Plasmid merupakan molekul DNA sirkular kecil yang dapat masuk ke dalam bakteri dan bereplikasi sendiri, terpisah dari genom inang. Kebalikan dari virus, plasmid
tidak bersifat menginfeksi, plasmid tidak merubah sel inang menjadi pabrik untuk memproduksi plasmid. Plasmid biasanya mengode gen yang memberikan sifat tertentu
pada bakteri, misalnya gen pengode resistan antibiotik. Ahli rekayasa genetika menggunakan plasmid sebagai alat untuk mentransfer gen asing ke dalam bakteri karena
sepotong DNA dengan cepat bergabung dengan DNA plasmid.
2.2. S
TRUKTUR
DNA
DAN
RNA
DNA dan RNA merupakan polimer linier polinukleotida yang tersusun dari subunit atau monomer nukleotida. Komponen penyusun nukleotida terdiri dari tiga
jenis molekul, yaitu gula pentosa deoksiribosa pada DNA atau ribosa pada RNA, basa nitrogen, dan gugus fosfat Gambar 2.1. Basa yang ditemukan pada nukleotida adalah
basa purin adenin = A, guanin = G dan basa pirimidin cytosin = C, tymin = T, urasil
= U Gambar 2.2. Monomer nukleotida mempunyai gugus hidroksil pada posisi karbon 3’, gugus fosfat pada posisi karbon 5’ dan basa pada posisi karbon 1’ molekul
gula. Nukleotida satu dengan yang lainnya berikatan melalui ikatan fosfodiester antara gugus 5’fosfat dengan gugus 3’hidroksil.
Gambar 2.1. Struktur Nukleotida Struktur DNA mirip dengan struktur RNA. Perbedaan diantara keduanya terdapat
pada jenis gula dan basa pada monomernya serta jumlah untai penyusunnya. Pada DNA, tidak terdapat gugus hidroksil pada posisi karbon 2’ dari molekul gula 2-
deoksiribosa sementara pada RNA molekul gulanya adalah ribosa. Basa nitrogen yang terdapat pada DNA adalah adenin, guanin, sitosin dan timin, sedangkan pada RNA jenis
basanya adalah adenin, sitosin, guanin dan urasil. RNA merupakan polinukleotida yang membentuk satu rantaiuntai sedangkan DNA merupakan polinukleotida yang
11
membentuk 2 untai heliks ganda.
Gambar 2.2. Struktur Purin dan Pyrimidin Adenin dan Guanin; Cytosin, Tymin dan Urasil
2.3. N
UKLEOSIDA DAN
N
UKLEOTIDA
Bila basa purin dan pyrimidin bergabung dengan gugus gula ribosa atau deoksiribosa akan menghasilkan senyawa yang disebut nukleosida. Terdapat dua jenis
nukleosida: ribonukleosida dan deoksiribonukleosida. Jadi adenin yang berkondensasi dengan gula ribosa membentuk senyawa ribonukleosida adenosin, untuk guanin diberi
nama guanosin, sitosin membentuk sitidin dan urasil membentuk uridin. Ribonukleosida diatas dapat terbentuk pada hidrolisis parsial molekul RNA. Nukleosida turunan gula 2-
deoksiribosa dikenal dengan nama deoksiribonukleosida, yaitu: deoksiadenosin, deoksiguanosin, deoksisitidin dan deoksitimidin.
Nukleotida merupakan ester dari asam fosfat dan nukleosida. Asam fosfat terikat pada gugus hidroksil dari salah satu atom karbon dalam cincin pentosa. Nukleotida
terdapat bebas dalam sel, dan dapat terbentuk dari hidrolisis bertahap asam nukleat dengan enzim nuklease. Seperti halnya nukleosida, nukleotida dibagi menjadi dua
golongan: deoksiribonukleotida dan ribonukleotida.
12
Tabel 2.1. Tatanama nukleotida dan asam nukleat.
2.4. S