Pengaruh Kompetensi Wirausaha Dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut

(1)

(2)

PENGARUH KOMPETENSI WIRAUSAHA DAN ORIENTASI PASAR

TERHADAP KINERJA BISNIS SENTRA UKM SEPATU CIBADUYUT

(Studi Kasus di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut)

The Influence Of Entrepreneur Competence And Market Orientation On Business Performance

(Case Study In Central Ukm Shoes Cibaduyut)

Skripsi

“Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Jenjang Strata 1 (S1) Program Studi Manajemen”

Oleh :

Yayan Ruhimat 21208033

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

v ABSTRAK

Yayan Ruhimat, “Pengaruh Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut”, di bawah bimbingan : Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si.

Penelitian ini dilakukan pada pemilik atau manager usaha sepatu yang ada di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut. Fenomena yang terjadi adalah terjadi penurunan pendapatan atau keuntungan para pengusaha sepatu di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut sehingga menimbulkan terjadinya penurunan jumlah pengusaha. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha dan orientai pasar terhadap kinerja bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah konsumen yang berjumlah 828 pada periode 2007-2011 dengan sampel sebanyak 100 responden. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi person, analisis jalur, korelasi, koefisien determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan penghitungan statistik dengan bantuan program aplikasi SPSS 18.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja bisnis usaha sepatu di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut secara keseluruhan termasuk dalam kriteria tinggi/baik, namun indikator Financial Competence, dan Human relation competence masih kurang baik. Pengaruh kompetensi wirausaha terhadap orientasi pasar berdampak positif dan signifikan yaitu 53,1%, begitu pula pengaruh kompetensi wirausaha terhadap kinerja bisnis berdampak positif dan signifikan yaitu 29,2%, serta pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis berdampak positif dan signifikan yaitu dengan kontribusi sebesar 34,2%. Kemudian dampak secara secara simultan berdampak positif dan signifikan yaitu 63,4%. Hal ini berarti kompetensi wirausaha dan orientasi pasar mampu mampu meningkatkan kinerja bisnis pengusaha sepatu di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut semakin tinggi/baik.


(5)

iv

Orientation On Business Performance In Central UKM Shoes Cibaduyut”, under the guidance : Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si.

The research was conducted on the owner or manager of a shoes business in central UKM Shoes Cibaduyut. Phenomenon that occurs is a decline in revenues or profits of the entrepreneurs in central UKM Shoes Cibaduyut causing a decline in the number of employers. The purpose of this research was to determine how much influence the entrepreneurial competence andi market orientation on business performance in central shoes Cibaduyut.

The method used in this research is qualitative and quantitative methods. The unit of analysis in this research is the consumer numbered 828 in the period 2007-2011 with a sample of 100 respondents. Statistical test used is the calculation of correlation Person, path analysis, correlation, coefficient of determination, hypothesis testing, and also uses a statistical calculation with the help of an application program SPSS 18.0 for windows.

The results showed that the performance businesses in business Shoe in central UKM shoes Cibaduyut, including the criteria of high, but indicators of Financial Competence, Human relations and competence is still not good. The influence of entrepreneurial competence of market orientation is positive and significant impact 53.1%, as well as the effect of entrepreneurial competencies on business performance and a significant positive impact that is 29.2%, and the influence of market orientation on business performance is positive and significant impact with contributions by 34,2%. Then the impact is simultan positive and significant impact that is 63.4%. This means that the competence of entrepreneur and market orientation are able to improve the business performance of entrepreneurs shoes in central shoes Cibaduyut higher.

Keywords: competence of entrepreneur, market orientation, business performance.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Wr.Wb

Persembahan yang satu, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang senantiasa mencurahkan nikmat dan kasih sayangnya kepada kita sebagai hamba-Nya. Atas segala rahmat, karunia yang telah diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini.

Penyusunan Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI WIRAUSAHA DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP KINERJA BISNIS SENTRA UKM SEPATU CIBADUYUT”.

Penulis menyadari dari perkembangan ilmu yang dinamis terus berkembang sehingga menghasilkan ilmu baru yang lebih baik dari saat ini. Masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini. Untuk itu, koreksi dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis dalam pencapaian kesempurnaan penyusunanan Skripsi ini.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini


(7)

vii

1. Bapak Dr. Ir Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra. SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku dosen penguji skripsi ini 3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen dan selaku Dosen Wali Kelas MN-1 2008 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing dalam Penyusunan Skripsi ini.

5. Ibu Trustorini Handayani, SE., Msi, selaku Dosen Spesialisasi Bisnis dan Dosen Penguji dalam skripsi ini.

6. Seluruh Staff Dosen dan staff sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Ayah dan Ibu tercinta dan keluarga kupanjatkan do’a, semoga segala bantuan, do’anya dan dorongan yang telah diberikan akan mendapat balasan dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.

8. Seseorang yang sangat spesial dan terus memberikan motivasi besar selama ini, Eneng Riani, SE, terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis.


(8)

viii

9. Sahabat, teman-teman kelas MN-1 serta teman-teman kelas Spesialisasi Bisnis angkatan 2008 yang sama-sama berjuang keras dan telah memberikan bantuan, dukungan dan masukan kepada penulis.

10. Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMMA), terimakasih telah menjadi organisasi yang mampu memberikan banyak pelajaran dan pengalaman yang berharga bagi penulis.

11. Untuk teman-teman serta sahabat dan keluarga besar HIMMA angkatan 2010-2011 yang telah memberikan kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang takan pernah terlupakan untuk selamanya.

12. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga kebaikannya dapat dibalas oleh Allah SWT.

Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna. Keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis adalah hal yang menjadi kekurangan penulis. Oleh karenanya, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk perbaikan dikemudian hari.

Akhirnya penulis panjatkan doa semoga Allah SWT. memberikan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, Agustus 2012


(9)

ix

HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 12

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 12

1.2.2 Rumusan Masalah ... 13

1.3 Maksud dan Tujuan Penenlitian ... 13

1.3.1 Maksud Penelitian ... 13

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 14

1.4 Kegunaan Penelitian... 14

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 15

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 15

1.5 Lokasi dan Tempat Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ...17

2.1.1 Kompetensi Wirausaha ... 17

2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Wirausaha ... 17


(10)

x

2.1.1.3 Indikator Kompetensi Wirausaha ... 22

2.1.2 Orientasi Pasar ... 26

2.1.2.1 Pengertian Orientasi Pasar ... 26

2.1.2.2 Ruang Lingkup Orientasi Pasar ... 27

2.1.2.3 Indikator Orientasi Pasar ... 30

2.1.3 Kinerja Bisnis... 32

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Bisnis ... 32

2.1.3.2 Ruang Lingkup Kinerja Bisnis... 34

2.1.3.3 Indikator Kinerja Bisnis ... 37

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 38

2.2 Kerangka Pemikiran ... 41

2.2.1 Keterkaitan Kompetensi Wirausaha terhadap Orientasi Pasar ... 43

2.2.2 Keterkaitan Kompetensi terhadap Kinerja Bisnis... 43

2.2.3 Keterkaitan Orientasi Pasar terhadap Kinerja Bisnis ... 44

2.2.4 Keterkaitan Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar terhadap Kinerja Bisnis ... 44

2.3 Hipotesis ... 45

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 47

3.2 Metode Penelitian ... 47

3.2.1 Desain Penelitian ... 49

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 52

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 57

3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder) ... 57

3.3.3.2 Teknik Penentuan Data (Penentuan Sampel Minimal) 57 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ( Observasi, Kuesioner, Wawancara, Dokumentasi ) ... 59


(11)

xi

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 67

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 67

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 71

3.2.5.3 Penarikan Kesimpulan ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 77

4.1.1 Sejarah Perusahaan... 77

4.1.2 Kondisi Sentra UKM Sepatu Cibaduyut ... 79

4.1.3 Aktivitas Perusahaan ... 81

4.2 Karakteristik Responden ... 82

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 83

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ... 83

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status ... 84

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 85

4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan86 4.3 Analisis Deskriptif ... 86

4.3.1 Analisis Deskriptif Kompetensi Wirausaha ... 87

4.3.2 Analisis Deskriptif Orientasi Pasar ... 95

4.3.3 Analisis Deskriptif Kinerja Bisnis ... 104

4.4 Analisis Verifikatif ... 108

4.4.1 Keterkaitan Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut... 108

4.4.1.1 Analisis Korelasi Antara Kompetensi Wirausaha, Orientasi Pasar dan Kinerja Bisnis ... 108

4.4.1.2 Analisis Jalur Antara Kompetensi Wirausaha Terhadap Orientasi Pasar ... 125

4.4.1.3 Analisis Determinasi Kompetensi Wirausaha Terhadap Orientasi Pasar ... 112


(12)

xii

4.4.1.5 Analisis Jalur Kompetensi Wirausaha Dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis ... ....115 4.4.1.6 Analisis Determinasi Kompetensi Wirausaha Dan

Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis ... 125 4.4.2 Pengaruh Kompetensi Wirausaha Terhada Orientasi Pasar ...119

4.4.3 Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis... 120 4.4.4 Pengruh Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar

Terhadap Kinerja Bisnis ... 122 4.4.5 Implikasi Manajerial dan Strategi Perusahaan ... 124 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 127 5.2 Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA KUESIONER


(13)

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perubahan lingkungan yang tercermin dalam globalisasi pasar, perekembangan teknologi yang nyata dan mempengaruhi kemampuan suatu perusahaan untuk bersaing bukan hanya untuk mempertahankan diri. Perubahan ini juga ditandai dengan semakin banyaknya pihak yang beralih ke dunia usaha dengan alasan semakin sedikitnya lapangan kerja akibat transformasi teknologi. Dari waktu ke waktu sektor usaha terutama Usaha Kecil Menengah (UKM) juga mengalami perubahan dan perkembangan.

