemberi jasa di bidang teknik. Kolportir iklan, pengawas, pengelola
proyek, pembawa pesanan peserta perlombaan, petugas penjaja barang dagangan, petugas dinas luar asuransi, peserta pendidikan, pelatihan,
pemagangan. 6 Penerima dam bentuk natura dan kenikmatan dengan nama apapun yang
diberikan oleh bukan Wajib Pajak.
f. Tidak termasuk penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21
1 Pembayaran asuransi dari perusahan asuransi kesehatan, asuransi kecelakan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, asuransi bea siswa.
2 Penerima dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang diberikan oleh Pemerintah dan Wajib Pajak.
3 Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disyahkan Menteri Keuangan dan penyelenggara Taspen serta THT
kepada badan penyelenggara Taspen dan Jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja.
4 Penerima dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang diberikan oleh Pemerintah.
5 Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja. 6 Zakat yang diterima pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disyahkan Pemerintah.
2. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak PPh Pasal 21 a. Hak-hak wajib pajak PPh Pasal 21