Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas | - 17 -
Komponen tataran internalisasi tujuan, yaitu pengenalan, akomodasi, dan tindakan bagi setiap aspek perkembangan dikembangkan secara simultan, tidak dipilah berdasarkan
tingkatan kelas peserta didik. Aspek perkembangan di atas, jika dikaitkan dengan bidang bimbingan dan konseling
dapat digambarkan pada tabel berikut. Tabel 4. Keterkaitan antara Aspek Perkembangan dengan Bidang Bimbingan dan Konseling.
BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING
ASPEK PERKEMBANGAN 1. Pribadi
1. Landasan Hidup Religius 2. Landasan Perilaku Etis
3. Kematangan Emosi 4. Pengembangan Pribadi
5. Kesiapan Diri untuk Menikah dan Berkeluarga 2. Sosial
1. Kesadaran Tanggung Jawab Sosial 2. Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya
3. Kesadaran Gender 3. Akademik
Kematangan Intelektual 4. Karir
1. Perilaku Kewirausahaan 2. Wawasan dan Kesiapan Karir
D. Teknik-teknik Pemahaman Peserta DidikKonseli
Secara garis besar teknik memahami karakteristik peserta didikkonseli yang digunakan dalam bimbingan dan konseling meliputi teknik tes dan non tes.
1. Teknik tes Teknik tes merupakan teknik untuk memahami individu dengan menggunakan
instrumen tes terstandar. Guru bimbingan dan konseling atau konselor yang telah
memiliki lisensi melalui pelatihan sertifikasi dapat menggunakan instrumen tes yang telah dipelajari. Bagi yang belum memiliki lisensi penyelenggaraan tes psikologis,
sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga tes psikologis terpercaya. Guru bimbingan dan
konseling atau
konselor hendaknya
mampu memahami
hasil tes,
menginterpretasikan, dan menyusun rekomendasi berdasarkan hasil tes.
Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas | - 18 -
Hasil tes yang lazim digunakan untuk keperluan bimbingan dan konseling antara lain hasil tes kecerdasan, tes bakat, tes minat, tes kepribadian, tes kreativitas, tes sikap
dan tes prestasi belajar. Guru bimbingan dan konseling atau konselor hendaknya dapat memanfaatkan hasil tes untuk keperluan layanan bimbingan dan konseling, sehingga
layanan yang diberikan tepat sesuai kebutuhan dan kondisi peserta didikkonseli, khususnya pemberian layanan yang mampu membantu peserta didik mempersiapkan diri
dalam kelanjutan studi. 2. Teknik non tes
Teknik non tes merupakan teknik untuk memahami individu dengan menggunakan instrumen yang terstandar dan tidak standar. Teknik asesmen non tes yang sering
digunakan untuk keperluan bimbingan dan konseling antara lain: a observasi, b wawancara c angket, d sosiometri, e dokumentasi, f biografi ataupun autobiografi.
Instrumen pengumpul data yang sering digunakan untuk mengenali masalah serta kebutuhan layanan bantuan antara lain: a daftar cek masalah DCM, b alat ungkap
masalah AUM, c inventori tugas perkembangan ITP. Guru bimbingan dan konseling atau konselor dapat menggunakan instrumen yang
dikembangkan sendiri dengan langkah-langkah sebagaimana pengonstruksian instrumen tes. Adapun langkah-langkah pengembangan meliputi: menetapkan tujuan pengungkapan
data pribadi, menentukan aspek dan atau dimensi yang diukur, merumuskan definisi operasional, memilih cara pengukuran yang digunakan, instrumen dan lembar jawaban,
merumuskan manual penggunaan instrumen, penyekoran atau pengolahan, serta interpretasinya.
E. Pemanfaatan Data Hasil Asesmen untuk Memahami Peserta DidikKonseli