Usaha Kecil Menengah UKM merupakan salah satu pendorong yang signifikan pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di dunia terutama di negara-negara maju. Negara-negara yang sering dikenal dengan sebutan Newly Industrializing Countries (NICs) seperti Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan adalah contoh dari negara yang memiliki laju pertumbuhan PDB yang tinggi karena kinerja UKM mereka yang sangat efisien, produktif, dan memiliki tingkat daya saing global yang tinggi. Begitu pula di Indonesia, UKM telah mendapatkan perhatian lebih karena pertumbuhannya yang semakin pesat dan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang memiliki peran, kedudukan serta potensi yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan ekonomi baik secara regional maupun nasional. Selain itu, daya tahan terhadap krisis telah


(15)

membuktikan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai penyelamat bangsa Indonesia dari krisis moneter yang berkepanjangan.

Perkembangan usaha kecil di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah UKM di Indonesia Tahun 2004-2010

Tahun Jumlah UKM Pertumbuhan Persentase

2004 38.725.960 812.352 2.10%

2005 38.906.774 180.814 0.46%

2006 40.766.742 1.859.968 4.56%

2007 42.390.749 1.624.007 3.83%

2008 43.224.007 833.258 1.93%

2009 47.109.555 3.885.548 8.25%

2010 48.936.480 1.826.925 3.73%

Rata-rata 1.574.696 3.55%

Sumber : www.bps.co.id.

Dari tahun ke tahun UKM yang didalamnya termasuk industri kecil indonesia semakin meningkat. Rata-rata kenaikan jumlah unit usaha UKM sebesar 3.55 persen atau sebesar 1.574.696 tiap tahunnya. Namun yang paling besar pengaruhnya terlihat pada tahun 2009 sebesar 8.25 persen atau 3.885.548 dari 47.109.555 unit UKM. Ini membuktikan betapa kuatnya sektor ekonomi UKM sehingga tetap mengalami pertumbuhan yang sangat pesat meskipun dalam kondisi sedang terjadi krisis global.


(16)

3

Begitu pula dengan pembangunan ekonomi di Jawa Barat, UKM memiliki peran dalam menyerap tenaga kerja dan menciptaan lapangan pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang diserap melalui Usaha Kecil Menengah (UKM) yang mencangkup industri didalamnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2

Banyaknya usaha, Pekerja, dan nilai Output Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga Menurut Golongan Industri di Jawa Barat, Tahun 2010.

Jenis Industri Banyaknya Usaha

(unit) Banyaknyapekerja (orang) Banyaknya Output (miliar Rp)

(1) (2) (3) (4)

Golongan Industri:

1. Industri sedang

dan besar (%) 2. Industri Kecil

(%)

3. Kerajinan Rumah

Tangga (%)

4. Jumlah IKKR

(%) 21.396 (0.84%) 230.721 (9.01%) 2.307.562 (90.15%) 2.538.283 (99.16%) 4.385.923 (41.71%) 1.761.510 (16.78%) 4.348.548 (41.43%) 6.110.058 (58.21%) 722.360 (91.50%) 34.619 (4.39%) 32.473 (4.11%) 67.092 (8.50%) Jumlah Sektor Industri 20.559.679 (100%) 10.495.981 (100%) 789.452 (100%) Sumber : www. jabar.bps.go.id.

Berdasarkan tabel 1.2 diatas, terlihat dari banyaknya usaha dan penyerapan tenaga kerja industri kecil dan kerajinan rumah tangga di Jawa Barat sangat menonjol (99.16% dan 58.21%) tetapi besarnya output hanya sebesar 8.5%. Hal ini jelas dperlukan dorongan dan bantuan dari berbagai pihak untuk terus mendukung pembangunan serta perkembangan UKM.

Terdapat beberapa keuntungan strategik bagi para pelaku usaha yang bergerak dibidang usaha kecil menengah tentang pentingnya penilaian kinerja dalam pelaksanaan bisnis. Dimana penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui


(17)

tingkat efisiensi dan efektifitas suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kinerja bisnis sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan / kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi / perusahaan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi / perusahaan dalam periode waktu tertentu.

Pengukuran kinerja suatu perusahaan sangat berguna untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan yang sejenis sehingga dapat dilakukan suatu tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaikinya. Tanpa perbandingan, tidak akan diketahui apakah kinerja mengalami perbaikan atau sebaliknya yaitu menunjukan penurunan.

Hasil wawancara pada tanggal 9 Maret 2012 terdapat permasalahan yang dihadapi dalam UKM Sepatu Cibaduyut dalam penigkatan kinerja adalah kurangnya respon terhadap kegiatan seperti pelatihan, seminar dan kegiatan lain yang merupakan program-program yang dilaksanakan UPT Persepatuan Cibaduyut dalam hal ini yang bertindak sebagai lembaga pemerintah. Berdasarkan wawancara dengan Jouhari (Staf UPT Persepatuan Cibaduyut) mengatakan sangat sulit mencari peserta yang mengikuti pelatihan karena kurangnya kesadaran dari diri masing-masing pengusaha betapa pentingnya mengikuti pelatihan, seminar dan kegiatan lainnya. Mereka beranggapan banyak menyita waktu dan beranggapan dengan pelatihan belum tentu mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Akibatnya dengan kondisi seperti ini, banyak para pengusaha yang hanya mempertahankan kelangsungan usahanya, bukan untuk mencari


(18)

5

keuntungan. Lemahnya motivasi Sentra UKM Sepatu Cibaduyut untuk berkembang tidak lepas dari kurangnya faktor dukungan yang mampu memaksa mereka untuk berkembang dan berkompetisi dipasar. Hal ini masih disebabkan masih lebarnya jarak antara UKM Sepatu Cibaduyut dengan perusahaan-perusahaan besar, dengan kata lain adalah lemahnya keterkaitan antara Sentra UKM Sepatu Cibaduyut dengan perusahaan besar karena Sentra UKM sepatu Cibaduyut belum merupakan pemasok utama bagi perusahaan besar. Hal ini disebabkan karakteristik Sentra UKM Sepatu Cibaduyut masih terkonsentrasi pada produk tradisional, dan bukan produk yang dibutuhkan dalam skala besar. Volume penjualan yang masih sedikit dan pangsa pasar yang relatif kecil menjadi pertimbangan perusahaan besar sehingga Sentra UKM Sepatu Cibaduyut sulit bersaing dalam kondisi pasar saat ini, kemampuan bersaing mereka tentunya akan baik jika mengikuti perkembangan pasar dan mampu membuat produk sesuai kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu UKM Sepatu Cibaduyut harus terus berupaya untuk mengembangkan strategi yang efektif guna membangun, mempertahankan, dan meningkatkan kinerja bisnis, tentunya harus didukung oleh kompetensi wirausaha yang dimiliki dengan baik.

Kompetensi wirausaha merupakan faktor mendasar yang dimiliki seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya berbeda dengan seorang yang mempunyai kemampuan rata-rata.

Sama halnya dengan usaha lainnya, permasalahan yang dihadapi Sentra UKM Sepatu pada dasarnya meliputi sulitnya pengembangan usaha dikarenakan kurangnya informasi mengenai perkembangan dan perubahan lingkungan usaha,


(19)

kebanyakan usaha kecil ini juga hanya mengandalkan faktor insting dan keberuntungan dalam menjalankan usahanya, sehingga ketika usaha berkembang dan persaingan semakin ketat, tidak ada pembinaan khusus atau kemampuan lebih untuk menghadapinya. Menurut survei lapangan pada tanggal 9 Maret 2012, bahwa mayoritas para pengusaha tidak dapat melepaskan kejayaan masa lalu yang terus dirasakan secara turun-temurun menjalankan aturan bisnis yang sama ketika Sentra UKM Sepatu Cibaduyut masih berjaya, padahal aturan tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi pasar saat ini. Disisi lain penggunaan teknologi makin penting mengingat sampai saat ini proses produksi UKM sepatu Cibaduyut masih dilakukan secara sederhana dan secara kekeluargaan. Ini mengindikassikan bahwa penguasaan IPTEK dan Kompetensi wirausaha yang dimiliki masih sangat terbatas.

Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi UKM Cibaduyut menurut hasil wawancara pada tanggal 9 Maret 2012 adalah : Pertama, produk-produk yang dihasilkan oleh Sentra UKM Sepatu Cibaduyut masih biasa-biasa saja, masih standar, masih hanya mengandalkan satu macam hasil produk yang mereka anggap bagus dan unggul sehingga terkesan monoton tidak ada pilihan produk lain. Kedua, pasar yang mereka miliki masih sangat sempit, hanya toko yang berada disekitar Cibaduyut saja para pengusaha memasarkan produknya, tidak ada upaya untuk memperluas pasar kedaerah lain maupun pasar luar yang lebih luas, sehingga sulit untuk memperoleh pangsa pasar dan memperluas pasar Sentra UKM Sepatu Cibaduyut itu sendiri. Ketiga, para pengusaha masih mengalami masalah dalam mengelola keuangan, dimana masih campur aduknya


(20)

7

antara keuangan pribadi dan keuangan hasil usaha mereka, tidak jelasnya keluar masuknya keuangan menjadi sulit membedakan mana uang pribadi dan uang perusahaan, para pengusaha masih sedikit yang memiliki pembukuan perusahaan yang baik, sehingga ketika akan melakukan pengajuan permodalan dari lembaga keuangan dan lembaga individu, sangat kesulitan karena keterbatasan pencatatan keuangan. Keempat, para pengusaha sulit bekerjasama dengan pengusaha lainnya baik yang berada disekitar UKM Cibaduyut maupun yang berada diluar Cibaduyut, ini dikarenakan para pengusaha sangat tertutup pada pihak lain, tidak ada pertukaran informasi karena para pengusaha merasa takut tersaingi dan takut kalah jika terjadi persaingan, sehingga sulit melakukan hubungan dengan pihak lain.

