Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas | - 8 -
dibutuhkan. Sebagai penanggung jawab pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab atasterselenggaranya layanan bimbingan dan konseling. Selain itu, guru bimbingan dan
konseling atau konselor sekolah harus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain seperti guru bidang studi, wali kelas, komite sekolah, orang tua peserta didik, dan pihak-pihak
lain yang relevan. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah beserta lampirannya. Pasal 12 ayat 2 dan 3
Permendikbud tersebut mengamanatkan pentingnya disusun panduan operasional yang merupakan aturan lebih rinci sebagai penjabaran dari Pedoman Bimbingan dan Konseling
sebagaimana tertera pada lampiran Permendikbud tersebut. Salah satu panduan yang dimaksud adalah Panduan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas SMA.
D. Tujuan Penulisan Panduan
Panduan ini bertujuan untuk memberi arah penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas. Secara khusus, panduan ini bertujuan :
1. memandu guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam memfasilitasi dan memperhatikan ragam kemampuan, kebutuhan, dan minat sesuai dengan karakteristik
peserta didikkonseli; 2. memfasilitasi guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan melakukan tindak lanjut; 3. memberi acuan guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam mengembangkan
program layanan bimbingan dan konseling secara utuh dan optimal dengan memperhatikan hasil evaluasi dan daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki;
4. memandu guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam menyelenggarakan
bimbingan dan konseling agar peserta didikkonseli dapat mencapai perkembangan diri secara optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya;
5. memberi acuan bagi pemangku kepentingan penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas | - 9 -
E. Pengguna
Panduan ini diperuntukkan bagi pemangku kepentingan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Guru bimbingan dan konseling atau konselor Guru bimbingan dan konseling atau konselor menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan
konseling berdasarkan panduan ini. 2. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah mendukung dan memfasilitasi penyelenggaraan layanan layanan bimbingan dan konseling.
3. Dinas Pendidikan Kepala Dinas Pendidikan memberikan kebijakan yang mendukung penyelenggaraan
bimbingan dan konseling di sekolah. 4. Pengawas Sekolah
Pengawas pendidikan mensupervisi dan membina penyelenggaraan bimbingan dan konseling sebagai bagian dari program pendidikan di sekolah.
5. Lembaga pendidikan Lembaga pendidikan yang menyiapkan guru bimbingan dan konseling atau konselor
hendaknya mengembangkan kurikulum yang memfasilitasi perkembangan kompetensi lulusan, sesuai dengan standar kompetensi lulusan SKL yang diharapkan.
6. Organisasi Profesi Bimbingan dan Konseling. Organisasi profesi memberikan dukungan dalam Pengembangan Keprofesian guru
bimbingan dan konseling atau konselor . 7. Komite sekolah.
Komite Sekolah memberikan dukungan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling di SMA.
8. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Jasmani dan Bimbingan dan Konseling PPPPTK Penjas dan BK menggunakan sebagai
bahan sosialisasi, pelatihan, dan atau bimbingan teknis.
Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas | - 10 -
BAB II PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIKKONSELI