7.3.3. Diagnosa dan pengobatan penyakit genetik
Prinsip diagnosa berdasarkan teknik hibridisasi dapat digunakan untuk diagnosa penyakit genetik. Misalkan mutasi spesifik diketahui merupakan penyebab dari penyakit
tertentu, seperti penyakit Alzheimer. Bila kita mengetahui mutasi spesifik tersebut, maka kita dapat merancang probe DNA yang dapat berhibridisasi untuk mendeteksi
mutasi tersebut. Sehingga diagnosa genetik dapat dilakukan menggunakan teknik yang sama dengan yang digunakan untuk diagnosa penyakit infeksi.
Bila perbedaan genetik dapat dideteksi, kerusakan genetik dapat didiagnosa,
maka mungkin juga dapat diperbaiki. Proses ini dikenal dengan terapi gen, yang akan
dibahas pada bab 8.
7.3.4. Vaksin subunit rekombinan
Vaksin jenis ini mengandung protein antigen patogen yang diproduksi dengan teknologi DNA rekombinan. Contohnya vaksin hepatitis B yang digunakan untuk
mencegah inveksi hepatitis B. Antigen virus hepatitis B yang telah diketahui dapat menginduksi antibodi protektif adalah HbsAg Hepatitis B Surface Antigen. Gen
pengkode HbsAg di klon dan di ekspresikan di E. coli, ragi Saccaromyces cerevisiae. Protein HbsAg yang diperoleh dari ragi digunakan sebagai vaksin rekombinan pertama
utnuk perdagangan pada tahun 1986, dan harganya lebih murah daripada vaksin Hepatitis B konvensional.
Keunggulan vaksin subunit rekombinan: 1. aman, hanya mengandung antigen tunggal terhadap imunitas yang diharapkan.
2. tidak menimbulkan penyakit. 3. tidak ada kemungkinan terkontaminasi patogen lain.
4. jarang menginduksi reaksi yang tidak diinginkan. 5. menjamin penyediaan kontinu dan mudah dari sumber yang aman.
6. harga murah 7. mencegah transmisi penyakit dengan tidak sengaja pada pegawai produksi dan
pemakai. Kerugian vaksin subunit rekombinan:
Protein antigen dapat mempunyai konformasi yang berbeda dibandingkan bila terletak pada sel atau virus asal. Hal ini dapat ditanggulangi dengan mentargentkan
antigen rekombinan pada permukaan suatu sel mikroorganisme. Vaksin ini disebut disebut dengan vaksin rekombinan hidup karier.
75
7.4. F