Dari permasalahan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi para Pengusaha Sentra UKM Sepatu Cibaduyut yaitu : Pertama, masalah yang dihadapi yaitu kelemahan dalam hal pengetahuan tehnik dan desain produksi (tehnical competence). Kedua, masalah yang dihadapi yaitu dalam hal bagaimana memperoleh pasar dan memperluas pangsa pasar yang mereka miliki (marketing competence). Ketiga, masalah yang dihadapi yaitu dalam mengelola keuangan, struktur permodalan, dan keterbatasan untuk memperoleh jalur-jalur permodalan (financial competence). Keempat, masalah yang dihadapi yaitu keterbatasan jaringan usaha, kesulitan menjalin kerjasama baik antara sesama pengusaha yang berada disekitar Cibaduyut maupun pengusaha lainnya (human relation competence).


(21)

Orientasi pasar telah menjadi konsep penting yang menjadi fondasi bagi praktek pemasaran yang berkualitas. Perusahaan yang memiliki orientasi pasar akan berusaha memberikan superior value yang tertinggi pada konsumennya. Dengan demikian perusahaan tersebut akan memiliki keunggulan kompetitif sehingga akan sulit bagi para pesaing untuk merebut pangsa pasarnya.

Budaya pemasaran berorientasi pasar mendukung kebutuhan untuk mengumpulkan informasi pasar dan secara mengkoordinasi tindakan untuk memperoleh keuntungan yang kompetitif.

Skala implementasi bisnis mengenai strategi orientasi pasar tergantung pada tingkat perhatian dan kemampuan organisasi perusahaan kebutuhan pelanggan dan tindakan kompetitif, dengan demikian organisasi yang berorientasi akan mampu mempengaruhi kemampuan merespon kebutuhan pelanggan.

Hubungan positif yang terjadi antara orientasi pasar dengan kinerja bisnis suatu perusahaan dapat dijadikan salah satu upaya untuk menyelesaikan permasalahan usaha kecil menengah. Karena secara teoritik jika semua usaha kecil menengah berorientasi pasar maka kinerja usahanya akan meningkat. Dan apabila kinerja usahanya meningkat, maka usaha kecil menengah akan menguntungkan, mensejahterakan pengusaha, dan dapat menciptakan lapangan kerja.

Permintaan yang besar dan cenderung meningkat pada setiap tahunnya terhadap hasil usaha kecil menengah (UKM) perlu diambil sebagai peluang untuk mengembangkan suatu usaha yang berbasis potensi lokal. Tapi kondisi dilapangan Sentra UKM Sepatu Cibaduyut mengalami permasalahan dalam hal pasar.


(22)

9

Menurut hasil survei lapangan tanggal 9 Maret 2012, sampai saat ini para pengusaha masih kesulitan dalam hal memasarkan hasil produksinya. Masih banyak para pengusaha di UKM Sepatu Cibaduyut menggunakan pemasaran standar yaitu hanya membuat katalog dan mengandalkan suplai produk ditoko saja. Selain itu, para pengusaha Sentra UKM Sepatu Cibaduyut tidak peduli terhadap pelanggan, mereka tidak pernah mencari tahu seperti apa yang diinginkan pelanggan mereka sendiri, tidak ada interaksi langsung untuk mempelajari bagaimana melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Selain itu kesulitan melakukan penelitian untuk pengembangan usaha mereka, itu diakui oleh koordinator UPT Persepatuan Cibaduyut Wawan Darmawan dimana sangat sulit untuk melakukan penelitian karena tidak didukung data ril dari perusahaan.

Para pengusaha Sentra UKM Sepatu Cibaduyut seakan tidak peduli atas perubahan pasar sekarang, tidak ada pembahasan sama sekali strategi yang berkaitan dengan kondisi pasar oleh lembaga terkait. Mereka tidak peduli akan informasi-informasi yang menyebar dimedia mengenai informasi yang berkaitan dengan usahanya, sehingga mereka kalah dari pesaing karena mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi pasar saat ini. Mereka terus membuat produk tanpa mengetahui keinginan pelanggan, karena mereka lebih tergantung pada kebijakan internal daripada kebutuhan pasar yang nyata. Tidak ada respon sama sekali ketika pesaing maju lebih didepan daripada dirinya, tidak ada koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang terkait, ini sangat berbahaya dimana pelanggan menginginkan modifikasi suatu produk atau pelayanan yang sesuai dengan kebutuhannya yang harus diwujudkan secara cepat.


(23)

Ini jelas, bahwa permasalahan yang dihadapi Sentra UKM Sepatu Cibaduyut dalam hal bagaimana mereka menjalankan intelejensi pasar/informasi pemasaran yang baik. Selain itu, masalah yang mereka hadapi yaitu bagaimana mereka pendistribusian/penyebaran informasi baik kepada pelanggan maupun pada pihak-pihak terkait dan yang paling penting adalah bagaimana para pengusaha yang berada di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut merespon apa yang sebenarnya diinginkan oleh pelanggan dipasar.

Permasalahan yang dihadapi sentra UKM Sepatu Cibaduyut berdampak pada pendapatan para pengusaha, dimana pada tahun 2008-2010 pendapatan pengusaha sepatu mengalami penurunan sebagai berikut:

GRAFIK PENDAPATAN PENGUSAHA SEPATU DI SENTRA UKM SEPATU CIBADUYUT

2008 2009 2010

TAHUN

Gambar 1.1

Grafik Pendapatan Di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut Sumber : UPT Persepatuan Cibaduyut

Gambar 1.1 diatas menggambarkan bahwa pada tahun 2009 pendapatan pengusaha mengalami penurunan yang cukup besar. Penurunan pendapatan pada tahun 2009 mencapai angka 7.1%. penurunan pendapatan tersebut juga kembali terulang pada tahun 2010 sebesar 0.73%.

9.000.000 9.200.000 9.400.000 9.600.000 9.800.000 10.000.000 10.200.000 10.400.000 10.600.000 PENDAPATAN JU M LA H P E N D A P A T A N (0 0 0 )


(24)

11

Seiring menurunnya pendapatan meurut sumber dari UPT Persepatuan Cibaduyut, produsen atau pengrajin yang berada disekitar Sentra UKM Sepatu Cibaduyut juga mengalami penurunan sebagai berikut :

Tabel 1.3

Jumlah Produsen/Pengrajin Sepatu di Cibaduyut (Pengrajin Skala Besar dan Skala Kecil) Tahun

Jumlah Produsen/Pengrajin Total Produsen/ Pengrajin

Pertumbuhan Skala

Sedang

Skala Kecil dan Rumah Tangga

2005 17 391 408 -

2006 20 540 560 37,25%

2007 43 462 505 -9.82%

2008 35 510 545 7.92%

2009 21 332 353 -35.23%

2010 17 247 264 -25.21%

Sumber : Unit Pelaksana Teknis (UPT) Persepatuan Cibaduyut, di olah.

Dari tabel 1.3 diatas, kita lihat di tahun-tahun terakhir jumlah pengusaha sepatu di Cibaduyut mengalami penurunan. Walaupun pada tahun 2006 banyak produsen baru terbukti seiring bertambahnya jumlah produsen sebanyak 560 pengusaha yang terdiri dari 20 pengusaha berskala besar dan 540 berskala kecil. Namun, peningkatan itu tidak berlangsung lama. Pada tahun-tahun berikutnya jumlah produsen kembali turun. Pada tahun 2007 turun sebesar 9.82% atau sebanyak 55 pengusaha. Pada tahun 2008 naik kembali sebesar 7.92% atau naik 40 pengusaha. Penurunan drastis terjadi dimulai tahun 2009 yaitu sebesar 35.23% atau sebanyak 192 pengrajin yang gulung tikar dibanding tahun sebelumnya dilanjutkan pada tahun 2010 penurunan terjadi sebesar 25,21% ata 89 pengrajin dari tahun sebelumnya.

Kondisi usaha sepatu di Cibaduyut yang pada umumnya diusahakan dalam sekala kecil dan menengah, maka kompetensi atau kemampuan seorang wirausaha


(25)

sebagai penggerak kemajuan usahanya sangat dominan dalam menentukan berhasilnya usaha tersebut. Sejumlah penelitian menemukan bahwa kompetensi wirausaha sangat mempengaruhi perusahaan untuk berorientasi pasar, dan pada akhirnya implementasi orientasi pasar dapat memperbaiki kinerja bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

Maka dari itu, berdasarkan fenomena-fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi Wirausaha Dan Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut (Studi Kasus di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut Bandung)”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adanya permasalahan yang sangat kompleks yang dihadapi usaha kecil menengah (UKM), khususnya Sentra UKM Sepatu Cibaduyut, yaitu masalah ketersediaan modal, kurangnya kemampuan dalam penguasaan teknologi, kualitas SDM srta teknik memasarkan produk yang mereka hasilkan yang masih sangat sederhana.

