Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini berisikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam UU NO. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dituliskan bahwa pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang berperan penting dalam proses pendidikan tersebut. Guru berperan penting dalam mewujudkan pembelajaran dan memiliki kebebasan untuk mengelola kelas sehingga siswa memiliki motivasi untuk belajar dan siswa akan senang ketika proses belajar. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara Somantri, 2001: 154. Pengalaman bagi siswa selama pembelajaran juga ditekankan supaya siswa dapat terlibat langsung. Pengalaman ini diberikan dengan maksud siswa dapat 2 menemukan sendiri nilai-nilai yang sedang mereka pelajari. Kemudian guru memberikan refleksi atas pengalaman dimana refleksi tersebut dilakukan supaya siswa dapat memahami akan nilai yang sudah dipelajarinya. Pemahaman akan nilai tersebut selanjutnya menjadi rumusan bagi tindakan siswa selanjutnya dalam kegiatan aksi, barulah guru dapat mengevaluasinya. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru tidak hanya dalam ranah kognitif saja, tetapi juga melihat pribadi siswa, apakah siswa mengalami perkembangan setelah mengikuti pembelajaran atau tidak. Pada tanggal 2 Agustus 2016 peneliti melakukan observasi di kelas VA SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta. Peneliti mengamati selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti menemukan masalah dilihat dari hasil observasi yaitu siswa mempunyai persepsi yang cukup sebesar 53. Skor ini memperlihatkan bahwa siswa cukup tentang materi, media, dan sarana pembelajaran terhadap model pembelajaran, siswa memiliki persepsi yang cukup tentang langkah-langkah pembelajaran dalam pelajaran PKn, selain itu persepsi yang cukup tentang interaksi dalam pelajaran PKn. Permasalahan selanjutnya yaitu sikap siswa pada mata pelajaran PKn bahwa siswa memiliki sikap yang cukup sebesar 46. Skor ini menunjukkan bahwa siswa memiliki sikap cukup sebelum mengikuti pelajaran, saat mengikuti pembelajaran, dan setelah mengikuti pelajaran. Menurut Subagyo 2010:22 Pedagogi merupakan salah satu cara guru untuk mendampingi siswa dalam tumbuh kembangnya. Sedangkan reflektif menurut Subagyo 2010:7 adalah meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, ataupun reaksi secara rasional dengan tujuan mampu memahami makna yang terkandung di dalamnya. 3 Paradigma Pedagogi Reflektif PPR menekankan sebuah proses yang tidak berhenti pada pencapaian kompetensi dan keterampilan, tetapi merupakan proses refleksi untuk menemukan dan menginternalisasikan nilai-nilai kehidupan. Dengan menggunakan model Paradigma Pedagogi Reflektif PPR peserta didik dapat menemukan dan mengalami sendiri nilai-nilai kehidupan yang ingin dikembangkan untuk selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan untuk membangun kecakapan peserta didik dalam konteks dan hubungannya dengan diri sendiri, sesama, dan alam ciptaan Tuhan. Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR mempunyai keunggulan dimana siswa dan guru menjadi belajar untuk mengembangkan kompetensi secara utuh Competence, mengasah kepekaan dan mempertajam hati nurani Consience, dan saling terlibat dengan penuh bela rasa bagi sesama Compassion. Menurut Subagyo 2010:43 Pedagogi merupakan sebuah cara guru mendampingi siswa dalam pertumbuhan dan perkembangannya meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya pribadi siswa. Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif PPR merupakan sebuah pola pikir dalam menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang mempunyai nilai kemanusiaan. Menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa supaya mempunyai nilai kemanusiaan, haruslah diberi pengalaman dan memfasilitasinya dengan pertanyaan agar siswa dapat merefleksikan pengalaman tersebut. Selain itu siswa diberi pertanyaan atas aksi yang dilakukan dengan nilai tersebut. Dari paparan tersebut peneliti ingin mengetahui persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Paradigma Pedagogi Reflektif PPR akan membantu siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 untuk menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam Pendidikan Kewarganegaraan PKn. Paradigma Pedagogi Reflektif PPR membantu siswa menemukan sendiri melalui pengalaman yang dibantu refleksi bersama guru dan melakukan aksinya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD NEGERI TEGALREJO 2 YOGYAKARTA ”.

1.2 Batasan Masalah