adalah bukan saja perubahan-perubahan legal tetapi juga mobilisasi politik, peninqkatan kesadaran dan pendidikan non-formal. Model pendekatan ini
merupakan pembangunan yang berpusatkan pada rakyat sebagai alternatif baru untuk meningkatkan hasil produk pembangunan dengan cara-cara yang sesuai
dengan asas-asasparfspasdan keadilan. Bagaimanapun, hasilnya harus dapat dilestarikan untuk kelangsungan hidup, berdasarkan inisiatif kreatif dari rakyat
sebagai
sumberdaya pembangunan
yang utama,
dengan memandang
kesejahteraan material dan spiritual mereka sebagai tujuan yang ingin dicapai oleh proses pembangunan. Model ini lebih menekankan kepada penguatan diri
{empowerment yang menekankan pada kenyataan pengalaman masyarakat. Model ini pada dasarnya mensyaratkan transformasi struktur-struktur yang
mensubordinasi dalam ekotogi manusia. Oleh karena itu, perlu ada perubahan hukum, aturan kemasyarakatan, sistem hak milik dan kontrol atas masyarakat,
aturan perburuhan, institusi sosial dan legal yang melindungi kontrol sosial masyarakat. Dengan cara mencapai kebutuhan-kebutuhan itulah, pendekatan
strategi penguatan diri empowerment secara mendasar sangat berbeda dengan pendekatan-pendekatan sebelumnya. Pendekatan ini berupaya untuk mencapai
kebutuhan strategis masyarakat secara tidak langsung melalui kebutuhan praktis masyarakat, dengan menghindari konfrontasi secara langsung dengan
membangun kebutuhan praktis masyarakat sebagai basis untuk membangun landasan yang kuat, sebagai sarana untuk mencapai kebutuhan strategis.
2. Membangun Kesejahteraan Rakyat: Pendekatan dan Isu Pokok
Membangun kesejahteraan rakyat merupakan bagian dari pembangunan nasional yang selaras dengan konsepsi pembangunan sosial Hardiman dan
Midgley, 1982. Lingkup pembangunan kesejahteraan rakyat ada dalam kombinasi pertumbuhan dan perubahan dalam proses ekonomi, sosial dan politik.
Lalu timbul himbauan akan pentingnya pendekatan secara seimbang dan terpadu. Dikemukakan, komponen sosial politik dalam pembangunan nasional
memberikan sumbangan yang penting, serta berarti bagi kemajuan ekonomi, sekalipun komponen sosial politik tersebut sukar atau tidak dapat diukur. Oleh
karena itu, di kalangan ahli ekonomi sendiri banyak yang mulai menekankan pentingnya faktor-faktor non-ekonomi. Isu kegagalan akibat dominasi paradigma
pembangunan ekonomi, yang kurang seimbang dengan pembangunan sosial, menjadi transparan setelah berlangsungnya World Summit for Social
Development, yang menampilkan 3 isu pokok untuk mengatasi kesenjangan terhadap kesejahteraan manusia secara global, regional dan nasional yang
meliputi:
a. Poverty Alleviation, merupakan pemberantasan dan pengurangan kemiskinan absolut;
b. Employment Expansion, mencakup pengembangan kesempatan kerja, peningkatan
produktivitas kerja
dan pengurangan
tingkat pengangguran;
c. Social integration, menempatkan semua kelompok sosial untuk hidup bersama secara produktif dan terciptanya kerjasama yang harmoni.
3. Sentra Bisnis UKM Era perdagangan Bebas: Kesejahteraan Masyarakat Lokal
Sentra Bisnis UKM dalam era perdagangan bebas apabila dilihat dari dimensi sosial politik, dapat dipandang sebagai satu hakekat dan pendekatan untuk
mempromosikan kesejahteraan manusia Midgley 1994; Macarov 1995. Dalam dimensi ini, upaya mengembangkan Sentra Bisnis UKM dapat menunjukkan
bagaimana usaha menggabungkan berbagai pendekatan kesejahteraan {welfare approaches ke dalam satu bentuk pendekatan yang praktis dan {relatif terpadu,
yang akhirnya bermuara untuk mensejahterakan masyarakat lokal. Dalam semua upaya ini perlu dilakukan kerjasama stakeholder dengan mengamalkan satu
pandangan bersama mengenai etika dan tanggung jawab sosial, politik, dan ekonomi untuk mengatasi kemelaratan dan kemiskinan. Selanjutnya, dipikirkan
perlukah paradigma baru, yang mempunyai dimensi yang lebih luas sehingga penyusunan program dan kegiatannya tidak mempunyai satu tujuan ekonomis
semata {produktivitas, tetapi juga mengembangkan kesejahteraan masyarakat.
4. Penyelesaian Masalah Masa Depan