2. Terjadi penurunan pendapatan ditahun 2009 sebesar 7.1% dan ditahun 2010 sebesar 0.73% dan penurunan pada jumlah produsen di Sentra UKM Industri Sepatu Cibaduyut baik yang skala besar maupun kecil yaitu


(26)

13

dimulai tahun 2009 yaitu sebesar 35.23% atau sebanyak 192 pengrajin yang gulung tikar dibanding tahun sebelumnya.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka penulis ingin menguraikan mengenai hal sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi wirausaha pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut. 2. Bagaimana orientasi pasar pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

3. Bagaimana kinerja bisnis pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

4. Seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha terhadap orientasi pasar Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

5. Seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha terhadap kinerja bisnis Sentra UKM sepatu cibaduyut.

6. Seberapa besar pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis Sentra UKM sepatu Cibaduyut.

7. Seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha dan orientasi pasar terhadap kinerja bisnis Sentra UKM sepatu Cibaduyut.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Semakin meningkatnya perkembangan usaha kecil menengah (UKM) mengakibatkan munculnya persaingan dengan usaha kecil menengah (UKM) lainnya. Kompetensi yang dimiliki seorang wirausaha dan ditunjang orientasi


(27)

pasar perusahaan yang diterapkan dalam usaha tersebut harus mampu mendorong para pengusaha untuk menentukan sikap terhadap perubahan yang terjadi dalam bisnis. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mencari tingkat pengaruh kompetensi wirausaha dan orientasi pasar terhadap kinerja bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada maksud penelitian, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kompetensi wirausaha pada Sentra UKM Sepatu

Cibaduyut.

2. Untuk mengetahui orientasi pasar pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut. 3. Untuk mengetahui kinerja bisnis pada Sentra UKM Sepatu Cibaduyut. 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha

terhadap orientasi pasar Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha terhadap kinerja bisnis Sentra UKM sepatu cibaduyut.

6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis Sentra UKM sepatu Cibaduyut.

7. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi wirausaha dan orientasi pasar terhadap kinerja bisnis Sentra UKM Sepatu Cibaduyut.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna, tidak hanya bagi aspek teoritis tetapi aspek praktis.


(28)

15

1.4.1 Kegunaan Praktis

Bagi Sentra UKM Industri Sepatu Cibaduyut

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengusaha kecil dan menengah khususnya yang bergerak di subsektor industri untuk memberikan masukan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan bisnis.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi ilmiah yang dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan Ilmu manajemen, khususnya Manajemen Bisnis.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penulis melaksanakan dan mengadakan penelitian secara langsung dengan mempelajari bagian yang di observasikan serta untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan oleh penulis untuk menunjang judul yang diambil.

Dalam memenuhi penelitian ini, penulis melaksanakan penelitian di Sentra Industri Sepatu Cibaduyut, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Jawa Barat, Balai Pengembangan Perindustrian, Unit Pengembangan IKM Persepatuan Cibaduyut, Jl. Raya Cibaduyut No. 150, Kota Bandung. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 4 (Empat) bulan dengan jadwal penelitian sebagai berikut:


(29)

Tabel 1.4

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Jadwal Kegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 2 3 4 PenulisanUsulan

Penelitian

Penelitian Pendahuluan Pengumpulan Data Pengolahan dan analisis data Penulisan dan penyusunan Skripsi


(30)

17 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kompetensi Wirausaha

2.1.1.1 Pengertian Kompetensi Wirausaha

MenurutEddy Soeryanto Soegoto (2009:5), mengungkapkan bahwa : “Wirausaha atau Entrepreneur adalah orang yang berjiwa kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan dan menjadikan perusahaan unggul”.

Mangkunegara (2005:113) berpendapat bahwa:

“Kompetensi wirausaha merupakan faktor mendasar yang dimiliki seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya berbeda dengan seorang yang mempunyai kemampuan rata-rata”.

Suryana (2006:5) mengemukakan bahwa kompetensi wirausaha diartikan sebagai “Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada hasil karena wirausaha orang yang selalu berorientasi pada hasil”.

Berdasarkan uraian diatas maka kompetensi wirausaha mengandung arti kemampuan, keterampilan, ilmu pengetahuan, dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang dimiliki dan diperlukan untuk dapat bersaing dan menciptakan keunggulan dalam bisnis. Kompetensi wirausaha juga dapat berarti sebagai suatu kemampuan dalam menentukan atau memutuskan suatu permasalahan yang ada dalam suatu lingkup perusahaan atau bisnis


(31)

sehingga perkembangan usaha yang dikelola oleh perusahaan dapat berkembang dan diterima oleh masyarakat.

2.1.1.2 Ruang Lingkup Kompetensi Wirausaha

Seperti yang telah dikemukakan, bahwa seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan (ability) yang bersifat kreatif dan inovatif, mampu menciptakan sesuatu yang berbeda (ability to create the new and different), mampu memulai usaha (start up), mampu membuat sesuatu yang baru (creative), mampu mencari peluang (opportunity), berani menanggung risiko (risk bearing), dan mampu mengembangkan ide dan meramu sumber daya. (Eddy Soeryanto Soegoto, 2009:8).

Karena wirausaha identik dengan pengusaha dan berperan sebagai pemilik dan manajer, maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Seperti telah disinggung diatas bahwa untuk menjadi seorang wirausaha pertama-tama yang harus dimiliki modal dasar berupa ide atau misi dan visi yang jelas, kemauan yang kuat, cukup modal baik uang maupun waktu, cukup tenaga dan pikiran. Modal-modal tersebut sebenarnya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan beberapa kemampuan (ability) atau kompetensi (competency). Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:9) seorang wirausaha harus memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Self Knowledge

Yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan ditekuni. 2. Imagination


(32)

19

Yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengandalkan sukses masa lalu.

3. Practical Knowledge

Memiliki pengetahuan praktis misalnya pengetahuan teknik, desain, processing, pembukuan, administrasi dan pemasaran.

4. Search skill

Yaitu kemampuan untuk kemampuan dan bereaksi. 5. Forseight

Yaitu berpandangan jauh kedepan. 6. Computation Skill

Yaitu kemampuan berhitung dan kemampuan memprediksi keadaan masa yang akan datang.

7. Communication Skill

Yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.

Mangkunegara (2005:113) juga mengungkapkan bahwa para pemimpin perusahaan setidaknya memiliki kompetensi wirausaha sebagai berikut:

1. Pemikiran Strategis

Yaitu kemampuan memahami kecenderungan perubahan lingkungan yang cepat, peluang pasar, ancaman kompetisi, kekuatan dan kelemahan perusahaan mereka sendiri, serta sanggup mengidentifikasi respon strategis terhadap semua tantangan secara optimum.


(33)

2. Kepemimpinan Perubahan

Yaitu kemampuan mengkomunikasikan visi strategis perusahaan kepada seluruh pihak yang terkait dan mampu mengalokasikan sumber daya perusahaan secara optimal untuk mengatisipasi perubahan-perubahan yang terjadi.

3. Manajemen Hubungan

Yaitu kemampuan membina hubungan dan juga mempengaruhi mitra usaha terkait misalnya pelanggan, mitra bisnis dan lembaga swadaya masyarakat.

4. Inovasi dan Kreatifitas Wirausaha

Yakni motivasi untuk memenangkan persaingan melalui penemuan jasa-jasa, produk-produk dan proses-proses produksi yang baru.

Disamping pengetahuan, wirausaha juga harus memiliki keterampilan (skill) sebagai bekal kompetensi, untuk menunjang keberhasilan bisnis seperti yang dikemukanan oleh Eddy Soeryanto Soegoto (2009:11) sebagai berikut:

1. Technical Skill

Yaitu keterampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas khusus, seperti sekretaris, akuntan, auditor dan ahli gambar.

2. Human Relations Skill

Yaitu kemampuan untuk memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi dengan orang lain dalam organisasi.


(34)

21

3. Conceptual Skill

Yaitu keterampilan personal untuk berpikir abstrak, untuk mendiagnosis dan untuk menganalisis situasi yang berbeda, dan melihat situasi luar. Keterampilan konseptual sangat penting untuk memperoleh peluang pasar baru dan menghadapi tantangan.

4. Decision Making Skill

Yaitu keterampilan untuk merumuskan masalah dan memilih cara bertindak untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.

5. Time Management Skill

Yaitu keterampilan dalam mengatur dan menggunakan waktu seefisien mungkin.

6. Individual Skills and Atittudes

Yaitu keterampilan dan sikap individu. 7. Knowledge Of Business

Yaitu pengetahuan bisnis yang akan dimasuki. 8. Establishment Of Goal

Yaitu kemantapan dalam menentukan tujuan perusahaan. 9. Take Advantages of The Opportunities

Yaitu keunggulan dalam menemukan peluang bisnis. 10. Adapt To The Change

Yaitu kemampuan dalam beradaptasi dengan perubahan. 11. Minimize The Threats To Business


(35)

2.1.1.3 Indikator Kompetensi Wirausaha

Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:9) seorang entrepreneur harus memiliki kompetensi sebagai berikut:

1. Knowing Your Business

Dia harus mengetahui semua yang terkait dengan aktivitas bisnis yang akan dilakukan.

2. Knowing The Basic Business Management

Yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merangsang usaha, mengorganisasikan dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.

3. Having The Proper Attitude

Yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh dan tidak setengah hati.

4. Having Adequate Capital

Yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya cukup materi, tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang , cukup tenaga tempat dan mental.


(36)

23

Yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan, mengatur pembelian, penjualan, pembukuan, dan perhitungan laba / rugi. Ia harus tau bagaimana mendapatkan dana dan cara menggunakannya.

6. Managing Time Efficienctly

Yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai komitmen.

7. Managing People

Yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan, mengerakan (memotivasi), dan mengendalikan orang dalam menjalankan perusahaan. 8. Satisfying Customer by Providing Hight Quality Product

Yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan.

9. Knowing How to Compete

Yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Ia harus dapat mengungkap kekuatan (strenght), Kelemahan (Weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) dirinya dan pesaing. Ia harus menggunakan analisis SWOT baik terhadap dirinya maupun terhadap pesaing.

10. Copying With Regulations and Paperwork

Yaitu membuat pedoman / aturan yang jelas / tersurat didalam perusahaan. 11. Tehnical Competence

Yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang bangun (know-how) sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih. Misalnya, kemampuan


(37)

dalam bidang teknik produksi dan desain produksi. Ia harus betul-betul mengetahui bagaiman barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan.

12. Marketing Competence

Yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan, dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Ia harus mengetahui bagaimana menemukan peluang pasar yang spesifik, misalnya pelanggan dan harga khusus yang belum digarap pesaing.

13. Human relation competence

Yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti kemampuan berelasi dan menjamin kemitraan antarperusahaan. Ia harus mengetahui hubungan interpersonal secara sehat.

Sedangkan menurut Suryana (2006:91), berpendapat bahwa untuk mengukur kompetensi wirausaha terdapat 4 (Empat) kemampuan utama yang diperlukan untuk mencapai pengalaman yang seimbang agar tercapai keberhasilan usaha, diantaranya:

1. Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang bangun sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih.

2. Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

3. Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan, pembelian, penjualan, pembukuan dan perhitungan laba rugi.


(38)

25

4. Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar perusahaan serta harus mengetahui hubungan inter-personal secara sehat.

2.1.2 Orientasi Pasar

2.1.2.1 Pengertian Orientasi Pasar

Beberapa tahun terakhir orientasi pasar mengalami peningkatan dan dipandang sebagai elemen kunci untuk mencapai kinerja perusahaan. Orientasi pasar sangat penting dalam manajemen pemasaran modern. Perusahaan yang berorientasi pasar dinilai memiliki pengetahuan tentang pasar yang lebih tinggi serta memiliki kemampuan berhubungan dengan pelanggan lebih baik, kemampuan ini dipandang mampu menjamin perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang kurang berorientasi pasar.

Para peneliti dalam bidang pemasaran yang dikutip oleh Tim Marknesis (2009:10) menyatakan bahwa orientasi pasar merupakan seperangkat aktivitas dan perilaku yang khas (Kohli dan Jaworski, 1990), orientasi pasar merupakan sumber daya (Hunt dan Morgan, 1995), orientasi pasar merupakan dasar untuk pengambilan keputusan (Shapiro, 1998), atau orientasi pasar merupakan budaya organisasi (Day, 1994; Deshpande, et al., 1993; Slater dan Narver, 1995). Slater dan Narver (1995) menyatakan dengan jelas bahwa orientasi pasar merupakan aspek dari budaya organisasi tidak dapat dipisahkan dengan pembelajaran


(39)

organisasional, orientasi pasar memerlukan adanya penelitian untuk memahami norma dan nilai sehingga mencapai pembelajaran organisasional.

Berdasarkan penjelasan diatas, Tim Marknesis (2009:10) menyimpulkan bahwa Orientasi Pasar (Market Orientation) merupakan upaya untuk menerjemahkan filosofi pemasaran kedalam praktik pemasaran.

Sedangkan menurut Fandy Dkk. (2008:85) orientasi pasar (Market Orientation=MO) merupakan ukuran perilaku dan aktivitas yang mencerminkan implementasi konsep pemasaran.

2.1.2.2 Ruang Lingkup Orientasi Pasar

1. Orientasi Pasar dan Kinerja Perusahaan

Konsep teoritis orientasi pasar seperti pada gambar 2.1 memperlihatkan model determinan orientasi pasar terhadap sukses bisnis, seperti peningkatan pertumbuhan penjualan, kinerja finansial, dan profitabilitas (Pelham dan Wilson, 1996; Slater dan Narver, 1994; Jaworski dan Kohli, 1993 dalam Ali Hasan 2008:13).


(40)

27

Gambar 2.1

Konsep Orientasi Pasar dan Determinasi Sukses Bisnis Ali Hasan (2008:13).

Penelitian terhadap perusahaan yang berorientasi pasar menemukan hasil-hasil yang berkaitan dengan hubungan market oriented dan kinerja bisnis dengan sebuah prediksi positif dengan asumsi bahwa orientasi pasar memberi perusahaan sebuah pemahaman yang lebih baik mengenai lingkungannya dan pelanggannya.

Kekuatan hubungan antara kinerja dan market oriented dapat berbeda-beda, tergantung pada karakteristik industri, karakterisrik pelanggan, atau jenis ukuran kinerja yang digunakan. Literatur yang ada pada umumnya mendukung pendapat bahwa perusahaan yang inovatif dan dikendalikan oleh pasar akan mengunguli para pesaingnya (Day dan Slater, 1994; Jaworski, 1993 dalam Ali Hasan, 2008:13).

2. Perusahaan Berorientasi Pasar

Menurut Ali Hasan (2008:14) mengemukakan ada beberapa perusahaan yang berorientasi pasar, yaitu sebagai berikut:

O

ri

en

tas

i P

as

ar

• Strategi Perusahaan

• Teknologi

• Pengerak utama daya

saing perusahaan

Kompetensi Inti Aktivitas-aktivitas Sukses

Bisnis

• Intelegensi Pasar

• Budaya Perusahaa

• Posisioning

• Kreativitas tim

• Faktor lainnya

Pengembangan Produk


(41)

1. Produk berdasarkan tuntutan pelanggan, potongan harga, peluncuran ulang, lebih banyak produk baru.

2. Kekuatan jual lebih besar dengan orientasi penjualan.

3. Pasar akan terus berkembang dan berbeda dari waktu ke waktu.

4. Keinginan untuk mempelajari pasar dengan mengumpulkan lebih banyak informasi pasar.

5. Market Oriented memerlukan data yang lengkap dan sistematis.

Menurut Ali Hasan (2008:14), model orientasi pasar mencangkup; (1) orientasi pelanggan; (2) orientasi keuntungan (3) pemasaran terintegrasi, yaitu integrasi usaha yang dilakukan semua bagian organisasi untuk memuaskan tujuan-tujuan perusahaan dengan memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan

Gambar 2.2 Model Orientasi Pasar

Sumber: Klaus Grunet dalam buku Ali Hasan (2008:15) Senior Management

Comitment Risk aversion

Interdepartemental Dynamic

Conflict Connectedness Organisational System Departemntalisation Formalisation Centralisation Reward System

Business Spesific Factors

Relative Cost Relative Size

Market Level Faktors

Growth + Concentration + Entry Barriers + Buyer Power +

Market Orientation

Marketing Competencies

Market Position

Moderators Variable Market Turbulence Technological Turbulence Strength Of competition

PERFORMANCE Business Performance Customer Response Employee Response


(42)

29

Secara ringkas menurut Fandy Dkk. (2008:94) karakteristik kunci orientasi pasar bisa dirangkum seperti dalam gambar 2.3. Orientasi pasar membantu pihak manajemen dalam mengidentifikasi kapabilitas unik dan pelanggan yang tuntutan nilainya dapat selaras dengan kapabilitas tersebut. Strategi orientasi pasar yang sukses bakal mengarah pada kinerja superior, sebagaimana yang berhasil dijalankan oleh sejumlah perusahaan terkemuka seperti Dell Computer, Singapore Airlines, Tiffany & Company dan Wal Mart. Orientasi pasar merupakan kombianasi antara budaya komitmen pada nilai pelanggan dan proses penciptaan nilai superior bagi para konsumen. Untuk itu, dibutuhkan fokus pada pelanggan (costumer focus), intelejensi pesaing, dan kerjasama serta keterlibatan lintas fungsional.

Gambar 2.3

Karakteristik Orientasi Pasar

Jaworski dalam Ali Hasan (2008:14) mendefinisikan bisnis yang berorientasi pasar adalah kegiatan pengembangan peran intelijen pemasaran

Kinerja Superior

Orientasi Pasar

Kinerja Superior

Keselarasan Antara Nilai Pelanggan & Kapabilitas


(43)

diseluruh organisasi sebagai bagian dari kebutuhan konsumen saat ini dan dimasa depan, penyebaran intelijen pemasaran pada semua bagian organisasi.

2.1.2.3 Indikator Orientasi Pasar

Indikator-indikator yang dipakai untuk melakukan riset pada perusahaan yang berorientasi pasar, menurut Ali Hasan (2008:17), dapat dilihat sebagai berikut:

1. Intelijen Pasar /Informasi Pemasaran(Marketing Inteligence)

Orientasi pasar (Market Oriented) pada dasarnya budaya kerja yang dibedakan satu bisnis dari lainnya agar selalu dapat memberikan nilai terbaik bagi para pelanggan (Slater dan Narver, 1994 dalam Ali Hasan, 2008:15). Sebuah bisnis yang memiliki koleksi informasi pasar dan kemampuan memproses yang baik dapat membuat ramalan bisnis dengan lebih cepat, dan membuat perubahan-perubahan cepat dipasar dan memahami arti nilai superior bagi pelanggan (Pelham, 1997 dalam Ali Hasan, 2008:15). Memahami apa yang menjadi kebutuhan pelanggan adalah sesuatu yang penting. Kegagalan menentukan kebutuhan pelanggan dimasa kini dan dimasa depan akan mengarah pada menghasilkan produk dan pelayanan yang tidak memuaskan pelanggan.

2. Pendistribusian / Penyebaran Informasi

Agar kegiatan bisnis yang berorientasi pasar dapat beroperasi secara tepat, apabila informasi yang dioptimalkan pada tingkat pengembangan sistem informasi pasar kesemua unit fungsional bisnis lainnya. Kinerja superior dari orientasi pasar hanya dapat terjadi ketika ada koordinasi interfungsional. Pertukaran informasi


(44)

31

dan diskusi, mengoptimalkan teknologi informasi, kelompok tugas, pertemuan langsung, atau posisi penghubung. (Slater dan Narver, 1995 dalam Ali Hasan 2008:16).

Keterbukaan komunikasi antara semua fungsi bisnis akan membantu dalam merespon kebutuhan pelanggan. Penyebaran informasi penting bagi suksesnya proses kegiatan bisnis berorientasi pasar, proses penyebaran informasi akan memainkan peran utama dalam proses pengembangan bisnis berorientasi pasa

3. Kemampuan Merespon

Kinerja bisnis yang superior hanya dapat dicapai dengan cara merespon secara kontinu terhadap kebutuhan pelanggan yang senantiasa berubah. Dengan demikian, pada saat pelaku pasar mengumpulkan informasi pasar, memprosesnya secara interfungsional yang tepat, yang kemudian dapat mengembangkan rencana tindakan.

Day (1994) mengatakan bahwa budaya pemasaran berorientasi pasar mendukung kebutuhan untuk mengumpulkan informasi pasar dan secara menkoordinasi tindakan untuk memperoleh keuntungan yang kompetitif.

Kohli dan Jaworski, 1990; Narver dan Slater, 1990, menekankan bahwa skala implementasi bisnis mengenai strategi orientasi pasar tergantung pada tingkat perhatian dan kemampuan organisasi merespon kebutuhan pelanggan dan tindakan kompetitif, dengan demikian organisasi yang berorientasi akan mampu mempengaruhi kemampuan merespon kebutuhan pelanggan.


(45)

2.1.3 Kinerja Bisnis

2.1.3.1 Pengertian Kinerja Bisnis

Dibawah ini beberapa pengertian kinerja bisnis telah dirumuskan oleh beberapa ahli manajemen menurut Moh. Pandu Tika (2005:121) sebagai berikut:

1. Stoner, 1978 dalam bukunya Management mengemukakan bahwa kinerja bisnis adalah fungsi dari motivasi, kecakapan, dan persepsi peranan. 2. Bernardin dan Russel 1993, (dalam bukunya Achmad S. Ruby)

mendefinisikan kinerja bisnis pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.

3. Handoko dalam bukunya Manajemen Personalia dan Sumber Daya mendefinisikan kinerja sebagai proses dimana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

4. Prawiro Suntoro, 1999 (dalam buku Merry Dandian Panji) mengemukakan bahwa kinerja bisnis adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Dari empat definisi kinerja diatas, dapat diketahui bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja bisnis terdiri dari:

1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan/pegawai seperti: motivasi, kecakapan, persepsi peranan, dan sebagainya.


(46)

33

4. Periode waktu tertentu.

Berdasarkan hal-hal diatas, Moh. Pandu Tika (2005:121) mendefinisikan kinerja suatu bisnis sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.

Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksudkan disini adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil pekerjaan/prestasi kerja seseorang atau kelompok terdiri faktor intern dan ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi kinerja karyawan/kelompok terdiri kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, motivasi, persepsi peran, kondisi keluarga, kondisi fisik seseorang dan karakteristik kelompok kerja dan sebagainya.

Sedangkan pengaruh eksternal antara lain berupa peraturan ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh, kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, dan kondisi pasar.

Pelaksanaan hasil pekerjaan/prestasi kerja tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan bisnis dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian kinerja bisnis adalah fungsi hasil-hasil peperusahaan yakni pekerjaan/kegiatan yang ada dalam perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan selama periode waktu tertentu. (Moh. Pandu Tika, 2005:122).


(47)

2.1.3.2 Ruang Lingkup Kinerja Bisnis

Ada beberapa fungsi pekerjaan/kegiatan yang terkait dengan kinerja bisnis menurut Moh. Pandu Tika (2005:122) yaitu strategi perusahaan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia dan keuangan.

1. Strategi Perusahaan

Strategi perusahaan terkait dengan misi perusahaan, strategi bisnis yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan lingkungan bisnis, strategi bisnis mencangkup perencanaan, implementasi, dan pengawasan.

Menurut Husein Umar dalam Moh. Pandu Tika (2005:122) komponen-komponen yang dipakai untuk menganalisis strategi perusahaan terdiri dari dimensi kekuatan bisnis terdiri dari harga produk, jumlah outlet, omzet tiap bulan, potensi penjualan perbulan dan jumlah pengunjung di outlet (tempat penjualan).

Dimensi daya tarik terdiri dari pangsa pasar konsumen dan potensi belanja konsumen. Dari hasil analisis terhadap komponen-komponen tersebut dapat ditentukan langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan perusahaan seperti pengoptimalan alat-alat produksi, besarnya biaya promosi dan sebagainya.

2. Pemasaran

Peran utama dalam manajemen pemasaran antara lain adalah membuat keputusan mengenai aspek-aspek pemasaran. Menurut Husein Umar dalam buku Moh. Pandu Tika (2005:123)evaluasi aspek pemasaran diarahkan untuk dapatkan informasi mengenai faktor tertentu dibandingkan dengan target atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya:


(48)

35

2. Strategi bersaing yang diterapkan.

3. Kegiatan pemasaran melalui bauran pemasaran. 4. Nilai penjualan.

5. Market Share yang dikuasai perusahaan.

Adapun aspek pasar dilakukan evaluasi mengenai Consumer behavior guna mengetahui:

1. Pengetahuan, kebutuhan, dan keinginan pasar potensial terhadap produk. 2. Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen terhadap produk.

3. Operasional

Hal-hal yang menyangkut operasional dalam kegiatan bisnis antara lain sebagai berikut:

1. Kualitas Produk, yakni seberapa jauh produk yang dihasilkan perusahaan bisa bersaing dari segi kualitas.

2. Teknologi yang digunakan, yakni apakah teknologi yang digunakan perusahaan mengikuti perkembangan dunia pada saat ini atau sudah ketinggalan zaman. Kondisi ini perlu diperhitungkan sesuai dengan keinginan pelanggan dan persaingan dengan pihak lain.

3. Kapasitas produksi, yakni seberapa besar kapasitas produksi dari sumber daya yang ada seperti mesin dan tenaga kerja yang ada. Kapasitas produksi juga perlu mempertimbangkan pemasaran produk. Adakah produk yang mempunyai segmen pasar yang tinggi atau rendah.

4. Persediaan bahan baku dan barang jadi, adakah bahan baku tersedia ditempat jika sewaktu-waktu dibutuhkan ataukah langka di pasaran atau


(49)

merupakan bahan impor. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

4. Sumber Daya Manusia

Menurut Husein Umar dalam buku Moh. Pandu Tika (2005:123)beberapa hal penting dari sumber daya manusia yang perlu dievaluasi antara lain mengenai produktivitas kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja, pelatihan dan pengembangan, serta kepemimpinan.

Program pelatihan ditujukan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang, sedangkan pengembangan bertujuan untuk meyiapkan pegawainya memangku jabatan tertentu dimasa yang akan datang. Program pelatihan dan pengembangan bertujuan antara lain untuk menutupi gap antara kecakapan karyawan dan permintaan jabatan selain meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja.

5. Keuangan

Menurut J.D Martin et al (1995), bidang studi keuangan yang semula bersifat deskriptif dengan penekanan pada merger, peraturan pemerintah, dan cara-cara meningkatkan modal, telah berkembang menjadi suatu bidang studi komprehensif yang mempelajari semua aspek pencarian dan penggunaan dana secara efisien.

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimilisasi nilai pasar atas harga saham perusahaan yang


(50)

37

bersangkutan. Tujuan ini bersifat garis besar, karena pada praktiknya tujuan itu senantiasa dipengaruhi keputusan-keputusan dibidang keuangan. Untuk lebih memahaminya, pertama-tama harus ditelaah apa yang sebenarnya yang disebut sebagai maksimalisasi laba serta berbagai hambatan dan rintangan yang menghadangnya. Selanjutnya akan mengalihkan perhatian kepada tujuan maksimalisasi kekayaan para pemegang saham. Seterusanya akan melihat perbedaan tujuan ini dengan tujuan memaksimalisasi keuntungan dan mengapa hal itu selalu mejadi tujuan dari suatu perusahaan.

Sejalan dengan pendapat Marten et al diatas, Husein Umar mengatakan bahwa tujuan mengevaluasi bisnis dari aspek keuangan adalah untuk mengetahui apakah realisasi investasi telah sesuai dengan yang diharapkan. Analisisnya dapat ditinjau dari laba dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar utang dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus.

2.1.3.3 Indikator Kinerja Bisnis

Kinerja bisnis merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai sebagai hasil dari usaha yang telah dilakukan oleh seluruh komponen perusahaan. Dalam hal ini indikator kinerja bisnis diukur dengan pernyataan responden bahwa perubahan volume penjualan sehingga eksistensi perusahaan selalu terjaga dan tidak mengalami kebangkrutan. Pernyataan responden bahwa efisiensi dalam menjalankan usaha selalu dilakukan dan selalu dijaga, sehingga dapat mengetahui respon konsumen terhadap produk perusahaan. Pernyataan responden bahwa


(51)

penjualan selalu meningkat dari waktu ke waktu, sehingga dapat menguasai pangsa pasar yang lebih banyak dan selanjutnya pernyataan responden yang menyatakan keuntungan (profit) dalam usaha mereka selalu meningkat dan sebagian besar diinvestasikan untuk kemajuan perusahaan. (Jurnal Penelitian Wayan Gede Supartha,2009:77).

2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya

Selanjutnya untuk mendukung penelitian ini dapat disajikan penelitian terdahulu sehingga dapat membedakan keoriginalitasan penelitian. Penelitian terdahulu ini disajikan dalam tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian dan Judul Variabel dan Alat Analisis Subjek Penelitian

Kesimpulan Persamaan Perbedaan

1 Penelitia n Wayan Gede Suparth a. (2009) X1=Kompeten si X2=Motivasi Y=Kinerja Perusahaan Model Analisis: Analisis regresi berganda dan analisis diskriminan. Seluruh Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada

di Kota

Denpasar

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa kinerja perusahaan

pada UKM

dapat dilakukan melalui peningkatan budaya perusahaan UKM, penignkatan motivasi

UKM dan

Kompetensi para pelaku usaha UKM.

Kesamaan pada penelitian ini adalah analisis penelitian yang digunakan. Selain itu, variabel independen dan dependen yang digunakan hampir sama dengan penelitian ini. Penelitian

Wayan Gede

Supartha, untuk

UKM yang

diteliti yang tersebar di Kota Denpasar(banya k sentra UKM). Sedangkan dalam penelitian ini hanya satu

sentra UKM

saja.

2 Penelitia n Basuki Rachma t (2006) X1=orientasi pelanggan X2=orientasi pasar X3=inovasi Hotel berbintang tiga yang

ada di

Indonesia.

Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat pengaruh Terdapat kesamaan dalam meneliti variabel Penelitian Basuki

Rachmat, dari alat analisi diman


(52)

39

Y=kinerja bisnis Alat Analisis: Teknik analisis data model persamaan struktural (strutural equation Modelling/SE M).Pengamb ilan sampel dengan (non-probability sampling methods).

Atau secara tidak acak

(non-randomly sampling methods).

yang signifikan positif antara orientasi pasar terhadap kinerja bisnis. yang mempengar uhi variabel dependen(K inerja Bisnis) yaitu, Orientasi Pasar. Penelitian Basuki Rachmat menggunakan Teknik analisis

data model

persamaan struktural (strutural equation Modelling/SEM) . Sedangkan

penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi

berganda.

3 I.D.K.R Ardiana, LA. Brahma yanti, Subaedi. (2010) X1=SDM UKM Y=Kinerja UKM Teknik Analisis: model analisis statistik inferensi yaitu, analisis regresi berganda (simultan). dengan pengambilan sampel menggunakan

non random sampling secara purposive. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah semua pelaku UKM yang ada di kota Surabaya.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ditemukan bahwa kompetensi yang terdiri dari

pengetahuan, keterampilan

, dan

kemampuan masing-masing memiliki pengaruh yang signifikan. Terdapat kesamaan dalam variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu kompetensi

(X1) dan

Kinerja (Y), selain itu terdapat kesamaan dalam objek penelitian dan teknis analisis. Perbedaan penelitian dengan penelitian I.D.K.R

Ardiana, LA. Brahmayanti, Subaedi hanya

terdiri dua

variabel, sedangkan penelitian ini terdiri dari tiga variabel.

4 Suhartin

i Karim (2007) X1=Wirausah a Korporasi Y=Kinerja Perusahaan Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa pengaruh menunjukan hubunagn yang sangat erat dan arah hubungannya positif/berba Terdapat persamaan dalam variabel dependen

(Y) yang

digunakan dalam penelitian ini, selain

itu data

Perbedaannya yaitu peneliti Suhartini Karim hanya terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel

independen (X) dan variabel dependen (Y),


(53)

manufaktu r

khususnya pabrik pengolaha

n karet

remah

(Crumb Rubber) di Palembang

nding lurus terhadap kinerja perusahaan pada pabrik pengolahan

Crumb Rubber di Palembang

yang digunakan dalam penelitian

ini juga

terdapat kesamaan yaitu data primer dan sekunder.

terdapat

perbedaaan pada objek penelitian dan pada cara pengambilan sampel dengan cara sensus.

5 Eka Handria ni (2011)

X1=Faktor Internal dan internal X2=Entrepren eurial Skill, X3=Strategi X4=Kinerja Y=Daya Saing Seluruh UKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Semarang

Kesimpula dalam penelitian ini bahwa terdapat pengaruh positif secara simultan antara variabel internal, eksternal, variabel entrepreneur ial skill,

strategi dan kinerja terhadap daya saing

UKM di

Kabupaten Semarang

Terdapat kesamaan dalam objek yang diteliti yaitu tentang masalah UKM, dan cara

pengambila

n sampel

yaitu dengan

cara non

probability sampling

Perbedaan penelitian Eka Handriani dengan

penelitian ini yaitu terdapat pada variabel yang digunakan, selain itu data yang digunakan

yaitu data

subyek dan data dokumenter.

6 Ita Rifiani Permata sari (2008)

Pengembanga n aspek-aspek wirausaha

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh UKM yang terdapat dikota Malang Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa dalam pengembang

an aspek

wirausaha

bagi UKM

masih banyak menghadapi hambatan-hambatan karena masih rendahnya kualitas atau mutu sumber daya

manusia.

Persamaan dalam penelitian iinii yaitu teori tentan wirausaha dan objek yang digunakan dalam penelitian yaitu tentang UKM. Perbedaan penelitian Ita Rifiani

Permatasari dengan

penelitian ini

yaitu hanya

membahas kajian

pengembangan aspek-aspek wirausaha bagi

UKM tidak

mencari

hubungan antar masing-masing variabel yang diteliti.

7 Adnan

Hakim (2010) X1=karakterist ik wirausaha X2=lingkunga n bisnis Objek dalam penelitian ini adalah

Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa dalam

Terdapat persamaan dalam variabel Perbedaan dalam penelitian

Adnan Hakim


(54)

41 X3=Kapabilita s organisasi Y1=Strategi bisnis Y2=kinerja usaha koperasi yang ada di

Sulawesi tenggara

peningkatan kinerja usaha koperasi sangat kuat kuat dipengaruhi oleh kapabilitas organisasi secara langsung dan variabel wirausaha manajer. penelitian yang digunakan yaitu tentang kinerja bisnia selain

itu data

yang digunakan adalah data primer dan data

sekunder

penelitian yang digunakan dimana variabel dependen (Y) terdapat dua yaitu strategi bisnis (Y1) dan Kinerja Usaha (Y2), metode yang digunakan

yaitu path

analisys

(analisis jalur) dengan

penedekatan kausalitas antara seluruh variabel.

8 Oman

Sukirma n (2010) X1=Gaya Kepemimpina n X2=Orientasi Pasar Y=Kinerja Bisnis Teknik Analisis: Sifat

peneliitian ini adalah

deskriptif dan verifikatif, dan metode yang digunakan adalah

descriftive survey dan metode explanatory survey. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah para pelaku ternak domba di Jawa Barat dengan mengambil tempat di Kabupaten Garut. Ada beberapa kesimpulan dalam penelitian ini, salah satunya adalah menyatakan bahwa orientasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha. Implementas i orientasi pasar yang tinggi akan mendorong peningkatan kinerja usaha. Terdapat kesamaan pada variabel yang digunakan yaitu Orientasi Pasar dan Kinerja bisnis Perbedaan penelitian Oman Sukirman dengan

penelitian ini terdapat pada lokasi tempat penelitian diman pada penelitian Oman Sukirman objek penelitian

cukup luas

(beberapa sentra), sedangkan penelitian ini terdapat hanya satu sentra saja.

2.2 Kerangka Pemikiran

Salah satu faktor dalam keberhasilan suatu organisasi adalah sumber daya manusia yang handal dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Namun disisi lain harus memperhatikan berbagai sudat padang mengenai sumber daya manusia


(55)

ini. Sangat sulit untuk mengatasi atau menghadapai manusia sebagai penggerak dalam menjalankan tujuan suatu bisnis. Maka disini perlu adanya pengintegrasian yang cukup baik dari elemen yang terkait didalamnya.

Sumber daya manusia tidak begitu sama halnya benda mati lainnya, manusia mempunyai perasaan dan pikiran. Kedua hal itu akan sejalan dalam menjalankan tugas-tugas dalam suatu organisasi atau perusahaan jika didukung dengan kompetensi atau kemampuan wirausaha dari masing-masing individu tersebut.

Dalam wirausaha, seseorang pengusaha berarti orang yang memiliki kemampuan untuk mendapatkan peluang secara berhasil. Pengusaha bisa jadi adalah seorang yang berpendidikan tinggi, terlatih, dan terampil atau mungkin seorang buta huruf yang memiliki keahlian tinggi diantara orang-orang yang bertindak demikian.

Terdapat 4 (empat) kemampuan atau kompetensi utama yang diperlukan untuk mencapai pengalaman yang seimbang agar wirausaha berhasil, diantaranya technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang bangun sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih. Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan, pembelian, penjualan, pembukuan dan perhitungan laba rugi. Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan personal, seperti kemampuan


(56)

43

berelasi dan menjalin kemitraan antar perusahaan serta harus mengetahui hubungan inter-personal secara sehat.

Selain kompetensi wirausaha dan peningkatan kinerja juga ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam berorientasi pasar. Setiap organisasi yang secara konsisten menggunakan market oriented sebagai aktivitas pemasaran, maka organisasi harus mampu mengembangkan aspek intelejesi pasar/informasi pemasaran, prndistribusian/penyebaran informasi, dan kemampuan merespon. Jika ketiga aspek tersebut tidak optimal, perusahaan akan sulit meningkatkan kinerja bisnisnya sesuai yang diinginkan.

Berdasarkan uraian diatas, menunjukan bahwa kompetensi wirausaha dan orientasi pasar dengan masing-masing indikatornya merupakan hal penting dan faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis. Jika perusahaan memiliki kompetensi yang baik, perusahaan tersebut akan mampu meningkatkan kemampuan berorientasi pasar sehingga kinerja perusahaan tersebut akan lebih baik, begitu juga sebaliknya.

2.2.1 Keterkaitan Kompetensi Wirausaha terhadap Orientasi Pasar Munurut Suryana (2006: 91-92), mengemukakan bahwa :

“Bekal wirausaha berupa pengetahuan dan keterampilan perlu dimiliki. Pengetahuan keterampilan wirausaha dalam bidang perusahaan tersebut diantaranya pengetahuan tentang orientasi pasar dan strategi pemasaran, tentang konsumen (pelanggan) dan pesaing (yang baru masuk maupun yang sudah ada), pengetahuan tentang pemasok, serta cara mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan, termasuk kemampuan mengidentifikasi segmentasi dan motivasinya”.


(57)

2.2.2 Keterkaitan Kompetensi Wirausaha terhadap Kinerja Bisnis

Dalam jurnal penelitian Wayan Gede Supartha (2009:79) mengungkapkan bahwa:

“Kompetensi wirausaha adalah karakteristik mendasar yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak untuk menghasilkan kinerja bisnis yang baik. Selain itu, hasil penelitian bahwa variabel kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bisnis”.

Selain itu, Suryana (2006:5), mengemukakan bahwa:

“Kompetensi wirausaha diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu (personality) yang langsung berpengaruh pada kinerja bisnis. Dimana kinerja bagi wirausaha merupakan tujuan yang selalu ingin dicapainya”.

2.2.3 Keterkaitan Orientasi Pasar terhadap Kinerja Bisnis Menurut Ali Hasan (2008:13), mengemukakan bahwa:

“Penelitian terhadap perusahaan yang berorientasi pasar menemukan hasil-hasil yang berkaitan dengan hubungan market oriented dan kinerja bisnis dengan sebuah prediksi positif dengan asumsi bahwa orientasi pasar memberi perusahaan sebuah pemahaman yang lebih baik mengenai lingkungannya dan pelanggannya”

2.2.4 Keterkaitan Kompetensi Wirausaha dan Orientasi Pasar terhadap Kinerja Bisnis

Menurut Ali Hasan (2008:108), mengungkapkan bahwa:

“Dari setiap competitive advantage terlihat kinerja perusahaan/bisnis dipengaruhi oleh perceived value dan cost (relatif lebih rendah), efek skills dan sumber daya terhadap kinerja dapat dideteksi dari persepsi nilai dan biaya (superior value and cost), market oriented memiliki kontribusi menciptakan superior value dan cost, kompetensi dan orientasi pasar sama pentingnya dalam menciptakan competitive advantage sehingga menghasilkan kinerja bisnis yang baik”.


(1)

129

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti ingin memberikan saran yang dapat dijadikan masukan kepada para pengusaha yang berada di daerah Sentra UKM Sepatu Cibaduyut yaitu sebagai berikut :

1. Kompetensi wirausaha para pemilik usaha sepatu di Cibaduyut secara umum sudah kompeten dalam menjalankan usahanya tersebut. Tapi sebaiknya para pemilik usaha sepatu yang berada di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut melakukan peningkatan dalam bidang Human Relation Competence atau berelasi/menjalin kerjasama dengan pihak lain agar kinerja bisnis semakin tinggi dengan mengikutsertakan para pengusaha sepatu di cibaduyut dalam setiap pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar dan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dan perusahaan besar.

2. Orientasi pasar para pemilik usaha sepatu di Cibaduyut pada umumnya sudah baik. Tapi sebaiknya para pemilik usaha sepatu yang berada di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut melibatkan semua bagian dalam perusahaan dalam merespon perubahan pasar, dengan membuat struktur organisasi yang jelas dengan pembagian tugas yang tepat sehingga perusahaan mampu merespon perubahan pasar dengan cepat dan tepat sehingga perusahaan mampu berorientasi pasar dengan lebih baik.

3. Kinerja Bisnis pengusaha sepatu Cibaduyut secara umum sudah tinggi. Tapi sebaiknya para pengusaha sepatu yang berada di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut melakukan perbaikan dalam peningkatan keuntungan perusahaan dengan membuat produk yang lebih menarik dengan cost/biaya lebih rendah


(2)

130

dan sesuai dengan selera konsumen sehingga sepatu Cibaduyut disukai oleh pelanggan, sehingga penjualan akan meningkat kinerja bisnis perusahaan akan semakin tinggi.

4. Karena kompetensi wirausaha berpengaruh signifikan terhadap orientasi pasar, sebaiknya para pemilik usaha sepatu di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut melakukan pengembangan karyawan/pegawai melalui pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar khususnnya dalam hal pasar, karena semakin baik kompetensi wirausaha akan membuat orientasi pasar semakin baik.

5. Karena kompetensi wirausaha berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis, sebaiknya para pemilik usaha sepatu di Sentra UKM Sepatu Cibaduyut melakukan pengembangan karyawan/pegawai melalui pelatihan-pelatihan, karena semakin kompeten kompetensi wirausaha akan membuat kinerja bisnis semakin tinggi.

6. Karena orientasi pasar berpengaruh signifikan terhadap kinerja bisnis, sebaiknya para pemilik usaha melakukan peningkatan pasar, dengan mencari peluang pasar yang lebih banyak dan memasarkan produk sepatu sesuai sasaran karena semakin baik orientasi pasar maka kinerja bisnis akan semakin tinggi

7. Karena secara simultan kompetensi wirausaha dan orientasi pasar berpengaruh signifikan, sebaiknya para pengusaha melakukan peningkatan dan perbaikan kompetensi wirausaha dan orientasi pasar yang dimiliki, melalui pelatihan-pelatihan, seminar-seminar serta program pengembangan karyawan karena keduanya memberikan kontribusi terhadap kinerja bisnis,


(3)

131

khususnya orientasi pasar memberikan pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan kinerja bisnis yang semakin tinggi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasan. (2008). Marketing. Penerbit MedPress : Yogyakarta.

Ardiana, Brahmayanti, Subaedi. (2010). Kompetensi SDM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya. Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan. V(12),42-55.

Basuki Rachmat. (2007). Orientasi Pelanggan, Orientasi Pasar dan Inovasi Serta Pengaruhnya Terhadap Kinerja Bisnis Hotel Berbintang Tiga Di

Indonesia. Jurnal Akreditasi No.55a/DIKTI/Kep/2006 Fakultas Ekonomi

Univ. Putra Bangsa Surabaya UNUD, ISSN, 1411-0393.

Eddy Soeryanto Soegoto. (2009). Entrepreneurship : Menjadi Pebisnis Ulung. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Kompas Gramedia : Jakarta.

Eddy Soeryanto Soegoto. (2008). Lingkungan Pemasaran dan Sumber Keunggulan Bersaing Dalam Perumusan Strategi Pemasaran. Jurnal Trikonomika Fakultas Ekonomi Unpas. Vol (VII). No.(1), I(1411-514X).

Eka Handriani. (2011Pengaruh Faktor Internal, Eksternal, Entrepreuneurial Skill, strategi dan Kinerja Terhadap Daya Saing UKM di Kabupaten semarang. Jurnal Akreditasi No.55a/DIKTI/Kep/2006 Fakultas Ekonomi UNDARIS

Unggaran,Vol. (7), No. (1).

Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra & Dadi Adriana. (2008). Pemasaran

Strategik. Penerbit Andi : Yogyakarta

Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuanitatif & Kualitatif. Edisi Pertama. Penerbit Graha Ilmu : Yogyakarta

Moh. Pandu Tika. (2005). Kinerja Perusahaan. Edisi Pertama, Penerbit Erlangga : Jakarta.

Mangkunegara. (2005). Evaluasi Kinerja SDM. Penerbit Reflika Aditama: Bandung.


(5)

Nur Indriantoro & Bambang Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Penerbit BPFE : Yogyakarta.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta : Bandung.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta : Bandung.

Suryana. (2006). Kewirausahaan. Edisi Tiga. Penerbit Salemba Empat : Jakarta.

Suhartini Karim. (2007). Analisis Pengaruh Kewirausahaan Korporasi Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Pabrik Pengolahan Crum Rubber di Palembang.

Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya, V(5), No.9.

Tim Marknesis. (2009). Pemasaran : Strategi, Taktik & Kasus. Edisis Pertama. Penerbit Jelajah Nusa : Bogor

Umi Narimawati, Sri Anggadini, & Linna Ismawati. (2010). Penuliisan Karya Ilmiah-Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada

Fakultas Unikom. Cetakan pertama, Penerbit Genesis: Bekasi.

Wayan Gede Supartha. (2009). Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Pengusaha Terhadap Budaya Serta Kinerja Perusahaan. Jurnal Manajemen FE


(6)

154

RIWAYAT HIDUP

Nama : Yayan Ruhimat

Tempat Tanggal Lahir : Garut, 13 November 1988

Agama : Islam

Alamat : Jl. Luna IV No. 82/86 RT 03. RW 04 Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, Bandung 40321

Pendidikan

1. 1995-2001 : SDN Girijaya I,Kabupaten Garut 2. 2001-2004 : SMPN I Kersamanah, Kabupaten Garut 3. 2004-2007 : SMK Penerbangan Dirgantara Bandung 4. 2008-Sekarang : Sedang Menempuh Kuliah di Universitas

Komputer Indonesia Program Studi Manajemen

Bandung, Juli 2012